I Hope...

Happiness!!!

Halo, Anyeong! Comeback with me, penulis abal-abal. Saya kembali masih dengan cast favorite saya sepanjang masa. Cerita fiksi ini sudah lama mangkrak di laptop. Mungkin 4 atau 5 tahun yang lalu saya membuatnya.

Ceritanya mungkin tidak sesuai descrip, tidak bagus juga dan mungkin banyak yang sudah membuat dan hampir sama, tapi perlu di ingat saya tidak menjiplak. Muehehehe...

Mianhae kalau jelek. Coment untuk pembaharuan sangat ditunggu. Trims. Salam sayang dari Cez.

Begin...

“Hyung, Gajima! Bum Hyung!” teriak seorang haksaeng yang ditinggal pemuda yang lain.
Orang yang dipanggil 'Bum Hyung' terus saja melangkahkan kakinya menjauh.
"Hyung... Dowajuseyo... Nan, neomu apaya... Deureobwa! apaya!” lirih pemuda pertama.
Hal itu berhasil membuat langkah Kibum terhenti.
“bantu aku... Bawa Eomma pulang... kalau aku sudah pergi, siapa yang akan memperhatikan Appa? Jebal Hyung... kali ini aja sebagai Hyungku, tolong aku... Waktuku sudah tidak lama...” kata Pemuda itu lagi.
Kibum membalik, dia masih berusaha mencerna perkataan pemuda yang ternyata adalah dongsaengnya, wajah mereka mirip, hanya saja... Kibum terlihat sedikit urakan lengkap dengan tampang bad boy miliknya.
“dowajuseyo...!” pinta pemuda itu sungguh-sungguh.
“maksudmu?”.
Pemuda itu merasa angin berhembus kearahnya, ada rasa lega, dan juga rasa bersalah. Ia tersenyum, senyum yang ceria.
Kibum balik badan dan mengabaikan dongsaengnya lagi.
“Siwon Samchoon bilang, aku tak akan bisa bertahan sampai musim dingin tiba” kata haksaeng itu lirih, senyum pahit masih tersungging di bibirnya.
Dia adalah Kim Kyuhyun, dongsaeng kembar dari Kim Kibum. Mereka berdua terpisah dalam sebuah perpisahan kedua orang tua mereka. Mereka tidak bercerai, tetapi berpisah, Kyuhyun dengan Appanya, dan Kibum dengan Eommanya. 
“berhentilah melucu” kata Kibum dengan wajah dingin.
“Aniya... Bantu aku sebelum waktuku habis...” kata Kyuhyun setelah beberapa saat terdiam.
"Mwoya?...”.
Kyuhyun mengangguk mantap
“apa....”
“belum... Appa dan Eomma tidak akan pernah tahu, hanya kau, aku dan Siwon Samchon”.
“geojimal!”
“untuk apa?”.
 Kibum menatap 2 manik mata hitam itu mendalam, berusaha menguak sebuah kebohongan dari perkataan dongsaeng nya. Tapi nihil... seperti biasa, mata itu jujur. Kyuhyunnya adalah orang terbodoh masalah bohong. Dan dia sendiri adalah orang tersulit untuk dibohongi.
Kyuhyun masih menyunggingkan senyumnya.
Kibum menarik tangan Kyuhyun pergi dari sana, dan mereka menuju sebuah bangunan putih.
****
Ruangan itu begitu suram, tapi sinar matahari yang masuk sedikit mengurangi kesuramannya.
Kibum duduk dikursi tak nyaman, disampingnya Kyuhyun lebih tenang, dia masih duduk santai dan memainkan Ipodnya.
“Kyunie-ya, maaf lama, ada pasien darurat tadi” kata seseorang yang menutup pintu tanpa melihat kearah meja. “Kibumie...”. sebutnya kaget melihat Kyuhyun sedang tidak sendiri. “jadi Kibumie sudah tau?”
“belum semuanya, Kyunnie takut menjelaskannya” kata Kyuhyun sekarang sudah cuek dengan Ipodnya dan mengumbar seulas senyum. “Samchon bantu menjelaskannya, bisakan?” pinta Kyuhyun.
“langsung saja” perintah Kibum tidak sabar.
Siwon mengeluarkan sebuah map, didalamnya ada beberapa lembar foto negative dan beberapa lembar kertas.
“apa maksudnya?” tanya Kibum lagi.
“ini hasil pemeriksaan cairan Empedu dan darah Kyuhyun, dan lihat foto ini” kata Siwon sembari menuding Foto-foto yang sudah dia pasang di layar sinar untuk memperlihatkan wujud foto itu. “dia mengalami  pembesaran dan pengerasan hati”.
“Kenapa tidak cepat ditangani?” tanya Kibum mulai emosi.
“sudah terlambat... Tidak tahu kapan mulai terasa gejalanya, ku kira penyakit maagh, jadi ku minum obat maagh saja tiap sakit, sampai aku muntah darah seminggu lalu, dan itu hasilnya”.
“tapi...”.
“aku masih kelihatan sehatkan?” tanya Kyuhyun sambil tersenyum lebih lebar.
‘Kyu...’ batin Kibum. “kenapa tidak ikut kemo?”
“sudah menyebar... Sudah terlambat” kata Kyuhyun tenang.
“Samchoon...” panggil Kibum. “separah itu kah?” lanjutnya.
Siwon menghembus nafasnya keras dan mengangguk pelan. “jaga kondisi Kyunnie, jangan sampai dia sering drop. Samchoon tau, kalian tidak serumah, neo Appa juga sering diluar, jadi dirumah Kyunnie tidak ada yang ngawasi, Samchoon juga tidak bisa tiap hari mengawasi”.
“Arra” Kata Kibum sembari menarik tangan Kyuhyun keluar ruangan itu.
****
Seorang yeoja sedang asyik dengan aktifitasnya memasak, ia mendengar pintu terbuka.
"Kibum... Sudah pulang, Nak?” teriaknya tanpa menoleh. Tanpa aba-aba ada tangan memeluknya dari belakang. Tangan hangat yang lebih kurus dari anaknya Kibum, lagi pula hampir tidak pernah Kibum semanja ini. “Kyunnie...” panggilnya.
Kyuhyun meletakan dagunya dipundak yeoja itu, ia tersenyum dan mencium pipinya lembut.
Yeoja itu tersenyum dan mengelus pipi Kyuhyun lembut. “Kyunnie demam” katanya setelah merasakan sentuhan dan deru nafas Kyuhyun yang panas.
“Gwenchana...” kata Kyuhyun pelan dan lembut.
Yeoja itu berbalik dan mengelus wajah anaknya yang sudah semakin kurus sejak setahun terakhir ditinggalkannya bersama Suaminya.
“Eomma... Bogoshipo... Akhirnya Bum Hyung mengizinkan Kyunnie menemui Eomma...”.
“Kibumie melarang Kyunnie bertemu Eomma?” tanya yeoja itu sanksi.
Kyuhyun menutup mulutnya, seperti biasa dia keceplosan. Ekspressinya terlihat bodoh, lalu dipukulnya sendiri dahinya. “ah... yang penting Kyunnie rindu Eomma...” hindarnya sembari memeluk Eommanya lagi.
Yeoja itu lebih memilih diam dan mengelus punggung Kyuhyun yang menjulang tinggi, lebih tinggi dari pada dirinya.
“Eomma... pulang yah... Kyunnie kesepian dirumah... Nde?.” mohon Kyuhyun.
Yeoja itu menatap anaknya lagi. “Appamu masih belum bisa menerima Eomma, dia juga belum minta maaf.. Arrachi?”.
“Guende, jika Appa minta maaf, Eomma mau memaafkan?”.
“asal Kibumie juga mau pulang....”.
“ok” cetus Kibum baru datang dan sudah mengganti seragamnya.
“nanti kita bicarakan lagi, sekarang ayo makan dulu. Yah...” kata yeoja itu lagi sembari membimbing kedua putranya ke meja makan.
Kibum membawa nasi dan lauk, Kyuhyun membawa piring, sendok dan gelas, Yeoja dewasa itu membawa sayur yang masih panas dan baru diangkat.
Mereka berdo’a singkat.
Kibum makan dengan semangat, jujur, sebenarnya dia senang makan dengan dongsaengnya lagi. Dia juga rindu orang yang dicuekinya selama setahun terakhir.
Kyuhyun masih berusaha menelan suapan pertama. ‘kenapa datang sekarang sih! Argh...’ keluhnya dalam hati.
“makanannya ada yang salah sayang?” tanya Eomma mereka itu sembari membelai rambut belakang Kyuhyun.
Kyuhyun menggeleng. “Aniya, masakan Eomma selalu masida!” jawabnya.
Kibum menghentikan aktifitasnya, ia juga ikut melihat dongsaengnya, ada sesuatu disana yang ditangkapnya.
Tak lama, Kyuhyun bangkit dari duduknya dan setengah berlari menuju kamar mandi, perutnya terasa diaduk dan di pukuli.
Kibum dan Eommanya itu membuntutinya.
“Hoek... hooeek... hoek..” hanya suara itu yang terdengar dari luar.
Kibum ke dapur mengambil air matang dan handuk di sampiran kamar mandi, sementara sang Eomma mengurut punggung Kyuhyun lembut.
Setelah selesai Kyuhyun menghidupkan keran dan membersihkan bekas muntahannya dan bibirnya.
Kibum menyodorkan air yang dibawanya.
Kyuhyun menerimanya dan memakainya untuk berkumur, dan mengambil handuk dari tangan Kibum.
“Kyunnie kenapa?” tanya Eommanya prihatin dan khawatir.
“masuk angin, Eomma...” jawab Kibum sembari meraih lengan Kyuhyun untuk membantunya kekamar.
Tubuh Kyuhyun terasa lemas dan nyeri.
Kibum membaringkanya diranjang, lalu menyelimutinya. “Eomma... telpon Appa, katakan Kyunnie disini bersama kita” pinta Kibum.
Wanita itu mengangguk dan mengambil telpon, lalu menekan tombol-tombolnya yang secara tidak sadar dihapalnya. Tersambung, ia pun keluar kamar itu.
“Apanya yang sakit?” tanya Kibum khawatir.
Kyuhyun menggeleng lemah, matanya terpejam menahan sakitnya perut, kepala dan sendi-sendinya.
“bawa obat?” tanya Kibum lagi.
Kyuhyun mengangguk kecil.
Kibum melesat keruang tamu. Sementara itu Eommanya sudah kembali, ia membelai rambut Kyuhyun pelan, ia menangis.
"Eomma... Uljima...”.
“hem...” gumam Eommanya sembari mengusap air matanya.
"Setelah istirahat nanti, pasti lebih baik".
"Eomma merasa tidak berguna...".
"Aniya! Eomma jangan katakan itu".
“maka Eomma dan Hyungie pulang yah, biar Eomma bisa mengontrol Kyunnie supaya selalu sehat...” kata Kyuhyun sembari tersenyum ke Eommanya.
Eommanya kembali mengelus helaian lembut Kyuhyun.
“Appa bilang apa, Eomma?” tanya Kibum yang sudah disampingnya membawa botol Kaca berisi obat.
“eobseo” Kata Eomma sedikit tersenyum. Lalu dilihatnya botol kaca itu. “ige mwoya?”
“ini... ini... vitamin...” jawab Kyuhyun gagap.
Lalu telpon berdering, Eomma mengangkatnya, sepertinya penting sekali. “Kyunnie, istirahat yah... Kibumie juga istirahat yah...” ucap sang Eomma sebelum keluar sembari membenahi selimut Kyuhyun dan mencium kedua kening anaknya.
Mereka mengangguk bersama.
Setelah itu Kibum menutup pintu.
Kyuhyun menekuk tubuhnya yang nyeri, mencari posisi yang membuatnya sedikit hilang rasa nyeri, tapi terus saja didapatnya nyeri-nyerinya. “Aghhh...” rintihnya akhirnya.
Kibum menoleh dan memberikan obat itu. Lalu menahan cengkraman Kyuhyun yang terus meremas perutnya.
“lepas Hyung!” sentak Kyuhyun. “Arggghhh...!” rintihnya lagi.
Kibum masih terus menahan tangan dongsaengnya.
Kyuhyun bangkit dan berlari ke kamar mandi dikamar itu. Dia kembali mengeluarkan muntahannya. Dia terkaget saat melihat cairan merah kental keluar dari mulutnya.
Kibum tak kalah kaget melihatnya. “ayo ke rumah sakit!” putusnya.
Kyuhyun masih menahan tangannya lalu menggeleng. “sirheo...” tolaknya.
***
Malam sudah larut, ranjang itu terlihat begitu berantakan dengan dua orang diatas ranjang. Selimut hanya tinggal 1 sisi. Si gondrong menghabiskan hampir seluruh ranjang. Sampai kaki-kakinya menimpa dada saudaranya.
Kyuhyun membuka mata, memindah Kaki Kibum yang membuat dadanya sesak dan berhasil mengganggu tidurnya. Ia duduk dan menurunkan kakinya, lalu beranjak keluar kamar dan masuk kekamar lain yang sedikit jauh dari kamar pertama, ia tersenyum. "Eomma... Kyunnie boleh tidur disini?” ijinnya.
Sang Eomma membuka matanya setengah, lalu melambaikan tangannya menyuruh Anaknya mendekat.
Kyuhyun tersenyum semakin lebar. Ia membaringkan tubuhnya disebelah kiri ranjang, lalu Eommanya memeluk dengan sayang dan mengusap-usap rambutnya.
Kyuhyun menguap, lalu tak lama tertidur lagi.
****
“Hyun-ah, pulang sekarang!” perintah seorang namja dewasa.
"Appa... Tidak bisakah kita kembali serumah?" tanya Kyuhyun dengan manyun, merasa kecewa, walau sudah bertemu kenapa Eomma dan Appanya tidak berbicara sama sekali.
“itu terserah Eommamu, dia yang pergi dari rumah, Appa tidak pernah nyuruh Eommamu pergi!”.
“Appa...”.
“sudahlah Hyun... nanti kau juga tahu permasalahan kami kalau sudah waktunya”.
“Appa... Kyunnie butuh Eomma dan Hyungie dirumah... Sama seperti aku butuh Appa... Appa, temui Eomma... Bicarakan baik-baik, jebal...” mohonnya.
“untuk apa?”.
“untuk kami, untukku dan Hyungie!” rengek Kyuhyun lagi lalu menarik tangan Appanya masuk kerumah.
“Kangin...” panggil sang Eomma pelan melihat yang ditarik masuk Kyuhyun.
“Appa... Bicarakan baik-baik...” bisik Kyuhyun. “Hyung, ayo kita bermain!” ajak Kyuhyun.
Kibum tidak menjawab, ia segera keluar rumah itu, kehalaman belakang rumah.
“Gwenchana, Jungsoo Noona?” tanya Kangin ketika Kyuhyun dan Kibum keluar rumah.
“hem... Terimakasih sudah memberi ijin Kyunnie menginap... tambah manja saja dia”.
“nde, memang... Kyuhyun lebih manja dari pada Hyungnya...ya begitulah sosok magne seharsnya bukan?”.
Jungsoo tersenyum dan mengangguk. Mereka melanjutkan obrolan.
***
“Hyung! serius!” bentak Kyuhyun pada Hyungnya dihalaman sambil shoot bola.
Seperti biasa, untuk menangani dongsaengnya yang lebih ering hiperaktif dan menyebalkan, Kibum memilih untuk menggumam. Pikirannya tidak bisa teralihkan dari kejadian semalam.
"Aku berhenti” ucapnya asal untuk menghentikan permainan, lalu ia duduk dipinggiran.
Walau bibirnya maju beberapa centi untuk memprotes Hyungnya, Kyuhyun tetap bermain sendiri dengan bolanya, ia mendrible dan shoot sendiri. Ia berusaha menangkap bola yang terpantul karena tembakan kerasnya mengenai papan, dan naas bola itu... 
“Argh...” erangnya, dengan tepat dan keras bola itu mengenai perut atasnya dengan telak, tangannya tidak mampu menghalau. Ia menunduk dan...
“Kyu! darah lagi” kata Kibum nyaris menjerit kaget.
Kyuhyun sudah tidak menyahut, nyeri yang dirasakannya seperti menyedot tenaganya dan membuat pandangannya mengabur dan pendengarannya seperti sangat jauh.
Kibum segera meraihnya yang mulai oleng.
“EOMMMMAAAAA!!!!” teriak Galang. "Jebal! Jangan terjadi hal buruk" gumamnya. "EOMMMMAAAAA!!!" Panggilnya lagi.tangannya gemetaran menyaksikan darah yang keluar dari mulut Dongsaengnya.
Terdengar pintu dibuka, 2 orang dewasa menghampiri Kibum yang sudah menyangga Kyuhyun agar tidak terjatuh.
Mereka melihat darah yang ada dilantai, dan juga yang masih terpeta disekitar bibir Kyuhyun.
Sementara itu kondisi Kyuhyun nyaris tidak sadar.
Kangin mengambil alih dan segera mengangkat Kyuhyun ke mobil yang terparkir didepan, sementara Jungsoo yang masih sangat shock menangis mengiringi Suami dan putranya.
***
“jadi apa yang disembunyikan Kyuhyun?” tanya Kangin pada sulungnya.
“Kanker hati stadium lanjut” jawab Kibum pelan.
“Kanker? Uri Kyunnie terkena Kanker?” ulang Jungsoo sembari menutup mulutnya.
Kibum menunduk, mengiyakan pertanyaan kedua orang tuanya.
“Kyunie-ya...” Sebut Jungsoo lemas.
Lalu tak lama sosok berjas putih keluar ruangan.
“Siwon-ah, bagaimana Hyun-ah?” desak Kangin.
“ikut aku Hyung... kita bicara diruanganku”. Jawab Siwon sembari menarik lengan Kangin.
“samchoon... bolehkah kami masuk?”.
“boleh, Kyunnie juga sudah sadar...”.
Dengan pelan, Kibum membuka pintu, lalu masuk kekamar itu, menatap saudaranya yang lemas tapi masih terukir senyum dibibir pucat itu yang semakin membuat Kibum nelangsa.
“Eomma...” panggil Kyuhyun yang sudah bersandar setengah duduk.
Jungsoo dengan gontai mendekat dan memeluk anaknya. Lalu mencengkeram kepala belakang Kyuhyun, seakan takut tidak dapat melakukannya lagi dilain waktu.
Kyuhyun mendekap Jungso balik dengan tangan-tangannya, merasai hangat dekap Ibunya.
"Eomma... Mianhae..." lirih Kyuhyun.
"Aniya... Semua bukan salah Kyunnie... Eomma tidak marah... Eomma yang harus minta maaf padamu, nak... Kau harus menghadapi semua ini karena kelalaian Eomma" balas Jungsoo dengan terbata, tersendat airmata yang keluar.
“anniya... Eomma jangan minta maaf... Kyunnie Gwenchana...”.
Jungsoo melepas pelukannya.
Kibum hanya menatapnya dalam diam, sesekali ia mencuri-curi menyeka airmatanya.
“Eomma... Lihat nae Hyungie..." kata Kyuhyun sedikit lebih keras.
Kibum mendekat.
Kyuhyun menatap Kibum intens, lalu mengangkat kedua tangannya lemah minta dipeluk hyung kesayangannya.
Kibum mengusap airmatanya sendiri kemudian mendekat dan memeluk Dongsaengnya dengan penuh kelembutan.
"Neomu apaseo, Kyunnie?" lirihnya setelah memastikan Dongsaengnya bersandar nyaman di dadanya.
Kyuhyun tersenyum senang mendengar hyungnya kembali menyebutnya dengan lembut dan menggunakan panggilan sayangnya lagi, seperti dulu.
Kyuhyun mengangguk kecil.
Kibum mengeratkan peluknya.
"Hajiman, nan haengboghae... Gwenchana..." gumam Kyuhyun merasakan hangatnya pelukan erat itu. "Uljima..." gumamnya merasakan tetesan cairan bening yang terus di produksi mata Kibum.
"Kumohon... Kembalilah sehat seperti dulu..." lirih Kibum.
"Hyung..." sebut Kyuhyun, airmatanya serasa sudah diujung juga.
Kibum melepas pelukannya dan menghapus lelehan cairan bening yang nyatanya juga merembes di mata Kyuhyun.
Dan Kyuhyun juga menghapus airmata Hyungnya.
Jungsoo memeluk kedua putranya dan menciumnya bergantian.
Keduanya menerimanya dengan senyuman.
"Eomma... Kita pulang... Nde?" pinta si bungsu.
"Kyunnie..." sebut Jungsoo dan Kibum, tentu mereka tidak lupa seberapa bencinya si bungsu ini pada rumah sakit.
Lalu pintu terbuka dan Kangin masuk kedalam.
“Appa... Ayo pulang...”. Pinta Kyuhyun saat melihat Kangin.
“kalau Hyun mau pulang sekarang, Eomma dan Hyungie tidak jadi pulang, bagaiman?” ancam Kangin tenang sambil menyamankan posisi duduknya dipinggir kasur.
“jinja? Hyung mau pulang?” tanya Kyuhyun dengan mata berbinar-binar ditengah wajah pucatnya mencari kepastian dari kedua orang yang berdiri dikiri dan kanannya.
Kibum tersenyum.
"Jadi Kyunnie harus patuh dan istirahat 2 hari lagi. Nde?” kata Jungsoo.
Kyuhyun mengangguk.
****
Akhirnya selama 2 hari Kyuhyun tertahan dirumah sakit, Kibum saja yang menemaninya, para orang tua sibuk menangani masalahnya.
“bagaimana ceritanya Eomma dan Appa mau baikan?” tanya Kyuhyun.
"Molla" jawab Kibum enteng setelah menyamankan dirinya berbaring dirumput halaman rumah sakit bersama dongsaengnya.
"Satu sudah selesai... Tinggal beberapa misi lagi" gumam Kyuhyun pada dirinya sendiri.
"Misi?".
Kyuhyun menggumam mengiyakan. "Misi mengembalikan semua pada tempatnya tentunya... Hyung yang memiliki Appa... Dan Appa yang memiliki Eomma dan Hyungie untuk menjaga dan berbagi kasih dengannya saat nanti aku sudah tidak ada lagi..." gumam Kyuhyun masih dengan senyumnya.
"Kyu! Hyung tidak sukabkau berbicara seperti itu. Kita akan naik kelas 3 bersama, ikut olimpiade bersama, ikut turnamen juga bersama, lulus dan masuk universitas bersama, aku akan jadi dokter dan kau meneruskan usaha Eomma,dan Appa! Apa kau lupa semua mimpi kita?" marah Kibum setelah kembali duduk dan menghadapi dongsaengnya dengan wajah dinginnya. 'Guerre, hyung tahu kau lelah dengan sakit ini... Tapi hyung mohon... Bertahanlah Saeng' jeritnya dalam hati.
"Arrayo... hyungie..." gumam Kyuhyun sembari memeluk Hyungnya dengan lembut.
"Jangan katakan itu lagi" lirih Kibum.
Kyuhyun mengangguk.
"Kau selalu begini" kata Kibum menyadari, manja dongsaengnya ini untuk menurunkan emosinya.
"Anni... Ini caraku menunjukan bahwa aku sangat sayang padamu Hyung".
Kibum masih diam.
"Hyung boleh tetap marah..." kata Kyuhyun sambil melepas pelukannya dan menatap kedua mata Hyungnya.
Kibum mencubit kedua pipi Kyuhyun dengan gemas.
"Hyuuuuuuunnngggggg!!!!!" protesnya karena pipinya digoyang-goyang kekanan dan kiri.
"Hahahahahahahha...." tawa Kibum membahana. "Itu wujud sayangku padamu".
“sayang sih sayang, tapi jangan anarkis!”.
"Jangan salahkan tanganku, matamu membuatku gemas..." kata Kibum lengkap dengan senyumnya dan beranjak berdiri. "ayo kembali, mungkin Eomma sudah datang".
Kyuhyun masih diam.
"Marah, eoh?" Tanya Kibum melihat gembungan pipi dongsaengnya.
Kyuhyun masih dalam posisi duduk.
"Aigoo... Kau membuatku semakin gemas. Kau mau membalas?" Goda Kibum sembari menggusak rambut rapi dongsaengnya. Berbeda sekali dengan rambut gondrongnya.
Kyuhyun mendongakan kepalanya.
"Apa? Kau ingin Hyung gendong?" Goda Kibum.
Tanpa disangka Kibum kedua tangan Kyuhyun terangkat menanti hyung kesayangannya menggendongnya seperti dulu, saat keduanya masih di bangku sekolah menengah. Kondisinya yang memang gampang sakit membuat Kibum dulu sering sekali menggendongnya.
"Aish... Jinja..." tolak Kibum, tapi tubuhnya merendah didepan dongsaengnya untuk mempersilahkan bocah yang sudah remaja itu naik kepunggungnya.
Kyuhyun langsung meraih punggung hyungnya, mengunci kedua tangannya disekeliling bahu tegap Kibum.
Kibum berdiri dengan punggungnya yang sudah di tempeli makhluk manja dibelakangnya.
"Kyu, kau tidak malu dilihat mereka?" tanya Kibum setelah melihat beberapa mata memandang mereka.
"Anni, Bum Hyung milikku, kenapa aku harus malu?" tanya Kyuhyun balik.
Kibum tersenyum dibuatnya. Dongsaengnya memang seperti itu wujudnya. Dieratkannya pegangan yang menjaga Kyuhyun tetap nyaman di gendongannya.
"Ne, ne, ne... Nae dongsaeng memang begitu" kata Kibum membenarkan kata-kata Kyuhyun.
Kyuhyun menjawabnya dengan kikikan pelan dan menyankan kepalanya di bahu Kibum yang mulai melebar.
Kibum tak akan pernah protes menanggapi kemanjaan dongsaeng tunggalnya. Dia menikmati saja tingkah Kyuhyun.
****
"Ganhosa, kemana kedua putraku?” tanya Jungsoo sesampainya ia di kamar rawat Kyuhyun.
“oh, Kyuhyun-ssi dan Kibum-ssi mungkin masih di taman belakang” jawab ganhosa.
“ooohhh... Baiklah, terimakasih” kata Jungsoo, lalu segera menyusul kedua putranya ke taman belakang. Dilihatnya kedua putranya sedang ngobrol dan sedikit nada ngotot diantara mereka berdua, Jungsoo tersenyum melihatnya, ia memilih untuk diam dan mendengar pertengkaran keduanya.
Kibum berlutut didepan Kyuhyun yang duduk dan mengucek matanya.
"Coba hyung lihat" pinta Kibum.
"Andwe! Ini perih" ngotot Kyuhyun lagi.
"Bagaimana Hyung bisa melihat dan menilai matamu kalau kau kucek begitu?".
"Perih!" ngotot Kyuhyun lagi dan lagi.
"Kalau dikucek terus nanti tambah perih dan merah, babo".
"Ini salah rambutmu Hyung! Bukannya Hyung harus menjagaku! Kenapa malah menyakitiku!" ngotot Kyuhyun.
Jungsoo tersenyum melihat sulungnya merasa bersalah.
'Aku menyakitinya lagi... Aku gagal menjaganya' batin Kibum.
"Rambutmu sudah kelewat panjang Hyung!".
"Iya, nanti kupotong. Tapi sekarang lihat dulu" pinta Kibum.
"Hyung janii? Yakseok?" tuntut Kyuhyun.
Kibum menelan ludah dan mengangguk melihat satu mata yang tidak tertutup melihatnya penuh binar. Dia menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi Kyuhyun yang bisa meningkatkan mood buruk dongsaennya lagi.
Kyuhyun membuka matanya yang dipejamkan.
"Buka matamu" pinta Kibum lagi.
Kyuhyun membuka matanya. Memang merah.
"Hyung sudah janjikan?".
Kibum mengangguk.
Kyuhyun menutup matanya lagi.
"Sudah, jangan dikucek, nanti bertambah merah".
Kyuhyun masih cemberut.
"Kalau cemberut terus nanti kau kalah tampan dari Hyung".
"Memang Hyung yang paling tampan" jawab Kyuhyun ringan. Memang menurutnya Hyungnya adalah manusia paling tampan. Dan dirinya adalah yang kedua.
"Aku yang lebih jenius" goda Kibum.
Kyuhyun mengangguk. "Memang... IQ milikku masih dibawah Hyungie" terima Kyuhyun lagi.
"Hyung lebih macho dan terkenal".
Kyuhyun mengedikan bahunya.
Kibum memutar otaknya untuk membuat Kyuhyun ikut dalam alur buatannya.
"Hyung lebih tinggi darimu" goda Kibum dengan killer smile yang sudah mengembang setelah menemukan bahan.
"Ish... Aku masih lebih tinggi 2 cm darimu Hyung" jawab Kyuhyun sedikit keras dan membuka kedua matanya karena terpancing.
"Tapi nanti hyung akan lebih tinggi" pancing Kibum lagi.
"Mungkin, kalau hyung habiskan susu buatan Eomma setiap pagi dan malam" komentar Kyuhyun lagi.
Kibum tersenyum lagi. dicubitnya dengan gemas pipi dongsaengnya yang mulai tirus.
"Hyuuuuuuunnggggg!!!!!" jeritnya lagi dan Kibum berlari menjauh dengan tawa.
Jungsoo mendekat ke bungsunya.
"Eomma... Lihat mata dan pipi Kyunnie. Hyungie jahat" lapor Kyuhyun saat melihat Eommanya mendekat.
Jungsoo mengelus pipi Kyuhyun yang memang memerah.
"Apa yang membuat Hyungie mencubit Kyunnie?"
"Mollaseo, tangannya memang hobi sekali menyakitiku".
"Hyungmu memang selalu gemas dengan semua ekspresimu, Hyungie hanya begitu denganmu, Kyunnie".
"Jinja?" tanya Kyuhyun tidak yakin.
Jungsoo semakin tersenyum dan mengusak rambut Kyuhyun gemas.
"Ayo kita pulang, udaranya semakin dingin di musim gugur seperti ini" ajak Jungsoo sambil mengulurkan tangannya pada bungsunya.
Kyuhyun meraih tangan Eommanya dan beriringan berjalan masuk kembali ke dalam kamar rawatnya untuk berberes.
***
Ddddrrrtttt... dddrrrtttt... ddddrrrrtttt....
Kyuhyun mengambil benda tipis dimejanya.
From: Bum Hyung,
Tunggu dirumah!

Setelah membacanya ia tersenyum.
"Wae?" tanya Jungsoo yang masih mengepack barang Kyuhyun.
“Bum Hyung, Eomma... Bum Hyung menyuruh kita langsung pulang saja” kata Kyuhyun tanpa menoleh, jari-jari lentiknya mengetik jawaban pada Hyungnya.
“oh, guerre, Eomma juga udah selesai beres-beres, ayo kita pulang...” kata Jungsoo kemudian menepuk tas jinjing itu sambil memfokuskan pandangan pada bubgsunya..
Mereka berduapun keluar rumah sakit.
****
“Kyunnie istirahat dulu, Eomma mau masak makan malam dulu, oh iya, ada roti slay coklat dikamar, cepat makan dan minum obatmu!” perintah Jungsoo sembari menepuk pundak terjauh Kyuhyun.
Kyuhyun mengangguk.
“nanti kita makan malam bersama...” kata Jungsoo sembari tersenyum.
Kyuhyun membalasnya, lalu naik tangga dan berjalan ke kamarnya.
Dia menemukan roti yang dimaksud, dimakannya sambil membuka laptopnya, diketiknya beberapa digit paswordnya. Lalu dibukanya file paling sering dibukanya, diambilnya kacamata kerjanya, mengambil obat dan air putih, lalu mulai larut dalam pekerjaannya, dia mengambil buku tebal di rak bukunya, lalu mulai membukanya lembar demi lembar dan tangannya juga terus bekerja diatas Keyboard laptop, ditaruhnya buku itu, lalu diambilnya berkas tebal dari rak juga, ia kemudian membuka dan mengetik lagi, entah apa yang dikerjakannya, sekitar 4 jam dia larut. Setelah itu dia koreksi akhir semuanya, lalu menyimpan semuanya kembali, selanjutnya ia ke pengaturan akun, lalu menghilangkan paswordnya. Tersenyum manis melihat kerjaannya selesai. Segera menshutdown laptopnya.
Dari belakang ada yang menepuk pundaknya. Dengan kaget Kyuhyun menoleh.
“ommo! Ya Hyung! Jangan membuatku kaget!” kata Kyuhyun sembari mengelus dadanya yang bergejolak..
“Eomma memanggilmu makan malam, lihat sudah pukul 7” kata Kibum sambil menunjuk jam weeker di sebelah ranjang Kyuhyun.
Kyuhyun hanya membulatkan mulutnya ber oh oh ria.
Kibum hendak melangkah pergi sebelum...
“Hyung sakit? Kenapa pakai topi rajut didalam rumah? Gwenchana?” tanya Kyuhyun beruntun melihat penampilan Hyungnya.
“siapa bilang? Hyung sehat... Nanti Hyung punya kejutan untukmu bocah!” kata Kibum sambil mengulurkan tangannya. “ayo cepat! Appa dan Eomma sudah menunggu!”
“Appa sudah pulang jam segini?” tanya Kyuhyun terkejut.
“KIIIIBBBUUUUMMMIIIEEEEE!!!! KKKYYYYUUUUNNNIIIIIEEEEE!! Ayo cepet turun... Kita makan bersama ayooo!” teriak Jungsoo dari bawah.
“kau dengar sendiri bukan? Ayo!!” kata Kibum sambil menarik tangan Kyuhyun yang sedari tadi tidak menyahut balik tangannya.
Kyuhyun menurut tangannya ditarik. Dia asyik melihat topi rajut yang dipakai Hyungnya. ‘apa Bum Hyung warnai rambut lagi? Barani? Ah... apa ada rumus takut di pertikel otak Bum Hyung? Sepertinya ruang makan akan seru, tapi bagaimana kalau Appa memarahinya lagi nanti?’ batinnya.
Mereka berdua duduk rapih bersebelahan dimeja makan. Untuk pertama kalinya keduanya sama-sama menggunakan pakaian normal, tidak ada kaus tanpa lengan, tidak ada celana pendek serabutan, yang ada keduanya dengan Kaos lengan pendek normal dan celana pendek normal.
“tumben kalian berdua kompakan seperti ini?” tanya Kangin secara umum yang khusus ditujukan pada sulungnya.
Kibum mengedikan bahu cuek.
“itu, kenapa pakai topi didalam rumah, Bum-ah?” tanya Kangin lagi.
“emh....” gumam Kibum bingung.
“gwenchana Appa, Bum hyung seprtinya pusing hari ini” kata Kyuhyun berusaha melindungi Kibum dari prasangkanya sendiri.
Kibum melihat dongsaengnya sambil tersenyum.
“wae?” tanya Kyuhyun pelan dan hanya terdengar oleh Kibum.
“apa yang kau fikirkan?” tanya Kibum curiga.
Kyuhyun menggeleng.
“kalau pusing kenapa tidak bilang, sayang?” tanya Jungsoo dengan wajah khawatir. Sulugnya jarang sakit berbeda dengan bungsunya, itu yabg difikirkannya.
“siapa yang pusing? Kyunnie kah?” bantah Kibum lalu melepas topi rajutnya.
Kyuhyun sudah diam menunduk.
“Kibumie potong rambut?” tanya Jungsoo takjub.
“begitu kan enak dilihat” kata Kangin semangat melihat perubahan Kibum hari ini.
Akhirnya Kyuhyun berani menatap hyungnya lagi. Ia tersenyum, tersenyum lega juga senang juga heran.
“hem, tadi Kyunnie menangis sambil berkata aku menyakitinya dan tidak bisa menjaganya” jelas Kibum cuek.
“Kyunnie menangis?” tanya Jungsoo sok tidak mengerti percakapan mereka tadi siang.
Kyuhyun diam dan masih tersenyum sambil menunduk. Ia ingat percakapan mereka siang tadi, dan mengingat berapa kali Kibum Hyungnya memanggilnya dengan nama kecilnya lagi, ini sebuah pencapaian rekor setelah mereka lulus Sekolah dasar dulu.
“hem... Tangisannya mengerikan, membuat bayi-bayi terbangun dan menangis karena takut” kata Kibum dibuat-buat untuk menarik Kyuhyun melihatnya lagi.
“Jinja?” tanya Kyuhyun akhirnya.
Kangin hanya tertawa mendengar celoteh anak sulungnya yang sebenarnya sangat pendiam, tapi akan berubah jika bersama dongsaengnya dan anak bungsunya memang berbeda dengan hyungnya, dia cenderung lebih ceria dan terbuka juga terlihat mandiri itu akan sangat manja jika bersama orang-orang yang benar-benar disayangnya.
“ya sudah, yang penting sekarang anak Appa sudah tampan semua” kata Kangin menengahi.
Mereka akhirnya santap makan malam dengan khidmat. Setelah santap makan malam semua kembali keaktifitas masing-masing.
“nih” kata Kibum sambil menyodorkan stik PS.
“kita bertanding?” tanya Kyuhyun sambil menerima stik.
“selain itu memang apa lagi?” tanya Kibum balik.
Akhirnya mereka main soccer, mereka bertanding alot, mereka sama-sama cerdas dan memiliki otak diatas standart untuk masalah merancang strategi.
“GGOOOOAAALLL!!!!” teriak Kyuhyun berhasil memasukan bola kegawang Kibum.
Kibum memandangnya sebal.
Mereka memulai pertandingan lagi, mereka sama-sama fokus, sama-sama konsentrasi, permainan sangat alot, beberapa kali hampir masuk tapi selalu gagal. Bola dipertahanan Kyuhyun sekarang, hampir semua pemain Kibum ke arena Kyuhyun, lalu bola direbut pemain Kyuhyun, serangan cepat dan taktis dilancarkan pemain tim Kyuhyun kemudian  memasukan bola yang kedua.
“GGGGOOOOAAALLL!!!!” teriak Kyuhyun lagi sambil cengar cengir.
Lalu waktu habis.
“kenapa aku kalah yah?” tanya Kibum merasa ada yang salah.
“namanya juga pertandingan, ada kalanya kita perlu kalah untuk menang, ada kalanya sengsara dulu baru bahagia” kata Kyuhyun bijak sambil meletakan stiknya dikarpet.
Kibum hanya melihatnya tanpa gairah.
“ayo kita menantang Appa bermain catur saja” ajak Kyuhyun.
Kibum mengikuti dongsaengnya dari belakang. “kenapa hari ini agak lain? Tumben hari ini tidak berkencan dengan buku-bukumu?” tanya Kibum heran.
“kan sudah tadi sore” kata Kyuhyun.
"Appa, ayo bertanding catur denganku!” ajak Kibum bersemangat melihat Kangin mengobrol dengan Jungsoo diteras.
“boleh, ayo!” kata Kangin tak kalah semangat.
Kibum Vs Kangin. Jungsoo menyemangati Kangin dan Kyuhyun menyemangati Kibum.
Mereka bermain sungguh-sungguh.
“kuda kiri” kata Kyuhyun pelan pada Kibum.
Kibum mengikutinya. “Skak math!” kata Kibum senang.
“ah curang, Kibumie dibantu Kyunnie” kata Jungsoo.
"Eomma juga membantu Appa” debat Kyuhyun.
“yeye! Eomma, mana bedaknya!” Kibum meminta bedak ditangan Jungsoo.
“dibedak sungguhan?” tanya Kangin sedikit sanksi.
"Appa! Appa harus konsekuen dengan perjanjian! Sini biar Kyunnie yang menabur bedaknya!” kata Kyuhyun sambil menaruh bedak ditangannya, lalu memakaikan sedikit bedak di pipi Kangin. “Mian, Appa, sedikit kurang ajar” kata Kyuhyun dengan girang setelah melihat hasil kerjanya yang membuat Kangin terlihat cemong setelahnya.
Begitupun Kibum, ia juga mencemong sedikit wajah Kangin dengan bedak.
Kyuhyun mengambil camera dilemari keluarga lalu menaruhnya di meja, mengatur waktunya lalu berlari kearah kedua orangtuanya dan Kibum. “Eomma, sini agak rapat biar semua terfoto!” kata Kyuhyun semangat.
Akhirnya Kangin dan Jungsoo duduk disofa, Kibum dan Kyuhyun berdiri dibelakang mereka berdua. Lalu terdengar suara foto.
“sekali lagi!” kata Kibum sambil memasang fokus camera dan timernya.
Mereka berfoto bebas sekarang, Kyuhyun memeluk Kangin dan Jungsoo dari belakang dan Kibum duduk dikarpet diantara mereka berdua.
****
“tidur dikamarmu sendiri, Kyu!” usir Kibum saat melihat Kyuhyun berbaring diranjangnya.
Kyuhyun menyamankan posisinya. "Aku sudah mengantuk Hyung... Malam ini saja, ya! Jangan tendang aku dari tempat tidurmu, Bum hyung..." kata Kyuhyun pelan. Matanya sudah hampir terpejam.
“mana bisa? Sudah kembalilah! Aku takut menyakitimu nanti!" kata Kibum sambil mengelus pipi dongsaengnya.
"Aku sedikit kedinginan malam ini..." keluh Kyuhyun sedikit melirik Kibum.
Kibum menghembus nafasnya.
"Saranghae Hyung..." gumam Kyuhyun kembali memejamkan mata.
 "Hyung tidak bisa berjanji tidak akan menendangmu nanti" kata Kibum kemudian membaringkan tubuhnya disisi lain ranjang.
Kyuhyun membuka matanya kembali. "Hehe... Cukup usahakan saja".
“hah.. ya sudah.. tidur... tidur!” kata Kibum sambil menutup selimutnya sedada.
“Hyung...” panggil Kyuhyun.
“hem” jawab Kibum.
“ah... Aniya...”.
“apa? Kalau berbicara jangan digantung”.
"Guerre... Hyung... Apa sekali saja, Hyung pernah begitu bahagia karena aku dongsaengmu? dan bangga kepadaku?" tanya Kyuhyun memiringkan tubunya ke hadapan Kibum.
Kibum memiringkan badannya menghadap dongsaengnya dan tersenyun lembut. "Tentu... Terlahir bersamamu, tumbuh bersamamu, menjagamu, menjadi saksi setiap tawamu, melihatmu berjalan disampingku, dan mungkin hal-hal lain diakui atau kuingkari, aku bahagia... Apapun kalau bisa akan kulakukan untuk bisa terus seperti itu" tangannya membelai lembut rambut coklat gelap Kyuhyun.
"Hehe... Saranghae hyung... Gumawo sudah menjaga dan melindungiku..." gumam Kyuhyun setelah lebih mendekat ke tubuh Kibum.
Kibum tertawa kecil dan menarik dongsaengnya untuk masuk kepelukannya. Tangannya aktif mengelus rambut ikal Kyuhyun. "Nado..." gumamnya kemudian perlahan mengecup puncak kepala Kyuhyun setelah sangat lama tidak melakukannya.
Kyuhyun terkikik dan membalas pelukan hyungnya.
"Jja... Kita akan buat hari esok, esok, esok dan seterusnya seperti hari ini... Kita akan bahagia bersama dan tumbuh menjadi haraboeji bersama..." gumam Kibum.
Kyuhyun mendusalkan kepalanya mencari tempat paling nyaman.
"Tidurlah... Jalja Kyunnie..." gumam Kibum.
Kyuhyun sudah tidak menyahut, nafasnya sudah terdengar tenang dan sesekali dengkuran halus juga iiut terdengar.
Kibum terkikik mendengarnya. Terus diusapnya rambut Kyuhyun hingga matanya juga memberat dan terlelap juga.
Hingga pagi saat Kibum terbangun, posisi mereka masih sama, Kibum melihat kaki dan badannya juga tidak berubah, tangannya juga masih di rambut dan kepala Kyuhyun, dan Kyuhyun masih tenang dipelukannya.
"Kyunnie... Bangun... Sudah pagi... Hyung harus masuk sekolah..." gumamnya sembari mengusap rambut depan Kyuhyun yang menempel didadanya.
Tidak ada respon.
"Ya, bocah bandel, bangun..." gumamnya lagi.
Kyuhyun masih tidak merespon.
Kibum mencubit pipi Kyuhyun.
Tapi...
"K-Kyunnie..." lirihnya. Pipi itu terasa dingin. "kau kedinginan Saeng?" tanyanya.
Tetap tidak ada jawaban.
Perlahan airmata Kibum mengalir. Perasaannya mengatakan sesuatu yang paling ditolaknya.
"Andwe yo!!! Kyunnie! Jinja! Bangunlah!!!! Katakan apa yang sakit? Apa terasa dingin??? Mengeluhlah!!!!" tangisnya sambil memeluk dongsaengnya erat-erat. tangisnya terdengar sangat pilu. "andweyo!!!! Jebal! Jebal! Bangun Kyunnie!" ucapnya hampir menjerit. Suaranya seperti tertelan.


"Kibumie-ya!!! Kyunnie-ya!! Ayo bangun nak... Hari sudah pagi, apa kalian tidak masuk sekolah?" tanya sebuah suara diluar Kamar samar-samar terdengar di telinga Kibum.
Kibum sudah tidak menyahut. Ia masih menangis keras dan memeluk Kyuhyun dengan erat, sangat erat.
“bangun Saeng! Bangun!”
Lalu pintu dibuka dari luar. Jungsoo didepan pintu menyaksikan Kibum yang sudah histeris dan masih meraung sambil memeluk Kyuhyun erat. Ia terduduk dilantai. Airmatanyapun meluncur tanpa kendali.
****
“Kyu, aku jadian dengan Yoona” lapor seorang haksaeng berseragam celana pendek khas anak sekolah menengah pertama.
Yang diajak bicara hanya diam beberapa detik, lalu tersenyum, senyum yang sedikit terlihat pahit, lalu menepuk pundak lawan bicaranya. “jaga Yoona baik-baik Hyung, jangan buat dia menangis” sarannya.
“Kyu, kau tidak marah?”
Dia menggeleng. “Bum Hyung.... Untuk apa aku marah? Yang penting kalian bahagia!”.
Kibum terdiam mendengarnya.
****
“Kim Kibum! Kau tambah besar tambah susah diatur! Kemana saja kau keluyuran sampai jam segini?” bentak Kangin pada anak masih sama dengan seragam celana pendek.
“Appa... Kyunnie minta tolong Bum Hyung ke tempat servis laptop, Laptop Kyunnie kemasukan Virus tadi, Kyunnie kan sakit, jadi Eomma mearang Kyunnie keluar rumah” kata anak seusia Kibum diujung tangga. “Gomawo Hyung. Jja! Sudah malam, ayo tidur, Appa, jaljayo!”.
Kibum mengikuti langkah Kyuhyun ke lantai dua.
“kenapa berbohong pada Appa? Sejak kapan belajar berbohong?” tanya Kibum.
“Gwenchana... Hanya sekali saja... Besok jangan pulang malam lagi Hyung... anggap aja hiburan...sudah ya, mataku ngantuk, mau tidur!” kata Kyuhyun memakai selimutnya.
“aku tidur disini” kata Kibum langsung naik ranjang.
“Cuci kaki! gosok gigi dulu! Calon dokter jorok!”.
“hehehe....” tawa Kibum lalu mengikuti perintah Kyuhyun, setelah itu ia kembali ke ranjang dan mengganggu tidur Kyuhyun.
****
 Kenangan-kenangan itu berpendar dikepala Kibum, hatinya makin sakit, dan masih banyak kenangan lain yang tak kalah menyakitkan kalau diingat-ingat pada saat seperti ini.
Kamar ini sudah sepi, tidak ada suara Kyuhyun lagi, keadaannya masih sama bersih seperti terakhir kali dijamah Kyuhyun, aroma ruanganpun masih sama, slimut sprei dan bantal masih sama, ada aroma Kyuhyunnya.
Kibum memeluk selimut yang biasa dikenakan Kyuhyun, menangis lagi disana.
“Kyunnie-ya...” panggilnya.
Ia melihat Laptop di meja belajar Kyuhyun, ia beralih kesana dan menghidupkannya. “pasti dipasword” gumamnya.
Tapi ternyata tidak, pasword sudah dihilangkan. Ia melihat folder terakhir yang dibukanya, dokument foto, foto list paling atas adalah foto yang mereka ambil 2 malam yang lalu, Malam terakhirnya bersama Kyuhyun. Lalu semakin mundur, adalah foto mereka sekeluarga ditahun-tahun sebelumnya yang memang sedikit langka.
Lalu ia buka folder lain yang terakhir dibukanya, ada beberapa sub folder didalamnya, dan semua adalah rencana kerja dan ringkasan Ide-ide Creative Kyuhyun. Kibum membuka folder demi folder. Ia terbelalak. Bukan main isinya sangat lengkap dengan perincian sedetail-detailnya dan bisa diterima dengan baik oleh nalar dan otak Kibum yang juga sama cerdas dengan Kyuhyun. Kibum membawa Laptop itu ke lantai dasar dan menunjukannya pada Kangin.
“Appa harus lihat ini!” kata Kibum.
“apa lagi Bum?” tanya Kangin masih lemas.
Kibum membuka page-page yang sudah dibukanya.
Kangin mengenakan kacamatanya dan meneliti tiap jengkal tulisan didalamnya.
“ini project yang bagus, kau yang membuatnya, nak?” tanya Kangin.
“ini laptop Kyunnie, Appa... selama ini, ternyata ini yang dibuatnya”.
Kangin menajamkan pengelihatannya. Ia meneliti lebih teliti lagi. “bahkan pengaturan rincian perkiraan dananyapun sesuai, ini project bagus. Bisa diwujudkan”.
“jinja? Jeongmal?” tanya Kibum semangat.
Kangin mengangguk.
“lalu ada pesan dibawahnya, dia mau semua keuntungan dari project ini disumbangkan untuk pengobatan anak-anak penderita Kanker di Negara kita. Appa setuju?” tanya Kibum.
“yah... ini harapan terakhir dongsaengmu, jadi kita lakukan saja biar dia tenang” kata Kangin sembari menepuk kepala Kibum dan tersenyum tulus.
Kibum mengangguk.
Akhirnya setelah hari itu Kibum membantu Kangin memulai project impian Kyuhyun yaitu pembangunan sebuah Taman bermain yang cukup besar di tanah wisata milik keluarga Kim. Lokasi yang strategis dan perkembangan sekitar wisata itu sangat mendukung berkembangnya tempat wisata itu, dalam 4 tahun pembangunan selesai, dan dalam waktu kurang dari 2 tahun modal besar yang diucurkan untuk project besar itu terlunasi sudah, setelah itu uang yang masuk untuk perbaikan wisata, gaji pegawai dan disumbangkan sesuai keinginan Kyuhyun, sedang Kibum giat dengan sekolah kedokterannya. Dia bercita-cita ingin membantu orang-orang yang bernasib sama dengan dongsaengnya, Kyuhyun. Penampilannya? Kadang masih terlihat urakan, rambutnya kembali panjang, tapi terkadang ia ingat kata-kata Kyuhyun dan kembali mengaturnya rapih.
Sesekali juga Kibum mengusap airmatanya yang kembali menetes saat malam-malam dia ingat malam terakhir memeluk dongsaengnya. Dongsaeng tersayangnya sekaligus satu-satunya yang pernah dimilikinya.
"Mengapa malu? Bum Hyungkan milikku!".
Kata-kata itu terngiang lagi.
'Nde... Aku memang hanya akan jadi Hyung milikmu, Kyunnie".

FIN

terimakasih untuk yang sudah menyempatkan diri membaca atau malah mengkoment dan subscribe, dengan dukungan kalian mungkin suatu saat saya bisa menulis lebih baik lagi. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
uixalmt #1
Loh, aku baru tau ada kihyun di AFF. Kenapa ngga up di ffn? Disana banyak kihyun shipper..