chap 6
I’M YOUR MAN, KING!I’M YOUR MAN, KING!
Disclaimer:
Semua karakter milik Tuhan dan milik mereka sendiri.. maxy cuma minjem nama… ide cerita murni dari pemikiran maxy dan ini semua hanya fiksi… ^_^
Warning :
Fiction, , Yunjae, khayalan tingkat tinggi, absurd… beberapa kata umpatan dan tidak pantas untuk ditiru bertebaran di chap ini demi kebutuhan adegan... bagi yang kurang berkenan, silahkan klick back…maxy cinta damai.. ^.^
Cium sayang dari maxy untuk teman-teman semua yang membaca dan memberikan review. Review kalian membuat maxy semangat.. #hug
myjaejoongie89 : yuppsss.. jaema can pregnant.. ^_^.. the test already begin? mmmm.. i can't answer it.. :P xixixixi... just read this chap and u will find the answer.. >.< hope u like this chap.. #hug
akiramia : my chagi akiramia... i miss u so damn much.. #hug hug hug.. keponakan masuk ICU? semoga cepet sembuh ne.. #hug.. emang perasaan jadi gloomy banget kalo orang yang kita sayang sedang sakit.. T_T ... rajakah dalang dibalik semua ini? mmm... maxy tutup mulut.. xixixi let's find the answer in this chap.. hehehhe tapi siapkan bantal buat pelampiasan emosi ne chagi.. soalnya chap ini bakal bikin DAG DIG DUG, geregetan ampe akhir.. hohohoho ^_^
CutieJoongie: emang jaema modal keren doank.. #di toyor jaema.. xixixi sebenarnya jaema juga bsa diandalkan, asal dia mau serius... jaema nakal kan gegara dia masih belum mau nerusin tahta, jadi bertingkah seenaknya.. but he will be a good boy (?) soon.. ^_^
bluvyunjae : yunpa akan lebih gentleman and tambah cool abis di chap ini.. yuk capcus baca chap ini dan buktikan ucapan maxy.. xixixi .. hope u like this chap #hug ^^
BabyBlueCherry: aminn. gomawo ne doanya.. #hug abang imin emang ciamik.. he's smart and adorable.. hehehe.. rajakah dibalik semua ini? mmm... find the answer in this chap.. ^^ hope u like it.. #hug
JoeGQ2min : bebeb JoeGQ2min... i need a big hug.. #hug hug hug.. i miss u... T_T.. maxy lagi sedih mode on.. maxy dekat banget ama ayah, jadi pas ayah sakit begini, bikin maxy susah ngumpulin feel untu nulis epep.. hweee T_T.. kemarin sempet mau hiatus.. tapi kagak jadi, review teman-teman membuat maxy semangat.. gomawo bebeb JoeGQ2min.. gomawo all.. ^_^
Gomawo untuk do’a yang diberikan kepada ayah maxy... berkat doa kalian, ayah maxy uda mulai bisa berjalan meskipun masih pelan… maxy sayang kalian.. #big hug
AND NOW
Is the King accused?
Let's check this out.. ^_^
Tapi ingat, bacanya pelan-pelan n sesuai tanda baca.. biar lebih berasa nendangnya...
Happy reading n don’t porget ripiu ndee.... :-)
Preview:
“YAH... LEPASKAN AKU!” Changmin terus memberontak, berteriak, dan meronta
“Lepaskan dia” Suara berat terdengar dari balik kursi yang memunggungi Changmin.
Changmin terdiam sesaat, ia menunggu kursi itu membalik.
Perlahan kursi itu membalik dan menghadapnya.
“Shim Changmin shi” suara itu terdengar lagi
“OMO...!” Kata itu yang bisa Changmin keluarkan ketika melihat siapa yang duduk di kursi
.
.
.
Part 6
.
.
Yoochun segera mengemudikan mobil mendekati titik yang ditunjuk Changmin sebagai tempat persembunyian kelompok yang sedang menculik keluarga kerajaan kemarin malam. Yunho dan Jaejoong berada di kursi belakang.
Setelah tahu bahwa Changmin menghilang, Yunho segera menjalankan rencana barunya. Ia tak ingin terlambat, jujur saja bahwa pikirannya tak tenang sekarang. Adik yang sangat disayanginya mendadak menghilang, membuat Yunho cukup kelabakan.
Yunho dan Yoochun memutuskan untuk segera menyerang. Mereka tak bisa lagi tinggal diam, mereka harus bergerak secara cepat atau semua akan terlambat.
Yoochun nampak berhenti di tempat yang sepi dan terlihat aman. Ia kemudian mengaktifkan headsetnya.
“Tuan Go, kami sudah sampai di posisi”
Tak lama kemudian Yoochun menoleh ke kursi belakang, “Hyung, mereka sudah mulai bergerak.. sebentar lagi mereka sampai di posisi yang kita sepakati”
“Ne..” Yunho segera bersiap
Jaejoong hanya memandang Yunho yang sudah bersiap pergi.
“Yoochuna..”
“Ne, hyung”
“lakukan tugasmu seperti yang aku jelaskan”
“Ne hyung.. aku mengerti” Yoochun menjawab sambil mengangguk pasti.
Jaejoong nampak semakin cemas ketika melihat Yunho yang sudah bersiap dengan senjata apinya.
Yunho mengaktifkan headsetnya, “Kalian sudah siap?”
Yunho diam, mendengarkan penjelasan lawan bicaranya dan kemudian mengangguk.
“Aku akan segera berada di posisi” ucap Yunho yakin.
“Yoochuna, jaga Jaejoong dengan baik... kita akan bertemu di tempat yang sudah disepakati” pasrah Yunho kepada Yoochun, mau tak mau Yunho harus melakukan misinya tanpa Yoochun karena Yoochun harus menjaga Jaejoong yang kakinya masih sulit untuk digerakkan.
“Ne hyung”
“Jae.. kau harus menurut semua kata Yoochun... jangan berulah lagi atau semua tak akan berjalan sesuai rencana” pesan Yunho
Jaejoong mengangguk, ia menuruti semua kata Yunho tanpa ada paksaan.
“Yun”
“mmm?”
Jaejoong terdiam sesaat, matanya memandang mata Yunho.
“Gomawo” ucap Jaejoong akhirnya.
Yunho tersenyum dan mengangguk, “Jangan memasang wajah seperti itu, tersenyumlah... kau mau membuatku khawatir?” canda Yunho
Jaejoong mencoba tersenyum ditengah rasa cemas yang menderanya. Liburan yang seharusnya membahagiakan, mendadak berubah menjadi mencekam seperti sekarang. Ada apa sebenarnya? Jaejoong benar-benar tak tahu sama sekali. Untung saja Yunho ada disini bersamanya.
Jujur saja, ia terharu dengan perjuangan Yunho yang bersedia membantu menyelamatkan keluarga kerajaan, padahal jika diingat-ingat ia tak pernah bersikap baik kepada Yunho selama ini. Sepertinya Jaejoong telah salah menilai Yunho. Meskipun menyebalkan tapi Yunho adalah orang yang baik dan bisa diandalkan.
Jaejoong juga sangat tahu jika Yunho telah mengerahkan semua kekuatan Jung. Jaejoong mendengar percakapan Yunho dan Yoochun untuk melakukan aksi penyelamatan ini, terlebih setelah Changmin menghilang membuat Yunho harus menata ulang strategi dengan cepat. Semua strategi yang Yunho gunakan membuat Jaejoong semakin memahami jika Jung benar-benar tak bisa diremehkan. Kekuatan dan kekuasaan mereka sangat fantastis.
Namun apakah strategi Yunho akan berjalan dengan lancar? Entahlah… yang Jaejoong tahu, ia hanya ingin berdoa semoga tak terjadi apa-apa pada diri Yunho. Hanya itu yang terlintas dibenak Jaejoong sekarang.
Melihat Jaejoong yang memaksa tersenyum dan menatapnya sendu, membuat Yunho tertawa kecil. Ia tahu Jaejoong khawatir, “Kenapa senyummu jelek sekali” ejek Yunho mencoba membuat Jaejoong tertawa.
“YAHHH…” protes Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya tapi kemudian ia tersenyum, lebih sempurna dari yang sebelumnya.
Yunhopun tersenyum, “Good boy.. senyummu manis sekali” puji Yunho sambil mengacak rambut Jaejoong.
GREEPPP
Tiba-tiba Jaejoong memeluk Yunho erat, membuat Yunho terdiam.
“Berhati-hatilah…. Selamatkan mereka dan….” Jaejoong menggantungkan kalimatnya.
Yunho masih diam
“Dan kembalilah dengan selamat. Aku ingin kau kembali dengan selamat”
DEG
Yunho terpaku mendengar ucapan Jaejoong.
“Untuk Jung tentunya… kau mau Jung tak punya pemimpin kalau sampai terjadi apa-apa kepadamu” imbuh Jaejoong menutupi kegugupannya. Entah kenapa sejak kejadian kemarin malam, Jaejoong semakin bersikap terbuka kepada Yunho. Ia tak ragu menunjukkan kekhawatirannya, meski terkadang juga masih malu-malu.
Yunho tersenyum dan membalas pelukan Jaejoong, “Ne.. yaksok.. aku akan kembali dengan selamat….”
Jaejoong mengangguk
“untukmu.. aku akan kembali dengan selamat untukmu”
PLETAKKK
Pukulan mendarat di kepala Yunho, membuat Yunho sedikit meringis.
“Masih saja membual disaat seperti ini” omel Jaejoong. Padahal sebenarnya ia suka mendengar ucapan Yunho.
Yunhopun tertawa, “Jja.. aku harus pergi dan ingat jangan berulah” ucap Yunho yang ditanggapi anggukan oleh Jaejoong.
Yunhopun kemudian keluar dari mobil dan segera menuju lokasi.
Jaejoong terus menatap kepergian Yunho hingga Yunho tak terlihat lagi. Jaejoong menghembuskan nafas beratnya. Yoochun melihat semua kejadian dari balik kaca depan, iapun tersenyum. Hyungnya sudah berubah? Mungkinkah?
“Hwangtaeja” panggil Yoochun yang sedari tadi melihat Jaejoong yang terus memandang ke arah yang dituju Yunho.
“Apa dia akan baik-baik saja?”
Yoochun tersenyum, “ne.. dia akan baik-baik saja dan kita semua akan baik-baik saja”
“Aku mengkhawatirkannya” gumam Jaejoong jujur, matanya terus memandang kearah perginya Yunho
“Dia namja hebat, hwangtaeja.. Aku yakin dia tak akan apa-apa”
Jaejoong masih terus memandang ke arah luar jendela, menerawang jauh. Saat ini Jaejoong benar-benar berdoa setulus hati untuk keselamatan Yunho. Untuk pertama kalinya ia sangat mengkhawatirkan seseorang.
.
.
.
SRAK
TAP
TAP
TAP
Yunho segera mengendap menuju posisi. Matanya sedikit memicing, ia melihat sebuah pabrik yang terlihat sepi. “Apa benar disini tempatnya? Tapi kenapa tak ada penjaga sama sekali?” gumam Yunho berbicara pada dirinya sendiri
“Tuan Jung” suara terdengar dari headset yang dipakai ditelinga kanan Yunho.
“Ne”
“Kami dapat melihat anda sekarang”
Yunho menoleh, “Tetap disana, tunggu perintah dariku”
“Ne Tuan, kami mengerti”
Yunho mulai bersiap, ia berjalan menuju pabrik yang nampak sepi. Halaman yang begitu luas namun terlihat lengang.
Yunho menoleh ke kanan dan ke kiri
SRAKKK
TAP
BUGGHH
CRACK
Yunho diserang dari arah samping. Untung saja Yunho sudah siaga, ia melawan dengan hapkidonya. 3 namja yang menyerangnya tumbang seketika.
“Mereka meminta kalian untuk berjaga? Sungguh sia-sia sekali” ejek Yunho sengit.
3 namja yang tumbang itu tak se kuat namja-namja yang menyerangnya kemarin malam. Tiba-tiba muncul dari balik pabrik segerombolan namja berbaju hitam, Yunho memantapkan kuda-kudanya.
CRACKK
BUGHH
PLAKK
DAAAGGHHHH
Adu jotospun tak bisa dihindari.
Puluhan namja menyerang Yunho yang seorang diri.
“NOW!” teriak Yunho
Tak menunggu lama, 50 namja anak buah Yunho yang semula bersembunyi mulai membantu melawan. Nampak musuh-musuhnya melihat kaget seolah berkata ‘darimana asal bantuan sebanyak ini?’.
Yunho menyeringai melihat kekagetan musuh, dan segera memanfaatkan keadaan untuk menyerang. Jika dilihat dari kuantitasnya, memang anak buah Yunho lebih banyak dari musuhnya.
Perkelahian terjadi dengan cukup sengit.
Disaat anak buahnya berkelahi dengan musuh, Yunho mulai mendekat ke arah pabrik.
“HEI.. KAU” Salah satu namja dari dalam pabrik berteriak, disusul dengan muncul gerombolan namja yang berbadan lebih kekar dari yang sedang bertarung di luar.
Yunho cukup kaget namun ia segera melawan.
BUGHH
TAP
CLACKK
DUGHH
Memukul dan menendang diberikan oleh Yunho sebagai perlawanan. Ia mencoba meladeni sekuat yang ia bisa.
.
.
.
.
“YAHHH...! siapa kalian?” Teriak Jaejoong panik ketika mobilnya di kepung beberapa namja berbadan kekar
Yoochun mencoba menstarter mobilnya, ia mencoba menghindar dari kepungan namja-namja tersebut
CCCCCSSSSTTTT
“DAMN” Umpat Yoochun sambil memukul kemudi, ban mobil di rusak, kempes. Ia tak mampu kemana-mana sekarang.
Yoochun menoleh ke arah hwangtaeja yang terlihat panik.
“Hwangtaeja..” panggil Yoochun
“Ne, Yoochuna”
Yoochun diam sejenak, ia berpikir keras. Mereka tak mungkin berada di dalam mobil terus menerus, mobil ini tak di rancang dengan perlindungan anti peluru, sedangkan beberapa musuh yang sedang mengepung mereka membawa senjata api. Ini berarti bahwa pertahanan mereka ada batasnya. Lalu apa yang harus ia lakukan?
PRANGGG
Kaca mobil depan sudah pecah, Yoochun membalikkan badannya agar pecahan kaca tak sampai mengenai Jaejoong. Yoochunpun tak bisa lagi tinggal diam. Ia harus segera bertindak dan melindungi Jaejoong seperti yang dipesankan oleh Yunho.
“Hamba minta hwangtaeja untuk tetap berada didalam mobil” pesan Yoochun singkat
“Yoochuna” panik Jaejoong berteriak, namun Yoochun sudah keluar mobil
BUGHH
TAP
DUAAGHH
Yoochun melakukan perlawanan yang cukup sengit, beladirinya tak payah juga. Buktinya beberapa namja berbadan kekar tadi tumbang kesakitan.
Namun tiba-tiba
KLIK
“” Yoochun mengumpat ketika sebuah pistol menempel di kepalanya. “Mianhe, Yunho hyung” gumam Yoochun dalam hati.
.
.
.
.
Yunho berhasil menumbangkan gerombolan namja berbadan kekar dengan dibantu beberapa anak buahnya yang tersisa.
Yunho mengaktifkan headsetnya, “Tuan Go... plan two” komando Yunho. Sebagian besar anak buahnya telah merintih kesakitan dan tak bisa membantu Yunho lagi. Ia kemudian memasuki pabrik dengan 10 anak buahnya yang tersisa. Mereka memasuki pabrik dengan penuh kehati-hatian.
Mata Yunho mengamati keadaan sekitar. Beberapa mesin besar berada di tepi-tepi pabrik dan dibagian tengah pabrik terbiarkan luas tanpa halangan apapun. Pabrik ini sangat-sangat luas, mirip dengan gudang penyimpanan yang sudah tak terpakai. Tapi jika pabrik ini tak dipakai, kenapa kondisinya masih sangat bersih? Hal ini membuat Yunho sedikit mengernyit. Ini terasa aneh, Yunho semakin bersiaga.
Yunho dan kelompoknya dengan perlahan berjalan semakin ke tengah pabrik. Setelah cukup lama mereka memasuki pabrik, Yunho kemudian berhenti, ia mendengarkan ada derap langkah di suatu tempat.
Yunho merentangkan tangannya, seolah meminta kepada anak buahnya untuk merapat.
Mereka semua diam... merapat.... dan dengan mata yang melihat ke kanan dan ke kiri.
Siaga.
Namun tak ada seorangpun terlihat.
Yunho mengeluarkan pistolnya, memposisikan pistol untuk siap tembak. Begitu juga dengan anak buahnya yang melakukan hal yang sama.
TRAANNGGG
Sebuah besi terjatuh, membuat Yunho dan anak buahnya tersentak.
CLAP
CLAP
CLAP
Tepuk tangan dan tawa keras terdengar, “Kau ternyata cerdik juga, anak muda...” namja paruh baya dengan badan tak begitu kekar keluar dari balik salah satu mesin.
Mata Yunho menyipit dengan tangan yang masih siaga menekan pistol. Melihat gaya bicara namja yang tak diketahui namanya itu, membuat Yunho menyimpulkan bahwa ia adalah pemimpin kelompok yang mencari masalah dengannya kali ini.
“Dimana mereka?”
“Ow... oww... owww... calm down boy! Easy...” ucap namja itu dengan tawa khasnya.
Yunho mengernyit, ia masih bisa menguasai emosinya.
“Kau datang sendiri? Dimana hwangtaeja?”
“Jika kau masih ingin hidup, cepat kembalikan raja dan yang lain” ucap Yunho tak menjawab pertanyaan namja itu.
Namja itupun tertawa
“Kau cukup bernyali juga. Tapi tidakkah keberanianmu itu sedikit nekat? Kau melawanku dengan 10 namja itu? Huh? Ini menggelikan” cibir namja itu remeh
Yunho tersenyum sinis, “Aku bahkan mampu membunuhmu tanpa bantuan siapapun”
“AHAHAHAHAHHAA....” Tawa keras menggema di dalam pabrik.
Suasa semakin tegang dan mencekam.
“Jangan banyak bicara! KEMBALIKAN RAJA DAN YANG LAINNYA!” Yunho berteriak geram
“Aku rasa kau juga sudah tahu jawabannya…” namja itu mulai beranjak dari tempatnya berdiri.
Mata Yunho terus memandang namja itu intens.
“Aku akan mengembalikan mereka jika kau membawa yang aku minta.. tapi kau tak membawa yang aku minta... jadi aku tak akan mengembalikan mereka..” lanjut namja itu yang semakin membuat Yunho geram.
“Serahkan hwangtaeja Kim Jaejoong dan aku akan mengembalikan raja dan yang lainnya”
Tak ingin memperlama, Yunhopun segera mengkode anak buahnya untuk bersiap membidik.
KLIK
KLIK
KLIK
Bunyi pistol aktif siap tembak saling bersahutan. Semua anak buah Yunho siap membidik namja paruh baya itu.
Namun namja paruh baya itu malah tertawa.
“Kau ternyata sangat tahu bagaimana cara bermain” ucap namja itu tenang. Terang saja ia masih tenang karena Yunho terlihat menyerang markasnya hanya dengan 10 anak buah saja. Bukankah itu sama dengan bunuh diri?
Namun Yunho tak bergeming.
Mata Yunho semakin memicing, mengunci target dan sudah siap membidik
Tiba-tiba
CLACK
DORRR
Namja itu berhasil menghindar beberapa detik sebelum peluru mengenai kepalanya. Nampak raut kaget di wajah namja paruh baya itu. Ia tak menyangka jika Yunho akan bertindak seberani ini.
DOR
DORRRR
DOORRRRR
Rentetan tembakan dikeluarkan oleh Yunho dan anak buahnya. Namja yang diserangpun mulai merunduk, merayap, menggulung namun ia berhasil bersembunyi dibalik salah satu mesin.
Yunho dan anakbuahnya mencoba mencari keberadaan namja itu.
Tiba-tiba
CLAP
CLAP
Suara 2 kali tepukan tangan terdengar
Yunho dan Jung terdiam sesaat.
Tak menunggu waktu lama muncullah satu per satu namja berbadan kekar dari balik mesin-mesin yang berada di pabrik.
Dengan segera Yunho dan 10 anak buahnya saling menempelkan punggung dan membentuk lingkaran. Tangan mereka masih siaga, lurus ke depan dan siap untuk menembak. Tapi mereka mulai menyadari 1 hal bahwa mereka dikepung sekarang.
Puluhan namja berbadan kekar bermunculan dari balik mesin. Mereka berhasil mengepung Yunho dan 10 anak buahnya.
Yunho menyipitkan matanya, mencoba mengenali wajah-wajah yang mengepungnya. Beberapa wajah Yunho kenal, sebagian dari mereka adalah namja-namja berilmu beladiri kuat yang menyerangnya kemarin malam.
“Jangan menembak sebelum aku perintah” gumam Yunho kepada 10 anak buahnya
“Ne... Tuan” jawab anak buah Yunho patuh
Namja berbadan kekar terus keluar dan semakin mengepung
Yunho cukup terhenyak, ia melihat sekitar 50 namja berbadan kekar mengepungnya sekarang. Dan dari analisis singkatnya mengatakan bahwa serangan senjatanya tak akan berhasil. Pemikiran seperti itu bukan tanpa alasan, Yunho tahu pasti kekuatan musuhnya. Dengan keahlian beladiri musuh-musuh yang sedang mengepungnya sekarang pasti mereka mampu menghindari lesatan peluru yang dilepaskannya maupun anak buahnya. Mereka sangat gesit dan ahli beladiri. Ditambah jarak antara dirinya dengan kepungan namja-namja ahli beladiri itu cukup jauh, sehingga memungkinkan bagi mereka menghindar dan dengan gesit melumpuhkan anak buahnya.
Tapi bukan Yunho namanya jika tak memiliki banyak cara.
Melihat dirinya dikepung, membuat Yunho melemparkan senyum dan menjilat bibir bawahnya seolah mengejek namja paruh baya yang sedang berkacak pinggang didepannya itu.
Yunho benar-benar terlihat Cool and y.
Namja itu nampak kaget dengan sikap Yunho. Ia tak habis fikir, kenapa Yunho masih bisa bersikap setenang itu padahal ia sudah dikepung. Mata namja itu terus mengamati pergerakan Yunho
Yunho segera memegang telinga kanannya, headset aktif dan ia segera memberikan perintah, “NOW”
Dan
BRAKKK
TAP
TAP
TAP
Tak kurang dari 50 namja kawanan Jung yang berbadan seimbang dengan musuh memasuki pabrik.
Tahukah kalian, jika selain pasukan yang awal, Yunho masih memiliki pasukan yang lain? Yunho sudah mengantisipasi semuanya, ia memiliki rencana berlapis.
Yunho sangat teliti dalam menyusun strategi. Inilah kelebihannya.
Wajah kaget tergambar jelas di wajah musuh-musuh Yunho, mereka semakin tak percaya dengan kemampuan dan kekuatan Yunho. Terang saja, jumlah pasukan Jung lebih besar sekarang. ‘Darimana semua ini berasal? Bagaimana bisa bantuan sebanyak ini datang?’ bagai kata yang terucap jelas di wajah para musuhnya.
“Siapa kau sebenarnya?” desis namja paruh baya yang mulai geram.
Yunho memberikan smirknya, “Na... The leader of Jung... JUNG YUNHO...” jawab Yunho yakin dan segera mengkode anak buahnya.
TAP
SRAK
BUGHH
CLACKK
DORRRR
DORRR
BUGHHH
Pukulan, tendangan, tembakan dan hantaman keras tak bisa terelakkan lagi.
Suara tembakan dan tendangan saling bersahutan.
Semua orang berkelahi menghadapi musuh mereka masing-masing.
Tembakan di kaki dan dada lawan membuat cukup banyak lawan terjatuh, belum lagi adu jotos juga dilakukan dengan sengit oleh anak buah Jung.
Menyadari keadaan yang memojokkannya, namja paruh baya itupun nampak hendak berlari, membuat Yunho segera mengejarnya.
BUGHH
DAAGHHH
Pukulan keras mendarat di kaki dan punggung namja paruh baya itu.
BRUKK
Namja itupun terjatuh dan terjerembab di lantai. Bibirnya mengeluarkan darah segar.
Dengan geram Yunho meremas dan mengangkat kerah namja itu. “Kembalikan mereka atau kau mati sekarang” desis Yunho
Namja itu tersenyum membuat Yunho memberikan tatapan tajamnya.
“Berhenti bersikap memuakkan dan segera kembalikan mereka” Yunho berdesis
Bukannya menjawab tapi namja itu malah tertawa
“DAMN” Teriak Yunho mengumpat tepat didepan wajah namja paruh baya itu. Sungguh ia sangat ingin membunuh namja yang sedang berada dicengkeraman tangannya itu.
“KATAKAN DIMANA MEREKA!” Teriakan Yunho menggema diruangan, jemari Yunho meremas keras rahang namja paruh baya itu.
Semua aktivitas perkelahian terhenti seketika.
Terlihat anak buah Jung telah berhasil menumbangkan hampir semua musuh-musuhnya.
Semua terengah
Semua lelah
“Lepaskan aku, maka aku akan menunjukkanmu dimana mereka berada” gumam namja itu dengan suara yang masih tenang.
Yunho memberikan tatapan tajam, matanya seolah mencari kebenaran dari mulut namja paruh baya itu.
Namja itu diam.
Dan Yunho perlahan melepaskan cengkeramannya
Namun tiba-tiba, namja itu mengangkat salah satu tangannya. Seolah pertanda sesuatu.
Benar saja,
Sekitar 50 namja membawa senjata api dengan berbagai tipe keluar dan memposisikan diri, membidik Yunho dan kawanannya.
Yunho tersenyum tak percaya.
Lagi-lagi kepercayaannya dihianati.
Lagi-lagi kesempatannya disalahgunakan
Benar-benar membuat Yunho muak.
“Kau sungguh membuatku muak, bapak tua” gumam Yunho geram
Namja itu malah menanggapi dengan tawa mengejek, “Kau hebat tapi kau terlalu mudah untuk ditipu”
Yunho tersenyum, “Dan kau terlalu mudah meremehkan lawanmu”
DEG
Namja paruh baya itu menatap Yunho tajam seolah berkata ‘apa maksudnya?’
“NOW JUNG” Teriak Yunho membahana
DRAP
DRAP
DRAP
SRAK
KLIK
KLIK
KLIK
KLIK
KLIK
OH GOD
Pemadangan lautan manusia memenuhi ruangan luas didalam pabrik itu.
Yunho membawa 100 pasukan bersenjata api.
Mereka masuk dengan cepat dan segera berada dalam posisi siap membidik
Yunho menunjukkan senyum kemenangannya, ia menyeringai.
Jelas,
Jika baku tembak terjadi,
Maka Yunholah pemenangnya.
Namja paruh baya itu perlahan bergerak mundur.
Yunho tersenyum, “Kau seharusnya mengenal lawanmu terlebih dahulu, bapak tua” ucap Yunho tenang sambil berjalan mendekati namja itu.
Namja paruh baya itu terlihat semakin panik.
“Perlu kau ketahui, anak buahmu yang memblokir pelabuhan sudah kami taklukkan. Orang-orangmu yang menjaga helipad dan titik-titik yang kau tugaskan sudah berhasil kami lumpuhkan. Dan...” Yunho memberi jeda.
Perlahan Yunho semakin berjalan mendekat dan berhenti tepat didepan namja paruh baya itu, “Diluar, orang-orangku sudah mengepung pabrik ini... Dapat aku pastikan nyawamu melayang saat ini juga jika kau tak menyerahkan tawanan sekarang.” Ucap Yunho dengan suara beratnya. Benar-benar terdengar penuh wibawa.
Yunho sangat keren
Namja itu tampak semakin kaget. Mulutnya terdiam, terkunci, dan tak mampu berkata apapun. Matanya melotot seolah tak percaya atas semua yang terjadi.
Salah satu anak buahnya tiba-tiba berlari mendekati namja paruh baya itu dan membisikkan sesuatu. Namja itupun nampak mengernyitkan keningnya, “DAMN” umpat namja paruh baya itu kesal.
Yunho tersenyum, ia tahu jika anak buah namja tadi telah menginformasikan bahwa mereka benar-benar terkepung sekarang. Yunho tahu karena Yunho tak mengada-ada atas ucapannya. Sedari tadi ia terus mendapat informasi dari Mr. Go melalui headset yang telah terpasang rapi ditelinganya sejak awal.
Yunho bukan orang baru dalam hal seperti ini,
He’s Mafia
Jadi bukan hal yang sulit bagi Yunho untuk menghabisi orang-orang yang mencari masalah dengannya.
Namja paruh baya itupun kemudian menghembuskan nafas beratnya... ia tak bisa lagi menutupi kekesalannya, wajahnya merah padam. Sudah dapat diketahui kalau dia akan kalah.
Hening
“Serahkan mereka sekarang” ucap Yunho tenang tapi mengancam
Namja itupun kemudian mengkode anak buahnya.
Satu persatu tawanan di keluarkan.
Raja, Ratu, Junsu dan Changmin keluar dengan tangan diikat dan mulut di ikat kain. Mereka di dudukkan di atas tong yang terjajar sedikit berantakan.
Changmin nampak menatap Yunho, seolah ada sesuatu yang hendak disampaikan tapi sayangnya Yunho tak tahu apa yang ingin dikatakan Changmin.
Yunho perlahan berjalan mendekat
“JANGAN MENDEKAT!”
Yunho seketika berhenti, mata musangnya memandang tajam ke arah namja paruh baya itu.
“Aku tak menyangka jika kau mampu melakukan semua ini. Kau memang hebat tapi...”
“Berhenti membual dan SEGERA LEPASKAN MEREKA!” Yunho berteriak. Kesabarannya sudah habis. Ia benar-benar ingin menguliti namja yang sudah berumur lebih dari setengah abad itu.
Namun namja itu masih bisa tersenyum, “Kau sungguh arrogant...” Namja itu kemudian berjalan di depan tawanan. “Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan jika aku mempunyai ini”
Yunho mengerutkan keningnya.
Namja itupun mengkode anak buahnya dan tak lama kemudian nampaklah Yoochun dan Jaejoong dalam kondisi tangan dan kaki diikat, untung saja mulut mereka tak di bungkam seperti tawanan yang lain.
Mata Yunho membelalak kaget, bagaimana bisa mereka tertangkap?
Changmin nampak mulai meronta. Ia sendiri baru tahu jika Jaejoong dan Yoochun tertangkap.
Jaejoong dan Yoochun dipaksa berlutut.
“AAARRRGGGHHHH...!” teriak Jaejoong kesakitan, maklum saja kakinya masih sulit digerakkan tapi sekarang ia harus dipaksa untuk berlutut.
Yunho tersentak, ia langsung berlari ingin menyelamatkan Jaejoong namun namja paruh baya itu sudah berhasil meraih Jaejoong terlebih dahulu.
“STOPP!” teriak namja itu
Yunho terhenti seketika karena ia melihat namja itu berada dibelakang Jaejoong dengan mengarahkan pisau ke leher Jaejoong.
“” Yunho mengumpat dan ia terpaksa harus diam.
Sikap Yunho dimanfaatkan pihak lawan untuk melakukan hal yang sama pada Raja, Ratu, Junsu, Changmin dan Yoochun.
Ya...
Anak buah namja paruh baya itu mengarahkan pisau tajam ke arah leher tawanan mereka.
“mmmrrrggghhhh... mmppphhhh” Changmin mencoba meneriaki Yoochun yang berada tak begitu jauh dari dirinya. Hanya saja mulutnya tersumpal kain sehingga suaranya teredam oleh kain.
Sia-sia
Yoochun tak mampu menoleh ke arah Changmin karena pisau tajam siap menyambut lehernya.
Yunho panik.
Jujur ia sangat panik.
Bukan hanya Jaejoong, namun semua sedang terancam sekarang… termasuk Yoochun dan Changmin. Lalu apa yang akan diperbuatnya sekarang?
FREEZE
Yunho diam tak mampu bergerak
Semua anak buah Jung diam tak berdaya
Namja itupun tertawa melihat Yunho yang terdiam.
“Awalnya, aku hanya menginginkan hwangtaeja Jaejoong. Tapi karena kau telah membuatku lelah, maka aku akan membuat perhitungan”
Yunho memicingkan matanya.
“Pasti akan sangat menarik jika wajah mulus hwangtaeja ini aku lukis sedikit saja dengan menggunakan ini..” ucap namja itu seraya menyentuhkan ujung pisau di pipi Jaejoong. “atau kau mau kedua wajah tampan orang kepercayaanmu itu dilukis juga? Hmmm?”
Mata Yunho mendelik, tangannya menggenggam sempurna.
Namja itu menekan ujung pisau ke pipi Jaejoong.
“ANDWEEEE.... CUH” Jaejoong berteriak dan meludah di wajah namja itu.
Namja itu diam dan memandang geram ke arah Jaejoong.
“ARRGGHHH..”Jaejoong berteriak ketika namja itu menarik ikatan di tangannya. Sungguh, tangan dan kakinya terasa perih dan sakit. Jaejoong menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam sakit yang ia rasakan.
“JANGAN SAKITI DIA” Teriak Yunho yang tak tega melihat wajah Jaejoong.
“Aaaaa... Ini menarik... sepertinya ada sesuatu disini.... Apa hwangtaeja ini begitu berharga bagimu? Hmmm?” tanya namja itu pelan sambil memainkan ujung pisau di pipi Jaejoong.
Jaejoong hanya mampu menggigit bibirnya, ia menahan sakit di kaki dan tangannya. Ia tak mampu lagi berteriak seperti tadi. Rasa sakit di kaki dan tangannya benar-benar menyiksa.
Yunho semakin tak tega, apa yang akan dia lakukan sekarang?
Sebenarnya, mudah saja bagi Yunho menyuruh anak buahnya untuk segera menyerang, tapi bagaimana jika Jaejoong dan yang lain terbunuh? Sungguh... hanya dengan satu komando darinya maka baku tembak akan terjadi dalam sekejap mata tapi akan banyak nyawa melayang, termasuk raja korea dan penerusnya. Jika peluru dilepaskan maka mereka akan segera membunuh tawanan dengan cepat. Ini sungguh beresiko.
Yunho terdiam, ia tak tahu harus bagaimana, appanya sudah tiada dan ia tak ingin Yoochun dan Changmin juga akan pergi menyusul appanya. Matanya memandang semua tawanan, orang-orang yang disayanginya sedang tak berdaya disana. Ia bisa saja menang dengan mudah tapi ia tak bisa mengambil resiko jika kemenangannya akan membunuh semua orang yang dicintainya. Sungguh pikiran Yunho sedang kalut sekarang.
“Cepat katakan apa maumu?” desis Yunho sambil mengepalkan tangannya erat
Tawa keras terdengar lantang dari mulut namja paruh baya itu
“Jadi kau sekarang menyerah?”
Yunho diam dengan mata yang terus memandang tajam
“Aigooo… ini benar-benar hari keberuntunganku… Aku rasa, aku akan menang banyak kali ini…” ucap namja itu dan tertawa puas.
Namja itupun memberikan Jaejoong kepada anak buahnya, kemudian berjalan mendekati Yunho.
Dan
SRAKK
KLIK
KLIK
KLIK
KLIK
Suara 100 senjata api siap tembak diarahkan ke arah namja paruh baya itu
Ya.. anak buah Yunho sudah siaga membidik namja paruh baya yang mendekat kepada pemimpin mereka itu.
Namja itu tertawa sekali lagi, “Wow.. anak buahmu terdidik dengan baik.. tapi, apakah seperti itu caramu melakukan kesepakatan denganku?”
Yunho mengangkat satu tangannya seolah meminta kepada seluruh anak buahnya untuk tak membidik dan menurunkan senjatanya.
Namja itu tersenyum, “Kau benar-benar tahu cara bermain, anak muda.. Aku tak menyangka jika Korea memiliki namja sepertimu”
“Kau sungguh banyak bicara, bapak tua” desis Yunho
“Mulutmu manis sekali” puji namja itu sarkastik
Yunho menatap tajam
“Berlutut!” perintah namja itu didepan wajah Yunho.
DEG
“Berlutut sekarang juga atau mereka akan TERBUNUH!” teriak namja itu mengancam
Yunho menggertakkan giginya, ia geram, ia marah.. ingin ia melawan, tapi semua orang yang dicintainya sedang menjadi tawanan sekarang. Sulit baginya untuk berpikir jernih. Haruskah ia benar-benar berlutut sekarang? Harga dirinya bertarung dengan pikiran logisnya.
“Kau telah berani melawanku dan membuatku lelah. Jadi BERLUTUT SEKARANG!” bentak namja itu
Yunho tetap diam
Namja itupun tertawa, “Apa harga dirimu tak mengijinkanmu untuk melakukannya? Huh?” ucap namja itu terus memprovokasi Yunho
Yunho semakin geram, geram kepada dirinya sendiri karena meskipun ia sangat ingin mencincang lembut namja itu tapi kenyataannya ia tak mampu berbuat apa-apa.
“Baiklah, jika kau lebih mempertahankan harga dirimu yang tak seberapa itu” ucap namja itu penuh ejekan dan mulai mendekat ke arah Jaejoong, ia meletakkan pisau di pipi Jaejoong.
Jaejoong nampak ketakutan, bibirnya terus bergetar dan matanya nampak mulai meneteskan air mata.
“KNEEL.. NOW!” Teriak namja itu sekali lagi, mirip orang kesetanan.
Yunho tak bergeming, pikirannya masih berkecamuk. Sungguh, ia adalah pemimpin kelompok Jung. Akan sangat sulit jika ia harus berlutut di depan anak buahnya. Ini berarti ia akan menyerah dan menjadi akhir dari kepemimpinannya.
Semua mata memandang ke arah Yunho, termasuk seratus lebih anak buahnya yang ada didalam pabrik. Mereka menunggu apa yang akan dilakukan oleh Yunho.
Mr. Go yang berada di tempat jauhpun mendengar dengan jelas semua yang terjadi dari awal, ia tahu dari headset yang aktif di telinga Yunho. Namun ia tak bisa memberikan saran apapun karena semua tergantung Yunho, pemimpinnya.
Sedangkan Yunho masih terdiam
Hingga
Namja itu hendak menginjak kaki Jaejoong yang sedang di perban
Tiba-tiba
BRUKK
“Mianhe, appa” gumam Yunho dengan sangat berat hati.
Yunho duduk bersimpuh.
Mata Jaejoong terbelalak, begitujuga dengan Yoochun dan Changmin. Para tawanan tak percaya dengan apa yang dilakukan Yunho termasuk semua anak buah Jung. Semua tak percaya bahwa pemimpin kelompok Jung sekarang harus berlutut tak berdaya.
Namja paruh baya itupun tertawa puas. Ia berjalan mendekati Yunho dan berdiri di depan Yunho yang sedang berlutut. Kakinya menghadap jelas di depan wajah Yunho. Sungguh ini adalah penghinaan terbesar, namun Yunho tak mampu mengelak. Ia sudah memilih.
Namja itupun berjongkok dan tersenyum mengejek didepan Yunho.
Yunho menatap benci, “Segera lepaskan mereka”
“Kau masih bisa berbicara seperti itu kepadaku meski sudah seperti ini? Kau benar-benar keras kepala” gumam namja paruh baya itu dengan senyum mengejek. “Berbicaralah dengan sopan kepadaku! MEMOHONLAH!”
Yunho semakin menatap tajam. Sungguh ia ingin menguliti namja didepannya ini. Andai ia tak sedang menawan semua orang yang dicintainya, pasti namja ini sudah tak bernyawa sejak tadi.
Yunho menghembuskan nafas beratnya. “Lepaskan mereka...” ucap Yunho memberi jeda. Sedikit ragu Yunho melanjutkan kalimatnya, “Aku mohon” lanjut Yunho lemah
Namja itupun tersenyum, “Aku tak mendengar, katakan yang jelas seperti teriakanmu beberapa waktu yang lalu”
“Aku mohon lepaskan mereka” ucap Yunho geram
“AKU TAK MENDENGAR”
“AKU MOHON LEPASKAN MEREKA.. DAMN IT..” Yunho berteriak dan mengumpat kesal, ia dipermainkan sekarang.
Namja itupun tertawa, “Oke-oke baiklah... karena kau telah memohon dengan SANGAT SOPAN... maka aku akan segera melepaskan mereka, tapi dengan satu syarat”
Namja itupun dengan tenang mengeluarkan sebuah kertas perjanjian, “Mari kita buat kesepakatan… Aku rasa memiliki Jung yang sangat fantastis itu jauh lebih menguntungkan daripada menculik hwangtaeja… jadi tanda tanganlah disini dan aku akan melepaskan mereka”
DANGG
Yunho, Yoochun, Changmin dan semua Jung sontak terbelalak kaget.
“ANDWEEE HYUNG... ARRGGGHHHH...” Yoochun berteriak namun ikatan di kaki dan tangannya semakin diperkuat, membuat Yoochun harus mengerang kesakitan.
Yunho memandang tak percaya. Apa lagi sekarang? Siapa sebenarnya namja ini? Yunho mengingat dengan benar wajah namja paruh baya itu. Ia bersumpah akan membuat perhitungan setelah ini.
“NGGGHHH... MMPPHHHH.... NGRGRRRRGGGGG...” Changmin mencoba berteriak dan meronta, meski mulutnya masih di bungkam. Changmin berusaha menggeser duduknya, ia mencoba menghalangi Yunho. Ia bahkan tak peduli meski lehernya mulai tergores pisau.
Darah keluar dari leher Changmin, namun ia tak peduli. Ia harus tetap meminta Yunho untuk tak menyerahkan Jung begitu saja. Semua yang diusahakannya akan sia-sia, cita-cita ayah Yunho, dan generasi Jung yang sebelumnya dipertaruhkan disini. Selain itu, Yunho sudah berjuang keras selama 5 tahun terakhir demi mengembalikan kejayaan Jung. Lalu haruskan berakhir begitu saja? Hanya sampai disinikah perjuangan Jung? Ini tak bisa dibiarkan, biarlah mereka mati tapi Yunho harus terus memperjuangkan Jung. Pikir Changmin
Yoochun sepertinya sejalan dengan pemikiran Changmin, ia kembali meronta. Ia tak akan membiarkan Yunho menandatangani perjanjian gila itu. “Hyung, jangan... Hyung.. kau harus melanjutkan Jung... kau tak bisa melakukan itu...”
BUGHH
“ARRGHHH.. kau BRENGSEK” Yoochun berteriak karena perutnya dipukul keras.
Raut khawatir tergambar jelas di wajah anak buah Jung. Mereka tak tega melihat pemandangan didepan mereka. Pemimpin mereka sedang terancam namun mereka tak mampu berbuat apa-apa.
Sangat memilukan
Yunho diam
Bukannya Yunho tak tahu, Yoochun dan Changmin meronta disana. Tapi apalah daya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak bisa meneruskan Jung jika tanpa Yoochun dan Changmin. Dua orang yang tumbuh dewasa bersama Yunho itu benar-benar sangat berarti bagi Yunho. Hanya merekalah yang membuat Yunho tetap bertahan meneruskan Jung hingga saat ini. Lalu bagaimana jika Yunho tanpa mereka?
Belum lagi, Jaejoong, hwangtaeja negara Korea yang sudah beberapa minggu ini menyita perhatian Yunho juga sedang menjadi tawanan. Meskipun hubungan mereka terbilang aneh tapi sungguh Yunho benar-benar tertarik kepada Jaejoong. Haruskah debaran halus yang hanya drasakannya ketika bersama Jaejoong harus berakhir tanpa ada akhir yang pasti?
Tak hanya itu, bukan hanya Changmin, Yoochun, dan Jaejoong saja yang menjadi tawanan tapi juga pemimpin dan penerus kerajaan yang lain juga berada disini dan menjadi tawanan.
Jadi dengan kata lain, bukan hanya Jung yang tidak akan bisa terus berlanjut tapi negara inipun akan kehilangan penerusnya jika ia tak menandatangani perjanjian itu. Lalu apa yang akan Yunho pilih sekarang? Bukankah ini pilihan yang sangat sulit? Pikiran Yunho terus berputar.
“Aku rasa ini kesepakatan terbaik. Kali ini aku tak akan mengingkari ucapanku.. Aku akan melepaskan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan mereka kembali?”
Yunho masih diam
“Bukankah mereka sangat berharga bagimu? Aku rasa mereka adalah keluargamu yang sangat kau sayangi. Jika tidak, aku yakin kau tak akan menyerahkan harga dirimu dan berlutut disana. Jadi, menyerahkan perusahaan dan seluruh yang Jung punya, aku rasa sebanding dengan nyawa tawanan ini. Bagaimana menurutmu? Mmm?” ucap namja itu terus memprovokasi... Ia berbicara sambil mengitari tawanan
Changmin dan Yoochun hanya bisa memandang namja paruh baya itu dengan tatapan muak, namun namja itu malah tertawa, seolah mengejek.
“Lagipula… Apa kau akan membiarkan korea tanpa raja dan penerusnya?”
Yunho mengeratkan kepalan tangannya, matanya memandang tajam ke arah pria paruh baya itu.
Melihat Yunho yang masih diam, membuat namja itu harus memutar otaknya. “Aaaaaa… aku tahu bagaimana membuatmu segera menyetujui ini”
Mata Yunho terus mengikuti pergerakan namja paruh baya itu tanpa tertinggal sedetikpun.
“Pasti kali ini aku akan berhasil” ucap namja itu yakin
Dan
SREETTT
CRACK
DEG
“AAARRRGGHHHHH” Jaejoong berteriak ketika rambutnya dijambak dengan kasar
Namja itupun tersenyum dan mendesis, “Aku tak memiliki banyak waktu, anak muda... kalau kau tak mau menandatangani ini, maka aku akan...”
“TT... YOU’RE SON OF A … DAMN” Sumpah serapah Yunho keluarkan bersamaan dengan tangannya yang menarik kertas perjanjian dengan kasar. Yunho menandatangani penuh emosi dan tanpa membaca apapun yang ada didalamnya. ‘Appa.. mianhe.. jongmal mianhe.’ Gumam Yunho dalam hati. Tak terasa air matanya menetes begitu saja.
Sejauh yang Yunho ingat, ia menangis hanya 3 kali. Saat ummanya berhianat, saat appanya meninggal dan sekarang.
Mata Yunho memerah, beberapa bulir air matanya menetes dengan sendirinya. Perasaannya sangat sakit. Semua perjuangan appanya dan perjuangannya harus berakhir sekarang. Ia bahkan belum sempat membalas dendam kepada kelompok Choi. Namun semua harus berakhir dengan cepat. Ia tak menyangka Jung akan berakhir di tangannya.
Tawa puas terdengar dari mulut namja paruh baya. Tanda tangan sudah bertengger manis di kertas berkekuatan hukum itu.
Yoochun menunduk lemas. Begitu juga dengan semua anak buah Jung yang sedari tadi membelanya.
Semua Jung tertunduk tak berdaya, mereka tak ingin kehilangan pemimpin seperti Yunho. Meskipun terlihat dingin tapi mereka sangat tahu jika Yunho menyayangi dan memperdulikan mereka.
Perasaan sedih sangat terasa
Yunho tak tahu lagi apa yang akan dilakukannya setelah ini. Matanya memandang sekilas ke arah Jaejoong yang ternyata juga sedang menatapnya. Gurat kesedihan tergambar jelas di mata keduanya. Tak ada yang berbicara namun tatapan mereka menjelaskan banyak hal.
Jaejoong menatap Yunho haru.
Yunho benar-benar melakukan segalanya demi dirinya dan keluarganya. Jaejoong bukan namja yang terlalu bodoh, yang tak mengerti alasan dibalik kesediaan Yunho menandatangani persetujuan itu, semua Yunho lakukan pasti karena mempertimbangkan keselamatannya dan keselamatan pemimpin negara ini.
Sungguh Jaejoong telah salah menilai Yunho.
Yunho bukan sepenuhnya namja menyebalkan, kurang ajar dan keras kepala seperti yang ia pikir selama ini. Yunho adalah namja yang dewasa, yang memiliki tanggung jawab dan pemikiran yang matang. Ia bahkan mau mengorbankan harga diri dan kejayaannya hanya untuk menyelamatkan orang-orang yang dicintainya.
Jaejoong memandang wajah Changmin, Yoochun dan semua Jung.
Semua sedih
Semua menangis dalam diam
“Mulai sekarang kau harus tahu, siapa dirimu sebenarnya” ucap namja itu memecah keheningan
Yunho masih terdiam
Namun,
Changmin terlihat memberontak, inikah akhir dari semuanya? Bukankah harusnya tak berakhir seperti ini? Sungguh ia tak terima. Changmin menatap tajam ke arah raja. Sedangkan raja hanya menatap Changmin dengan tatapan datarnya.
Melihat Changmin yang meronta, mengabaikan luka dilehernya membuat namja paruh baya itu mendekati Changmin. “Ada yang ingin kau katakan? Mmm?” ucapnya remeh.
“rrrggggghhhh...” Changmin mengerang, mulutnya masih tersumpal kain.
Namja itupun tersenyum, tangannya melepaskan kain penutup mulut Changmin.
“DAMN IT” seketika umpatan dengan fasih keluar dari mulut Changmin
Semua mata memandang ke arah Changmin.
“Jelaskan semua ini kepadaku! Kau menipuku?” Changmin berteriak sambil memandang raja.
Raja masih diam, mulutnya masih ditutup kain dengan rapi.
Yunho, Yoochun, Jaejoong dan semua Jung memandang aneh ke arah Changmin. Apa maksudnya?
“Bukankah tidak seperti ini yang kau janjikan? Apakah mulutmu tak dapat dipercaya?” Changmin meninggikan suaranya, ia sudah tak peduli dengan kata yang ia ucapkan. Ia kesal, ia merasa di tipu.
Raja masih diam
Semua diam
“BICARALAH....! YANG MULIA” Changmin berteriak kesal
Yang Mulia?
Semua sontak memanang ke arah Raja. Apa maksud ucapan Changmin? Sungguh, semua ingin tahu.
Namun raja masih tetap diam
“KAU... AARGGHHHH... SHIITTT... DAMN!” Changmin berteriak dan mengumpat kesal. Ia tak peduli lagi, kepada siapa umpatan itu ditujukan.
Namja paruh baya itu mendekat ke arah raja.
Ikatan di tangan dan kaki rajapun dilepaskan.
Raja berdiri dan melepaskan ikatan di mulutnya sendiri.
Namja paruh baya itupun menunduk hormat ke arah raja.
Membuat semua mata melotot tak percaya.
Raja menghampiri Changmin dan tersenyum. “Haruskah aku menarikmu menjadi bagian dari badan intelejen kerajaan? Kau sungguh sangat pintar” puji raja kepada Changmin.
Changmin masih memandang raja kesal. “Jelaskan padaku, apa kau menipuku?” tuntut Changmin
“Kau akan tahu jawabannya, Changmin shi...” ucap Raja tenang
Raja kemudian menghampiri Yunho dengan senyum yang mengembang lebar. “Selamat datang di keluarga kerajaan, Jung”
DEG
“Yang Mulia” gumam Yunho ragu, ia masih tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kepalanya cukup penat untuk menebak apa yang sedang terjadi sekarang.
Raja mendekat dan memegang bahu Yunho bangga, “Karena kau telah lulus dalam semua tes dan kau telah menandatangani persetujuan untuk segera menikah dengan Jaejoong, maka bersiaplah untuk semua prosesi pernikahan satu minggu lagi”
DANGGG
Jadi ini semua ulah raja?
Raja merekayasa semua ini?
Dan dokumen yang ditandatangani Yunho tadi bukan persetujuan penyerahan Jung, tapi persetujuan menikah?
Benarkah?
Yunho menoleh ke arah musuh yang tadi tumbang karena ia tembak, mereka semua bangkit dan tersenyum. Beberapa diantara mereka terkena tembakan di kaki tapi bagi yang tertembak di dada, mereka selamat karena mereka telah mengenakan rompi anti peluru.
Sungguh Yunho tak menyangka jika semua ini adalah ulah raja.
Yunho shock
Yoochun melotot
Jaejoong melongo
Anak buah Jung bertanya-tanya.
Tapi
Raja tertawa
Ratu tersenyum
Junsu mengangguk senang
Changmin bernafas lega
Dan readers?
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.
Annyeong.... #lambaikan tangan dan senyum 5 jari
KYAAAAAA
Kenapa maxy suka banget karakter Yunpa disini Sumppeehhhh... keren abisssss... peluk Yunpa… NGEEEKKKK #di cekek Jaema
DAN
JANG
JANG
YOU’RE AMAZING GUYS... berhasil menebak siapa dalang dibalik kasus ini dengan benar... readers maxy PINTER-PINTER SEMUA.. maxy demen banget kalo begini.. #cipokin atu-atu... ohohohohoho
Dan
Part ini sengaja maxy dedikasikan untuk test yunpa yang full action… Raja cukup kejam ampe rela nyiksa jaema, tapi semua dilakukan demi memperoleh menantu yang tangguh… hehehehhe
Tegang gak?
Lega gak?
Next part Yunjae moment.. :)
Pernikahan? Didepan mata... ^.^
NC? Sedang diketik (meski masih belum tahu mau dikeluarin di chap berapa. Wkwkwkkwkwk)
So,
Review pleasee
Numpang promo: maxy kemarin keluarin oneshoot yunjae FROM THE BEGINNING UNTIL NOW bagi yang berkenan, boleh mampir n kasih beberapa patah kata disana... gomawo #bow
Comments