"Ngernnn....." August merintih. Pelan.

"Hmm..?"

"Ngghhh......"

Ngern tak menjawab, hanya meneruskan apa yang sudah dimulainya.

Dan membuat August meneruskan rintihannya.

------------------------------------------------------------------

White yang hendak mengetuk pintu ruang latihan mendadak berhenti.

Darahnya serasa beku mendengar rintihan dari dalam ruang rehearsal.

Ia yakin, barusan Augustlah yang merintih.

"Kenapa dia? Sakit" pikir White. Ia sedikit cemas pada adik-adiknya itu. Jadwal Ngern dan August belakangan ini memang sangat padat, belum lagi dengan kuliah mereka. White sengaja datang lebih pagi dari jadwal yang ditentukan karena ia membawa beberapa makanan dan minuman yang disukai kedua adiknya itu. Oleh-oleh waktu ia ke Hua Hin.

"AAHHH!! NGEERRNNN!!!"

"Ssstttt....."

"Pe-pelan... aahh...pelan....."

White yang sudah memegang gagang pintu kembali tertegun.

"Ini udah pelan. Makanya relaks....."

"...... sakiiitt...."

Sumpah demi anjing kesayangan emaknya, selama kenal dengan August baru kali ini White mendengar adiknya yang kurus kering itu bicara dengan nada manja begitu.

Kemudian terdengar suara mendesis.

"Hm.... nguping bentar gak apa-apa kali ya?" pikir White.

Sungguh kakak yang baik.

"Nnggghhhh....."

Kali ini White mendengar dengan jelas. Suara rintihan orang yang kesakitan, tapi bercampur nikmat.

dari...

mulut...

August....

Dan White mendadak sadar sampai mukanya memerah.

Pelan-pelan, berusaha agar tak mengeluarkan suara, White mundur dan berjalan kembali ke lorong tempat ia tadi datang.

Lalu menemukan P'Jane dan P'Ying yang berjalan ke arahnya sambil asyik ngobrol berdua.

GAWAAATTTT!!!!

-tbc-