Part 1

WAITING OUR DESTINY

SEOUL

Butiran salju mulai berjatuhan  menegaskan datangnya musim dingin yang menggantikan musim gugur yang kelam. Langit malam tampak semakin gelap karena bintang-bintang yang bersembunyi ketakutan. Suasana jalan tampak sepi tidak seperti musim sebelumnya, tapi tidak disudut jalan lain yang sangat ramai dipenuhi oleh orang-orang yang berlari seperti kesetanan.

 

@rumah sakit seoul

Author POV

“TOLONG… TOLONG… TOLONG…” teriakan meminta tolong bergema di sepanjang koridor rumah sakit.  Orang-orang berlarian menyelamatkan dirinya masing-masing, tidak memperdulikan beberapa orang yang terluka yang tergeletak di lantai. Kobaran api mulai menyambar lantai 4 rumah sakit setelah sebelumnya memakan habis lantai 5 tanpa tersisa.

Hanya 1 kesalahan kecil dari seorang pengunjung yang membuang puntung rokok sembarangan tapi berakibat fatal bagi kehidupan orang lain.

“bayi-bayi, selamatkan para bayi” lirih seorang perawat dengan memegangi pelipisnya yang terluka, menahan darah yang terus mengalir hingga membasahi seragamnya. Seorang petugas pemadam kebakaran mendatangi perawat itu ingin membawanya pergi dari kobaran api yang semakin membesar. Tapi perawat itu menolak “kumohon, selamatkan para bayi” lirihnya lagi.

“dimana?” tanya petugas tersebut dengan khawatir, mereka tidak punya banyak waktu lagi.

“ikuti saya” jawab perawat itu meringis menahan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi. Tapi petugas itu menggelengkan kepalanya tidak setuju. Perawat itu harus segera diobati.

“saya tidak apa-apa, cepatlah kita tidak punya banyak waktu” balas perawat dan menarik petugas tersebut tergesa-gesa.

“tunggu” ucap petugas tersebut dan meminta bantuan petugas lain yang juga membantu mengevakuasi korban lain.

OST PLAY

@Di luar rumah sakit

“bayiku... tolong bayiku” isak beberapa ibu muda saat mengetahui bayi mereka yang masih berada di dalam rumah sakit belum diselamatkan.

“lepaskan aku, aku harus menyelamatkan bayiku” pinta beberapa laki-laki yang ditahan oleh petugas.

“maaf tuan, tapi itu terlalu berbahaya. Tim kami sedang berusaha menyelamatkan bayi anda semua” jawab petugas itu berusaha menenangkan.

Mereka baru tau bahwa ada ruang bayi khusus di rumah sakit itu, ruang bagi bayi-bayi yang dilahirkan dari keturunan kaya raya yang menjadi tonggak bagi perekonomian korea. Bayi-bayi yang seharusnya memiliki kehidupan yang penuh dengan kebahagian.

“ISTRIKU… ANDWE!” teriak seorang suami saat melihat istrinya yang diam-diam menyusup masuk ke dalam rumah sakit.

Duar… tiba-tiba terdengar suara ledakan dari lantai 4, api menyambar keluar dari jendela-jendela yang terbuka.

“bayiku… sunny ku” isak seorang ibu muda memanggil nama bayinya kemudian jatuh pingsan.

@ Lantai 4 rumah sakit

2 orang petugas pemadam kebakaran sedang sibuk mendobrak pintu yang menuju pada ruang bayi.

Brak..

Mereka pun langsung segera berhamburan masuk kedalam. Api telah menyebar kemana- mana membakar habis apapun yang disentuhnya. Beberapa atap perlahan mulai runtuh berjatuhan, tidak perduli menimpa apapun dibawahnya. Ada 7 bayi yang harus mereka selamatkan, tapi masalahnya mereka hanya bertiga, tidak mungkin membawa 3 bayi sekaligus.

“kita kekurangan orang” ucap salah seorang petugas

“terpaksa kita harus meninggalkan 1 bayi, cepatlah” jawab petugas lain.

2 petugas pemadam kebakaran dibantu oleh satu orang perawat membawa ke enam bayi yang bisa mereka bawa, meniggalkan 1 orang bayi yang terus menangis dengan kencang. Bayi itu menangis karena api yang mulai bermain-main di sekitar tubuhnya, berusaha menyentuh tubuh mungilnya.

“bayiku... taeyeon ku…” gumam seorang ibu muda berulang kali. Hanya ada satu hal yang ia pikirkan saat ini, bayinya, bayinya yang tampan.

“apa yang anda lakukan disini? Cepatlah kembali, disini terlalu berbahaya” perintah petugas yang membawa 2 bayi dalam pelukannya pada seorang ibu muda yang terlihat seperti orang linglung.

“bayiku… bayiku…” gumam ibu muda tersebut.

Tiba-tiba ia mendengar suara tangis bayi yang sangat dikenalnya, bayinya…

Ibu muda tersebut segera berlari meninggalkan ke 2 petugas yang masih berusaha menahannya.

“hyung, apa yang harus kita lakukan?” tanya petugas yang lebih muda. Asap semakin memenuhi ruangan hingga membuat mereka kesulitan bernafas.

“tinggakan mereka, kita harus pergi dari sini” jawab petugas yang lebih tua.

“Anda benar-benar akan meninggalkan mereka?” tanya perawat itu tidak percaya apa yang didengarnya. Bagaimana mungkin mereka meninggalkan seorang ibu  yang berusaha menyelamatkan bayinya? Tindakan mulia dari seorang ibu yang sangat mencintai bayinya.

“apa lagi yang bisa kita lakukan? Kita tidak bisa menunggunya?”

Duar… tiba-tiba terdengar ledakan lain di dekat mereka. Ke 2 petugas segera berlari menuju tempat yang lebih aman bagi bayi-bayi yang ada di pelukan mereka. Terlalu berbahaya bagi bayi-bayi ini jika mereka terlalu lama disana. Dengan terpaksa perawat tersebut mengikuti ke 2 petugas tersebut, menahan rasa sakit dihatinya karena harus meninggalkan seorang malaikat yang sedang menjemput buah hatinya.

Suara tangis bayi semakin keras terdengar memekakkan telinga. Api itu tanpa rasa kasihan menyentuh lengan kanannya yang mungil. Ibu muda segera meraup bayinya dalam pelukannya, melindunginya dari api yang mulai menyentuh tubuh bayinya.

“bayiku…” isak ibu tersebut memeluknya seerat mungkin. Ia segera berjalan terseok-seok mencari jalan keluar yang sudah hancur dilalap api.

Bruk.. atap lain mulai berjatuhan di sekeliling tubuhnya dan bayinya.

Ia terjebak… terjebak di depan pintu rumah sakit yang merupakan satu-satunya jalan keluar bagi mereka berdua. Suara tangis bayi masih terus terdengar, ia ikut merasakan keputusasaan yang dirasakan ibunya.

Bruk.. tiba-tiba sebuah kayu menimpa tubuhnya hingga membuat dirinya dan bayi dalam pelukannya ikut terjatuh.

“andwe.. bayiku…”

“taeyeonie…” isak ibu muda tersebut saat melihat kepala bayinya yang mulai mengeluarkan darah. Ia menyingkirkan kayu yang menimpanya dan terseret menuju tubuh bayi mungilnya yang tergeletak tidak berdaya tidak jauh darinya, memeluknya semakin erat, menutupi luka dikepala bayinya dengan tanganya. Memohon kepada tuhan agar darah itu berhenti mengalir.

Hening… hanya terdengar suara kobaran api, bayi dalam pelukannya tiba-tiba berhenti menangis.

“ANDWE…” teriaknya semakin menjadi-jadi.

Entah apa yang merasuki tubuhnya, ia tiba-tiba berdiri dengan memandangi kobaran api didepannya, membungkus bayinya dengan tubuhnya, dan berlari menerjang kobaran api yang perlahan mulai memakan tubuhnya.

Ke 2 petugas dan perawat  berhasil keluar dari kobaran api dan segera membawa ke 6 bayi tersebut pada tim dokter yang telah menunggu di luar.

“yuri… sica...”

“yoona.. krystal…”

“sunny…”

“fany…”

Para orang tua berlari menghampiri bayi-bayi mereka yang sedang di tangani oleh tim dokter. Bayi-bayi terlihat dalam kondisi yang baik, tapi tidak dengan seorang bayi dengan beberapa dokter mengerubuninya.

“sunny ku, apa yang terjadi pada sunny ku?” tanya ayah sunny panic saat melihat bayinya diam tertidur tidak seperti bayi-bayi lain yang menangis.

“kita harus megoperasinya sekarang juga. Ia terlalu banyak menghirup asap, terlalu rentan untuk bayi premature” jawab dokter tersebut berusaha tenang menjaga suaranya agar tidak terdengar panik.

 Bayi di tangannya ini, bayi dari keluarga Lee, pewaris group lee yang sangat berharga. Beberapa helicopter yang menjemput para bayi mulai berdatangan, para bayi pun segera dibawa oleh orang tuanya masing-masing. Mereka semua terlihat lega karena bisa menyelamatkan para bayi, tapi tidak dengan dengan seorang ayah muda yang menatap rumah sakit dengan nanar.

“bayiku?” tanya seorang appa saat petugas itu mendekatinya. Petugas itu hanya menggeleng meminta maaf tidak berani balik menatap mata ayah muda yang telah memerah.

Ia, Kim Jaewon, pemilik kim group tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan istri dan anaknya. Istrinya, wanita yang paling dicintainya dalam hidupnya, ia tidak bisa hidup jika tidak ada istrinya disisinya. Dan anaknya, Kim Taeyeon, anak yang akan mewarisi semua kekayaannya juga sudah tidak ada lagi di dunia. Air mata yang sedari tadi ditahannya mulai mengalir dari sudut matanya. Tapi tiba-tiba pupil matanya membesar saat melihat istrinya berjalan dengan tertatih-tatih dengan membawa sesuatu dalam pelukannya. Bayinya…

Kakinya pun bergerak melangkah dengan cepat dan memeluk istrinya penuh kerinduan dan harapan. Tapi istrinya tidak membalas pelukannya, ia pun melepaskan pelukannya dan baru menyadarinya, tubuh istrinya yang penuh dengan luka bakar “istriku…”

Bruk…

18 tahun kemudian…

@London

Seorang namja terbangun dari mimpi buruknya, mencoba bernafas dengan teratur karena dadanya yang terasa sesak. Ia terdiam sebentar melihat ke sekeliling, memandangi ruang kerjanya dan bangkit dari kursi tempat ia tidur. Yah, ia memang tidak pernah lagi tidur di tempat tidur entah sejak berapa lama.

Mimpi yang sama… tidak pernah berubah maupun absen selama 18 tahun hidupnya. Ia berjalan keluar dari kamar, menuju kamar mandi. Membasuh wajah tampannya di wastafel, menyentuh kepalanya yang kembali terasa sakit. Kemudian menatap  pantulan wajahnya di kaca wastafel dari kamar mandinya yang sangat mewah, wajah yang sangat tampan, wajah yang membuat semua yeoja akan bertekuk lutut dihadapannya, wajah yang paling dibencinya. Ia pun mengalihkan pandangannya dan fokus menatap balik kedua bola matanya, sumber dari segala penderitaannya.

Drrtt.. (suara getar di jam tangan taeyeon)

Taeyeon melirik jam tangannya, ada gambar hp dengan gambar surat ditengahnya, ia pun berjalan keluar mengambil hpnya membaca 1 sms dari sekertaris pribadi miliknya. Sekertaris yang membantunya menjalakan perusahaan besarnya.

 

 

Sekertaris Kim

‘selamat pagi tuan muda. Hanya ingin mengingatkan anda, pesawat akan berangkat jam 1 siang nanti. Kita tidak jadi menggunakan maskapai penerbangan, saya pikir lebih baik menggunakan jet pribadi. Sampai jumpa dikorea’

ps: jangan lupakan makan siang anda

setelah membacanya ia kembali meletakkan hpnya. Tapi lagi-lagi jam tangannya kembali bergetar, kali ini ada gambar pintu rumah dijam tangannya. Ia pun berjalan keluar dan membuka kan pintu. Taeyeon mengangkat sebelah alisnya saat melihat tamunya.

Namja lain yang tidak kalah tampannya masuk seenaknya padahal sang tuan rumah belum mengizinkannya masuk.

“well, apa yang kau lakukan disini kwon?” tanya taeyeon dingin pada sahabatnya. Yah.. kwon yuri, satu-satunya teman yang dimilikinya. Teman yang juga tidak kalah dingin darinya.

Yuri pergi ke dapur dan mengambil air minum lalu duduk di meja makan dan  melambaikan tangan pada taeyeon agar ikut duduk.

“tidak ada, hanya ingin mengunjungi sahabatku” jawab yuri tidak kalah dinginnya dengan mimic serius datar. Mungkin jika ada orang lain didekat mereka saat ini, orang tersebut akan mengira kalau mereka sedang bertengkar jika dilihat dari nada suara dan sikap mereka yang sama-sama dingin, tapi ya begitulah persahabatan mereka.

Taeyeon berdiri sambil bersedekap memperhatikan temannya, pasti temannya itu punya masalah. Ia sudah lama berteman dengan yuri hingga cukup mengenal kebiasaan namja itu, mengunjunginya jika mempunyai masalah. Dasar...

“jangan bercanda. Sekarang katakan padaku kwon! Aku tidak punya waktu” ucap taeyeon jauh lebih dingin.

“orang tuaku memutuskan kembali bersama” ucap yuri tanpa melihat taeyeon dan memandang jauh pada pemandangan indah dari balik kaca.

“aku tidak bisa mengerti apa yang kau bicarakan kalau aku tidak melihat wajahmu” ucap taeyeon kemudian ikut duduk berhadapan dengan yuri.

“orang tuaku memutuskan kembali bersama” ulang yuri kali ini menatap taeyeon.

Taeyeon berusaha mencerna pergerakan bibir yuri, yah.. dia memang tuli, karena itu ia melihat pergerakan bibir orang lain agar bisa berkomunikasi seperti orang normal. “well, chukae” jawab taeyeon masih dengan nada yang sama lalu pergi mengambil segelas kopi.

“kau tidak senang?” tanya taeyeon sambil menyeruput kopinya pelan-pelan seperti orang dewasa. Ia dan yuri adalah remaja yang dipaksa untuk segera dewasa, mereka bersikap dan berfikir seperti orang dewasa. Jika tidak, mereka tidak akan bisa mempertahankan perusahaan mereka.

Yuri menggerakkan bahunya yang berarti ia tidak terlalu perduli. Mereka hanya diam menikmati kesunyian, kecuali taeyeon yang hidupnya memang selalu sunyi. “mereka memintaku untuk tinggal bersama adikku di korea” kata yuri datar tanpa emosi.

Julukan pangeran tanpa ekspresi benar-benar cocok disandangnya. “akhirnya kalian bertemu juga” ucap taeyeon.

Taeyeon tahu yuri dan adiknya tidak pernah bertemu. Sepertinya kedua kakak beradik itu sama-sama mempunyai sikap yang tidak perduli. Yuri hanya diam tidak menanggapi ucapan taeyeon, otaknya sedang bekerja sangat keras saat ini memikirkan sesuatu.

“kau takut?” tambah taeyeon melanjutkan ucapannya.

YURI POV

Takut? Anio… aku juga tidak tahu apa yang kurasakan saat ini. Aku benar-benar frustasi memikirkannya. Adikku? Adik kembarku? Aku bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya, aku hanya tidak ingin. Aku sudah cukup tenang dengan hidupku saat ini. Memiliki seorang appa yang sangat sibuk dan tumpukkan pekerjaan yang selalu menghabiskan energi dan waktu sudah cukup untukku. Dan sekarang tiba-tiba datang seorang adik yang harus kujaga dan kuperhatikan? Kemudian aku harus 1 sekolah dengannya, sekolah umum yang pastinya akan dipenuhi oleh orang-orang munafik yang memuja kekayaanku, para penjilat yang menjijikkan. Well… akan sangat melelahkan

@SEOUL (kediaman Im)

“oppa, bangun! Kau sudah berjanji untuk menemaniku belanja hari ini” kata krystal berusaha membangunkan oppanya yang tidur seperti orang mati. Ia mengguncang-guncangkan badan yoona dengan kuat tapi tetap saja namja super tampan itu masih dalam mimpi indahnya. Krystal yang habis kesabaran mengambil air dingin dan menyiram badan oppanya hingga membuat namja itu terlonjak kaget.

“aish kau ini tidak bisa melihat oppa senang. Oppa baru saja bermimpi menghabiskan steak yang ke 12” gumam yoona tidak jelas.

Krystal ikut duduk di tempat tidur king size oppanya dan berusaha mengeluarkan aegyo mautnya yang hanya ia tunjukkan pada yoona.

“oppa, kau sudah berjanji” rengek krys seperti anak kecil

“aigooo, this kid. Aish… oppa mandi dulu” kalah yoona

“gomawo oppa” jawab krys senang lalu mengecup pipi yoona. Yoona pun masuk ke kamar mandi, selesai mandi ia keluar tapi dilihatnya krstal masih berada di dalam kamarnya tidur-tiduran.

“kau tidak pergi keluar dulu?” tanya yoona saat melihat krys yang masih berada di dalam kamarnya.

“oppa ingin berganti baju” tambah yoona lagi karena ia hanya memakai handuk, melilitkannya menutupi bagian bawah tubuhnya.

“aigo, aku sudah pernah melihatnya oppa” goda krystal semakin membuat yoona jengkel

“yah! Itukan dulu” protes yoona.

“ keren kan tubuh oppa?” pamer yoona menunjukkan lekuk tubuhnya yang sempurna

“ne” jawab krys lalu memeluk badan yoona yang masih bertelanjang dada kemudian berlalu pergi tanpa mengetahui reaksi oppanya.

Tubuh yoona membeku beberapa saat.

 

YOONA POV

Dasar krystal, seenaknya memeluk disaat aku sedang setengah telanjang begini. Asih.. apa yang kau pikirkan Im yoona? Dia adikmu… tapi tetap saja ia seorang yeoja.

Aish, kenapa aku seperti ini lagi?

@ JAPAN

“aku akan kembali ke korea besok”

“…” (suara orang diseberang telefon)

“ne, kalian harus menjemputku. Aku sudah tidak sabar ingin melihat kalian”

“…”

“aish kalian ini! Tenang saja, oleh-olehnya sudah kusiapkan”

“…”

“ne, I love you too”

Seorang yeoja tampak mematikan sambungan telefonnya. Ia kembali memandangi langit-langit kamarnya, akhirnya… setelah 3 tahun meninggalkan korea, ia kembali ke sana juga. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kedua sahabatnya.

“nona sunny” panggil salah seorang pelayan

@SEOUL (soshi school)

“oppa… soo oppa…”

“oppa mau bekal makan siangku?”

“duduk bersamaku saja oppa”

“oppa semakin hari semakin tampan aja”

Pujian-pujian lain terus berdatangan dari para yeoja yang duduk mengerumuni meja yang ditempati seorang namja. Namja tinggi itu tampak merasa sesak karena jatah oksigennya diambil oleh para yeoja yang mengerubuninya. Ia sudah berulang kali mengusir para yeoja itu secara halus, tapi sepertinya para yeoja itu dianugrahi otak setingkat computer Pentium 1 hingga membuat mereka lama memproses perkataannya.

“mian, oppa sudah ada janji” tolak sooyoung pada seorang yeoja yang terus mengajaknya ngedate sejak 2 tahun lalu.

“anio, oppa tidak lapar” tolak soo lagi. Well, sebenarnya dia sangat lapar. Tapi ia tidak ingin memancing keributan, jika ia menerima bekal yeoja yang cukup cantik ini tapi tidak cukup memikat hatinya yang lain akan merasa kesal pada yeoja itu dan mungkin akan berakhir pada aksi pembully-an, seperti beberapa yeoja sebelumnya.

Menjadi ketua dari OSOKE (Organisasi Siswa Orang Kaya Elit) membuat choi sooyoung menjadi pujaan para wanita. Apalagi tubuhnya yang tinggi dan atletis, ditambah lagi wajah tampan dan statusnya sebagai pewaris group choi semakin membuatnya sempurna di mata para yeoja.

Beberapa yeoja mulai ada yang berani mengelus-ngelus tubuhnya hingga membuat soo merinding. Ice princesss…

Sicaaaa!” panggil soo kemudian berlari menyusul jessica dan tiffany yang baru saja memasuki kantin.

“aigo, aku menunggumu. Kenapa kau lama sekali?” ucap sooyoung manja pada sica sambil merangkul yeoja itu dalam pelukannya. Ia memberikan senyuman termanisnya pada yeoja itu, tapi senyumnya langsung lenyap saat melihat tatapan mematikan dari yeoja itu.

“kau mau mati!” ucap sica berusaha melepaskan rangkulan sooyoung.

Soo pun melepaskan rangkulannya, bagaimanapun ia masih ingin memiliki tangan yang utuh. Ia pun beralih pada tiffany yang sedari tadi menatap mereka dengan aneh.

“fany, izinkan aku duduk bersama kalian. Jeballl” melas soo dengan aegyo terbaiknya. Jika ada jessica di dekatnya yeoja-yeoja itu tidak akan berani mendekatinya, well tidak ada yang berani menggangu makan siang si ice princess.

Tiffany hanya mengangguk dan tersenyum kecil mengerti nasib temannya. Tiffany dan jessica memang berteman dengan sooyoung walau tidak terlalu dekat, berteman sesuai dengan kasta merupakan peraturan tidak tertulis di sekolah mereka. Mereka pun duduk di kursi khusus milik duo princess. Sebenarnya tidak ada label yang bertuliskan nama jessica jung dan tiffany hwang disana, tapi kedua yeoja yang cantik itu selalu duduk disana, jadi tidak ada yang berani menyentuh kedua kursi itu.

Saat mereka duduk para pelayan langsung datang siap melayani mereka. Sekolah mereka adalah sekolah elit jadi tentu saja bangunan sekolah mereka memiliki fasilitas yang jauh diatas rata-rata dari sekolah lain salah satunya kantin yang berstatus bintang 5, dan pemilik sekolah ini adalah choi sooyoung.

“gomawo tiff, aku akan membalas kebaikanmu lain kali” kata soo dengan mulut yang penuh dengan makanan. Akhirnya ia bisa makan dengan tenang juga, thanks to ice princess.

“jangan berisik” perintah sica risih dengan kelakuan soo.

Mereka pun makan dengan diam, tidak berani melawan ucapan jesicca.

“besok sunny pulang kan?” tanya tiffany memecah keheningan.

Tiffany hwang berbeda 180 derajat dengan jessica. Jika sahabatnya itu terkenal dingin dan suka memerintah, tiffany adalah yeoja yang penuh dengan kehangatan. Ia ramah dan baik pada setiap orang hingga membuatnya menjadi idola para namja. Rambutnya yang dulu merah kini sudah dicatnya kembali menjadi hitam lurus.

“ne, kita akan menjemputnya di bandara besok” jawab sica kali ini dengan nada yang lebih lembut. Nada yang yang hanya digunakannya saat bersama dengan tiffany atau sunny sahabatnya.

Soo sedikit terhentak saat mendengar suara lembut jessica, tapi namja itu hanya diam tidak berani berkomentar.

“jinjja? Akhirnya kita bisa berkumpul bersama lagi. Aku sudah hampir mati kedinginan selama 3 tahun ini” canda tiffany yang mendapat tatapan mematikan dari sahabatnya.

“yaah!” teriak jessica dengan lengkingan dolphin khasnya.

Tiffany hanya tertawa tapi terdengar suara tawa lain, sooyoung.

“berhenti tertawa” perintah jessica. Soo pun seketika menghentikan tawanya.

“siapa sunny?” tanya soo penasaran.

“dia…”

“bukan urusanmu” potong sica sebelum tiffany sempat menyelesaikan kata-katanya.

Mereka pun kembali diam.

“aku punya gosip terbaru” ucap soo memecah keheningan, aneh juga kalau suasana seperti ini, terlalu menyeramkan seperti di pemakaman.

Tapi sepertinya kedua yeoja itu terlihat tidak peduli dan hanya melanjutkan makan mereka.

Tiba-tiba sekumpulan namja datang dan menngerubuni meja mereka.

“hai fany, kau semakin cantik saja” gombal siwon padanya.

Choi siwon, namja yang juga berasal dari keluarga kaya. Orangtuanya adalah CO dari perusahaan mobil Hyundai yang sangat besar di korea. Namja tampan itu sudah menaksirnya sejak mereka sama-sama dikelas 1 sma, hingga sekarang namja itu masih tetap berusaha mendekatinya.

“hai princess, aigo kau tetap cantik walau cemberut begitu” goda taec yang menyukai jessica. Sama seperti siwon, ia sudah menaksir jessica sejak kelas 1, tapi sepertinya hati yeoja itu terlalu dingin untuk ia hangatkan.

“pergi sebelum aku menarik semua sahamku dari kalian” ketus jessica yang sudah tidak selera untuk makan.

“jangan seperti itu sayang” ucap taec kali ini berani menyentuh pipi jessica.

Jessica menepis tangan taec dengan jijik, playboy itu tidak akan bisa menipunya.

siwon pun mencoba peruntungannya dengan mengelus kepala fany.

Fany menahan tangan siwon yang sepertinya sudah melewati batas, tapi namja itu keras kepala dan kembali mengelus kepala tiffany.

“jauhkan tangan kalian dari mereka atau…” kata sooyoung yang mulai geram dengan kedua playboy.

“atau apa?” tanya siwon dan taec bersamaan tidak takut.

“atau akan kubuat perusahaan kalian bangkrut dalam hitungan detik” ancam soo dingin. sebenarnya ia malas harus menggunakan statusnya sebagai pewaris choi, tapi sepertinya ia perlu mengingatkan kedua namja ini siapa yang berkuasa disini.

Urutan orang terkaya saat ini:

  1. Sooyoung
  2. Jessica
  3. siwon
  4. taecyeon
  5. tiffany

kedua namja yang diancam hanya tertawa meremehkan tapi tawa mereka langsung menghilang saat melihat sooyoung yang mulai mengeluarkan hpnya. Kedua playboy pun langsung pergi dengan kesal karena dipermalukan seperti itu.

“gomawo” ucap tiffany tulus dengan senyum terbaiknya.

“anio, ini balasanku karena sudah mengizinkanku makan bersama kalian” jawab soo tulus sambil menunggu reaksi jessica.

Tapi yeoja itu lagi-lagi bersikap dingin.

“jadi apa gosip yang kau punya soo?” tanya tiffany yang tiba-tiba teringat perkataan soo.

“anak dari keluarga Im akan sekolah disini” ucap sooyoung santai setelah menelan potongan pitzanya yang ke 8.

Tiffany dan jessica langsung berpandangan.

“sekalian saja anak dari keluarga kim juga sekolah disini biar penggerak perekonomian korea berada di 1 sekolah yang sama. Itu pasti akan menjadi headlines di dunia” cibir jessica.

“itu usul yang bagus, dan darimana kau tahu kalau pewaris kim juga akan pindah kesini? Dan jangan lupakan pewaris kwon” tambah sooyoung yang membuat kedua yeoja cantik ini tersedak.

“kim?” gumam tiffany kaget.

“kwon?” gumam jessica

Sooyoung mengangguk bangga, siapa yang menyangka kalau sekolahnya akan menjadi sarang dari para chaebol di korea.

Urutan keluarga terkaya di korea

  1. Kim (taeyeon)
  2. Kwon (yuri)
  3. Choi (sooyoung)
  4. Im (yoona dan krystal)
  5. Jung (jessica)
  6. Choi (siwon)
  7. Lee (sunny)
  8. Ok (taecyeon)
  9. Hwang (tiffany)

“hanya tinggal anak dari keluarga lee maka lengkaplah sudah” tambah sooyoung penuh semangat.

“sunny…” lirih sica saat menyadari sesuatu. Lee sunny, temannya itu juga akan bersekolah disini, dan sepertinya ke 9 keluarga memang akan bertemu di sekolah ini.

Jessica POV

Tunggu, bukankah tadi aku mendengar ‘kwon’? dia juga akan bersekolah disini? Aish,.. aku tau dia akan kembali ke korea karena eomma akan kembali bersama appa. Tapi aku tidak tau kalau kita 1 sekolah. Uh.. ini akan sangat aneh

“jess, berarti kakak kembarmu?” tanya tiffany ingin memastikan. Aku hanya mengangguk malas berbicara.

Semua ini terlalu tiba-tiba untukku, 1 negara, 1 rumah, dan 1 sekolah. Aku sudah terbiasa tidak mempunyai siapa-siapa disisiku, kecuali tiffany dan sunny tentunya. Jika tiba-tiba ada orang asing yang masuk ke dalam hidupku ini akan terasa sangat aneh. Aku hanya  mengetahui namanya dan fakta kalau ia adalah kakak kembarku. Aku bahkan tidak tau bagaimana wajahnya.

Author POV

“pewaris kim dan kwon… ah… ditambah jung... dan.. ehm.. adik Im, ku harap gedung ini tidak membeku kedinginan” ucap sooyoung mencoba bercanda. Hampir semua warga korea tau kalau para anak chaebol tadi sangat dingin.

Kim taeyon yang sangat dingin

Kwon Yuri yang tidak memiliki ekspresi

Jessica Jung yang hampir sedingin taeyon, yang membedakan setidaknya si ice princess mau berbicara di public sedangkan taeyeon tidak. Entah kenapa pewaris kim terlihat tidak pernah berbicara.

Im Krsytal yang sangat dingin galak dan jutek. Untunglah kakaknya Im yoona tidak seperti dirinya.

Jessica menghentikan makannya berlalu pergi meninggalkan tiffany dan sooyoung tanpa berkata-kata. “mianhae, dia lagi ada masalah dirumah” jawab tiffany jujur.

Soo mengangguk mengerti, 1 lagi rahasia umum yang di ketahui oleh setiap pengusaha, pereceraian antara kwon dan jung yang hampir membuat perekonomian korea 18 tahun lalu kehilangan keseimbangannya.

“kau tidak tertarik dengan pewaris kim?” goda soo, bagaimanapun setiap yeoja pasti akan pernah bermimpi untuk dapat bersanding dengan kim taeyeon, orang paling kaya nomor 1 di korea.

“kalau dia cukup menarik untukku, mungkin..” jawab tiffany jujur.

“dia sangat tampan” tambah soo ingin melihat reaksi yeoja di hadapannya.

“tapi dia terlalu dingin” ucap fany saat mendengar rumor yang beredar.

“kau pernah bertemu denganya?”

Tiffany hanya menggeleng.

“aku pernah” jawab soo dengan senyum kecil saat mengingat pertemuannya dengan taeyeon dalam suatu kerja sama.

Tiffany melihat senyum kecil soo menjadi tertarik.

“dia jauh… benar benar jauh lebih dingin daripada jessica. Ia pengeran yang bisa membekukanmu dari jarak 10 meter”

Tiffany tertawa saat mendengar ucapan soo, ia menjadi sangat penasaran ingin bertemu dengan orang yang lebih dingin dari jessica.

“kau tau apa yang membuatnya terlihatnya dingin?” ucap soo, tiffany menggeleng. Soo terdiam sebentar mencipatakan suasana tegang disekeliling mereka.

“Matanya… Matanya sangat dingin seperti tidak ada kehidupan disana… tidak ada kebahagian.. tidak ada kehangatan…” lirih soo pelan.

‘dingin’ batin fany

@Kediaman IM

“MWO? Anio appa… aku tidak ingin pindah” tolak yoona bersikeras. Ia baru saja pulang menemani krystal dan tiba-tiba appanya sangat jarang berada di rumah memanggilnya dan yang parahnya lagi menyuruhnya pindah karena alasan yang sangat sepele.

“kau dan adikmu akan pindah, titik. Ke 8 pewaris keluarga lain akan berkumpul, tidak mungkin aku membiarkan kau tidak berada di sana. Kau harus bergaul dengan orang-orang yang selevel dengan kita” ucap appa yoona tidak perduli sudah membuat anaknya kesal.

“tapi appa…”

“anio, tidak ada tapi-tapi. Berkas-berkas kalian sudah appa kirim kesana, besok kalian sudah menjadi siswa disana” potong appa

Krystal hanya diam. Ia tahu percuma melawan perkataan appanya. Ia dan yoona tidak bisa berbuat apa-apa, semua yang ada dalam hidupnya ditentukan oleh appa dan eommanya.

“AISH…” marah yoona kemudian membanting pintu dan pergi keluar. Ia muak dengan statusnya sebagai pewaris Im, ia hanya bisa patuh seperti anjing pada majikannya.

“oppa” panggil krystal lalu memeluk yoona menenangkannya. Hal yang selalu ia lakukan jika oppanya sedang emosi ataupun sedih, dan hebatnya itu selalu berhasil. Krsytal semakin memeluk yoona erat hingga di rasanya nafas oppanya teratur, ia melepaskan pelukannya dan mencium pipi yoona dengan sayang. Ia hanya memiliki yoona disisinya...

@AMERICA
“bagaimana? Apa sudah ada tanda-tanda vital padanya?” ucap seorang namja berstelan jas rapi.

“tidak… tidak ada” jawab seorang ibu tua

“sudah 10 tahun…” gumam ibu tua itu sedih.

@LONDON

“jadi kita akan satu sekolah? Well, that’s good. I wouldn’t feel so lonely in there. But, when you will back to seoul?” tanya yuri saat ia tahu kalau temannya itu akan kembali ke seoul dan satu sekolah dengannya.

“today, 1 pm… so can you get out from here?” tanya taeyeon

“arraso, aku akan segera pergi” jawab yuri kemudian berlalu pergi tanpa pamit meninggalkan taeyeon sendirian.

 Sesuai perjanjian yang tertulis antar ia dan almarhum appanya, taeyeon harus pergi kesekolah umum saat umurnya yang ke 18 tahun. Entah kenapa appanya membuat perjanjian seperti itu. Tapi menurut taeyeon, appanya hanya ingin menambah penderitaannya, bahkan saat appanya sudah mati, appanya masih ingin terus menyiksanya. 

TAEYON POV (setiap yang berwarna biru berarti isi hati taeyeon, berlaku untuk chap-chap selanjutnya)

Aku memandangi sekeliling ruangan yang telah menjadi rumahku selama 8 tahun ini, rumah dengan teknologi yang memungkinkan orang tuli sepertiku dapat hidup mandiri sendirian. rumah yang menjadi saksi setiap penderitaanku selama 8 tahun terakhir.

“apa kau sangat membenci ku appa?”

“aku juga tidak ingin dilahirkan dan berakhir dengan tuli seperti ini”

“mengapa kau menyelamatkanku eomma?”

“seharusnya kau membiarkanku mati terbakar, itu lebih baik daripada hidup seperti ini”

Pertanyaan yang selalu berputar dalam benakku.

“eomma, bisakah aku bahagia? Bisakah kau meminta kepada tuhan untuk mengirimkan seseorang yang dapat menjadi sandaran hidupku? Bisakah eomma?”

ooo

AUTHOR POV

@korea (seoul)

“yahhh seohyun! Bukankah sudah ku katakan pembeli adalah nomor satu! Tidak perduli apa yang mereka inginkan kau harus mampu memenuhi keinginan mereka!” celoteh bos seohyun karena yeoja itu kembali membuat pelanggannya marah.

“tapi mereka masih anak sekolahan, tidak seharusnya mereka membeli rokok” tegas seohyun pada bosnya.

Plak...

Bos seohyun menampar pipi yeoja itu kuat-kuat hingga membuat bibir yeoja itu terluka.

“masa bodoh mereka masih mau anak sekolahan, yang penting uang mereka. Kau bahkan hidup dari orang-orang seperti mereka. Sekarang angkat kaki dari tokoku, kau dipecat” emosi bos seohyun kemudian menyeret yeoja yang menurutnya pembawa sial itu keluar dari tokonya.

Seohyun hanya memegang pipinya yang terluka dan memungut tasnya yang dilempar ke jalanan oleh bosnya. Ia berjalan kaki dengan lemas menuju tempat kerjanya yang lain. Dirapatkannya jaket kumal yang sudah dipakainya selama 5 tahun terakhir, jaket satu-satunya yang ia punya untuk melidunginya dari musim dingin yang hampir membuat seluruh darah nya membeku. Semakin dirapatkannya jaket  musim dinginnya yang sebenarnya tidak terlalu membantu, jaket itu sudah terlalu tipis.

“gwencha seohyun, ini bukan pertama kalinya kau diperlakukan seperti ini. Jangan menangis” gumam seohyun mencoba menghibur dirinya sendiri.

Ia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu sejak 8 tahun lalu. Sejak appanya meninggal dan mewarisinya segudang hutang yang semakin hari semakin menjerat lehernya. Setiap hari bunga-bunga hutang itu selalu bertambah hingga membuat tulang-tulang ditubuhnya retak karena bekerja siang dan malam agar bisa melunasinya.

Eommanya sama sekali tidak membantu. Eommanya akan kembali di malam hari dan membawa laki-laki hidung belang yang akan tidur bersama eommanya. Bahkan hampir semua laki-laki yang dibawa eommanya juga selalu berusaha untuk menyentuhnya hingga membuatnya selalu terjaga hingga pagi di depan pintu kamarnya dengan kunci tambahan karena ketakutan. Bahkan di rumahnya sendiri ia tidak bisa merasa aman.

Sebenarnya ia bisa saja meninggalkan eommanya dan pergi hidup sendirian, tapi ia sudah terlanjur berjanji dengan appanya tidak akan pernah meninggalkan eommanya. Sejak ia berumur 10 tahun ia sudah bekerja untuk menghidupi keluarganya, hampir semua pekerjaan sudah ia lakukan, pekerjaan yang halal tentunya. Prinsip yang mengakar dalam dirinyalah yang selalu menjaganya agar tidak tergoda untuk mendapatkan uang dengan mudah.

Oppanya jauh lebih parah dari eommanya. Oppanya hanya akan kembali kalau uangnya habis, dan memaksa seohyun untuk memberinya uang. Tidak jarang oppanya itu memukulnya saat ia mabuk dan meninggalkan tubuh seohyun yang penuh dengan luka. Kemudian uang yang ia dapat dengan memeras darahnya itu dengan mudah dihambur-hamburkan oleh oppanya untuk berjudi dan mabuk-mabukkan.

Tapi ia tidak lemah, ia tidak akan menangis. Ia akan tunjukkan kalau ia bisa melewati semua penderitaannya ini. Tapi setelah semua yang terjadi padanya membuatnya tidak mempercayai siapapun, bahkan pada tuhan. Jika tuhan ada, ia tidak akan membiarkan seohyun menderita seperti ini. Kalau tuhan menyayanginya, tuhan tidak akan membiarkan dirinya sendirian menghadapi semua penderitaannya.

“seohyun, kau datang lebih awal” ucap seorang ajumma tua yang kasihan melihat yeoja itu yang menerobos salju yang semakin lebat berjatuhan.

“omo, apa yang terjadi pada wajahmu?” tanya ajumma itu saat melihat pipi merah seohyun dan bibirnya yang terluka. Tapi ia hanya diam karena mulutnya yang tidak mampu digerakkan menggigil kedinginan. Ajumma pun membantunya duduk dan memberikan seohyun susu coklat hangat.

“googg…mmaaaa…wwooo” gumam seohyun masih mengigil.

Ajumma pun pergi meninggalkan gadis itu dan mengambil kotak obat. Tapi saat ajumma itu ingin mengobati lukanya seohyun menolaknya.

“akkku… akannn.. melakk.. lakkkukannnyaa…sseenn..diri..”

Seohyun memang tidak pernah mengizinkan siapapun untuk membantunya, ia tidak ingin bergantung pada orang lain. Ajumma hanya mengangguk mengerti dengan kebiasaan yeoja itu, setelah 2 tahun bekerja dengannya ia cukup hapal perangai yeoja itu, terlalu mandiri dan dewasa tidak sesuai dengan umurnya yang masih 18 tahun.

Kemudian seohyun membantu ajumma melayani pelanggan di toko ramen miliki ajumma. Jam menunjukkan pukul 12 malam seohyun baru pulang dari toko ajumma kemudian pergi berjalan dengan tubuh yang masih sakit-sakitan ke tempat kerja berikutnya. Setelah ini ia kan bekerja di pom bensin hingga jam 4 pagi. Setelah itu ia baru pulang kerumah, mengerjakan prnya dan tidur di jam 5 pagi. Jam 6 pagi ia akan bangun dan pergi bekerja mengantar susu kerumah-rumah, lalu berangkat sekolah dan pulang dari sekolah jam 1 siang. Apa ia akan beristirahat dulu untuk makan siang? Tidak… ia akan langsung bekerja di toko es krim hingga jam 6 sore lalu lanjut ke tempat kerjanya di toko milik bosnya tapi berhubung ia sudah dipecat, ia akan segera mencari pekerjaan baru. Dan selanjutnya ia akan bekerja di toko ajumma. Selalu seperti itu, ia akan merangkap makan siang dengan makan malam di toko ajumma.

Dengan uang itulah ia membiayai kebutuhan keluarganya, sekolahnya dan hutang-hutang ayahnya.

@SEOHYUN POV

Dengan sedikit tertatih-tatih aku berjalan menuju rumah, sudah hampir jam 4 pagi. Udara semakin dingin saja.

“cantik., mau bergabung bersama kami” tiba-tiba ke dua orang namja mabuk berjalan mendatangiku. Insting melindungi diriku pun langsung aktif dan secara otomatis kakiku berlari melangkah pergi. Sampai dirumah kulihat mobil lain di depan pintu rumah.

“siapa lagi yang dibawanya kali ini?” gumamku lalu dengan cepat masuk ke kamarku, setidaknya di dalam kamarku aku bisa sedikit bernafas lega.

Tapi tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tangaku.

“seohyun…” ucap seorang namja yang tidak ku kenal yang sepertinya seumuran dengan eommaku. Nafasnya menyengat berbau alcohol, ku tutup hidungku agar tidak menghirup aroma yang menjijikkan ini.

“benar apa yang mereka katakan… hehehe… kau sangat cantik, seksi dan menggoda” kata laki-laki paruh baya itu mulai mengelus wajahku. Sontak ku tepis tangannya dan menarik tangannya yang mulai melingkar dipinggulku.

“LEPASKAN AKU BAJINGAN” teriakku marah lalu mendorongnya. Tapi tenagaku sepertinya tidak cukup untuk melawannya, aku sudah terlalu lelah karena bekerja. Kemudian ia mengangkat tubuhku dan  menjatuhkanku ke tempat tidur dan mulai menidih tubuhku dengan tubuh besarnya yang penuh dengan lemak.

“sst,.. kau akan menyukainya sayang. Biarkan aku yang bekerja” ucap laki-laki itu  penuh dengan pikiran kotor.

Aku meronta-ronta agar ia melepau, tapi ia menahan kedua tanganku dan membekap mulutku hingga perih. Kurasakan tangannya yang mulai berjalan-jalan menggerayangi tubuhku dan bibirnya yang menciumi leherku.

‘anio’

‘anio’

‘anio’

Dengan sisa kekuatanku kudorong tubuhnya hingga ia jatuh ke lantai, tapi sebelum aku dapat lari, ia sudah kembali menarik tubuhku kembali ke tempat tidur dan menamparku hingga membuat pandanganku kabur. Ia kembali menciumi leherku dengan nafsu.

“TOLONG…”

“TOLONG”

“TOLONG AKUUU….” Teriakku sambil terisak menangis.

“ssst,.. diam dan nikmati. Uh… tubuhmu semakin membuatku bergairah sayang”

Laki-laki tua itu mulai meremas payudaraku hingga sakit dan dalam satu hentakkan kuat ia merobek baju atasanku. Aku berusaha menutupi bagian atas tubuhku tapi laki-laki itu menahan tanganku dengan kuat.

“andwe.. jeballl.. hiks.. jangan lakukan.. kumohon” isakku mulai pasrah.

‘tolong… kumohon… appa… tolong aku’  air mata  mengalir di pelupuk mataku saat ini, mengalir tanpa henti. Air mata yang kutahan sejak 8 tahun akhirnya pecah dan terus mengalir.

TO BE CONTINUE

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinrfsnsd95
Fantasy is not a crime. Welcome to my sweet bloody mind.

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 2: TaeNy 😍😍
sone_marg14 #2
Chapter 1: can you make english version of this story..