Fin

Loves
Please log in to read the full chapter

“Seungwan ah, apa yang dikatakan oleh perdana mentri Choi itu ada benarnya, kita sudah menikah selama 6 tahun dan sama sekali belum mempunyai keturunan dan hal itu dapat mengancam kedudukanmu.” Ujar Seulgi yang duduk berhadapan dengan Seungwan.

“Bukankah jika aku tidak menjadi putra mahkota, adikku Yeri yang akan mendudukinya?”

“Dia baru berusia 12 tahun Seungwan,”. Ujar Seulgi sedikit frustasi dengan suaminya.

“Dan jika usia Yeri sudah cukup dan kita belum mempunyai keturunan, aku akan dengan sangat senang mundur dari tahta ini dan hidup tenang bersamamu.” Ujar Seungwan berusaha untuk menenangkan Seulgi.

“Tapi Seungwan ah,”

“Sudah lah, jangan difikirkan. Yang penting kita jalani saja pernikahan kita ini.” Seulgi menarik nafas panjang, Seungwan melihat itu memposisikan dirinya untuk memeluk sang istri, agar ia menjadi lebih tenang. Karena di dalam pelukan Seungwan adalah tempat yang paling membahagiakan untuk Seulgi. Sebenarnya ia pun tidak setuju dengan ide perdana mentri Choi, namun ia tahu posisinya dan posisi Seungwan sebagai putra mahkota. Ia tidak ingin usaha Seungwan selama ini sirna begitu saja karena dirinya..

Pagi ini Seungwan di panggil ke kediaman raja, di sana ada perdana menteri Choi dan Seungwan tahu ke arah mana pembicaraan ini.

“Ayah tidak akan berbasa basi Seungwan, ayah tahu kau pasti mengerti kemana arah pembicaraan ini.”

“Ya ayah.”

“Apa yang perdana menctri Choi katakana adalah hal yang benar, kalian sudah menikah selama 6 tahun, dan sampai saat ini Seulgi belum bsa memberimu keturunan.”

“Mengapa menyalahkan Seulgi ayah, bagaimana jika aku yang tidak bisa memberikan keturuana. Berapa banyak wanita yang ku nikahi nantinya tetap saja tidak akan pernah menghasilkan keturuna.”

“Seungwan!!” bentak sang ayah.

“Aku tidak pernah mengharapkan posisi putra mahkota ini,”.

“Tapi hanya kau yang ayah persiapkan menggantikan ayah suatu hari nanti. Kau tahu seberapa keras ayah mendidikmu untuk di posisi ini?”

“Dari awal, semuanya adalah keinginan ayah,”

“Seungwan ah, ayah memilihmu bukan tanpa alasan. Jadi ayah mohon kepadamu untuk mengangkat 1 atau 2 selir,”

“Ya pangeran Seungwan, ini untuk menghentikan beberapa orang yang menginginkan kedudukan yang mulia. Dengan alasan anda tidak bisa memberikan keturunan hal itu tidak hanya mengancam posisi anda tapi kedudukan raja. Karena mereka tidak bisa menunggu sampai pangeran Yeri cukup usia.”

“Tapi,”

“Ayah sudah bicara dengan Seulgi dan ia sangat tidak keberatan Seungwan, ia faham betul posisinya saat ini.” Seungwan sedikit terkejut dengan kenyataan ini. Ia tahu hati istrinya itu pasti hancur, namun ia berusaha untuk menerima kenyataan seperti ini.

“Ayah sudah menyiapkan 3 kandidat calon selirmu, dan ayah harap kau bisa menerima nya.”

“Sepertinya dengan atau tanpa persetujuanku pun, ayah sudah menyiapkan semuanya.” Sang raja hanya bisa bertatap dengan perdana mentri Choi. Setelah pembicaraan itu selesai, Seungwan segera undur diri langsung menuju kediamannya. Ketika tiba di depan gerbangnya, ia melihat Seulgi bersama dua orang dayangnya sedang memetic beberapa bunga untuk ia rangkai dan akan selalu ia simpan di ruang belajar Seungwan. Pria itu tersenyum getir melihat istrinya, apakah ia bisa tetap berlaku adil pada wanita yang telah menemaninya sedari kecil itu. Apakah nantinya cinta yang dimiliki Seungwan cukup untuk Seulgi. Ia menitikkan air mata, namun cepat ia hapus agar Seulgi tidak melihatnya.

“Seungwan ah.” Seulgi melihat Seungwan dan segera berlari ke arahnya. Ia segera memeluk suaminya dan Seungwan membalas pelukan itu dengan erat. Di kediamannya, Seungwan tidak memberlakukan beberapa protocol kerajaan, karena ia ingin hidup sebagai Seungwan, bukan putra mahkota. Dan lagi pula Seulgi adalah sahabat kecil Seungwan, jadi tidak rasa sungkan ataupun canggung di antara keduanya.

“Aku dengar kau dari kediaman raja.”

“Ya,”

“Ada yang mengganggu pikiranmu Wan-ah.” Seungwan hanya tersenyum, ia senang karena sang istri begitu mengenal dirinya.

“Ayo kita bicara, sambil kau merangkai bunga, kali ini hanya aku dan kau.”

“Baiklah,”. Kedua pasang suami istri itu berjalan masuk ke diaman mereka dan segera menuju ruang belajar milik Seungwan.

“Kau dan ayah, apakah kalian pernah bicara mengenai pengangkatan selir bagiku?” Seulgi hanya mengangguk.

“Kapan?”

“1 bulan yang lalu.”

“Mengapa kau tidak membicarakannya padaku?”

“Aku…”

“Seulgi ya, ini sangat berat bagimu bukan?” Seulgi tidak menjawab, kepalanya hanya tertunduk.

“Ini pun berat bagiku Seulgi, ingin rasanya aku pergi dari istana ini, meninggalkan semuanya dan bebas hidup bersamamu.”

“Wan-ah, jangan berfikir seperti itu. Aku sadar akan kedudukan dan kekuranganku sebagai seorang istri.”

“Jangan berkata seperti itu Seulgi,” Seungwan duduk di sebelah Seulgi sambil merangkul pudaknya.

“Tidak ada yang kurang dari dirimu, kau sempurna bagiku.”Seulgi tersenyum mendengar ucapan itu.

“1 bulan, sebelum aku menerima lamaranmu, aku sudah memikirkan hal ini Seungwan ah, suatu saat jika hal ini terjadi,aku sudah siap menghadapinya. Aku tidak pernah ragu akan cinta yang kau berikan padaku Wan-ah, jika itu yang kau khawatirkan.” Seungwan tersenyum ke arah Seulgi dan semakin menarik wanita itu ke dalam pelukannya.

“Selama ini kau selalu membuatku tidak merasa kekurangan apapun Wan-ah,”

“Seulgi ya.. aku tidak tahu apakah aku bisa berlaku sama seperti dulu dengan adanya wanita lain di dalam pernikahan kita.”

“Aku tahu Wan-ah, aku akan lebih bersabar lagi.” Seungwan mengecup dahi Seulgi cukup lama, akhirnya air mata Seungwan jatuh dan Seulgi mengatahui jika suaminya menangi. Ia tatap wajah suaminya, perlahan ia hapus air mata Seungwan.

“Aku tahu kau sangat mencintaku Wan-ah,”.

 

Hari pernikahan pun tiba, seorang putri bangsawan dari marga Bae terpilih menjadi selir bagi Seungwan. Dan selama 1bulan Seungwan harus berada di kediaman selirnya itu. Seungwan diizinkan bertemu Seulgi di siang hari dan hanya beberapa jam. Ia harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama selir barunya Bae Joohyun.

“Anda senang sekali melihat bulan pangeran.” Seungwan sedikit terkejut dengan kehadiran Joohyun disampingnya.

“Ya,”

“Boleh aku tahu mengapa?”

“Bulan adalah penghubung bagiku, setiap aku berjauhan dari Seulgi, aku yakin ia pun sedang memandang bulan di malam hari, sehingga hati kami selalu bertemu.”

“Anda begitu menyayangi permaisuri anda,”

“Ya, dia adalah belahan jiwaku. Kami sudah kenal sedari kecil, dan kami sangat mengerti satu sama lain, bukan, tapi Seulgi yang sangat mengerti diriku. Ia seperti bisa membaca pikiranku.” Ujar Seungwan sambil tersenyum, melihat senyuman di wajah Seungwan entah hal itu justru membuat hati Joohyun sedikit perih. Terus terang pertama kali ia melihat Seungwan, ia sudah jatuh hati pada pria itu. Namun sepertinya ia cukup sadar, melihat bagaimana Seungwan memperlakukan dirinya, ia tahu  bahwa ia hanyalah orang ketiga di dalam pernikahan Seungwan dan Seulgi.

“Putri Seulgi sangat beruntung mendapatkan pria yang sangat mencintainya sebesar anda pangeran.”

“Dan kau Joohyun, apakah kau pernah mencintai seseorang sebelum pernikahan ini?”

“Tidak pangeran, namun saya jatuh hati kepada anda, apakah saya salah pangeran?” Seungwan tidak menjawabnya, ia kembali melihat bulan yang penuh.

“Maafkan jika aku tidak bisa sepenuhnya  mencurahkan perhatianku, padamu Joohyun ah, ini adalah hal baru bagiku. Selama ini hanya ada Seulgi disisiku, tapi sekarang ada kau yang harus aku perlakukan dengan baik.” Ia beralih ke wajah Joohyun yang tak kalah indah dari cahaya rembulan, ia tersenyum ke arahnya dan hal itu membuat Joohyun sangat senang, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah melihat senyuman Seungwan, terutama untuknya.

“Maaf, jika kau merasa menik

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kimwar07 #1
Chapter 1: Ceritanya bagus kak 😍