Chapter 6

My Trouble Maker
Please Subscribe to read the full chapter

Sebuah rumah mewah terletak di kawasan Shibuya dengan 3 tingkat. Rumah itu terlihat sepi dan hanya beberapa penjaga saja yang terlihat. Sebuah motor sport berwarna merah memasuki halaman rumah.

.

“Selamat datang tuan muda”, sapa seorang pria berpakaian serba hitam.

.

“Appa dan Umma sudah pulang?”

.

“Tuan dan Nyonya besar sedang dalam perjalanan. Baru tuan muda saja yang baru tiba” lanjutnya pria itu lagi.

.

“Baiklah kalo begitu” ucap Yuri dan segera masuk ke dalam rumah.

.

Beberapa maid menyambut kedatangannya dan Yuri langsung menuju ke ruang makan, tempat dimana ia akan makan bersama dengan keluarganya. Yuri terlihat sibuk dengan ponselnya utuk menghubungi seseorang. Namun telepon itu tak kunjung dijawab.

.

“Aish, kenapa anak itu susah sekali untuk makan bersama keluarganya”, kesal Yuri saat mencoba menelepon lagi. Dan jawabannya tetap sama, hanya nada sambung yang terdengar.

.

.

.

“Yul~” sebuah suara memanggilnya dan Yuri menoleh sambil tersenyum.

.

Ia menyambut kedatangan orangtuanya. “Mom, i miss you...” ia memeluk sang umma dengan sayangnya. “Hai Appa” lanjutnya memberikan pelukan kepada sang Appa.

.

Sesaat kemudian, terlihat jelas kekecewaan dari sang umma ketika melihat satu kursi kosong tak ada yang berada disana dan Yuri mengerti akan maksud itu. “Maafkan aku mom, aku tidak bisa menemukan Yoong beberapa hari ini. Ponselnya juga susah dihubungi”, sesal Yuri.

.

Ia tahu bahwa ummanya sangat merindukan Yoong. Sudah hampir 2 tahun Yoong tidak pulang ke rumah dan Yuri sudah membujuknya untuk kesekian ratus kali tapi jawaban Yoong tetap tidak mau.

.

“Sudah-sudah, ayo kita makan”, ucap Mr. Kwon mencairkan suasana yang kurang menyenangkan.

.

Akhirnya keluarga Kwon makan bersama meskipun dengan suasana kekurangan 1 orang. Tiba-tiba saja Mr. Kwon menanyakan keberadaan Victoria yang selalu ia kira sebagai kekasih Yuri.

.

“Kenapa tidak mengajak Victoria Yul?”, mendengar pertanyaan Appanya, Yuri menghentikan suapan dan menoleh ke arah Mr. Kwon

.

“Dia sedang ada acara dengan teman-temannya di Beijing”

.

“Huh?? dia di Beijing? Padahal umma ingin bertemu dengannya selama umma disini”, ucap Mrs. Kwon.

.

Selama ini Mr. Kwon dan Mrs. Kwon tidak tahu apa yang dilakukan Yuri di luar sana. Tidak ada satupun dari orang-orang Mr. Kwon yang berani melaporkan kelakuan Yuri. Bahkan mereka tidak tahu bahwa hubungan Yuri dan Victoria hanya sebatas kekasih dalam tanda kutip “friend with benefit”.

.

“Kalo kau sudah siap menikahi Victoria, Appa mendukungmu. Lebih cepat lebih baik dan kau bisa menguasai seluruh kekayaan Appa, Yul”, Mrs. Kwon menoleh ke suaminya saat mendengar itu. Mr. Kwon tahu arti dari tatapan tidak setuju istrinya.

.

“Tidak ada sepersen pun untuk anak itu. Dia sudah membuat malu dan mencoreng nama keluarga”

.

.

Prang.....

.

.

Mrs. Kwon baru saja membanting sendok yang ia pegang dan segera pergi menuju kamar di lantai atas. Ia sangat kecewa dengan ucapan suaminya.

.

Yuri mengacak rambutnya frustasi. “Appa, bisakah Appa tidak berbicara seperti itu tentang Yoong. Biar bagaimanapun dia adikku, anak umma dan appa”, Yuri segera berlari menyusul ummanya.

.

.

Mrs. Kwon memandangi beberapa figura yang terpajang di dalam kamar bernuansa putih gold itu dengan hati yang terluka. Mengeluarkan semua kerinduannya pada sosok yang ada di dalam figura.

.

Yuri mendekat dan menghapus airmata ummanya dengan ibu jarinya.  “Mom, Appa pasti tidak bermaksud berbicara seperti itu”, ucap Yuri menenangkan.

.

“Thank you, sayang. Umma harap adikmu segera pulang”...

.

“Akan Yul usahakan mom”

.

.

.

------------------------------------

.

Seseorang menyerahkan ponsel yang sedang tersambung kepada Yoong yang sedang duduk di singgasananya.

.

“Hallo?”

.

“Maaf tuan muda, saya ingin memberikan laporan. Hari ini ada acara makan keluarga, dan nyonya besar terlibat sedikit keributan dengan tuan besar” lapor seseorang di seberang sana yang memang sengaja Yoong suruh menyamar untuk selalu mengetahui keadaan rumah.

.

“Apa yang sedang umma lakukan sekarang?”, tanya Yoong dengan nada sendu mendengar tentang ummanya.

.

“Nyonya sedang berada di kamar tuan muda dan tuan muda Yuri baru saja menyusulnya”

.

“Hmmm, terima kasih. Laporkan jika terjadi sesuatu”

.

“Baik, tuan muda”

.

.

.

-Sigh-

.

Yoong menghela nafasnya dan memijit pelan pelipisnya. Baru saja ia pergi ke apartemen Jessica untuk menemui gadis itu tetapi tidak juga menemukannya. Resepsionis mengatakan bahwa 3 hari ini Jessica tidak terlihat di apartemen. Pikiran Yoong mengatakan “apa Jessica sudah pindah setelah bertemu dengannya? Sebegitu bencikah Jessica pada dirinya?”

.

Belum semuanya terjawab, Yoong harus menghadapi laporan anak buahnya mengenai keadaan rumah terutama ummanya. Dan kini berita lain bertambah lagi seiring masuknya salah satu orangnya ke dalam ruangan.

.

“Tuan muda, rumah sakit memberi kabar bahwa Sulli mengalami sakau yang cukup parah. Dokter meminta anda untuk bertemu dengannya”

.

Sulli positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Dan Yoong sangat kesal karena ia tidak mengetahui hal itu. Memang belum lama Sulli memakai barang haram tersebut tapi karena ia mengkonsumsi berlebihan jadilah keadaannya seperti ini.

.

“Jadwalkan pertemuanku dengan dokter dan kirim beberapa orang ke Rusia. Aku ingin mengirim Sulli kesana untuk mendapatkan rehabilitasi yang lebih baik”, perintah Yoong sambil meneguk wine kesayangannya.

.

“Baik tuan, akan saya laksanakan”

.

.

Setelah kepergian anak buahnya, muncul Jun-K yang merupakan kaki tangannya. “Yoong, ada party di markas Shibuya. Kau tidak lupa kan?”

.

“Hmm, siapkan semuanya. Aku akan segera turun”, jawab Yoong malas karena ia merasa lelah.

.

.

.

Dentuman musik menggema di seluruh ruangan yang ada di rumah cukup luas ini. Anak-anak muda menggila dan berpesta habis-habisan. Semua orang memberi salam hormat kepada Kaizen yang baru saja tiba di lokasi pesta.

.

“Ingin seorang wanita, Yoong?” tanya Jun-K kepada bosnya itu.

.

“Tidak perlu, aku tidak ingin siapa-siapa. Apa kau sudah menemukan orang yang kucari?”

.

Jun-K menggeleng pelan, tanda ia belum menemukan Jessica.

.

Bugh

.

Satu pukulan keras mendarat di perutnya, siapa lagi jika bukan Yoong yang melakukannya. “Cari sampai dapat, atau kupatahkan lehermu. Kau paham?!!”

.

“Ne, aku akan menyuruh mereka mencarinya”, ringis Jun-K menjawab pertanyaan Yoong.

.

.

Yoong sudah berada di ruangan khusus miliknya sambil memainkan ponselnya. Dj yang sedang memainkan musik pun tak mampu membuat Yoong menikmati pesta. Namja itu masih kepikiran tentang Jessica. Hatinya sakit mengingat pertemuan pertama kalinya dengan Jessica setelah peristiwa itu.

.

Tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke dalam ruangan meskipun sudah ada beberapa pria yang menahannya. Yoong melihat sesaat dan memberikan tanda pada anak buahnya untuk keluar ruangan.

.

“Ada apa kemari?” tanya Yoong yang masih sibuk dengan ponselnya tanpa berniat menatap orang yang diajaknya bicara.

.

Orang itu melempar beberapa foto ke atas meja yang berada di depan Yoong. “Katakan padaku, apa kau yang memukuli Yonghwa?”

.

.

“...................” Yoong tidak menanggapi pertanyaan itu.

.

“YA!!! JAWAB AKU”, kesal orang itu dan tanpa basa-basi memukul pipi kanan Yoong.

.

“Whats your problem, huh?” Yoong tak terima dan langsung berdiri untuk membalas pukulan orang itu.

.

Merasa ada kegaduhan, beberapa pria membuka kasar pintu ruangan. “Tuan muda!!”, salah satu orang membantu Yoong berdiri kembali setelah terjatuh saat membalas pukulan itu. Yoong tampak limpung karena ia sudah sedikit mabuk.

.

“Berhenti”, perintah Yoong saat anak buahnya akan menghajar orang itu. “Ya, aku yang menyuruh orang-orangku untuk memukuli namja itu. Dan kau tidak perlu tahu alasannya. Jangan ikut campur atau aku akan mengusik kehidupan teman-temanmu”, hardik Yoong.

.

“Yoong, kau–”, Yuri tertahan. Ia benar-benar tak menyangka bahwa adiknya sudah berubah menjadi orang lain yang tak ia kenal.

.

“Pergilah, jangan menggangguku. Beruntung kau adalah Hyungku meskipun aku malas untuk menganggapmu. Kembali lah kepada Appa yang selalu membanggakan orang yang lebih brengsek dariku”, ucapan Yoong membuat anak buahnya segera membawa Yuri untuk pergi dari ruangan itu.

.

.

“Arrrrgggghh!!!”

.

.

Prang

.

.

Yoong membanting botol wine yang ia pegang ke arah tembok dan membuat botol itu hancur berkeping-keping. Ia terduduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di sofa, kemudian memeluk erat kedua kakinya.

.

Jun-K sudah masuk kembali ke ruangan dan melihat Yoong yang sedang menangis. Inilah yang selalu ia benci saat melihat kedatangan Yuri. Ingin sekali Jun-K menghajar Yuri habis-habisan karena Yoong akan menangis setelah Yuri menemuinya.

.

Tidak ada yang pernah tahu isi hati Yoong, bahkan Jun-K sekalipun. Tapi satu hal yang pasti, Jun-K tahu bahwa apapun yang dilakukan Yoong, bosnya itu punya alasan dibaliknya dan tidak ada yang tahu alasan itu kecuali Yoong sendiri.

.

Setelah 5 menit berlalu, Yoong menegakkan tubuhnya kembali dan mengambil botol berisi air mineral lalu menyiramkannya ke wajahnya untuk menghilangkan si

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Estaeny
Eriika
#2
Jaya
vikajung #3
Chapter 13: Gmna cra dpt pw nya?
Cestellafeli #4
kalau mau minta password gimana ya caranya?
ita1709 #5
Chapter 4: cara taeyeon melamar tiffany sweet bgt.. gue senyum-senyum sendiri bacanya
sangat suka karakter taeyeon disini
ita1709 #6
Chapter 2: Siapa Jieun? Ada hubungan apa dia dg taeyeon? kepedean yuri udh diambang batas but he's so sweet, right?? ahahaha
ita1709 #7
Chapter 1: ok. baru part 1 ceritanya menarik, seru.. apalagi disuguhi adengan taeny diawal kkekeke.
ijin baca authorr
puglife3847 #8
Chapter 1: Alur ceritanya seruu, TaeNy gimana itu
minhyukcn #9
Chapter 12: Yah masa yul oppa nikah ma victoria, trus jessica gimana?