final

Lost

Hyung, aku mau ke toilet,” kata Dino pada Woozi setelah mereka selesai melakukan fan meeting.

“Terus?” tanya Woozi dengan cueknya sambil bermain dengan ponselnya.

“Anterin~” pinta Dino sambil menarik ujung lengan baju Woozi.

Woozi terkekeh sambil mengelengkan kepalanya lalu dia menatap Dino. “Kamu tuh udah gede, tau! Masa ga berani ke toilet sendiri?!”

“Bukannya gitu,” Dino menundukkan kepalanya sambil menatap ujung sepatunya. “Di luar sana kan banyak orang. Fans kita juga masih banyak yang ada disini. Kalo mereka ada yang kenal aku terus aku dibawa kabur gimana?”

Woozi tertawa lebar mendengar kata-kata Dino itu. Dia pun teringat perkataan manager mereka untuk tidak pergi kemana-mana sendirian demi keselamatan mereka. Mau tak mau Woozi akhirnya mengiyakan permintaan adik terkecilnya itu. “Kita bilang dulu ke Coups hyung,” katanya. Lalu dia dan Dino pergi menemui S.coups yang sedang asik berbicara dengan Wonwoo, Mingyu, dan Vernon. “Oi, hyung, aku dan Dino ke toilet ya!” kata Woozi pada kakak tertua mereka.

S.coups mengangguk. “Oi, kalian ga ganti baju dulu?” tanyanya sebelum Woozi dan Dino pergi. “Pake baju kayak gitu kalian bisa jadi pusat perhatian. Fans kita juga masih banyak yang ada disini. Nanti kalo dibawa kabur gimana?”

Woozi kembali tertawa mendengar kata-kata S.coups yang sama persis dengan Dino. Masa iya fans berani kayak gitu? Batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kenapa mereka jadi mendadak parno? “Ga usah, hyung. Cuma sebentar doang,” kata Woozi. Lalu sambil menggandeng tangan Dino, mereka pergi ke toilet.

Hyung mau ke toilet juga ga?” tanya Dino sebelum memasuki toilet yang letaknya cukup jauh dari tempat acara fan meeting mereka.

“Engga. Aku tunggu disana aja,” kata Woozi sambil menunjuk ke arah bangku panjang yang berada di dekat food court di seberang toilet. “Jangan lama-lama ya!” pesannya pada Dino. Setelah adik terkecilnya itu memasuki toilet, dia berjalan ke arah bangku yang tadi ditunjuknya lalu duduk disana sambil memainkan Candy Crush di ponselnya. Tak lama kemudian, seseorang menepuk pundaknya. “Ya?” tanyanya pada orang itu, gadis manis berambut pendek yang sedang tersenyum kepadanya.

“Woozi oppa kan?” tanya gadis itu.

Woozi tersenyum sopan sambil mengangguk kepalanya. Mungkin dia penggemarku ya? Batinnya.

Gadis itu berseru girang setelah melihat anggukan Woozi yang mengiyakan pertanyaannya. “Oppa, aku penggemarmu!” serunya dengan wajah yang berbinar-binar. “Aku boleh minta tanda tanganmu?”

Woozi kembali mengangguk lalu dia menerima CD album Boys Be-nya Seventeen yang diberikan gadis itu padanya untuk ditandatangani. “Tadi kamu ga ikut fan meeting?” tanyanya sambil menyerahkan CD itu kembali ke gadis tadi.

Gadis itu menggelengkan kepala dengan wajah sedih. “Aku baru aja selesai kerja dan pas sampe sini ternyata acaranya udah selesai,” katanya. “Oppa, bisa ikut aku sebentar?”

Dahi Woozi berkerut mendengar permintaan penggemarnya yang tak biasa itu, namun dia tidak punya pikiran buruk sama sekali. “Kemana?” tanyanya.

“Kesana!” gadis itu menunjukkan suatu tempat. “Bisa kan, oppa? Sebentar aja~” gadis itu mulai melakukan aegyo.

Woozi bisa tahan kalau yang melakukan aegyo itu adalah laki-laki. Tapi melihat gadis itu sangat mengharapkan jawaban iya dengan tatapan yang memelas dan aegyo-nya itu membuatnya lemah. Woozi akhirnya mengangguk. “Cuma sebentar kan?”

Gadis itu mengangguk mantap. “Yup! Cuma sebentar~” katanya.

Tak lama setelah Woozi dan gadis itu pergi entah kemana, Dino keluar dari toilet dengan perasaan lega. Dia merasa bersalah membuat kakaknya itu menunggunya agak lama karena tadi dia harus mengantri dan juga ada beberapa fanboys yang memintanya untuk berfoto bersama. Dino menjatuhkan pandangannya ke arah bangku panjang yang tadi ditunjuk Woozi, namun dia tidak menemukan sosok kakaknya itu. Tuh orang gimana sih! batinnya kesal. Katanya mau nunggu disana, eh, malah ngilang kan! Dino akhirnya kembali lagi ke tempat fan meeting mereka sendirian setelah berpikir kalau Woozi sudah berada disana, meninggalkannya karena bosan terlalu lama menunggunya.

“Oi, dari mana aja?” Tanya Hoshi pada Dino setelah anak termuda itu berada bersama mereka. “Kita udah mau pulang nih.”

“Abis dari toilet,” jawab Dino santai. “Eh, tasku mana?”

“Tuh sama Joshua hyung,” jawab Hoshi. “Kamu ke toilet sendirian?”

Dino menggelengkan kepalanya. “Joshua hyung, tasku dong!” serunya pada Joshua.

“Nih!” Joshua memberikan Dino tasnya. “Dari mana aja sih? Tadi aku cariin ga ada,” tanyanya.

“Dari toilet,” jawab Dino sambil menerima tasnya dari Joshua.

“Oi, Dino si anak bungsu!” tiba-tiba Vernon sudah berada di samping Dino dan menepuk pundaknya. “Dari mana aja? Kok tadi ga keliatan?”

Dino menghela napas panjang. Pertanyaan yang sama dengan Hoshi dan Joshua itu membuatnya kesal. “Toilet,” jawabnya singkat.

“Sendirian aja?”

Pertanyaan yang sama lagi dengan Hoshi. Dino menghela napas panjang lagi lalu menggelengkan kepalanya. “Sama Woozi hyung,” jawabnya.

“Woozi hyung?” Tanya Joshua sambil mengernyitkan dahinya. “Kok ga bareng dia baliknya?”

Kali ini Dino yang mengenyitkan dahinya. “Dia udah balik kan?” dia balik tanya ke Joshua.

Joshua menggelengkan kepalanya. “Dari tadi aku ga liat dia,” jawabnya.

“Aku juga,” timpal Hoshi yang juga diangguki Vernon.

“Serius?” Tanya Dino. Tiba-tiba dia merasa tidak enak.

“Oi, Dino!” tiba-tiba terdengar suara S.coups dari arah belakang Dino. Anak termuda itu membalikkan tubuhnya untuk menatap kakak tertua mereka itu yang sedang berjalan ke arahnya. “Udah balik dari toilet?” Tanya S.coups setelah berhenti di depan Dino.

Dino menganggukkan kepalanya dengan kikuk. Duh, kalo sampe S.coups hyung nanyain…

“Woozi mana?”

Tuh kan! Dino benar-benar merasa bersalah karena dia tidak kembali bersama Woozi, tapi dia sama sekali tidak tahu berada dimana kakaknya itu. “Aku pikir Woozi hyung udah balik karena aku ga ngeliat dia di luar toilet, tapi ternyata…”

“Woozi hilang?!” seru Jeonghan yang entah sejak kapan bergabung dengan mereka dan seruannya itu membuat Wonwoo, Mingyu, DK, Seungkwan, The8, dan Jun ikut bergabung.

“Hilang?!” seru Jun dan Mingyu berbarengan.

“Atau mungkin dia tersesat?” kata Seungkwan.

“Ga mungkin,” kata DK. “Tempat ini ga terlalu besar dan Woozi udah tau banget tempat ini. Ga mungkin dia tersesat.”

“Terus dia dimana sekarang?” Tanya Wonwoo cemas. “Dia seharusnya udah ada disini kalo dia ga tersesat.”

“Atau mungkin…” The8 menghentikan kalimatnya lalu dia kembali berkata, “Woozi hyung diculik.”

Wow, wow… ga mungkin!” seru S.coups dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.

“Ya, terus dia lagi dimana sekarang?” Tanya Jeonghan.

“Ini udah hampir setengah jam semenjak kami ke toilet,” kata Dino setelah melirik jam tangannya.

“Aku coba telepon dia,” kata Mingyu lalu dia mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon kakaknya itu sementara yang lainnya menatapnya dengan penuhh harap. Tak lama kemudian Mingyu berdecak kesal. “Ga diangkat!”

“Ya Tuhan...” kata Joshua dengan nada frustrasi.

“Kamu terus telepon dia, Mingyu!” seru S.coups lalu dia menatap ke arah Joshua, Jeonghan, dan Jun. “Kalian bertiga ikut aku cari Woozi. Hoshi!”

“Ya, hyung!” seru Hoshi dengan sikap siap setelah mendengar namanya dipanggil.

“Kamu jaga yang lainnya dan pimpin mereka ke mobil,” S.coups mulai memberikan perintah ke Hoshi. “Bilang ke manager hyung untuk tunggu kami.”

“Siap, hyung!”

“Dan jangan bilang ke dia kalo Woozi hilang. Bilang aja kalo kami nemenin Jeonghan beli kunciran.”

Kata-kata S.coups itu membuat sebagian besar dari mereka tertawa, kecuali Jeonghan tentu saja. Anak tertua kedua itu meninju pundak kakak mereka dengan cukup keras. “Kamu kira aku cowok apaan?!” serunya dengan kesal.

“Udah, udah... jangan berantem!” lerai Hoshi. Lalu dia menatap ke arah adik-adiknya satu per satu. “Sekarang kita semua balik ke mobil dan jangan sampe ada yang berpencar, oke?”

Wonwoo, DK, Mingyu, The8, Seungkwan, Vernon, dan Dino kompak mengiyakan lalu dengan Hoshi berjalan didepan mereka, para laki-laki itu pergi meninggalkan S.Coups, Jeonghan, Joshua, dan Jun yang akan mencari Woozi.

“Oke, sebelum kita mulai, kalian bawa ponsel kan?” tanya S.coups pada tiga adiknya itu.

“Bawa,” jawab Jun sambil mengeluarkan ponselnya sementara Jeonghan dan Joshua mengiyakan pertanyaan S.coups dengan anggukan.

“Bagus! Kita akan berpencar. Aku akan ke arah utara, Jeonghan ke selatan, Joshua ke timur, dan Jun ke barat. Kalian masih inget baju yang dipake Woozi kan?” tanya S.coups lagi yang kemudian diangguki oleh yang lainnya. “Bagus! Sekarang kita berpencar! Kalo salah satu dari kita udah nemuin dia, sms, oke?”

Setelah S.coups selesai memberikan instruksi, mereka semua mulai berpencar mencari Woozi. Leader Seventeen itu mengenakan topi hitam yang sebelumnya dia ambil dari tasnya. Dia merasa aman karena sudah tidak mengenakan baju yang sama seperti yang tadi dikenakannya saat fan meeting jadi dia bisa lebih leluasa berjalan diantara orang-orang banyak tanpa ada yang mengenalnya. S.coups mencari-cari sosok Woozi kemana-mana, namun hasilnya masih nihil. Akhirnya dia berhenti sejenak untuk bernapas dan berpikir jernih. Kemana sih tuh bocah? Batinnya. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan ke group Line milik para anggota Seventeen.

SeungCoups88: udah ada yang nemuin Woozi belum?

Tak lama kemudian datang satu pesan dari Mingyu, disusul oleh pesan-pesan lainnya dari Jeonghan, Jun, dan Joshua.

VisualKMG97: teleponnya masih ga bisa dihubungin :(

1004YoonJH: belum ketemu… T^T

JunhuiWen95: sama kayak Jeonghan hyung, masih belum  ketemu…

JJoshuaHong: belum ketemu juga :’(

“Aish…” S.coups menaruh kembali ponselnya ke kantung jaketnya. Dia menatap sekelilingnya dengan penuh harap dan cemas. “Tuh anak lagi dimana sih?” tanyanya pada diri sendiri.

“Woozi, sini!”

Woozi? S.coups dengan cepat menonlehkan kepalanya ke sumber suara tadi. Dia melihat seorang gadis manis berambut pendek sedang memanggil anjing poodle kecil berwarna putih yang memakai pita merah muda di telinga kanannya. Tiba-tiba S.coups terkekeh. Gadis itu menamai anjingnya dengan nama yang sama dengan nama panggung adiknya itu. Diliat-liat emang mirip sih, batinnya. Sama-sama putih dan pita anjing itu mirip sama warna rambut...

“Woozi, sini”

Lagi-lagi S.coups dengan cepat menolehkan kepalanya ke sumber suara itu. Bukan. Itu bukan suara si gadis tadi. Suara itu milik seorang laki-laki dan terdengar tak asing di telinganya. Benar saja. S.coups melihat sosok Woozi sedang berjongkok dan menggerakkan tangannya pada anjing milik gadis manis tadi, memberi isyarat padanya untuk mendekatinya. Dan tak lama kemudian, anjing itu pun menuruti permintaan Woozi. S.coups akhirnya bisa bernapas lega karena sudah menemukan sosok Woozi. Dia kembali mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan dan mengirimkannya ke Line.

SeungCoups88: Woozi udah ketemu, guys! Kami akan balik sebentar lagi.

Setelah S.coups menaruh kembali ponselnya, dia berjalan perlahan dimana Woozi dan gadis itu berada, yang letaknya tak terlalu jauh darinya. “Woozi!” serunya yang membuat Woozi dan anjing kecil itu menoleh padanya.

“Oh. Hai, hyung!” seru Woozi sambil melambaikan tangannya dan tersenyum lebar pada S.coups.

“Ponselmu mana?” tanya S.coups saat dia sudah berdiri di samping Woozi.

“Ada di kantung celana,” jawab Woozi. “Kenapa?”

“Ambil!”

Tanpa bertanya, Woozi menuruti perintah S.coups. “Nih!” katanya sambil menunjukkan ponselnya ke kakaknya itu.

“Coba, nyalain ponselmu!”

Woozi menuruti perintah S.coups lagi dan tak lama kemudian dahinya berkerut. “Ngapain Mingyu telepon aku? Sampe dua puluh kali...”

“Sampe dua puluh kali dia telepon kamu, kamu ga tau?”

Woozi mengernyitkan kepalanya sambil menatap S.coups. Dia menyadari nada suara kakaknya itu terdengar kesal dan dia tidak tahu alasan apa yang membuatnya seperti itu. “Aku silent ponselku. Salah ya?” tanyanya dengan wajah polos.

S.coups sudah tak tahan lagi. Dia mendorong kepala Woozi dengan pelan karena gemas dengan sikap santai adiknya itu sementara dia dan yang lainnya sedang mencemaskannya beberapa saat yang lalu. “Kami semua dari tadi tuh nyariin kamu, tau! Kalo mau pergi, bilang kek. Jadi kami ga cemas,” omelnya.

“Mmm... Coups oppa...” tiba-tiba terdengar suara pelan, suara milik gadis manis berambut pendek. Gadis itu dengan takut-takut menatap S.coups sambil menggendong anjingnya. “Ini semua salahku,” akunya lalu dia menundukkan kepalanya. “Aku tadi ngajak Woozi oppa untuk bermain sebentar sama Woozi-ku karena Woozi-ku sangat menyukai Woozi oppa.”

S.coups mengernyitkan dahinya. “Tahu dari mana kamu kalo anjingmu suka sama Woozi?” tanyanya pada si gadis.

Gadis itu kembali menatap S.coups, masih dengan takut-takut. “Karena setiap aku panggil nama Woozi, dia selalu menoleh padaku. Dan dia juga akan begitu kalo orang lain yang melakukannya,” jelasnya.

Tiba-tiba S.coups tersadarkan oleh sesuatu. Dia ingat saat dia memanggil Woozi, anjing itu juga menoleh padanya. S.coups akhirnya tertawa pelan. “Karena itu kamu kasih dia nama Woozi?” tanyanya yang langsung diangguki si gadis.

“Maafkan aku, oppa...” aku si gadis pada S.coups.

“Udah, ga apa-apa,” kata S.coups. “Yang penting aku udah nemuin Woozi-ku,” lanjutnya sambil menatap Woozi dan tersenyum padanya. “Yuk, pulang!” ajaknya ke adiknya.

Woozi mengangguk. Dia menoleh pada si gadis. “Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, Sohee!’ katanya lalu dia mengelus kepala Woozi kecil. “Woozi, oppa pulang dulu, ok? Jangan kangen ya”

Guk!” seru si anjing, seakan-akan dia mengerti kata-kata Woozi.

S.coups tak tahan untuk tidak tertawa melihat sikap Woozi pada anjing kecil milik si gadis. Setelah saling bertukar kata sampai jumpa, Woozi dan S.coups berjalan bersama menuju mobil mereka. “Si Woozi itu cewek?” tanyanya, iseng.

Woozi mengangguk. “Dia imut banget kan?” katanya sambil tersenyum saat mengingat sosok anjing kecil tadi.

“Iya, sama imutnya kayak kamu,” timpal S.coups sambil nyengir.

Woozi menatap S.coups dengan sengit saat mendengar kata lucu yang diarahkan untuknya. “Aku sama sekali ga imut, tau!” katanya dengan ketus. “Aku ini keren.”

“Orang keren ga akan mau pake pakaian kayak anak kecil kayak gini, kali!” kata S.coups sambil menarik suspender baju milik Woozi.

Dengan galaknya, Woozi mengibaskan tangan S.coups dari bajunya. “Ini kan plihan dari stylist noona!” katanya. “Mana bisa aku nolak? Lagian fans lebih suka dengan image imutku, tapi sebenernya aku ga suka,” Woozi cemberut sambil memainkan suspender-nya.

“Kasian~” goda S.coups sambil mengelus rambut Woozi.

“Hei! Udah deh, jangan ngeledekin muluk!” seru Woozi dengan kesal dan itu hanya membuat S.coups tertawa lebih lebar.

***

gimana ceritanya? semoga kalian terhibur hehe...^^

rencananya nanti aku akan buat eng version dari cerita ini, tapi ga tau kapan mau buat... orz

jangan ragu untuk kasih komen tentang cerita ini~ dan kalo kalian pikir cerita ini bagus, kalian bisa klik subscribe ato upvote hehe..

makasih udah mau bacaaa~~!! :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
scoupstu #1
Chapter 1: wkwk Jihoon sama kyungsoo 11/12 doang mau di panggil keren bukannya cute
gloomyxx #2
Chapter 1: "Iya, sama imutnya kaya kamu" duh melting.
swagxxo #3
Chapter 1: lucuuu♡ lucu banget pas terutama pas bagian mau beli kuncir rambut junghan wkwkkw:')
lakeofwisdom
#4
Chapter 1: Aih lucunyaaa ♡