Chapter Three
Dilemma
Berdiri menghadap kaca jendela di lantai tiga gedung Kwon Group, sorot matanya menyapu pemandangan senja gedung-gedung Kota Seoul yang gemerlap dengan lampu-lampu yang mulai menyala. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemarahan dan rasa benci. Di tangannya tergenggam selembar foto seorang yeoja yang sedang tersenyum, tangannya mengepal sehingga foto itu teremas menjadi sebuah gumpalan.
"Amber Josephine Liu.. Kau akan membayarnya!" Desis geram keluar dari bibir tipis namja itu.
Sementara, sekitar 25 Km dari tempat itu, juga di lantai tiga sebuah gedung. Seorang yeoja terlihat sedang membereskan kertas-kertas di meja kerjanya. Tangan mungilnya memencet tombol shut down di laptopnya menggunakan mouse. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, tanpa menunggu lama dia menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Yeoboseyo." Amber menjawab telepon sambil matanya memandang gedung-gedung Kota Seoul dari jendela kantornya.
"Ambie.."
"Ne Umma."
"Kau masih di kantor?"
"Ne Umma, ini sedang bersiap-siap akan pulang."
"Dua hari yang lalu Umma meneleponmu tapi ponselmu tidak bisa dihubungi?"
"Aku memang baru pulang dari Jepang Umma, lima hari disana. Ada proyek pembuatan MV baru."
"Berarti untuk satu minggu kedepan belum akan ada proyek lagi kan?" Terdengar Umma-nya bertanya
"Sepertinya begitu Umma."
"Kalau begitu, Sabtu ini pulanglah ke Busan nak. Kalau kau naik KTX, tidak sampai 3 jam perjalanan sudah sampai Busan. Umma dan Appa harus menyampaikan kabar yang penting bagimu."
"Aduh, kabar apa Umma? Jangan membuatku penasaran."
"Kan sudah Umma bilang, kita tidak mungkin membicarakannya di telepon. Makanya kau pulang saja ke Busan."
"Baiklah, Sabtu pagi ini aku akan pulang."
"Ya sudah, sana kau pulang ke apartemenmu. Nanti kemalaman."
"Ne Umma.. I love you.." Amber menutup ponselnya.
Amber membalikkan badannya dari jendela dan terkejut setengah mati mendapati Sungjae yang sedang berdiri di belakangnya.
"Aigoo! Mr. Yook kau mengejutkanku saja!" Amber memegang dadanya, menenangkan jantungnya yang barusan seperti akan copot.
"Hidup memang selalu penuh kejutan Amber, dan sepertinya hidupmu akan terus dipenuhi dengan kejutan-kejutan." Sungjae menyeringai dengan senyum misterius.
"Apa maksud Mr. Yook bicara begitu?" Amber mengerutkan keningnya.
"Tidak ada maksud apapun, hidup kan memang sulit diprediksi akan mengarah kemana, jadi pasti penuh kejutan. Bukan begitu?" Sungjae mengedipkan matanya.
"Baiklah kalau begitu aku pamit dulu Mr. Yook. Permisi." Amber berlalu dari hadapan Sungjae.
Tapi Sungjae bergera
Comments