Episode 6 -- Cuplikan (2)

All About Us
Please Subscribe to read the full chapter

Woohyun mengusap matanya. Penunjuk waktu masih setia diangka 5.30 pagi, tapi pemuda yang sebentar lagi tidak bujang itu sudah bangun. Kebiasaan bangun pagi ditambah tidur yang kurang lelap merupakan penyebab utamanya terbangun.

"Uhm,"

Woohyun menunduk. Wajah imut Sunggyu mengernyit pelan karena tidurnya terusik gerakan. Perlahan, Woohyun melepaskan genggaman tangan Sunggyu dari celana depannya. Setalah sukses, ia berjinjit ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusan paginya.

Dibawah guyuran air yang dingin, Woohyun tak hentinya menghela napas. Ketika ayah berpesan padanya kemarin, Woohyun pikir Sunggyu punya kebiasaan tidur sedikit mengganggu, seperti mendengkur atau berputar searah jam. Siapa sangka kalau si imut itu akan berguling selama tidur untuk mencari sesuatu yang bisa diduselnya?

Awalnya, Woohyun sudah lelap di lantai--sebagai antisipasi jika dirinya lupa dunia--selama beberapa saat. Tiba-tiba saja, tidurnya terganggu dengan karung beras yang terhempas ke tubuhnya. Woohyun hampir saja mengumpat, tapi caciannya berubah jadi desahan tertahan saat kaki karung beras itu menggoyang bagian privat sang koki.

Berapa kalipun bertukar posisi tidur atau menggendong Sunggyu kembali ke asalnya, entah bagaimana Sunggyu selalu muncul. Kalau bukan bagian privatnya yang jadi sasaran, malah bokongnya yang dipermainkan genggaman jemari panjang itu. Woohyun harus setia terjaga, mengawasi Sunggyu agar tidak lagi melecehkannya tanpa sadar.

Ayah benar. Woohyun tidak mempersiapkan mental untuk hal itu sama sekali. Setelah bolak-balik, akhirnya Woohyun menyerah. Berbaring disebelah Sunggyu sejauh yang ia bisa, membiarkan tangan itu menggenggam baju bagian depannya. Woohyun sendiri heran, bagaimana bisa tangan itu merayap sampai ke tonjolan celananya selama beberapa saat ia terlena?

"Hatsyii..." Woohyun mematikan shower. Sedikit menggigil, ia kembali berpakaian. Setidaknya bukti bahwa Woohyin adalah lelaki super 'sehat' sudah terkubur.

"Khi...khi...khi..."

Woohyun terperanjat kala mendengar tawa mengerikan dari ujung lorong. Dilihatnya ayah berdiri disana dengan selimut menutupi kepala.

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Ayah mendekati Woohyun dengan alis bergerak tak karuan. Wajah Woohyun memerah ketika mata ayah melirik bagian pribadinya. Tanpa sadar, Woohyun menutup area itu dengan kedua tangan.

"Tidak seperti yang kubayangkan... tapi bisa dibilang begitu, ayah," jawab Woohyun kaku. Dengan kilat jenaka yang menyeramkan, susah payah ayah merangkulkan lengannya yang dikelilingi selimut ke pundak Woohyun.

"Biar kuberitahu bagaimana caranya menjinakkan anakku dikala tidur,"

 

Tidak usah diragukan lagi, wajah memerah Woohyun dan mandi air dinginnya yang kedua sudah cukup menjelaskan materi yang dibicarakan ayah. Bahkan wajah imut Sunggyu saat dibangunkan tak cukup untuk mencegah khayalan Woohyun melayang ke surga dunia. Selamat, Woohyun. Kamu mendapatkan mertua paling unik sejagat raya.

**^^**^^**

Sunggyu menghembuskan napas lelah. Bunda dan ibu sangat bersemangat mengurusi pernikahan. Bahkan Sung Ah sebagai event organizer yang bertugas mampu mengalahkan antusiasmenya sebagai pengantin. Entah siapa yang akan menikah sebenarnya.

"Hei, Sunggyu! Lama juga kamu tidak mampir ke sini,"

Sunggyu melirik Minseok malas. Energinya sudah habis karena sepagian disuruh memilih kue. Sunggyu memang suka makan, tapi jika dipaksa mencoba rentetan kue krim berjam-jam, tukang makanpun akan merasa mual, tahu.

"Kamu ini kenapa, sih? Ada masalah?"

Sungggu menggeleng. Ia ingin menceritakan pernikahannya kepada Minseok dan Howon, tapi sebagaimana komitmennya pertama kali, pernikahan ini harus dirahasiakan. Bukan berarti Sunggyu tidak mempercayai keduanya, tapi sebisa mungkin Sunggyu ingin menikmati ini. Bukan salahnya jika ia punya masalah dalam mempercayai orang setelah semua yang ia alami.

“Jadi... apa kak Sung Ah sedang sibuk?”

Sunggyu melirik Minseok yang sibuk memainkan pensilnya.

“Serius? Kamu masih ngejar nenek lampir itu?” Tanya Sunggyu tak percaya. Minseok sudah menyukai kakaknya sejak entah-kapan, tapi sama sekali tidak ada perkembangan dalam hubungan mereka. Sunggyu heran, apa sih yang dilihat Minseok dari sosok kakaknya itu?

“Hei, aku hanya bertanya! Akhir-akhir ini dia jarang terlihat di rumahmu, makanya aku bertanya. Bukan berarti aku memperhatikannya, kamu tahu,” Minseok melirik Sunggyu sekilas.

“Sudah, menyerah saja. Kamu terlalu baik untuk orang sepertinya. Dia tidak akan mengerti perasaanmu,” wajah Minseok menggelap. Bukannya Sunggyu tidak setuju teman ke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YasuharaNiwa #1
Jarang bngt nemu fanfic infinite yg b. Indonesia. Thank you thank you
akitou
#2
Chapter 21: Perasaan susah bangat mereka mau kisseu aja..... Bang uyon kita melihat bintangny sambil bakar jagung yokkk....
akitou
#3
Chapter 20: Pendek ato panjang yg penting author senang..... Saya pembaca yg sabar kok... (pdhl suka nuntut cpt update) >_<
Yuerim #4
Chapter 20: Sampai lupa gimana alur ceritanya. Thankyou sudah ingetin kalau cerita ini masih eksis. Dan thankyou juga sudah update cerita. Makin bikin penasaran aja ceritanya.
kaisoo_meanie #5
Chapter 20: Pengennya update cepet tapi panjanggggg
irenewijaya06 #6
Chapter 19: Thankyou kak udah update ?? selalu nungguin inii dan setia nunggu perkembangan hubungan woogyu aaaaaa.. ayoo cepet honeymoon ?
kaisoo_meanie #7
Chapter 19: Makasih udah di lanjut, aku nungguin lanjutannya lagiii, kepoo
akitou
#8
Chapter 19: Title hhuawa..... Bikin salah paham kirain bakal ada sesuatu.... Ayah membuyarkan suasana
gari_chan #9
Chapter 18: Woohyun sungguh selow tetap selow, walau di gosipin bodo amat, gyu ikutin woohyun tuh suami mu patut di contoh