Episode 22 -- Sisa Bulan Madu

All About Us
Please Subscribe to read the full chapter

Begitu matahari bersinar cerah, Sunggyu dan Woohyun keluar dari penginapan. Mereka pergi ke pabrik es krim menggunakan mobil rekan Myungsoo yang mereka sewa. Perjalanannya cukup jauh, nyaris 30 menit namun keduanya tidak merasa keberatan.

Begitu tiba disana, mereka bergabung dengan pengunjung lain yang juga melakukan tur di pabrik es krim. Mereka menyaksikan proses pembuatan es krim, pencampuran bahan, hingga pendinginannya. Saat keluar, masing-masing satu cup es krim ada ditangan.

“Menarik juga, kak. Bagaimana jika hidangan pencuci mulut kafe kita sediakan es krim saja? Kurasa itu cukup laku karena target pasar kita adalah anak muda.”

Woohyun mengangguk setuju. Dikeruknya es krim dalam cup hingga habis, kemudian mengulurkan tangan pada Sunggyu. “Ayo ke toko keramik. Ada banyak hal yang perlu kita lihat disana.”

Sunggyu meraih tangan Woohyun dengan senang hati. Sambil bergandengan, mereka jalan beriringan menuju toko keramik. Setelah diskusi panjang sebelumnya, cafe&resto akan dibuat bertemakan campuran.

Cukup lama juga keduanya melihat-lihat keramik. Mereka baru pulang ke penginapan saat pukul empat sore. Yah, namanya juga usaha untuk menghasilkan cafe&resto terbaik. Woohyun juga telah memesan beberapa kotak untuk dikirim ke lokasi restonya, berhubung pembangunan sedang berjalan.

“Dek, mau makan dimana?” Woohyun melirik Sunggyu sekilas. Sepertinya sang kekasih lelah habis berjalan jauh. Bibir tipisnya mengerucut, membentuk pout gemas yang menggoyahkan pendirian Woohyun.

“Oh, bagaimana jika di warung pinggir pantai sana?” Sunggyu menunjuk sebuah tenda yang berada ditepi jalan, berhadapan langsung dengan laut. Woohyun menghentikan mobil kemudian mereka masuk. Aroma asin laut bercampur dengan rempah membuat perut keroncongan. Warung yang mereka kunjungi tidak begitu ramai, hanya ada beberapa pasangan tua yang makan, sepertinya warga lokal.

“Capek juga ya kak, kegiatan hari ini. Nanti aku mau tidur cepat, ah. Pegal banget rasanya.”

Woohyun tersenyum. Padahal kalau dengar cerita kak Sung Ah, Sunggyu itu orangnya pemalas, paling anti disuruh jalan jauh. Tapi nyatanya, si imut itu malah menemaninya seharian, betah duduk-jongkok dengannya untuk mencari bahan terbaik. Ah, Woohyun jadi makin cinta.

Mereka makan sambil menikmati sore yang lumayan panas. Matahari perlahan bertemu dengan batas langit, sedikit demi sedikit menjadikan langit dihiasi warna jingga hingga akhirnya benar-benar tenggelam.

**^^**^^**

Walau kemarin Sunggyu mengeluh lelah dan pegal, esoknya dia sudah ceria lagi. Semangat menghabiskan hari bersama Woohyun di pantai. Kalau boleh jujur, Sunggyu memang agak malas. Cuaca panas, tubuh pegal, keringat menetes, bukan kesukaan Sunggyu gitu. Tapi, Woohyun tersayang sudah susah payah membawanya kesini. Masa liburan dihabiskan dalam kamar saja? Hoho, tidak bisa. Jadi, meski kasurnya terasa posesif, Sunggyu tetap meninggalkannya untuk bermain di pantai.

Begitu sampai di pantai, Woohyun mengajak Sunggyu berenang. Yah, mengajari Sunggyu tepatnya. Sayang sekali, ketakutan Sunggyu untuk berenang tidak bisa diatasi. Jadilah, Sunggyu mengambang diatas pelampung selagi Woohyun menyelam disekitarnya.

“Dek.”

“HUAAHH!”

BYURRR

Sunggyu megap-megap, sebelah tangan mengusap mata yang perih kena air laut, sedang sebelah lagi memegang pelampungnya kuat.

“Kakak, ih!” gerutu Sunggyu sebal. Woohyun tertawa, lucu saja melihat wajah terkejut Sunggyu. Matanya melebar hingga ukuran maksimal, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

“Jangan ketawa terus! Bantuin aku naik, ih!” Sunggyu memukul-mukul pelan bahu Woohyun. Berusaha naik kembali ke atas pelampung tapi tidak berhasil karena tubuhnya terasa berat. Woohyun dengan senyum jahilnya menyelam, berenang mengitari Sunggyu kemudian memeluknya dari belakang.

“Begini saja, masa kamu mau biarkan aku berenang sendirian, dek?”

Tubuh Sunggyu merinding karena lehernya terkena napas Woohyun. Pria itu menoleh, memperhatikan profil Woohyun dari sudut matanya.

“Jangan disini, kak. Nanti ada yang lihat.”

Baru juga bicara, Sunggyu melihat orang-orang di pantai sudah memperhatikan mereka. Woohyun yang tahu Sunggyu tidak nyaman menjauh, kemudian berbalik dan menarik pelampung dengan Sunggyu masih berpegangan disana.

“Kita berjemur saja, sudah cukup lama di air. Nanti kulitmu keriput.”

Sunggyu menggembungkan pipi. “’Kan kakak yang main air. Aku mah diam aja diatas pelampung, tahu.”

Woohyun menanggapi dengan tawa. Begitu tiba kembali di pantai, mereka berbaring dibawah payung yang tadi dikembangkan.

“Kak, pasangin sunscreen lagi, dong. Rasanya kulitku panas.”

Woohyun mengambil botol sunscreen dari dalam tas kemudian membuka atasan Sunggyu. Dituangkannya cairan bening itu langsung kepunggung Sunggyu yang berjengit kaget.

“Kulitmu agak merah, dek. Sebaiknya diam disini saja dulu sampai agak mendingan. Ini pasti karena pakai sunscreennya kurang tebel, nih.” Celoteh Woohyun. Sunggyu tadi memang protes tidak mau pakai sunscreen banyak-banyak, berminyak katanya. Sekarang lihat hasilnya, kulitnya jadi merah.

“Iya, maaf. Aku pikir karena sunscreen ini tahan air, gak perlu pakai tebel gitu loh.”

Woohyun mencolek ujung hidung Sunggyu dengan jari telunjuknya. “Lain kali denger orang ngomong, paham?”

“Iya kakak sayaaaaanggggg.” Ucap Sunggyu, membuat Woohyun terdiam dengan telinga merah. Ah, kekasihnya ini masih saja malu-malu.

Setelah memakai ulang sunscreen, Sunggyu balas melakukan hal yang sama pada Woohyun. Sesekali dipijitnya punggung Woohyun karena menemukan otot kaku.

“Kakak tuh olahraganya yang seimbang dong. Nih, lihat, banyak yang kaku begini. Padahal sering renang kok ototnya begini.” Kini giliran Sunggyu yang berceloteh. Ditekannya titik antara tulang belikat kiri Woohyun, membuat suaminya itu menggelinjing antara sakit dan geli.

“Hehe, ‘kan mumpung libur, dek. Besok kalau cafe&resto kita beres, aku mana bisa leha-leha seperti sekarang.”

Sunggyu mencubit pinggang Woohyun gemas. “Bandel.” Ucapnya yang dibalas tawa Woohyun.

“Permisi.”

Keduanya menoleh dan mengangkat alis bingung. Ada saja orang yang mau ganggu mereka mesra-mesraan deh.

“Kami lagi main voli pantai, tapi kekurangan orang. Apa kalian mau bergabung?”

Keduanya mengikuti arah telunjuk orang itu, menemukan empat orang, dua cewek dua cowok melambai pada mereka. Sunggyu memicingkan mata, merasa familiar dengan dua cewek tersebut.

“Dek, mau main?” tanya Woohyun. Sunggyu menggeleng kemudian menepuk punggung Woohyun pelan.

“Ogah, panas kak. Kakak main aja, aku tungguin disini. Masih pegal aku.”

“Oke deh. Nanti kalau udah mau balik ke penginapan, langsung panggil, ya?”

Sunggyu tersenyum lebar saat Woohyun mengusap rambutnya sayang. Diperhatikannya Woohyun yang memakai kembali kaosnya kemudian menghampiri kelompok yang main voli pantai itu.

Sunggyu senang Woohyun bukan tipe yang senang mengumbar tubuh walau fisiknya memang bagus. Harusnya Sunggyu tidak cemburu, toh Woohyun tidak memperlihatkan tubuhnya pada orang lain.

Harusnya.

Sayang sekali, secuil bibit cemburu muncul karena melihat seorang perempuan yang ikut voli pantai—Sunggyu ingat bahwa dia adalah gadis yang menghampiri mereka di warung pinggir pantai dua hari lalu—terlalu dekat pada Woohyun.

Apa-apaan servis itu?

Hei, kalian tidak seharusnya tertawa lepas bersama!

Jangan sentuh lengan Woohyun!

Dasar pelakor! Apa maksudmu jatuh kepelukan suamiku, hah?

Dada Sunggyu bergemuruh saat gadis itu dengan sengaja—bahkan anak kecilpun tahu bahwa kejadian ini disengaja—terpeleset kakinya sendiri sehingga jatuh kearah Woohyun yang refleks menangkapnya.

Coba bayangkan, terpeleset diatas pasir padahal telanjang kaki! Sungguh seni ceroboh another level!

Sunggyu menahan kekesalan dengan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YasuharaNiwa #1
Jarang bngt nemu fanfic infinite yg b. Indonesia. Thank you thank you
akitou
#2
Chapter 21: Perasaan susah bangat mereka mau kisseu aja..... Bang uyon kita melihat bintangny sambil bakar jagung yokkk....
akitou
#3
Chapter 20: Pendek ato panjang yg penting author senang..... Saya pembaca yg sabar kok... (pdhl suka nuntut cpt update) >_<
Yuerim #4
Chapter 20: Sampai lupa gimana alur ceritanya. Thankyou sudah ingetin kalau cerita ini masih eksis. Dan thankyou juga sudah update cerita. Makin bikin penasaran aja ceritanya.
kaisoo_meanie #5
Chapter 20: Pengennya update cepet tapi panjanggggg
irenewijaya06 #6
Chapter 19: Thankyou kak udah update ?? selalu nungguin inii dan setia nunggu perkembangan hubungan woogyu aaaaaa.. ayoo cepet honeymoon ?
kaisoo_meanie #7
Chapter 19: Makasih udah di lanjut, aku nungguin lanjutannya lagiii, kepoo
akitou
#8
Chapter 19: Title hhuawa..... Bikin salah paham kirain bakal ada sesuatu.... Ayah membuyarkan suasana
gari_chan #9
Chapter 18: Woohyun sungguh selow tetap selow, walau di gosipin bodo amat, gyu ikutin woohyun tuh suami mu patut di contoh