Feels Like Home

Freeze the Moment

 

Sudah lama sejak Yujin terakhir kali melakukan perjalanan panjang seperti ini, terakhir adalah ketika ia masih duduk di sekolah tinggi, yaitu ketika ia dan teman satu sekolahnya melakukan study tour ke Jeonju menggunakan Bus, sudah lama sekali.

Yujin yang duduk di kursi paling belakang kini menyandarkan kepalanya ke jendela mobil. Ia sudah bosan melihat pemandangan di luar jendela, seindah apapun pemandangannya jika yang dilihatnya adalah hal yang sama tetap saja akan membosankan, pikirnya.

Pandangannya kemudian berpindah ke kursi paling depan, Xiaoting yang ber-volunteer untuk menjadi supir pada hari itu tampak fokus menyetir, di sebelahnya ada Mashiro, si pemilik mobil yang tampak sudah tertidur. Di belakang mereka ada 2 sahabat Dayeon dan Chaehyun yang sedang tertidur pulas, Dayeon mengistirahatkan kepalanya di bahu Chaehyun dan Chaehyun mengistirahatkan kepalanya di kepala Dayeon.

Yujin tersenyum melihat pemandangan di depannya itu. Xiaoting dan teman-temannya sudah seperti keluarga baginya, mereka yang lebih muda darinya tidak pernah absen untuk mengikutsertakannya dalam kegiatan apapun yang mereka lakukan, seperti perjalanan ke Busan yang sedang mereka lakukan sekarang. Ini bermula dari ide Dayeon yang ingin merayakan kelulusan mereka berempat, mereka memilih Busan karena janji Dayeon yang akan membayar liburan mereka di Busan jika ia diterima di Universitas Yonsei,  tentu saja idenya itu disambut gembira oleh teman-temannya yang juga sudah merindukan untuk bermain di pantai.

“Eonnie, kamu tidak tidur?” Tanya Xiaoting dengan suara pelan tidak mau membangunkan temannya yang lain.

“Aku belum mengantuk.” Jawab Yujin. “Xiaoting, apakah kamu lelah? Mau gantian denganku?” Kini giliran Yujin yang bertanya.

“It’s Ok, Eonnie, aku masih sanggup menyetir lagipula sebentar kagi kita akan sampai.” Jawab Xiaoting.

“Ok.” Balas Yujin singkat.

Meski mereka berdua tidak memiliki mobil, Yujin dan Xiaoting memiliki keinginan belajar yang kuat, melalui teman-temannya mereka belajar menyetir, bagi mereka lebih banyak keahlian lebih baik untuk bertahan hidup di kota besar seperti Seoul.

“Eonnie..” Panggil Xiaoting lagi. Xiaoting melihat ke arah Yujin melalui spion dalam mobil, pandangan mereka pun bertemu.

“Hmm?’ Sahut Yujin.

“Mau aku setelkan lagu?” Tanya Xiaoting.

“Tidak usah, nanti mereka bangun.” Ucap Yujin.

“Asal bukan lagu berisik sepertinya tidak akan masalah.” Jawab Xiaoting.

“Kalau begitu terserah kamu saja, lagunya kamu yang memilih.” Balas Yujin.

Xiaoting pun kemudian memutar lagu yang ada di playlistnya.

Lagu yang berjudul ‘Feels Like Home’ milik Chantal Kreviazuk.

“Old song.” Komentar Yujin.

“Your Favorite..” Balas Xiaoting.

Yujin pun tersenyum, lagu ini memang lagu favoritnya. Ia kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke spion dalam mobil, matanya kembali bertemu dengan mata Xiaoting yang ternyata sedang memandang ke arahnya, tak sadar mereka saling memberikan senyumnya.

Something in your eyes

Makes me want to lose myself

Makes me want to lose myself

In your arms

There's something in your voice

Makes my heart beat fast

Hope this feeling lasts

The rest of my life

If you knew how lonely my life has been

And how long I've felt so low

If you knew how I wanted someone to come along

And change my life the way you've done

 

Feels like home to me

Feels like home to me

Feels like I'm all the way back where I come from

Feels like home to me

Feels like home to me

Feels like I'm all the way back where I belong

 

 

Sambil mendengarkan lagu favoritnya ini, Yujin kembali melihat pemandangan di luar jendela. Awan yang berwana putih, Langit  biru, pohon-pohon dan bunga-bunga yang ia lihat, kembali tampak indah tak membosankan lagi.

 

***

“Ahhh.. pantai!!!!” Teriak Dayeon dan Chaehyun bersamaan. Mereka kemudian berlari menuju pinggir pantai disusul oleh Mashiro, Xiaoting, dan Yujin yang tak kalah excited dengan mereka.

“Eonnie, ayo foto aku dan Chaehyun!” teriak Dayeon.

Yujin yang berdiri tak terlalu jauh dari mereka lalu mencari posisi untuk memfoto mereka berdua, dengan teknik low angle ia kemudian mengambil gambar kedua sahabat karib itu. Ia mengambil gambar mereka berkali-kali sampai ia merasa puas dengan hasilnya.

“Ok, aku rasa sudah cukup.” Ucapnya.

“Eonnie, aku mau lihat hasilnya” Ucap Chaehyun seraya menghampirinya.

“Daebak! Hasil fotomu bagus sekali, Eonnie.”Komentar Chaehyun.

“Aku akan mengeditnya dulu baru aku share ke kalian yah.” Ucap Yujin.

“Terima kasih Eonnie.” Chaehyun pun memberikan senyum gratitude-nya kepada Yujin.

“Sama-sama.” Jawab Yujin membalas senyum Chaehyun.

“Eonnie, aku mau difoto juga.” Tanpa Yujin sadari, sahabatnya kini sudah berdiri di sampingnya.

‘Wah foto model kita masih ingin difoto, apakah kamu tidak bosan hampir tiap hari difoto?” komentar Chaehyun.

“Nope, lagipula belakangan ini Eonnie jarang memfotoku.” Jawab Xiaoting.

Chaehyun hanya mengangkat bahunya lalu pergi menghampiri Dayeon dan Mashiro yang sedang bermain kejar-kejaran.

“Mereka seperti anak kecil saja.”Komentar Xiaoting melihat tingkah teman-temannya dari kejauhan.

“Tidak apa-apa, mumpung sedang ada di sini, kapan lagi?” Jawab Yujin. “Kamu jadi mau aku foto?” Tanyanya kemudian.

“Tentu saja, Eonnie!” Jawab Xiaoting dengan cepat.

“Hmm..” Yujin kemudian berputar mencari spot terbaik. “Ahh disitu saja!” ucapnya sambil menunjuk salah satu sisi pantai.

Sesampainya di tempat yang dimaksud, bak foto model professional, Xiaoting lalu mulai berpose. Tak butuh lama untuk Yujin memutuskan teknik foto apa yang akan ia ambil. Angin yang berhembus kencang menyibakan rambut panjang Xiaoting, memberikan efek tambahan, membuat kecantikan Xiaoting seperti bertambah berkali-kali lipat. Yujin mengambil gambar sahabatnya itu berkali-kali, bukan karena ia belum mendapatkan foto yang bagus, ia hanya ingin membekukan lebih banyak momen dari sahabatnya itu.

Setelah ia rasa cukup, ia kemudian melihat hasil jepretannya.

“Aku mau lihat juga.” Ucap Xiaoting menghampirinya. Yujin kemudian menyerahkan kameranya pada Xiaotingg.

“Mengapa aku selalu kelihatan lebih cantik di fotomu yah?” Komentar Xiaoting.

“Karena kamu memang cantik.” Jawab Yujin.

“Tapi aku disini…” Xiaoting kemudian menunjuk foto dirinya di layar LCD, “…  it’s like the unreal version of me.” Sambungnya.

“kamu saja yang tidak sadar…” Jawab Yujin lagi.

“Tidak sadar apa, Eonnie?” Tanya Xiaoting lagi.

“That you're so beautiful, people will think that you're not real.” Jawab Yujin.

“Waah, sejak kapan Eonnie memujiku seperti itu, are you flirting with me?” Ucap Xiaoting dengan nada bercanda.

“Bicara apa sih?” Balas Yujin. “Ayo kita bergabung dengan yang lain… “ Ucap Yujin sambil berjalan. ‘aku harus belajar untuk tidak mengutarakan semua yang ada di otakku.’ Batinnya.

“Tunggu aku..” Ucap Xiaoting yang berlari kecil ingin menyusul Yujin yang sudah berjalan di depannya.  Setelah sampai di samping Yujin, Xiaoting kemudian meraih tangan Yujin menautkan jari-jari mereka.

“Kapan terakhir kita ke pantai Eonnie?” Tanya Xiaoting.

“Aku tidak ingat.” Balas Yujin. “Maaf yah, aku tak punya banyak uang untuk mengajakmu jalan-jalan, tapi karena aku sudah mulai bekerja di tempat yang lebih baik, mulai sekarang aku akan sering mengajakmu jalan-jalan. “ Ucap Yujin lagi.

“Bukan itu maksudku, Eonnie. Kamu sudah sangat bekerja keras untuk kita, mana mungkin aku menuntut sesuatu yang sepele seperti ini. Dan mulai sekarang kamu tak perlu menanggung beban sendiri, aku sudah mulai bekerja dan Eonnie mulai sekarang kamu bisa mengandalkanku juga.” Ucap Xiaoting.

“I know, Thank You.” Jawab Yujin. “Tapi kamu harus ingat, kamu tetap harus mengutamakan kuliahmu, aku dengar jurusan arsitektur itu tidak mudah, kamu harus bisa membagi waktu dengan karir foto modelmu.” Ucapnya lagi.

“Iya bawel…” Jawab Xiaoting sambil menjulurkan lidahnya. “Dan lagipula karir foto model apanya? aku hanya foto model amatiran.” Ucapnya lagi.

“We will never know what the future will be, you have potential.” Ucap Yujin lagi.

“Kita lihat saja nanti Eonnie.” Jawab Xiaoting. Yujin pun mengangguk.

“Yang aku tidak mengerti mengapa kamu mengambil Accounting Major ketika interestmu jauh dari itu?” kini Xiaoting balik bertanya pada Yujin.

“Hahaha.. Kan aku sudah pernah bilang, aku hanya mau menambah tingkat peluang untuk dapat bekerja ketika lulus. Ingat prinsip kita semakin banyak keahlian semakin baik.” Jawab Yujin.

Xiaoting menggelengkan kepalanya. “Realita hidup.. Apapun yang kita lakukan ujung-ujungnya kita hanya butuh uang untuk bertahan.”  Komentarnya.

“Kita nikmati saja.” Jawab Yujin. “Dan Xiaoting mudah-mudahan kamu berhasil menjadi seorang arsitek seperti yang kamu impikan dari kecil.” Ucap Yujin lagi.

“Iyah Eonnie, dan impian terbesarku adalah membuatkan rumah yang paling bagus untukmu.” Jawab Xiaoting.

Yujin tersenyum mendengarnya, Xiaoting-nya itu sejak kecil selalu mengatakan bahwa ia akan membuatkan rumah untuknya.

“Terima kasih.” Ucap Yujin sambil memberikan eyesmile nya.

“Sama-sama, Eonnie.” Jawab Xiaoting yang juga memberikan senyum termanisnya.

Sambil masih berpegangan tangan, mereka berdua pun bergabung dengan ketiga temannya yang masih asyik bermain air. 

***

Yujin dan Mashiro sedang memperhatikan teman-teman mereka yang sedang bermain jetski.

“Heran sepertinya mereka tidak kenal kata lelah.” Ucap Mashiro.

“Kamu lupa, bagaimana mereka tadi siang makan? Porsi 10 orang sepertinya habis hanya untuk mereka bertiga.” Ucap Yujin ikut mengomentari.

“Hahaha. Tidak terasa sudah 3 hari kita di sini, aku tidak mau pulang.” Ucap Mashiro lagi.

“Kita harus pulang kalau tidak mau membuat orang tua Dayeon bangkrut.” Ucap Yujin.

“Tenang saja Eonnie, kalaupun kita liburan di Paris selama satu bulan, perusahaan keluarga Dayeon tetap akan berdiri tegak.” Jawab Mashiro.

“Tetap saja aku tidak enak.” Balas Yujin.

“Eonnie besok aku saja yang menyetir.” Ucap Mashiro.

“Naah, aku sudah berjanji besok adalah giliranku yang menyetir. Lagipula bukannya malam ini kalian berencana untuk minum, aku tidak mau membahayakan diriku karena kalian.” Ucap Yujin lagi. Xiaoting dan teman-temannya sudah memasuki umur legal untuk minum dan mereka berencana untuk merayakannya di malam terakhir mereka di Busan.

“Eonnie benar juga.” Mashiro kini menganggukan kepalanya.

Mereka pun kembali memfokuskan pandangannya ke arah teman-teman mereka.

“Yujin?” Panggil seseorang.

“Seungcheol Oppa?” Jawab Yujin setelah melihat siapa yang memanggilnya. Yujin memutuskan untuk menambahkan panggilan ‘Oppa’ kepada Seungcheol setelah tahu ia lebih tua darinya.

Seungcheol kemudian memberikan senyum khas nya. “Kamu ada di sini juga?” Tanya pria tampan itu.

“Iya, aku sedang berlibur dengan teman-temanku.” Jawab Yujin.

“Umm, apakah Xiaoting bersamamu juga?” Tanya Seungcheol.

Yujin langsung menunjuk ke arah pantai. “ Tuh, dia sedang asyik bermain.”Jawabnya.

“Wah dia keren sekali..” Komentar Seungcheol sambil tersenyum, pandangannya masih terus fokus memperhatikan Xiaoting. Dia akan terus memandang ke arah pantai jika bukan karena Yujin yang memanggilnya.

“Oppa..” Panggil Yujin.

“Hmm?” Ia kemudian mengalihkan pandangannya kepada Yujin.

“Perkenalkan ini temanku dan Xiaoting, Mashiro.” Yujin kemudian mengenalkan Mashiro kepada Seungcheol.

“Ahh senang bertemu denganmu, aku Seungcheol, kamu bisa memanggilku Oppa seperti Yujin dan Xiaoting.” Ucap pria periang itu sambil memberikan tangannya pada Mashiro.

“Aku Mashiro, senang bertemu denganmu juga, Oppa.” Jawab mashiro sambil membalas jabatan tangan dari Seungcheol.

“Sepertinya mereka sudah selesai.” Ucap Yujin, mendengar itu Seungcheol buru-buru mengalihkan kembali perhatiannya ke arah pantai. Xiaoting dengan kaca mata hitamnya terlihat sedang turun dari jetski-nya. Ia bersama Dayeon dan Chaehyun kemudian berjalan ke arah mereka.

“Oppa?” Panggil Xiaoting seraya membuka kaca mata hitamnya.

“Hai, kamu tadi tampak keren sekali ketika menaiki jetski-mu” Ucap Seungcheol  langsung memuji Xiaoting.

“Benarkah?” Ucap Xiaoting seraya tersenyum yang dibalas lagi oleh senyum Seungcheol.

“Ehm..” terdengar suara Dayeon di sampingnya.

“Ohh, Oppa, kenalkan ini Dayeon dan Chaehyun.” Xiaoting kini mengenalkan teman-temannya pada Seungcheol.

“Hei, aku Seungcheol.” Mereka pun saling berjabat tangan.

“Sedang apa Oppa di sini?” Tanya Xiaoting.

“Orang tuaku sedang mengadakan pesta amal di hotel dekat sini.” Jawab Seungcheol. “Ngomong-ngomong apakah kalian mau datang? Kami mengundang banyak artis dan pastinya banyak makanan dan minuman.” Ajak Seungcheol.

“Kami sebenarnya sudah ada acara lain… ouch..” Xiaoting tiba-tiba merasakan ada yang mencubit pinggangnya.

“kami bisa  Oppa.” Jawab Dayeon memotong ucapan Xiaoting. Xiaoting kemudian memelototi temannya itu.

“Bagus kalau begitu.” Seungcheol kemudian mencari sesuatu di tas nya.” Ini undangannya, kalian nanti tunjukan saja undangan ini.” Ucapnya lagi.

“Aku benar-benar mengharapkan kedatangan kalian.” Ucapnya sambil menatap mata Xiaoting dengan dalam.

“Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa nanti malam.” Ucapnya lagi sebelum pergi meninggalkan mereka berlima.

“Wow so intense..” Ucap Dayeon

“Love is in the air..” Sahut Chaehyun di sebelahnya.

“Apa sih?” Ucap Xiaoting.

“Cuman orang yang tak bisa melihat yang tidak tahu bahwa Seungcheol Oppa menyukaimu, Ting.” Kini Mashiro ikut-ikutan berkomentar. “ Kalian harus liat pandangannya ketika Xiaoting turun dari jetski dan berjalan ke arah kami. Wow.” Ucap Mashiro lagi.

“Eonnie, kamu memperhatikannya juga kan?” Tanya Mashiro pada Yujin.

Yujin yang dari tadi hanya diam saja, kini mengangguk lemah.

“Eonnie, kamu jangan ikut-ikutan.” Protes Xiaoting kepada Yujin. Yujin hanya meresponnya dengan mengacak-acak rambutnya.

“Eonniee..” Protes Xiaoting lagi. Yujin kemudian memberikan senyum tipisnya.

“Ayo, sebaiknya kita kembali ke hotel, kalian butuh istirahat untuk persiapan nanti malam.”  Ucap Yujin yang kemudian berjalan mendahului teman-temannya.

***

Seungcheol tidak bohong ketika ia bilang bahwa pesta orang tuanya ini akan banyak makanan dan minuman, Yujin tidak pernah ke pesta semewah ini sehingga ia takjub melihat makanan yang begitu banyak, dan ia yakin makanan-makanan ini harganya tak murah. Dan sekarang Yujin merasa tidak percaya diri dengan pakaian yang ia pakai.

‘Seharusnya aku diam saja di hotel.’ Batinnya.

Xiaoting dan teman-temannya yang lain sedang ada di bar yang juga disediakan di pesta itu, tidak ingin membuang kesempatan mencoba minuman gratis yang disediakan. Yujin yang sudah bertekad untuk tidak minum malam itu memutuskan untuk memisahkan diri sejenak, berkeliling penasaran dengan suasana pesta orang-orang kaya. Keputusan yang salah karena sekarang ia merasa ia berada di tempat yang salah, ini bukan tempat untuknya.

Pandangannya kemudian berpindah ke salah satu sudut ruangan, terlihat ada pria yang sepertinya umurnya sudah lebih dari setengah abad namun masih terlihat gagah sedang memainkan piano, Yujin tidak tahu lagu yang sedang dimainkannya. Beberapa orang mengelilingi pria tersebut untuk menyaksikan permainan piano-nya.

Yujin kemudian tenggelam dengan musik yang sedang dimainkan itu, ia memang tidak mengetahui lagu yang sedang dimainkan namun mengapa ia merasa familiar dengan lagu ini.

“ Suamiku itu dimana saja tidak pernah melewatkan untuk bermain jika melihat piano.” Ucap seseorang yang tiba-tiba ada di sebelahnya. Yujin kemudian menundukan kepalanya memberi hormat setelah melihat wanita yang di sampingnya itu kelihatannya jauh lebih tua darinya. Wanita tersebut kemudian memberikan senyumnya kepada Yujin.

“Aku melihatmu begitu serius memperhatikan suamiku, apakah kamu menyukai lagunya?” Tanya wanita itu dengan senyum hangatnya.

“Sebenarnya aku baru mendengar lagu ini, tapi tidak tahu kenapa lagu ini terdengar familiar.” Jawabnya.

Wanita itu tiba-tiba terdiam, entah mengapa Yujin bisa membaca kesedihan di matanya. Setelah beberapa lama, wanita itu kemudian kembali mengalihkan perhatiannya kepada Yujin.

“Siapa namamu?” Tanya wanita itu.

“Choi Yujin, namaku Choi Yujin.” Jawab Yujin. Wanita itu kemudian memberikan ekspresi yang lagi-lagi tidak bisa dibaca oleh Yujin, wajah wanita itu tampak pucat membuat Yujin sedikit khawatir.

“Nyonya, apakah anda tidak apa-apa?” Tanya Yujin dengan nada khawatir.

“Aku tidak apa-apa.” Jawabnya. “Maafkan aku, namamu mirip seseorang yang aku kenal.” Ucapnya lagi.

“Perkenalkan namaku Choi Kang Hee.” Nyonya Choi pun kemudian memberikan tangannya untuk berjabat tangan dengan gadis yang baru ia temui itu, Yujin tentu langsung membalas jabatan tangan dari Nyonya Choi.

“Yujin, kamu ke sini atas undangan siapa, maaf karena sebelumnya aku tidak pernah melihatmu.” Tanya Nyonya Choi dengan senyum ramahnya.

“Aku diundang oleh temanku, namanya Choi Seungcheol.” Jawab Yujin.

“Oh rupanya kamu adalah teman anakku.” Ucap Nyonya Choi masih dengan senyum yang masih menempel di bibirnya. “Terima kasih sudah datang, ternyata anakku punya teman secantik kamu.” Ucap Nyonya Choi lagi. Yujin hanya tersenyum mendengar pujian tersebut.

“Ternyata anda adalah Ibu dari Seungcheol Oppa, tak heran Seungcheol Oppa sangat ramah, ia sangat mirip denganmu.” Ucap Yujin membalas memberi pujian.

“Syukurlah ada bagian yang baik dariku yang menurun padanya.” Jawab Nyonya Choi.

“Yujin, tak keberatan aku tinggal dulu? Suamiku itu harus ada yang menghentikannya, kalau tidak sepanjang pesta dia akan terus bermain, padahal banyak tamu yang mencarinya.” Ucap Nyonya choi lagi.

“Baik, terima kasih sudah mau menemaniku.” Ucap Yujin.

“Bukan masalah, mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi.” Ucap Nyonya Choi sambil menyentuh pundak Yujin, ia kemudian pergi meninggalkan Yujin dan menghampiri suaminya yang masih konsentrasi bermain piano.

Yujin berharap perkataan Nyonya Choi menjadi kenyataan, ia juga ingin bertemu dengan wanita itu lagi, entah mengapa perasaan hangat memenuhi tubuhnya ketika ia sedang berbicara dengan Nyonya Choi.

***

“Xiaoting..” Ia kaget ketika tiba-tiba namanya dipanggil.

“Oppa, kamu mengagetkanku.” Ucapnya setelah tahu siapa yang mengagetkannya.

“Kenapa sendirian?” Tanya Seungcheol. Xiaoting kemudian menunjuk teman-temannya yang sedang asik menari.

“Ahh begitu rupanya, Yujin mana? Kok aku tidak melihatnya?” Tanya Seungcheol lagi.

“Eonnie tadi bilang mau berkeliling. Ngomong-ngomong pesta orang tuamu ini besar sekali Oppa, sepertinya ada segmen untuk orang tua dan anak muda.. “ Ucap Xiaoting.

“Ya, mereka sengaja membuatnya seperti ini untuk mengakomodir semua orang. Apakah kamu liat? banyak artis yang datang. “ Ucap Seungcheol.

“Ya aku lihat beberapa tadi. Aku tidak menyangka ternyata kamu adalah putra dari pemilik CKJ Entertainment.”

Seungcheol hanya mengangkat bahunya.

“Oppa, bagaimana rasanya jadi orang kaya?” Tanya Xiaoting tiba-tiba, sepertinya alcohol yang ia minum sudah mulai masuk ke system tubuhnya.

Seungcheol tersenyum mendengar pertanyaan dari Xiaoting tersebut.

“Aku tidak tahu, dari kecil aku sudah kaya, jadi aku tidak punya pembanding, jadi jika kamu tanya yang aku rasakan yah biasa saja. Aku tidak senang atapun sedih. Biasa saja.”  Jawab Seungcheol.

Xiaoting hanya mengangguk mendengarnya.

“Aku jika ditanya apakah aku senang jadi orang miskin mungkin jawabanku akan sama denganmu, aku tak punya pembanding, jadi aku akan menjawab biasa saja, aku tidak senang atau sedih.” Balas Xiaoting.

“Apakah kamu ingin menjadi orang kaya?” Tanya Seungcheol.

“Aku tidak tahu, tapi jika rasanya biasa saja, buat apa aku jadi orang kaya.”  Jawab Xiaoting.

Seungcheol hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

“Xiaoting…” Pangil Seungcheol lagi.

“hmm?” Jawabnya.

“kamu sangat cantik.” Ucapnya.

Xiaoting hanya tersenyum mendengarnya.

“Melihat reaksimu sepertinya kamu sudah terlalu sering mendengar pujian seperti itu ya?” Tanya Seungcheol.

“Sepertinya aku tidak usah menjawabmu, Oppa sudah tahu jawabannya.” Balas Xiaoting,

“Hahaha. I like your confidence.” Ucap Seungcheol.

“Umm, Xiaoting…” Pangil Seungcheol lagi. “ Wanna dance with me?” Tanya Seungcheol dengan wajah penuh harap.

“Ok “ Jawab Xiaoting.

***

Yujin memutuskan untuk kembali ke teman-temannya ketika ia sudah puas berkeliling, namun ia tak menemukan teman-temannya itu di tempat terakhir mereka berkumpul. Matanya pun berkeliling mencari keberadaan teman-temannya. Ia kemudian melihat Chaehyun, Dayeon, dan Mashiro sedang menari melakukan gerakan konyol mereka namun tetap mengikuti beat lagu, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman-temannya itu.

Matanya kemudian kembali mencari keberadaan Xiaoting-nya, tak butuh waktu lama saat ia melihat Xiaoting sedang menari sambil tertawa dengan seorang pria yang lebih tinggi dengannya, ekspresi wajah Seungcheol pun tak jauh berbeda dengan Xiaoting, wajahnya tampak sangat senang sekali. Yujin tahu seharusnya ia segera memalingkan wajahnya dari pemandangan itu namun ia masih diam terpaku melihat Xiaoting dengan Seungcheol, ia masih memandangi mereka berdua bahkan saat lagu yang diputar sudah berubah menjadi lagu pelan. Yujin melihat Seungcheol membisikan sesuatu di telinga Xiaoting, Ia melihat Xiaoting mengangguk setelahnya, dan kemudian ia menyaksikan tangan Seungcheol kini sudah melingkar di pinggang Xiaoting dan kemudian mereka mulai bergerak dengan synchronize mengikuti lagu.

“Yang pria atau yang wanita?” Suara di sampingnya itu mengalihkan perhatian Yujin dari scene terhoror yang pernah ia saksikan.  Matanya kemudian melebar ketika melihat wanita yang memanggilnya itu.

“Hello again.” Sapa wanita itu.

“Seungyeon-ssi?” Panggil Yujin.

“Panggil aku Seungyeon saja, tidak usah terlalu formal.” Jawab Seungyeon. Yujin hanya mengangguk.

“So, yang pria atau yang wanita?” Tanya Seungyeon lagi seraya duduk di kursi sebelahnya.

“Maksudmu?” Yujin balik bertanya, ia kemudian ikut duduk di kursi sebelah Seungyeon.

“Kamu harus liat caramu melihat ke arah pasangan yang sedang berdansa itu, seperti anak kecil yang sudah menabung lama untuk membeli mainan namun mainannya itu direbut oleh temannya, atau seperti istri yang sudah lama menikah dengan suaminya namun suaminya berselingkuh dengan sahabat lamanya yang baru ia temui di acara reuni sekolah. “ Ucap Seungyeon panjang lebar. Yujin hanya memandang orang di sampingnya itu dengan pandangan aneh.

“Sebenernya dari planet mana asalmu?” Tanya Yujin kepada orang di sebelahnya.

“Hahaha. Yang jelas bukan dari planet asalmu. So? kamu belum jawab, yang pria atau yang wanita?” Tanya Seungyeon lagi masih penasaran.

“Bukan keduanya.” Jawab Yujin.

“Baiklah kalau tidak mau jawab.” Ucap Seungyeon.  Ia kemudian menyalakan rokoknya.

“Maybe you need this..” ucapnya sambil kembali menawarkan rokok kepada Yujin.

“Aku sudah bilang aku tidak merokok.” Ucap Yujin.  Mendengar itu Seungyeon hanya mengangkat bahunya.

“Bukankah yang pria itu Choi Seungcheol anak dari pemilik CKJ Entertainment? Hmm dan yang wanita aku baru melihatnya, cantik sekali, Seungcheol benar-benar punya selera yang bagus.” Kini Seungyeon mulai mengeluarkan komentarnya.

Yujin hanya diam mendengar komentar Seungyeon.

“Aku boleh meminjam ponselmu?” Ucap Seungyeon lagi. Tanpa pikir panjang Yujin kemudian menyerahkan ponselnya pada Seungyeon.

“Passwordnya?” tanpa sadar Yujin memberitahu password ponselnya pada orang di sebelahnya itu. Seungyeon kemudian mengetikan nomornya di ponsel Yujin dan kemudian melakukan panggilan ke nomornya.

“Done. Aku sudah punya nomormu dan kamu sudah punya nomorku.” Seungyeon kemudian menyerahkan kembali ponsel milik Yujin

“Hah?” Tanya Yujin masih bingung dengan apa yang terjadi.

“Untung saja aku orang yang kamu temui, coba saja jika ada orang jahat yang melihatmu seperti ini, tidak terbayang apa yang akan terjadi padamu.” Ucap Seungyeon sambil menggelengkan kepalanya.

“Image-mu berbeda sekali dengan yang ada di TV.”

“Hmm memangnya kalau di TV aku seperti apa?” Tanya Seungyeon penasaran.

“Kelihatan anggun, pendiam, dan sedikit misterius.” Jawab Yujin.

“Itu mengapa kamu tidak boleh menilai selebritis dengan apa yang hanya kamu lihat di TV.” Balas Seungyeon.

“Kamu benar. Oh yah selamat yah, sepertinya namamu sudah benar-benar bersih. Aku dengar kamu dapat projek film baru?” Ucap Yujin lagi.

“Aku tak menyangka ternyata kamu mengikuti beritaku.” Jawab Seungyeon

“Masalahnya beritamu itu hampir ada di setiap saluran Televisi, aku sampai bosan.” Ucap Yujin.

“Hahaha, kamu harus terbiasa mempunyai teman yang sangat terkenal sepertiku.” Ucap Seungyeon.

“Memangnya kita berteman? “ Tanya Yujin.

“Yap, kamu temanku.” Jawab Seungyeon.

“Kata siapa?”

“Kataku, aku suka denganmu, aku jadi ingin menjadi temanmu. Mulai sekarang kita adalah teman” Jawab Seungyeon.

“Oh my God, kamu benar-benar bukan berasal dari planet ini.” Jawab Yujin yang kemudian tertawa dengan keunikan orang yang kini tiba-tiba menjadi temannya itu.

“Eonnie..” Suara Mashiro membuat ia berhenti tertawa.

“Ahh Shiro.. “ Panggil Yujin. Ia kemudian melihat Chaehyun, Dayeon, dan Xiaoting berjalan di belakang Mashiro.

“Eonnie bukankah itu… “

“Oh, kenalkan ini teman baruku, Seungyeon.” Ucap Yujin memperkenalkan Seungyeon kepada teman-temannya.

Seungyeon pun bergantian berjabat tangan dengan keempat teman Yujin.

“Karena teman-temanmu sudah datang, aku pergi yah.” Ucap Seungyeon kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia kemudian mencium pipi Yujin sebelum pergi meninggalkannya. “Call me.” Ucapnya lagi sebelum benar-benar pergi.

“Waah apa itu tadi?” Komentar Chaehyun.

“Eonnie mengenal Jang Seungyeon? Kenapa tidak pernah memberitahu kami? Dan mengapa Jang Seungyeon mencium pipimu? Tanya Dayeon tanpa ada jeda kata.

“Eonnie kamu berhutang cerita pada kami.” Ucap Mashiro.

Pandangan Yujin kemudian beralih kepada sahabatnya Xiaoting yang berbeda dengan temannya yang lain tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Ia kemudian melihat Xiaoting mengambil tissue di meja dan kemudian berjalan ke arah Yujin. Ia memegang wajah Yujin dengan satu tangan dan satu tangannya lagi memegang tissue membersihkan sesuatu di pipi Yujin.

“Ada bekas lipstick, jika tidak dibersihkan nanti orang-orang akan melihatmu dengan aneh.” Ucapnya dengan nada monoton.

“Oh” Ucap yujin singkat. Sebenarnya ia sedikit gugup karena wajah Xiaoting yang begitu dekat dengan wajahnya.

“Selesai. Ayo kita pulang. “ Ucap Xiaoting kemudian membalikan badannya tanpa menoleh ke arahnya lagi.

***

Xiaoting menghela napasnya panjang, bahkan angin malam yang  bertiup kencang tak sanggup mengusir perasaan aneh yang menghinggapinya.

Melihat Eonnie-nya tadi bersama wanita yang bukan dirinya, melihat Eonnie-nya bisa tertawa lepas dengan seseorang yang bukan dirinya, melihat pipi Eonnie-nya dicium seseorang yang bukan dirinya. Tiba-tiba ada perasaan insecure yang tumbuh di dalam dirinya, seperti perasaan akan ada yang mencuri harta paling berharganya.

Xiaoting tahu ia tak boleh memiliki perasaan seperti ini. Suatu hari akan ada masanya ia dan Yujin harus menjalani hidup mereka masing-masing. Xiaoting belum siap, ia tidak tahu apakah ia akan pernah siap. Ia pikir saat itu masih lama, namun melihat kejadian tadi, ia takut bahwa waktu mereka sebentar lagi.

“Xiaoting, mengapa kamu ada di sini?” Terdengar suara wanita yang sedari tadi ada di pikirannya.

Yujin kemudian duduk di sebelahnya.

“Kamu bisa sakit jika malam-malam duduk di pinggir pantai seperti ini.” Ucap Yujin.

Tidak menjawab pertanyaan Yujin, Xiaoting malah kemudian merebahkan kepalanya di bahu Yujin.

“Eonnie..”

“Hmm?”

“Bagaimana kamu melihat dirimu di masa depan?” Tanya Xiaoting.

“kamu mencuri pertanyaanku.” Jawab Yujin.

“jawab saja..” ucap Xiaoting lagi.

“Hmm.. aku melihat rumah.” Jawab Yujin.

“Rumah?” Tanya Xiaoting heran.

“Aku melihat seterjal apapun jalan yang aku lewati nanti, sebanyak apapun orang yang harus aku hadapi, seberat apapun hidup akan membawaku, aku masih punya rumah untuk pulang.” Jawab Yujin.

“Rumah yang mana?” Tanya Xiaoting bingung.

“You, you are my Home, Xiaoting.” Jawab Yujin dengan suara lembutnya.

Air matapun jatuh di pipi Xiaoting, ia buru-buru menghapusnya agar Yujin tak melihat, masih dengan kepala yang masih bersandar di bahu Yujin, ia kemudian memeluk erat harta paling berharganya itu.

 

A window breaks down a long dark street

And a siren wails in the night

But I'm alright 'cause I have you here with me

And I can almost see through the dark there's light

 

If you knew how much this moment means to me

And how long I've waited for your touch

If you knew how happy you are making me

I've never thought I'd love anyone so much

 

Feels like home to me

Feels like home to me

Feels like I'm all the way back where I come from

Feels like home to me

Feels like home to me

Feels like I'm all the way back where I belong

 

 

 

https://www.youtube.com/watch?v=mmAL-NoDbj8

listening to this song since yesterday, you could say this chapter was very inspired by this song

btw thank you for reading J

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sclocksmith #1
Chapter 18: Udah lama nggak komen di sini. A great, beautiful story! Berasa naik turun pas baca tiap chapternya. Perjalanan dan perjuangan yang nggak mudah buat mereka. Epilognya merupakan penutup yang sempurna. Semoga setelah ini masih ada lagi cerita xiaojin yang lain. Terima kasih banyak buat ceritanya. I love you!
Dashi456 #2
Chapter 18: Epilogue-nya 🤧🤧🤧 makasih author 😊
Mollu_Yanz #3
Chapter 1: Can someone please translate it in English ಥ_ಥ
Antoowizone #4
Chapter 18: Benar2 luar biasa, aku ingin menangis membacanya, pesan yabg bisa aku ambil dari fiksi ini adalah hal baik akan selalu berputar di sekitar orang-orang baik. Yujin yg sejak kecil dengan tulus menjaga dan menyayangi Xiaoting menciptakan seorang Shen Xiaoting yang luar biasa, Xiaoting yang akhirnya membalas semua kebaikan dan cinta Yujin berkali-kali lipat. They really deserve each other. Aku tahu ini sudah di akhir cerita, namun aku masih merasa ingin terus menerus menyaksikan kisah Xiaojin versi Freeze The Moment mu ini,hehe. Terima kasih author, aku akan menunggu ceritamu selanjutnya.
Iamreader #5
Chapter 18: My heart is full.. Thank You Author-nim.. 💗
PLAPLE #6
Chapter 18: OMG!!!!
THIS WAS PURE PRRFECTION!!!!
This epilogue showed so much of their complicity and romance but also their relationship with family and the overcome of crisis and fears!
I loved it and I feel so attached to this story!!!
Your story made my days happier and I saw myself waiting for an update every week!!!
I am a huge fan 😂😂
Thank you so much for this and I hope you keep writing amazing xiaojin stories as you always do!!
Freeze the moment was an amazing journey and it's my favorite au of all times!
Thanks again
Dashi456 #7
Terima kasih authornim.. ending yg membahagiakan 🤧 aku akan sabar menunggu epilogue nya. Terimakasih
PLAPLE #8
Chapter 17: I am so emotional right now!
I've accompanied this story since the first chapter and come to the last one is so amazing for me. The development of the characters was so well done and I could really see the growth in them but still see their aura being preserved!
so happy xiaojin could end up together and that yujin is taking care of her mental health! I loved the ending!
Thank you so much for always being a diligent writer that writes with so much passion and care!!! I saw myself waiting EVERY WEEK for an update of your AU and I can proudly say I'm a huge fan of your work!
You write too well!
I'll be waiting for a new XiaoJin AU from you :))
thanks for this amazing story and I'll look forward to the Epilogue ♥️
Antoowizone #9
Chapter 17: Hii, aku selama ini adalh silent reader, ingin mengucapkan terima kasih atas karyanya.. aku sangat suka Xiaojin dan cerita author membuat kerinduanku pada mereka cukup terobati.. aku sangat suka alur ceritanya, aku iri dengan hubungan yang dimiliki oleh Xiaoting dan Yujin, hubungan mereka menurutku sangat pure, dari kecil tumbuh bersama dan kemudian menjadi dewasa bersama. Di awal cerita aku merasa kasihan karena Yujin dan Xiaoting dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya karena keadaan yang memaksa, tapi aku bangga pada mereka yang bisa jadi tumbuh menjadi manusia yang luar biasa. jadi akan sangat mengecewakan jika di akhir cerita mereka tidak bisa bersama, maka dari itu terima kasih author, telah menyatukan mereka di akhir cerita, karena memang sudah seharusnya mereka bersatu.. maaf komentarku kepanjangan karena aku sangat menikmati ceritamu. Aku akan terus menunggu karyamu selanjutnya. Dan ditunggu epilogue nya. Sekali lagi terima kasih Author 😊
Yme265 #10
Chapter 17: Nice ending! You the great writer, keep the good work. I will keep support your next story if you still writing. Hope your life be happy too. Thank you