Chapter 1

My Black Love, Black Pearl....

Aku adalah anak yang dilahirkan di negara tropis Asia. Tepatnya Indonesia. Tidak berapa lama aku tinggal disana setelah lahir, aku harus ikut dengan Paman dan Tanteku yang merupakan diplomat di negara Belgia. Keluargaku asli Indonesia tapi entah mengapa orangtua menyerahkanku kepada Paman dan Tante. Entah.

Sebagai anak kecil, aku mendapat teman sepermainan yang cukup banyak di lingkungan tempat tinggal Tanteku di Belgia, namun pasti dengan perlakuan yang tidak biasa dari teman-teman maupun lingkungan. Yaa, masyarakat individualis Eropa tidak mempedulikan hal-hal yang bukan menyangkut dirinya, namun aku rasa ada hal yang melekat pada diriku yang dianggap ‘lain’ oleh warga asli sana. Kulitku yang coklat dan rambutku yang hitam. Banyak juga orang Asia sepertiku disana dan berteman baik denganku serta Paman Tante. Bagi yang bisa menjalin hubungan baik, maka tidak akan merasa ada diskriminasi, mungkin aku termasuk orang yang tidak bisa menjalin hubungan baik, makanya sering merasa ada diskriminasi. Anak tunggal Paman terpaut umur jauh denganku sehingga jarang menghabiskan waktu bersama untuk bermain.

Waktu terus berlalu, aku beranjak menjadi remaja. Usia remaja mungkin masa yang mana cemoohan merupakan cara yang digunakan untuk bercanda. Latar belakangku diperolok, terutama rambut hitamku yang lain dari temanku yang lain di sekolah menengah. Dari kecil karena di lingkungan tetangga pun hanya aku yang berambut hitam, hal itu menjadi sorotan. Lama-lama hal itu menganggu, dan Aku membenci rambut hitam.

Rambut hitam, seberapa lembut dan kilaunya rambut hitam, tapi aku membencinya. Jika bertemu dengan orang yang berambut hitam, aku tidak membenci orangnya, tapi melihat rambutnya timbul rasa sakit dan benci yang entah darimana.

Aku memutusan untuk merubah warna rambutku. Hitam kecoklatan, tidak begitu buruk dan cocok dengan kulit coklat cerah Aku. Yang jelas imej rambut hitam pekat tidak lagi melekat di diriku. Setelah merubah warna rambut, teman di sekolah mulai redam akan cemoohan mereka. Kekanakan memang, tapi dengan begini telingaku bisa dingin dari cemoohan yang sebenarnya becanda tapi menggangguku.

=================

Masa-masa High School ku telah lewat. Bersamaan dengan itu, Paman dan Tanteku dipindah tugaskan ke negara lain di Asia, yaitu Cina. AH, itu artinya mau tidak mau aku harus ikut dan pindah sekolah kesana. Hal yang cukup membuatku sesak ketika mengetahui hal tersebut adalah bukan karena akan berpisah jauh dari teman-teman dan lingkungan yang sudah cocok denganku, tapi karena aku akan melihat kembali banyak...rambut hitam.

Ini fobia. Hanya fobia ringan yang aku sadari setelah Paman Tanteku membawaku konsultasi kepada seorang psikolog. Tapi aku tidak bisa memilih untuk terus tinggal di Eropa sendirian. Akupun sadar diri selama ini hanya menumpang pada Paman Tanteku. Mereka sudah sangat baik, bahkan seharusnya merekalah yang kupanggil Ayah dan Ibu. Orangtua biologisku selalu menanyakan kabar dan perkembanganku lewat webcam, memang sering dan hampir setiap hari, tapi itu tidak cukup, aku tidak merasakan sentuhan hangat dari orangtua biologisku, melainkan sentuhan dan pelukan hangat itu sering datang dari Paman Tanteku. Tapi dengan kehidupanku sekarang seharusnya aku bersyukur saja.

Kamipun pindah ke Cina. Cukup sulit awalnya beradaptasi kembali. Namun karena di Eropa dulu banyak tetangga yang berasal dari Cina, maka aku sudah paham dasar-dasar kebiasaan dan sedikit bahasa mereka, jadi yang sulit adalah beradaptasi dengan makanannya. Lagipula, aku sudah terbiasa dengan bahasa Inggris, dan aku mengambil jurusan kuliah Psikologi dengan program Internasional, untuk ini tidak peru adaptasi. Aku pun memang tertarik dengan subjek kejiwaan manusia, terlebih juga aku ingin lebih mengenali diriku sendiri, dan ingin mengobati diriku sendiri.

Yaaa, beradaptasi dengan pemandangan, hitam berkilau dimana-mana. Kenapa aku tidak mengambil terapi saja waktu dulu sebelum pindah kesini. Tapi aku bisa, tidak perlu menjadi orang freak yang terlalu manik dengan kelainanku ini. Menjalani hari-hari dengan lingkungan baru, teman-teman baru yang baik, tertawa dan berbagi setiap harinya. Tapi, perasaan ini aneh, saat malam menjelang saat aku mengingat kembali aktivitas seharian, kepala ini pusing dan perutku mual. Sial, apa kelainanku ini sampai berdampak pada fisiologisku. Paman Tanteku mengetahui hal ini, tapi selalu kubilang jika aku baik-baik saja.

Masa orientasi perguruan tinggi tiba. Itu artinya aku akan menghabiskan waktu beberapa hari di luar rumah dan berdampingan dengan orang-orang pribumi oriental. Aku membawa obat yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kelainanku, hanya aspirin dan obat anti mual yang kubeli dengan jumlah banyak di apotek. Setidaknya aku tidak boleh menunjukan fobia aneh ini pada orang-orang disini, karena pasti mereka akan tersinggung, padahal aku sendiri adalah orang Asia.

Memang sulit. Setiap malam di asrama kampus aku ke toilet dan meminum obat dengan jumlah tidak wajar, kemudian aku muntah. Aku hanya bilang kalau aku punya penyakit maag akut, jika ada yang bertanya. Aaah, melelahkan sekali.

Kemudian tiba hari dimana kami diperkenalkan dengan gedung-gedung kampus. Kami berkelompok dipandu oleh senior memperkenalkan bagian-bagian kampusku. Sampai tibalah kami di taman botani milik fakultas pertanian.

Ada pemandangan yang mengalihkan duniaku. Sesosok wanita berambut hitam panjang dengan blus bermotif biru sedang menata tanaman di salah satu sudut taman botani tersebut. Itu, itu adalah pemandangan yang cantik diantara bunga-bunga cantik di taman. Melihat wajahnya, senyumnya saat dia bergurau dengan temannya, dan kemudian melihat rambut hitam berkilaunya, membuatku tidak ingin lepas melihatnya dan jantung ini berdegup dengan ritme yang indah. Jarak yang hanya beberapa meter darinya, tapi dia tidak menyadari keberadaanku. Sampai aku dikagetkan oleh temanku untuk melanjutkan perjalanan tentang perkenalan kampus ini dengan senior. Sebelum pergi, aku menyempatkan melihat dia kembali, cantik. Tapi tunggu, apakah aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita yang memiliki rambut hitam berkilau itukah??

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet