My ‘Mother In Law’

49 Days FF

               Yi kyung menyuruh Ibunya duduk dulu, sementara dia akan mengambilkan air minum. Ibunya mengamati ke seantero ruangan. “Kau harusnya mengambil kamar yang lebih luas, sayang”. Ujar Ibunya. Yi kyung tersenyum sambil menuang air di dapur. “Aku nyaman di sini, bu. Lagipula bukankah itu pemborosan”. Jawabnya. Ibunya mengangguk mengagumi sikap anaknya ini. Shi hoo melirik penasaran ke Ibu Yi kyung. Dengan kaki di atas meja dan gaya sok keren. “Kau harusnya mendengarkan ibumu! Dia punya selera yang tinggi. Tapi untuk pelayan hotel sepertimu, berlebihan juga menurutku”. Cerocos Shi hoo seenaknya. Yi kyung melirik sinis. Shi hoo santai saja. “Ini bu”. Yi kyung tersenyum dan memberikan minum pada Ibunya. Dia duduk di sisi Ibunya. “Bagaimana rasanya kerja di sini? Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?”. Tanya Ibunya antusias. Yi kyung manyun sedikit dan agak manja, “Bagaimana tidak memperlakukanku dengan baik? Semua orang sudah tahu jika aku anak ayah”. Jawab Yi kyung. Ibunya tersenyum gemas dan membelai rambutnya.

               Shi hoo geleng-geleng kepala, antara merasa aneh dan risih melihat adegan so sweet Ibu dan anak di hadapannya. Dia teringat Ibunya tapi dengan sok jutek, Shi hoo malah memalingkan mukanya. “Aku tidak tahu dia bisa sok manja seperti itu”. gumamnya. “Anak presdir memang harus diketahui banyak orang. Supaya mereka bisa dekat denganmu juga. Bukankah itu baik?”. Tanya Ibunya lembut. Yi kyung mengangguk dan tersenyum sambil terus memegang tangan Ibunya. Rasanya sangat nyaman dan menyenangkan seperti ini. Shi hoo menoleh, “Anak presdir?”. Tanyanya tidak percaya.

 

***

 

               Yi kyung menghentikan langkahnya dan menoleh pada Shi hoo yang terus membuntutinya di belakang. “Aku sedang bekerja. JANGAN GANGGU AKU!”. Teriak Yi kyung kesal. Shi hoo menatap tidak perduli. “Aku bosan lagipula kau tega mengurungku di kamar dengan Ibumu?”. Dengus Shi hoo. Yi kyung menghela nafasnya sebentar. “Baiklah, tapi jangan terus berkomentar tentang apapun yang aku lakukan”. Yi kyung memperingatkan. Ia sangat kesal karena dari tadi Shi hoo terus menerus mengomel dan mengomentari setiap kelakuannya. Mulai dari saat Yi kyung tersenyum menyapa tamu di lift sampai saat Yi kyung mengantar makanan ke meja tamu. “Kau bisa dikira genit pada bapak-bapak tua itu. Kau ini bukan pelayan. Kau ini... kau seharusnya... kau... bla bla bla....”. seperti itulah komentar-komentar shi hoo.

               Shi hoo terus membuntuti Yi kyung. Dia sama sekali tidak ingat jika hanya punya waktu 49 hari. Kali ini Yi kyung tengah makan siang dengan beberapa karayawan di restaurant hotel. Mereka bercerita kesana kemari. Yi kyung senang bisa dekat seperti ini dengan bawahan-bawahannya. Shi hoo duduk di meja kosong tak jauh dari mereka. “Restaurant kita tenang sekali seminggu ini. damai sejak bu manager mengusir pria itu pergi. tapi aku penasaran, kenapa dia menyerah dan benar-benar kapok ya?”. Ujar salah satu anak buah Yi kyung. Yang lain manggut-manggut. Ini topik menarik yang masih jadi Trending topik bagi mereka. Shi hoo melotot kesal ke arah Yi kyung dan gerombolannya. Yi kyung menoleh ke tempat shi hoo dan seolah tersenyum mengejek. “Pria seperti itu biasanya hanya sibuk mencari perhatian dan sebenarnya penakut”. Jawab Yi kyung disambut tawa anak buahnya. Shi hoo bangkit dari kursinya dan berdiri berkacak pinggang di sisi Yi kyung yang kini sok cuek.

               “Hei, berhenti bergosip tentangku!”. Bentak Shi hoo. Tapi percuma, tidak ada yang memperdulikannya. “Sayang sekali sebenarnya, walau menyebalkan tapi dia itu sangat tampan...ah.. aku suka melihatnya tersenyum”. celetuk seorang gadis  di sisi Yi kyung, namanya Boram. Shi hoo seperti mendapat angin segar. Dia tersenyum. “Aku memang sangat menarik”. Gumamnya menyombongkan diri. Yi kyung melirik ilfeel. “Percuma saja berwajah tampan tapi kelakuan buruk”. Sahut Seung gi yang cemburu karena menyukai Boram. Shi hoo kembali kesal. Yi kyung tertawa dengan yang lain, menyetujui pendapat itu.

“Sudah bergosipnya, ayo makan!”. Ujar Yi kyung. Semua mengangkat gelasnya dan bersulang ke atas.

“Demi hotel dan Ibu manager yang kita sayangi”. Ujar mereka semua. Yi kyung jadi terharu.

“Demi semua karyawan yang rajin dan baik hati”. Ujar Yi kyung balik dengan bersemangat. Shi hoo cuma bisa sirik. Dia menahan lengan Yi kyung saat Yi kyung hendak meminum minumannya.

               Shi hoo melotot tengil. Yi kyung berusaha melawan. Dia memelototi Shi hoo balik dengan kesal. Ada satu anak buahnya yang melihat dengan tatapan heran dan aneh. Yi kyung langsung meraih gelas di tangan kanannya dan meminumnya dengan tangan kiri. Dan tak lupa memasang wajah innocent.

 

***

 

               Yi soo menghentikan motornya di dekat sebuah taman. Ji hyun sudah menunggunya dengan resah di dekat sebuah pohon. Yi soo mendekat dengan santai tapi penasaran.

 “Kenapa memanggilku? Bukankah kau bisa telepon?!”. Yi soo menunjukkan handphone di tangannya. Ji hyun nampak murung. Yi soo menatap serius.

 “Apa ada masalah?”. Tanya Yi soo mulai cemas.

“Pasti senior sudah tahu jika klienku adalah kakak Scheduler IU?!”. Tanya Ji hyun. Yi soo nampak terkejut tapi dia bisa menduga ini akan terjadi.

“Aku sudah tahu tapi apa kau harus mengatakan segala hal yang kau tahu?”. Ujar Yi soo.

“Apa senior bisa memberitahuku alasan yang membuat IU menjadi scheduler? Apa itu untuk kakaknya? Apa dia tidak tahu kakaknya sedang koma?”. Tanya Ji hyun begitu mendesak. Yi soo membuka mulutnya karena kaget mendengar cercaan pertanyaan dari Ji hyun. Dia melipat tangannya dengan cool dan melirik santai.

 “Kau tidak boleh memberitahunya! Dia bisa tidak fokus dengan tugasnya nanti. biarkan dia tahu saat langit mengijinkannya untuk tahu!”. Yi soo menunjuk ke atas, meninggalkan manyun di bibir Ji hyun.

“Sudah, lakukan saja tugasmu dengan baik dan semua pasti akan baik-baik saja”.  omel Yi soo.

               “Ah... senior, pantas saja kau dibilang begitu menyebalkan”. Dengus Ji hyun. Yi soo melotot tidak terima. “Apa? Siapa yang bilang aku menyebalkan? Aku ini SCHEDULER TELADAN TAHUN 2011”. Cerocos Yi soo tidak mau diremehkan. Ji hyun malah makin kesal.

“Apa kau terus memarahi arwah yang menjadi tanggung jawabmu dulu, Senior?”. Tanya Ji hyun. Yi soo tertawa mendengar pertanyaan polos Ji hyun. “Kau mau tahu? Tanyakan pada dirimu sendiri! bye!”. Yi soo menghilang begitu saja, meninggalkan Ji hyun yang kebingungan tidak mengerti.

 

***

               “Kapan kau selesai bekerja?”. Tanya Shi hoo bosan. Dia duduk lemas di sisi Yi kyung yang sedang memberitahukan fasilitas-fasilitas di kamar hotelnya pada rombongan pejabat yang baru saja tiba.

“Ah.... benar-benar konyol pejabat-pejabat ini. datang dengan alasan studi tapi ujung-ujungnya hanya wisata dan menyewa kamar mewah”. Shi hoo mulai berkomentar. Yi kyung melirik kesal. Itu mengganggu konsentrasinya. IU muncul di sisi Shi hoo, “Paman...”. bisik IU sok menakutkan. Shi hoo langsung berteriak dan menoleh karena kaget. Yi kyung jadi ikut tersentak kaget. Para pejabat itu menoleh ke arah Yi kyung menoleh. Mereka menatap penasaran. IU nyengir melihat hasil perbuatannya sungguh berefek besar.

“hehehe... maaf paman membuatmu kaget”. Ujar IU. Shi hoo menggeleng-geleng kesal.

 “Sudah kubilang jangan memanggilku paman!”. Protesnya.

              

 

“Kau kenapa?”. Bisik Yi kyung saat para pejabat sibuk mengamati dekorasi kamar mandi.

“Tidak apa-apa. lanjutkan saja kerjamu!”. Jawab Shi hoo malas. IU tersenyum di sebelahnya.

“Maaf kakak, membuatmu ikut kaget”. Ujar IU pada Yi kyung yang tidak mendengarnya.

 “Paman, 49 harimu sudah dimulai dari hari ini. Kenapa malah santai-santai?”. Tanya IU. Shi hoo baru ingat, dia melirik gelang di tangan Yi kyung. Masih ada 3 airmata di sana.

 “Kau harus mulai mencari”. Bisik IU.

“Iya, aku tahu. Tapi kenapa kau berbisik-bisik? Mereka tidak bisa mendengar kita”. Shi hoo menatap heran. IU terdiam sejenak lalu tertawa.

“Hehehe... iya, aku lupa”. Ujarnya sambil mengelus-elus kepalanya. Shi hoo memasang tampang kasihan dan ilfeel. Schedulernya ini bisa begitu polos tapi juga bisa begitu pemberani.

               Shi hoo jadi teringat pada malam saat arwahnya mulai menghilang dan hampir saja terlempar ke tempat yang jauh karena mantera-mantera di kuil itu. IU dengan tidak memperdulikan apapun datang menolongnya. Dia menggeret Shi hoo yang begitu lemah, mereka hampir saja tertangkap oleh biksu tua dan murid-muridnya yang sudah mengetahui keberadaan Shi hoo. IU lalu mendudukkannya di bawah pohon di luar kuil dengan terengah-engah. Shi hoo tergolek lemas tidak berdaya dengan nafas menderu menahan sakit. Schedulernya itu duduk dan menaruh gelangnya ke dekat dada Shi hoo. IU menangis dan minta agar Shi hoo bertahan atau jiwanya akan rusak dan menghilang karena mantera dari air suci di kuil itu. IU bahkan tidak berpikir jika dia baru saja melanggar aturan dengan memasuki kuil dan harus menerima omelan serta hukuman dari seniornya.

               “Kenapa memandangiku seperti itu, paman?”. Tanya IU polos. “Sudah kubilang jangan panggil PAMAN!”. Teriak Shi hoo.

 

***

 

               “Jika kau ingin aku membantumu, bantulah aku! Jangan membuat masalah dengan terus mengomel. Aku ini sedang bekerja dan konsentrasiku bisa pecah mendengar makian-makian dan omelanmu itu!”. Yi kyung memarahi shi hoo. Mereka berjalan ke kamar hotel. Jam 3 siang sekarang. Yi kyung akan mandi setelah itu pergi membantu shi hoo. “Baiklah...”, jawab Shi hoo. Mereka masuk berdua ke dalam kamar Yi kyung. Ibu Yi kyung sudah menunggu di dalam dengan rentetan pertanyaannya.

 “Kenapa baru kembali? Kau makan siang dimana? Setelah ini kita jalan-jalan ya?”. Yi kyung jadi bingung. Shi hoo mendengus kesal. Rencananya terancam gagal.

“E, ibu... sebenarnya aku ada janji setelah ini”. ujar Yi kyung tidak enak. Ibunya menatap curiga, “Apa kau akan berkencan?”. Tanya ibunya itu penasaran.

“Ah, ibu... hanya janji dengan seorang teman”. Yi kyung buru-buru mengklarifikasi. Ibunya masih tidak percaya. “Ibu akan tunggu sampai kau mengenalkannya pada ibu”. Ibunya itu tersenyum, membuat Yi kyung makin tidak enak hati.

               Shi hoo menunggu Yi kyung mandi sambil duduk menonton Tv bersama Ibu Yi kyung di ruang tamu. Ibu Yi kyung tengah asyik menonton drama, begitu menghayati. Shi hoo yang tidak tahu apa-apa hanya bisa pasrah. Dia bolak-balik memandangi wajah Ibu Yi kyung lalu beralih ke layar tv. Ini harusnya adegan pernikahan yang bahagia kenapa Ibu Yi kyung malah terlihat seperti sedang menonton adegan sedih kematian.

Shi hoo menggeleng-geleng tidak mengerti. Yi kyung keluar dari kamarnya dengan rapi. “Ibu, aku pergi dulu”. ujarnya sambil memberi kode pada Shi hoo.

“Tunggu sebentar! Baju yang kau pakai kurang cocok. Kau harus memilih baju yang menunjukkan bentuk tubuhmu dengan baik. Tunggu sebentar!”. Ibunya lalu masuk ke dalam kamar dan keluar dengan sebuah bra. Yi kyung melotot kaget. “Ibu... apa ini?”. Tanya Yi kyung begitu malu. Shi hoo hanya melongo.

               “Tadi Ibu pergi belanja ke toko dekat hotel dan Ibu membeli beberapa pakaian dalam. Ibu kira ini cocok denganmu”. Ujar Ibunya seraya menyodorkan dan menyocokkannya ke dada Yi kyung.

“Ibu!”. Yi kyung otomatis menepis benda itu dengan muka merah. Shi hoo makin melongo.

 “Kenapa? Kita sama-sama wanita. lagipula tidak ada orang lain di sini. Ini rahasia ibu dan anak”. Ibunya berbisik dan tertawa lirih. Shi hoo tertawa mendengarnya. Yi kyung melirik seram.

 

***

 

               “Rahasia ibu dan anak rupanya.. hahahaha....”. Shi hoo tertawa di lorong hotel. Yi kyung pura-pura tidak mendengar. Mereka masuk ke dalam lift.

“Apa rencanamu?”. Tanya Yi kyung ketus.

“Rencana? Hmm... tidak ada rencana apapun”. Jawab Shi hoo. Yi kyung langsung menoleh dan melirik tajam seperti biasanya.

“Bagaimana bisa kita pergi tanpa rencana?”. Tanya Yi kyung.

 “Jangan dibesar-besarkan! Kita pergi ke rumah sakit dulu saja. aku ingin tahu ada siapa di sana. Mungkin akan muncul ide saat itu”. ujar Shi hoo remeh. Yi kyung menahan nafasnya menahan emosi. “Okay”. Gumamnya, masih dengan lirikan tajam.

 

***

              

Yi kyung keluar dari taksi bersama Shi hoo. Mereka sampai di rumah sakit dan segera bergegas menuju ruangan Shi hoo dirawat. Yi kyung mengintip ke dalam, ada seorang wanita duduk di sisi ranjang shi hoo. Yi kyung menoleh, bertanya pada Shi hoo apa mereka harus masuk? Shi hoo mengintip di sisi Yi kyung. Dia seperti tersentak. Shi hoo diam tanpa kata. Matanya mulai berkaca-kaca. Yi kyung memandang begitu heran. Shi hoo berjalan menjauh dengan gontai, berusaha terlihat tegar. Yi kyung bingung sendiri. Dia tidak tahu siapa wanita di dalam kamar itu. Shi hoo duduk menahan perasaan sedihnya di tangga darurat rumah sakit. Yi kyung memutuskan untuk mengejarnya dan menemukan shi hoo tengah menangis di atas tangga. Benar-benar menangis. Yi kyung duduk di sisinya, tidak tahu harus bagaimana.

               Yi kyung mengulurkan tangannya ingin menyentuh pundak shi hoo tapi, dia terlalu canggung untuk melakukannya.

 “Dia siapa?”. Tanya Yi kyung hati-hati dan menurunkan tangannya. Shi hoo mengghentikan tangisnya dan mengusap airmatanya. Dia terlihat marah sekarang. Yi kyung makin tidak paham.

“Dia ibuku kandungku”. Jawab Shi hoo, pandangannya berganti tajam. Seolah menyimpan dendam. Yi kyung terkejut mendengar jawaban Shi hoo. Shi hoo menatap Yi kyung, tatapannya berubah menjadi sedih lagi dan tiba-tiba saja dia memeluk Yi kyung sambil menangis. Yi kyung yang tidak siap hanya bisa diam menerima pelukan Shi hoo. Tanpa mereka sadari, Yi soo dan IU tengah berdiri di belakang mereka dan terus mengamati.

“Senior?”. IU menatap Yi soo yang begitu serius melihat pemandangan di hadapannya itu. “Ternyata rasanya masih sakit, Song Yi kyung-ku....”. gumam Yi soo begitu pelan. Gelang di tangan Yi kyung bersinar.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tasmirafkendra #1
Chapter 18: Anyway, I just finished with the last chapter, please update authornim. Why you stopped when you almost finished this story :(
tasmirafkendra #2
Chapter 10: I rewatched 49 days and tried my luck to search the fanfic, I found it, moreover it's in indonesian. I'm sooo excitedd. Authornim, I like the way you continue the story plot, I think you can be a movie script writer haha. Keep the good work on your other project ;D
FoundingTropas
#3
love to read more