4 Seasons (4 different people) -chapter 1-

 

Seoul, September 2005.

“Benarkah kau akan pindah ke Thailand? Jjinja~yo?” raut wajahnya berubah menjadi muram. Anak yeoja itu menangis.

“Kau sungguh akan pindah?” seorang anak namja bersuara lagi. Namun dalam suaranya tidak ada kesedihan sedikitpun. Wajahnya sekarang seperti tidak ada ekspresi. Seperti biasanya.

“eung” yang ditanya pun akhirnya menjawab.

“Pasti aku kesepian” ia memeluk sahabatnya itu sambil menangis. Anak namja yang tadipun ikut memeluk keduanya.

“Uljima”

“YA! Kenapa kalian menangis? Dia hanya pergi ke Thailand bukan pergi ke surga” seorang anak namja yang tadi hanya diam saja akhirnya bersuara juga.

“Kenapa kau berkata begitu? Apa kau tidak sedih kita berempat berpisah?”

“Kau selalu saja seperti ini”

“Aku hanya berkata benar. Dia juga bisa memberi kabar pada kita lewat e-mail atau telpon.”

“Sepertinya kau memang senang jika aku pergi. Tidak ada lagi yang bertengkar denganmu,”

“Kau jahat sekali”

“Aku tidak seperti itu”

“….”

“…..”

Percekcokan diantara keempatnya pun diakhiri dengan kepergian salah satunya. Ia ikut pindah ke bersama orang tuanya ke Thailand.

----

 

Seoul, April 2013.

“Akhirnya aku kembali ke Seoul.” Gumam seorang yeoja berambut kecoklatan sambil merentangkan tangannya.

“Kau senang?” Tanya seorang yeoja paruh baya disebelahnya.

“Aku ssaaaanggaaaatt senang, eomma” tidak lupa bibirnya mengembangkan senyumnya yang paling lebar.

Namja paruh baya disebelahnya memberhentikan taksi. Si supir taksi membantu mereka memasukan koper-koper dan barang lainnya kedalam bagasi.

“Eomma, appa, aku ingin pergi ke suatu tempat dulu. Kalian duluan saja”

“Apa kau tidak akan tersesat? Ini pertamakalinya setelah…”

“Eomma, aku sudah besar. Aku bisa bertanya jika aku tersesat”

“Kau tidak ingin pulang dulu eum?”

“Aniya eomma”

“Jangan pulang larut malam. Kau baru saja tiba.”

“Ne appa” ia memeluk kedua orang tuanya sebelum mereka memasuki taksi.

“Hati-hati”

“Ne~”

 

Yeoja itu berjalan disekitar taman dekat sebuah taman kanak-kanak. Sesekali ia tersenyum melihat setiap yang ada disana.

“Tidak banyak berubah” gumamnya.

Ia duduk disebuah bangku taman yang menghadap ke arah taman kanak-kanak itu. menyeruput minumanny dengan sangat ekstra. Maklum ia haus.

“YA! Kau! Yeoja yang duduk disana, lemparkan bolanya” sesorang berteriak ke arahnya dengan tidak sopan.

Ia tidak bergeming. Hanya memandang bola yang berhenti menggelinding tepat disebelah kakinya bergantiang dengan memandangi namja yang berteriak padanya tadi.

Karena lama menunggu yeoja itu memberikan bolanya, akhirnya namja itu menghampirinya.

“Jika dimintai tolong itu lakukan. Jika tidak bisa bilang. Jangan hanya diam seperti itu.” namja itu mengambil bolanya lalu pergi kembali pada temannya.

“Dasar namja aneh.”

Yeoja segera mengangkat HP-nya yang bordering.

“Yeoboseyo?”

“……”

“Aku hanya bermain sebentar”

“……”

“Iya, aku segera kembali”

‘klik’ telpon pun ditutup.

 

-------------

“Kau kali ini akan kalah” namja berkaus putih itu sesekali mengelap keringatnya.

“Kau yakin akan menang dariku?” namja berkaus biru mendribble bola basketnya.

“Aku yakin kau akan kalah”

“Bagaimana jika aku menang lagi?”

“Kali ini aku akan membiarkanmu berkencan dengannya lebih dulu”

“Tidak menarik. Aku tidak suka dia.”

“Baiklah. Kalau begitu, apapun yang kau minta aku akan menurutimu”

Namja berkaus biru itu menshoot bolanya kedalam keranjang. Tapi sayang, lemparannya meleset.

“HAHAHAH” tawa namja berkaus putih pun meledak.

“Apa yang kau tertawakan huh?” ia berkata sebal pada lawannya itu.

“Baru kali ini aku melihatmu melempar bola meleset. HAHAHA…”

‘plak’

“YA! Kenapa kau memukul kepalaku?”

“Jangan terus tertawa, cepat sana ambil bola itu”

“Ya… Ya… Yaa… kau yang melamparkannya. Jadi kau yang harus mengambilnya”

Namja bekaus biru pun dengan berat hati melangkahkan kakinya untuk mengambil bola tersebut.

Ketika ia melihat bola itu berhenti didekat kaki seorang yeoja ia berhenti berjalan lalu berteriak, “YA! Kau! Yeoja yang duduk disana, lemparkan bolanya”

Yeoja itu tidak bergeming. Hanya memandang bola yang berhenti menggelinding tepat disebelah kakinya bergantiang dengan memandangi namja berkaus biru.

Karena lama menunggu yeoja itu memberikan bolanya, akhirnya namja berkaus menghampirinya.

“Jika dimintai tolong itu lakukan. Jika tidak bisa bilang. Jangan hanya diam seperti itu.” namja berkaus biru mengambil bolanya lalu pergi kembali pada temannya.

“Kau lama sekali” namja berkaus putih tidak sabaran menunggu namja berkaus biru.

“Ada yeoja menyebalkan disana” jawabnya cuek.

“Ayo kita pulang. Appa menyuruh kita segera kembali. Katanya kita harus bersiap-siap”

Lalu keduanya pun pulang bersama naik motor masing-masing.

 

----

“Eommaaaaa~” seorang yeoja bergelayut manja pada eommanya yang sedang memasak didapur.

“Kau baru pulang Krys?” yeoja paruh baya itu mencium pipi anaknya.

“Eung”

“Cepat mandi, kita akan pergi ke rumah Jinnie”

“Jinnie??!! Jjinja eomma??” matanya membulat sempurna. Menampakan jika ia sangat senang sekali.

“Tentu saja. Mereka baru sampai tadi sore”

“Waaaa… Daebak!!!” yeoja yang dipanggil ‘Krys’ itu segera meninggalkan eommanya untuk bersiap-siap.

----

 Taman belakang keluarga Horvejkul sudah ramai dengan kehadiran keluarga lain. Keluarga Horvejkul mengadakan pesta untuk kembalinya dirinya dan untuk reunion keluarga yang sudah hadir.

Victoria –sang tuan rumah- sedang menyiapkan makanan bersama ibu-ibu yang lainnya –Yuri, Yoona, dan Shinyeong-. Sedang para suami hanya duduk mengobrol membicarakan bisnis mereka.

“Victoria eomma, dimana Jinnie?” gadis cantik berambut panjang hitam lurus mendekati Victoria yang sedang memotong sayuran.

“Eoh Krys,” Victoria melihat ke arah Krystal, “Jinnie sedang dikamarnya. Dia baru pulang. Mungkin dia sedang mandi”

Setelah mendengar jawaban Victoria, Krystal langsung pergi ke lantai atas, dimana kamar Jinnie berada. Krystal tidak perlu bingung harus mencari kamar Jinnie dimana karena tempat ini tidak sama sekali berubah sejak delapan tahun lalu. Meskipun keluarga Horvejkul meninggalkan rumah ini, namun ada ‘orang-orang’ mereka yang merawat rumah ini.

“Jinnie~ya” Krystal mencoba mengetuk pintu kamar Jinnie.

“Eo~ masuklah” Krystal masuk ke kamar Jinnie dan tanpa aba-aba memeluknya erat sambil menangis.

“Ya, kenapa kau mennagis?”

“Kau tidak merindukakn eo?”

“Tanpa kau minta aku selalu merindukanmu Krys”

“Aku sangaaatttt rindu padamu, Jinnie~ya”

“Aku….”

“YA! Kenapa berpelukan tidak mengajakku eo?” namja tampan dengan rambut sedikit berantakan menghampiri mereka. ia tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya, bersiap untuk memeluk keduanya.

“MYUNGSOO?? KIM MYUNGSOO??” Jinnie segera saja menghambur ke pelukan namja yang disebutnya Myungsoo itu. Ia bahkan tadi melepaskan pelukan Krystal.

“AAAAAA AKU MERINDUKANMU KIM MYUNGSOO” Jinnie berteriak senang dalam pelukan Myungsoo.

“YAAA~~~ Aku iri dengan Myungsoo” Krystal sudah memajukan bibirnya seperti bebek.

“Waeyo?” Jinnie berbalik ke arah Krystal.

“Kau lebih merindukan Myungsoo daripada aku”

“Aku lebih merindukanmu Krystal~ah” Jinnie kembali memeluk Krystal.

“Kau lebih senang bertemu Myungsoo sepertinya”

“Kenapa kau menangis lagi Krystal?” Tanya Myungsoo yang ikut mendekat.

“Mianhae uri Krystal. Tadi aku terlalu shock melihatmu. Aku sampai tidak tau harus berbuat apa” Jinnie mencoba membujuk Krystal.

“Wae?” Krystal menatap Jinnie seperti anak kecil yang minta dibelikan permen kesukaannya.

“Eomma bilang kau tinggal di Amerika setelah aku pergi ke Thailand. Aku hanya kaget kau berada disini” Jinnie benar. Ia tidak berbohong dengan hal itu.

“Eo~ aku kembali tiga bulan yang lalu” jelas Krystal.

“AAAAAA aku merindukan kaliaaaaaannnn” Jinnie kembali memeluk Krystal dan Myungsoo.

“Kalian mengabaikanku huh?” namja yang sedari tadi hanya melihat dipintu masuk kamar Jinnie pun akhirnya bersuara. Ia melipat kedua tangannya didepan dada dan bersender dipintu.

Jinnie melihat ke arah sumber suara, “K-kau? …………” Jinnie membuka matanya lebar-lebar. Matanya seperti ingin meloncat keluar melihat mahluk yang kin sedang berdiri didepan mereka.

== to be cont part 2==

 

::::::::::::::

thanks for reading it <3

sorry for many typos :p

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet