Miss. Witch & Mr. Cold

The Cold Rose
Please Subscribe to read the full chapter

Aku berjalan menuju ruang kelasku dimana kelima temanku sudah menanti. Ah teman… benar-benar kata yang sangat indah didengar. Tapi aku sendiri tidak pernah merasa bahwa mereka adalah temanku dan kurasa mereka juga tak pernah merasa bahwa kami semua berteman.  Ini bermula karena artikel itu… artikel di mana tersiar kabar bahwa presdir K-Corp dengan pemilik perusahaan fashion terbesar di Korea, Fashion King telah menikah. Well, kalian pasti bingung kenapa hal itu menjadi pengaruh kan? K-Corp adalah perusahaan konstruksi yang sudah mendunia, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan K-Corp tapi seseorang yang duduk di belakang kursiku punya.

Kim Namjoo, anak semata wayang presdir perusahaan terkemuka itu. Dia gadis baik, cantik, namun apa kalian pernah menonton drama yang marak sekali di kalangan anak muda The Heirs? Yoo Rachel, dia benar-benar bertingkah mirip dengan Yoo Rachel. Arrogant, charismatic, tidak banyak bicara namun sangat mematikan. Dia adalah mawar berduri, ya sebutannya adalah mawar berduri. Dia begitu cantik namun berbahaya, durinya bisa menyakitimu. Dan bagaimana dengan Fashion King?

Kim Seolhyun, anak satu-satunya dari pemilik Fashion King. Ibu Seolhyun menikah dengan ayah Namjoo dan membuat Seolhyun dan Namjoo menjadi saudara tiri. Aku memang cukup dekat dengan Seolhyun, tak ada satupun yang ia rahasiakan dariku. Kami bersahabat baik, sangat baik. Seolhyun memang gadis periang, dia mudah mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain terutama namja. Tapi tak pernah sekalipun dalam pikiranku bahwa nantinya aku dan Seolhyun bisa bersama.

Mereka berdua adalah best of the best girl dari sekolah kami. Siapa yang tidak ingin mendapatkan gadis cantik, pintar, dan kaya seperti mereka? Pasti hanya orang bodoh… ya orang bodoh seperti diriku. Mengapa? Hanya aku yang tahu…

 

***

 

“Pergilah dari rumahku… tak bisakah kau pergi? Aku benar-benar muak satu atap denganmu” ucap Namjoo pada gadis disebelahku.

“Pergi? Hanya karena kami tinggal di rumahmu bukan berarti kau bisa seenaknya pada kami” Seolhyun maju satu langkah mendekati Namjoo. “Kau harus tahu tuan putri kalau aku bisa saja menjadi pewaris dari perusahaanmu” ancam Seolhyun. Ketegangan begitu terasa diantara keduanya.

“Kenapa kalian selalu saja bicara soal rumah, harta dan segala hal tentang warisan yang tidak akan habis selama tujuh turunan? Kalian benar-benar membuatku muak. Aku lebih muak melihat kalian berdua dibanding kalian muak melihat satu sama lain” ucapku meneruskan jalanku. Kulihat Jonghyun menatapku dengan tatapan tidak suka. Lalu apa? Dia mau apa? Kenapa aku tidak bisa mengutarakan isi kepalaku pada dua putri seperti mereka? Memuakkan! Benar-benar memuakkan!

“Sanghyuk… tunggu aku” Seolhyun berlari kecil menghampiriku dan mengamit lenganku. Aku hanya membiarkannya, dia memang sudah biasa menggandengku ketika kami berjalan di lorong sekolah. Kenapa? Dia beralasan agar tidak diganggu oleh para namja. Aku yakin alasannya lebih dari itu, tapi kubiarkan.

Kalian pasti bingung kan siapa aku? Apakah sekolahku sama seperti sekolah pada drama The Heirs itu? Tidak! Sekolahku adalah sekolah biasa, banyak orang biasa disini. Hanya kebetulan saja dua tuan putri itu jatuh ke sekolah kami.

Aku Han Sanghyuk, pria paling biasa saja disini. Ah, jika aku menceritakan tentang kebaikanku akan terdengar aneh iya kan? Baiklah aku hanya menceritakan tentang diriku atas dasar ucapan orang.

Mereka bilang aku sangat dingin, mereka bilang aku sangat misterius, mereka bilang aku adalah orang brengsek yang paling beruntung, mereka bilang aku hanya sampah. Itu yang mereka bilang tentang diriku. Mereka bahkan tidak mengenalku cukup baik untuk bicara tentang diriku. Tapi kubiarkan saja, aku tak peduli pada mereka.

 

***

 

“Sanghyuk-ah” aku duduk di kursi taman sambil membolak-balikan buku favoritku, tanpa aku sadar aku begitu menyukai puisi dan sastra. Aku mengenakan headphone yang tak pernah kusambungkan dengan mp3 player, aku hanya mengenakannya agar aku tidak mendengar apapun atau agar mereka tidak repot-repot untuk bicara denganku. Aku benci obrolan, aku benci berkelompok hanya untuk bicara hal-hal tidak menyenangkan. Aku mendengar seseorang memanggilku tentu saja namun aku tetap diam hingga orang itu melepaskan headphoneku. “Sanghyuk-ah… kenapa kau sendirian disini? Kau ingin lihat hal hebat tidak?” tanya orang yang kukenali adalah Minhyun.

“Apa?” tanyaku tanpa ekspresi.

“Namjoo dan Seolhyun mereka duduk bersama di kantin, mereka makan bersama!! Daebak! Kau harus lihat! Ada Jonghyun a.k.a Changjo si pengawal pribadi Namjoo juga! Ah, bahkan Yooyoung diajak makan bersama! Kau mau ikut tidak? Ayo cepat bangun jangan seperti penyendiri begitu dong” Minhyun menarik tanganku menuju kantin. Aku melihatnya, melihat pemandangan di mana sebuah meja cafeteria yang biasa digunakan anak-anak untuk mengobrol dan bercanda malah terasa seperti meja panas tempat jaksa penuntut dan pengacara umum saling beradu pendapat mengenai terdakwa ini bersalah atau tidak. “Daebak! Aura hitamnya benar-benar terasa” ucap Minhyun ditelingaku. Aku hanya menatapnya sebelum akhirnya aku duduk di samping Seolhyun berhadapan dengan Changjo ah aku lebih suka memanggilnya Jonghyun.

“Oh Hyukie… kau darimana saja? Aku mencarimu” Seolhyun merangkul lenganku dan menyandarkan kepalanya dibahuku. Bisa kulihat ekor mata Namjoo menangkap momen kami. Namun gadis itu tak bergeser sedikit pun, ia hanya menatap kami sebelum kembali menatap makanannya. Minhyun dan Yooyoung memulai percakapan, dulu kami biasa berbincang sambil tertawa bersama hingga tak terasa waktu istirahat habis. Kadang, kami tak memakan makanan yang telah kami pesan tapi akhir-akhir ini semua orang lebih suka diam. Mungkin hanya Yooyoung dan Minhyun yang tak terpengaruh, Seolhyun juga tapi hanya bila ada aku disampingnya.

 

***

 

“Sunbae… aku menyukaimu terimalah hatiku” seorang gadis menunduk malu seraya memberiku sekotak coklat. Ya, aku belum bilang sisiku yang satu ini. Meskipun terdengar bohong tapi aku adalah pria yang diincar para gadis. Mereka menyebutku The hottest cold man. Aku bosan mendengar semua ucapan cinta dari para gadis itu. Kubaca nama yang tertera pada name tag gadis itu.

“Yerin-ssi…” aku mengambil coklat itu sebelum melemparnya ke tangga. “…Mianhe aku benci coklat” ucapku. Seorang gadis memungut kotak coklat itu saat Yerin meninggalkanku sambil menangis.

“Kau benar-benar seperti gosip yang beredar Han Sanghyuk” ucap gadis itu menghampiriku. “Aku tidak pernah dekat denganmu meski kita sering makan bersama, kalau bukan karena kau teman Minhyun mungkin kita tidak akan pernah bertemu. Tapi kau benar-benar kejam, meski para gadis menyebutku witch atau mawar berduri aku masih bisa mengenali mana yang baik dan jahat” ia menyodorkan kotak coklat itu kembali padaku. “Setidaknya jangan membuang makanan di depanku, aku benci” ia melemparkan kotak itu yang refleks aku tangkap. Ia berjalan melaluiku yang membuatku ingin sekali menyeringai pada gadis itu.

“Kau…” Aku berbalik menatap punggungnya. “…kau tidak seseram gosip yang beredar Kim Namjoo” ucapku menghampirinya. “Kurasa kau hanya gadis lembut yang pura-pura kejam” bisikku ditelinganya. Namjoo menatapku wajah kami begitu dekat hingga aku bisa mencium napasnya. Ia berbau mint. Kutunjukkan seringaiku pada gadis itu dan meninggalkannya.

 

***

 

Keesokan harinya aku kembali membaca buku sastra di perpustakaan. Aku benar-benar tidak ingin diganggu saat ini. Penghuni perpustakaan biasanya hanya anak-anak kutu buku, jadi aku aman dari kejaran para gadis. Aku duduk di dekat jendela di sela jarak antar rak buku. Aku duduk di lantai dan kembali mengenakan headphoneku hingga mataku menangkap sepasang sepatu wanita bergerak menuju tempatku duduk. Kugeser pandanganku dari sepatu itu menuju wajah sang pemilik dan mendapati orang itu menyeringai padaku.

“Aku tidak tahu kau suka buku” ucap gadis yang kukenali adalah Kim Namjoo. Dia membalas seringaianku kemarin.“Dan apa yang kau baca? Sastra klasik tentang cinta?” tanyanya membaca cover buku putih yang ku pegang.

“Hmm” sahutku. Tanpa sadar aku menjawabnya, aku bukan orang yang suka menjawab jika ditanya tapi aku menjawabnya, menjawab mawar berduri itu.

“Jadi kau benar-benar tak pernah mendengarkan musik ya? Gosip tentang headphone kosong itu juga benar adanya” ucapnya.

“Kau terlalu banyak mendengar tentang diriku Kim Namjoo, aku takut kau menyukaiku. Lebih baik tutup telingamu dan menjauhlah dariku” ujarku kembali berkutat dengan bukuku.

“Kau benar-benar tidak punya hati” Namjoo berjongkok dihadapanku. “Kau pikir kau bisa memahami cinta lewat buku? Kau pikir kau bisa tahu dunia hanya lewat buku? Kadang pengalaman adalah pelajaran paling berharga Mr.Cold” ucap Namjoo padaku. “Dan… mungkin kau harus siap-siap akan ada hal menarik terjadi padamu! Aku benar-benar ingin menyaksikan bagaimana kau menyikapinya” ujar Namjoo menyeringai.

 

***

 

Sore itu kembali seorang gadis menyatakan cintanya padaku. Kali ini ia benar-benar mempermalukan dirinya dengan menyatakan cinta didepan umum. Apa yang ia harapkan? Aku menerimanya karena kasihan? Aku menerimanya karena orang-orang akan bersorak bahwa aku harus menerimanya? Apa karena ia ingin aku takut kehilangan wajah dihadapan orang-orang? Ia pasti tidak mengenalku! Aku bukan orang yang peduli lingkungan, aku juga bukan orang yang takut dikucilkan.

“Yah! Kau pikir apa yang kau lakukan disana!!” Seolhyun datang diantara kami. Ia merebut hadiah kecil dari gadis yang kutahu namanya adalah Soojung, Ryu Soojung. “Kau pikir kau sudah cantik? Kau pikir kau pantas bersanding dengan seorang Han Sanghyuk?” tanya Seolhyun pada gadis itu.

“Aku…sunbae aku hanya…” belum sempat ia meneruskan kalimatnya Seolhyun menyela.

“Jangan harap kau bisa bersama Hyukie! Kau sama sekali tidak punya kualifikasi yang cukup untuk menjadi pacar Hyukie!” ucapan seolhyun membuatku ingin tertawa ironi mendengarnya.

“Memangnya kualifikasi apa yang cukup baik untuk jadi kekasih seorang Han Sanghyuk? Apa dia harus cantik, kaya, pintar, dan bermartabat?” tanya Namjoo ditengah kerumunan orang-orang yang menyaksikan pertunjukkan konyol ini. Ini pasti hal yang dikatakannya ketika di perpustakaan. Ia tahu hal ini akan terjadi. “Jika itu kualifikasinya, aku tentu lolos” ucap Namjoo lagi.

“Seorang witch yang tidak peduli dengan lingkungan, orang yang dipanggil mawar berduri karena tidak punya hati dan tidak punya cinta sepertimu tentu tidak bisa masuk hitungan!” ucap Seolhyun.

“Lalu kau pikir kau bisa masuk hanya karena kau peduli pada Sanghyuk?” tanya Namjoo tertawa mengejek. “Kim Seolhyun kakak tiriku yang terhormat, apa cinta memiliki kualifikasi? Cinta adalah hal sakral yang tidak bisa diganggu gugat. Ia datang seperti angin, tidak bisa dilihat hanya bisa dirasakan. Jika cinta punya kualifikasi, itu bukan cinta tapi perlombaan. Cinta hanya butuh dua hati yang saling memilih untuk menyatukan dua insan yang buta. Buta karena hanya melihat satu orang yang dirasa paling baik untuknya dalam hidupnya. Jika hanya satu hati yang memilih, itu bukan cinta tapi hanya perasaan tak terbalas, Kim Seolhyun. Kau akan merasakan sakit ha

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
melltasha_ #1
Chapter 1: wuuuuu kerennnnn anjayy slebew
nputrip #2
Chapter 1: Keren....
Ketika lagi pengen baca ff hyukjoo dan nemu ini.. Aah bahagia:D

Akhirnya mereka bersama.. Nice ff :)
norma0402_ #3
Chapter 1: aaah~ seolhyukjoo~

sebenarnya aku suka seolhyuk, tapi hyukjoo juga keren sih~ keren banget puisinyaa
flawlessvicjoo
#4
Chapter 1: Wiiiw namjoonya serem pas awal" witch banget wkwk
dsytw09 #5
Chapter 1: Huahahahahahaha. Ff nya..... ff nya...... speechless huaaaaaaaa. Romance dapet banget '-')b
audira12as
#6
Chapter 1: uwaaaa lucu banget hihi aku sebenernya ngebiasin seolhyun tapi say no to seolhyuk couple hehe
jadi suka banget entah kenapa kalau ada ff love triangle namjoo-hyuk-seolhyun terus yang tersingkirkan seolhyunnya lol