Crazy (Chapter 1)

Crazy

Crazy (Chapt. 1)

Written by pinkscarlet81

Yook Sungjae and Park Sooyoung (Joy)

{{ Teenage; Series; Fantasy; Romance; AU }}

**Note: segala yang ada di FF ini adalah fiktif belaka. Mahluk yang ada disini hanya mahluk khayalan yang tercipta dari imajinasi saya. Plot and poster are mine. Characters belong to their God.

 

oOo Crazy oOo

 

 

,

Dengan roti yang terselip diantara kedua bibirnya, Yook Sungjae memakai sepatunya dengan tergesa-gesa. Tidak sampai semenit, pria itu telah menyelesaikan pekerjaannya. Dari tingkah lakunya tersebut, dapat disimpulkan bahwa ia terlambat. Bus pertama akan berangkat lima menit lagi. Jika ia tertinggal maka ia harus menunggu dua jam lagi. Dan bila harus menunggu selama itu ia bisa tertinggal jam pertama di kampus.

 

 

“Akhu berangkhatt!!” teriak Sungjae tidak jelas karena mulutnya sedang berusaha mengunyah roti yang merupakan sarapannya. Sungjae berlari sekencang-kencangnya sambil mengunyah roti yang ada di mulutnya. Sesekali ia berhenti, karena fisiknya tidak begitu bagus untuk hal seperti ini.

 

 

Diperjalanan menuju pemberhentian bus yang terletak cukup jauh dari rumahnya, ia melihat seorang gadis yang sedang mendorong sepeda. Hanya melihat dengan sekilas Sungjae dapat mengetahui bahwa rantai sepeda gadis itu rusak. Sungjae sebenarnya sangat ingin membantu gadis itu, tapi ia sudah dikejar waktu.

 

 

Biarkan saja, Yook Sungjae. Nanti juga ada orang baik yang akan menolongnya.’ Sungjae menguatkan hatinya untuk tidak menolong gadis itu dan mulai berlari lagi. Ia melewati gadis itu, tapi ia sengaja tidak melihatnya.

 

 

Entah karena dirinya yang sudah lelah atau ia sangat ingin menolong gadis itu, larinya jadi melambat. Dan tepat saat itu, terdengar suara lembut dari belakang. “Permisi, bisakah kau menolongku?”

 

 

Sungjae berpura-pura tidak mendengarnya, jadi ia terus berlari. “Yak! Ahjussi!” suara yang sama terdengar lagi, namun kali ini terdengar seperti pemiliknya sedang jengkel.

 

 

Sungjae berhenti ketika mendengar kata ‘Ahjussi’. Ia menoleh ke belakang, wajahnya seketika berubah suntuk. “Kau memanggilku?” tanyanya datar, padahal ia sudah tahu jawabannya.

 

 

Gadis itu mengangguk dan tersenyum bahagia, seperti ada malaikat yang turun dari langit hanya untuk membantunya. “Apa aku setua itu, huh?” ucap Sungjae sembari berjalan mendekati gadis itu. Ia sempat melirik jam tangannya sebentar. Kurang dari lima menit lagi.

 

 

“Perhatikan baik-baik! Kau hanya perlu melakukan ini.” Sungjae berkata dan segera membenarkan rantai sepeda gadis itu dengan cekatan. Bukannya ia punya keahlian khusus, hanya saja saat ia masih kecil ia sering bersepeda dan kejadian seperti ini tentu saja sering terjadi.

 

 

Setelah melakukan sesuatu pada rantainya, ia berdiri dan mengelap tangannya yang menjadi kotor. “Ah, terimakasih. Maafkan aku jika aku mengganggumu…” gadis itu berkata lembut sambil membungkukkan badannya.

 

 

‘kau memang mengganggu…’ ia membatin. ‘tapi untung saja wajahmu cantik, jadi aku tidak bisa marah—Hey apa yang kau pikirkan, Yook Sungjae! Kenapa masih sempat berpikir seperti itu? Dasar bodoh.’

 

 

“Tidak, tidak apa-apa. Lain kali cobalah berusaha membenarkannya sendiri, jangan-jangan kau takut kotor, huh? Dasar wanita.”

 

 

Gadis itu hanya terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya dan tidak berhenti meminta maaf pada Sungjae. “Baiklah, kalau begitu aku pergi duluan ya.” Sungjae berpamitan pada gadis itu.

 

 

“Ya, hati-hati!” gadis itu berseru, suaranya terdengar seperti anak kecil yang tengah menyemangati tim sepakbola favoritnya. Namun Sungjae menghiraukannya, dan terus berlari karena waktunya tinggal satu menit lagi.

 

 

Sungjae dapat melihat sebuah bus yang tengah berhenti dari jaraknya sekarang. Kira-kira ia berada sepuluh meter dibelakang bus itu. Tapi tidak ada yang dapat menghentikan waktu. Saat ia hampir mencapai bus itu, bus itu berangkat pergi. Sungjae berhenti berlari dan menatap bus yang semakin menjauh itu dengan pasrah.

 

 

oOo Crazy oOo

 

 

Sungjae memutuskan untuk tidak pergi ke kampus hari ini. Juga ia merasa sangat lelah, jadi saat ketinggalan bus tadi pagi ia memutuskan untuk kembali ke rumah dan beristirahat. Namun saat ia terbangun dari tidurnya dan mengecek ponselnya, ada ratusan panggilan tak terjawab dari teman-teman dekatnya. Sungjae mengangkat sebelah alisnya, ada apa dengan mereka?

 

 

Ketika Sungjae ingin menelepon salah satu dari teman dekatnya, ada panggilan masuk lagi.

 

 

“Ah!! Akhirnya tersambung!!” terdengar suara berisik sesaat setelah Sungjae menjawab panggilan tersebut.

 

 

“Yeoboseyo?”

 

 

“Kau Yook Sungjae, kan!? Benar-benar Yook Sungjae???”

 

 

“Iya ini aku, ada apa Namjoo-ya?”

 

 

“Benarkah!? Kau Yook Sungjae, bukah arwah Yook Sungjae yang gentayangan kan!????”

 

 

Sungjae mulai tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada teman-temannya saat ini. “Kau ini bicara apa! Apa kau sakit, hm? Apa ini lelucon lagi? Aku memang selalu tertipu oleh lelucon kalian, tapi yang satu ini benar-benar tidak lucu tahu.”

 

 

“Hei, kami tidak sedang bercanda! Kau dimana sekarang!? Kau tidak kuliah? Coba kau tonton televisi atau baca berita di internet!!”

 

 

“Aku sedang dirumah. Iya aku membolos sehari, tidak apa-apa, kan?”

 

 

“Hah, syukurlah kalau kau baik-baik saja. Kau telah membuat kami khawatir setengah mati, tahu! Kalau begitu sampai jumpa.”

 

 

Tut…tut…tut..

 

 

Suara bahwa panggilan diputus terdengar. Sungjae menggelengkan kepalanya, “dasar teman yang aneh.”

 

 

Sungjae meraih remote TV dan mulai menonton. Saat ia tengah menonton acara kartu favoritnya, ada sebuah breaking news yang ditayangkan. “Bus dari Tongyeong yang akan menuju ke Seoul mengalami kecelakaan. Para korban yang masih belum diketahui identitasnya kini tengah menjalani perawatan……”

 

 

Sungjae tercengang. Remote yang tadi ia pegang jatuh ke lantai karena tangannya  seperti kehilangan tenaga. Tidak, bukan hanya tangannya, tapi seluruh tubuhnya.

 

 

Sungjae mengedipkan matanya berkali-kali. Ia masih tidak percaya akan apa yang baru saja ia dengar. Disatu sisi ia merasa sedih karena kasihan terhadap korban jiwa, disatu sisi ia bersyukur karena ia terlambat.

 

 

“Ah, pantas saja mereka panik dan sampai meneleponku ratusan kali. Berita itu sangat mengagetkan, untung saja aku menolong gadis itu—“ Sungjae berhenti ketika ia mencoba mengingat sesuatu. ‘Benar juga, jika gadis itu tidak memintaku menolongnya, mungkin aku akan menjadi salah satu berita di televisi. Tapi sepertinya ada yang aneh dari gadis itu… tapi aku tidak terlalu mengingatnya, ah, tidak perlu dipikirkan juga.’

 

 

 

oOo Crazy oOo

 

 

“Wah, kau benar-benar pantas mendapat gelar Fastest-Soul, ya, eonni!”

 

 

Gadis yang mendapat gelar fastest soul itu tersenyum. “Aku hanya melakukan tugasku saja, Yeri-ah. Tidak ada yang perlu dibanggakan.”

 

 

oOo Crazy oOo

to be continued. . .

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fidiyoong #1
Chapter 1: Ko g d lnjut????
lalalahepines #2
Kapan lanjut atuhhh
lilyecuw #3
Chapter 1: Bagus.. Kapan mau dilanjuut???