the blue blanket

daddy has the right to know, mom.

yifan berlari cepat melewati koridor kantor tempatnya bekerja, tak mengacuhkan sapaan dari para bawahan yang berlalu lalang di sekitarnya. di tangannya, ponsel dengan case hitam tergenggam erat, seolah-olah ia akan kehilangan hal terpenting dalam hidupnya sekali saja ponsel itu terlepas.

ketika yifan mencapai pintu depan kantornya, sedan hitam miliknya sudah menunggu, dengan tangan kanannya yang memegang kunci tepat di sebelahnya.

“tuan wu, ini kuncinya, apa ada masalah?” tanya sang tangan kanan seiring dengan yifan yang meraih kunci itu.

“urusan penting. aku pergi,” jawab yifan cepat sebelum masuk ke mobil dan melesat cepat.

pikiran yifan berkecamuk seiring dengan laju mobilnya yang kini menuju salah satu rumah sakit di kawasan sekitar rumahnya. ceo perusahaan real estate itu baru saja menerima pesan singkat dari hyeri, anak semata wayangnya, yang berisikan tentang info bahwa istrinya tiba-tiba saja terjatuh tak sadarkan diri setelah ia merintih kesakitan.

hawa menusuk musim dingin di hari kedua bulan november ini sungguh terasa walau hari masihlah sore, namun itu tak menggoyahkan langkah yifan memasuki area rumah sakit walau hanya berbalut setelan resmi miliknya—mantel dan scraf-nya tertinggal di kantor karena ia terlalu terburu-buru.

begitu yifan memasuki gedung, ia langsung menuju ke unit gawat darurat dan tak menemukan siapapun di sana. yifan makin panik, ia berbalik cepat, berniat ke pusat informasi, namun justru menemukan sosok hyeri berdiri di hadapannya dengan wajah kalem. yifan kaget, setengah mati.

“dad, kenapa lari-lari di rumah sakit sih?” tanya hyeri sambil menarik tangan ayahnya dan berbalik menuju ruang tunggu yang cukup ramai.

yifan menatap punggung anak gadisnya tak percaya, “tsk.”

ruang tunggu itu tampaknya penuh dengan orang-orang yang siap menebus obat, dan giliran cek rutin. banyak dari mereka orang tua dan anak-anak, dan mayoritas wanita. namun dalam sekali pandang, yifan langsung bisa menemukan wanitanya, duduk bersandar di kursi paling pojok, berbalut selimut berwarna biru yang tampak terlalu tipis untuk tubuh rampingnya yang mungkin menggigil.

“mom,” panggil hyeri ketika mereka mendekat, hanya untuk membuat ibunya menoleh, “dad datang.”

“oh, hi fan,” sapa istri sang ceo tenang. wajahnya benar-benar sehat, hanya saja ia memang benar kedinginan. wajar saja, hanya berbalut dress selutut rumahan yang tipis, dengan selimut yang tak seberapa tebal, dan kakinya hanya beralaskan sandal dari rumah sakit.

yifan melepaskan jas hitam yang ia kenakan, lalu menyodorkannya ke sang istri. sungguh, ia hanya menyodorkan dan tak punya inisiatif untuk memakaikannya. how dumb.

you okay, soo? hyeri bilang kamu—“ pertanyaan yifan terhenti ketika sooyoung memotong, “i’m okay.”

yifan menggeleng pelan, “dokter bilang apa? kamu sakit apa?”

sooyoung berdiri dengan bantuan tangan suaminya. ia meraih jas yang disodorkan dan memakainya di bawah selimut biru tadi. “cuma kelelahan, fan. aku baik-baik saja,” sanggah sooyoung pelan.

hyeri yang hanya menyaksikan tersimpul perlahan. sungguh jarang ia bisa melihat ayahnya sebegini peduli dan khawatir—walau sebenarnya hyeri yakin ayahnya selalu khawatir pada mereka berdua, hanya saja ia tak pernah menunjukkannya.

“mom, you aren’t going to tell him the good news?” goda hyeri tiba-tiba.

sooyoung merengut kecil, “i thought we have a deal about it.”

hyeri tertawa pelan, melihat ayahnya kebingungan dengan pembicaraan dua perempuan itu.

“tapi daddy sudah sekhawatir itu. hye rasa, menyembunyikannya lebih lama bukan lah ide yang baik.”

yifan memutar bola matanya, sungguh ia sebal ketika kedua perempuan yang terhitung sangat penting di hidupnya ini mulai bermain rahasia dengannya.

sooyoung akhirnya mengangkat bahu dan mendekat ke yifan. ia berjinjit untuk mencapai telinga sang suami, sebelum akhirnya berbisik sungguh pelan.

it’s been 3 months. aku hamil.”

yifan tahu betul ponsel dalam genggamannya terjatuh.

 

--fin.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
murberry10 #1
Chapter 1: Hhh udah degdegan bacanya. Ku kira sooyoung sakit. Taunya hamil
do_kyungmi26 #2
Chapter 1: Aduh gregetan sama wu yifan. Ngebayangin kaget sama gigi tonggosnya hahahaha.
Minta sequelnya
FransiscaaaF
#3
Chapter 1: wkwkwk babo bgt sih yifan >< nyodorin jas nya doang bkn nya pakein --"
blh sequel gk thor :D ? klu engga juga gpp :)
ditunggu~ hwaiting !
nindindi
#4
Chapter 1: wuaaaaaahhh ini baguuuuss walupun ceritanya pendek.. sequelnya pliss
soobeautifulchoi #5
Chapter 1: Daebakk! Sequel dong~
AR_baekhan
#6
Chapter 1: daaeeebbbaaakkk ..
bagus thor ...
ga kebayang gimana reaksi yi fan pas khawatir ...
apalagi pas tau istrinya hamil pasti cengok2 gtu udah kyk orang bego ...
hahhaha
squelnya dong thor ^^
nice ff