Pertemuan Kedua

Serend But Unphoria

“Jimin, kembali kedalam toilet.” Kata sang manajer, seseorang lagi yang muncul langsung berusaha menyeret Jimin kedalam toilet. Tetapi Jimin menolak tangan manajer lain yang ingin membawanya kembali ke dalam.

 

“tidak-tidak. Aku harus tau apa yang terjadi.” Ucap jimin tegas, menatap Rinka dan manajer yang menyuruhnya tadi masuk kedalam. Rinka yang mendengarnya langsung menjawabnya.

 

“Dia mendorongku saat aku menyuruhnya berhenti memotret di dalam toilet.” Ucap Rinka tegas dengan nada kesal. Dia merasakan pinggangnya yang sakit saat tertabrak lantai dengan keras.

Jimin membelalakkan matanya terkejut dan berjalan menuju Rinka.

 

“Kau di dorong? Kau tidak apa-apa?” tanya Jimin, mencemaskan Rinka yang terlihat kesakitan. Rinka menganggukkan kepalanya pelan. Tetapi terlihat jelas dari mata Jimin bahwa Rinka kesal pada sosok yang mendorongnya.

 

“kau mendorong orang? Kau benar-benar keterlaluan.” Ucap sang manajer dan langsung menyambar kamera yang ada di tangan sang sasaeng. Sang manajer langsung melihat isi di dalam kameranya dan melihat beberapa foto di dalamnya.

 

“kau masih mengambil foto dengan cara seperti ini? Kami bisa memblokirmu dari fanclub!” teriak sang manajer tegas. Diapun mengeluarkan memory card yang ada di dalam kamera. Sedangkan manajer satu lagi berusaha menelepon security untuk mengamankan sang sasaeng. Jimin hanya menggelengkan kepalanya terlihat kecewa, tak berapa lama terdengar suara pintu toilet terbuka lagi.

 

“hei, apa yang terjadi.” Kata seseorang yang nyaris di depan pintu toilet. Jimin berjalan, masuk kedalam toilet, mencegah Jungkook untuk keluar dr pintu toilet.

 

“hei, kau tidak bisa keluar saat ini. Sasaengmu ada di luar.” Ucap Jimin berbisik pada Jungkook. Jungkook terbelalak terkejut.

 

“Dia lagi?” tanya Jungkook keheranan. Jimin menganggukkan kepalanya. Hal itu membuat Jungkook frustasi, menggaruk kepalanya kesal.

 

“kapan dia akan berhenti menjadi sasaeng? Aish.” Kata Jungkook kesal. Jimin terlihat mendapatkan sebuah ilham, dan berbisik persis di telinga Jungkook.

 

“Kau ingat fan yang tadi tidak ikut mengantri untuk tandatangan?” tanya Jimin tersenyum. Jungkook mengernyitkan dahinya terheran.

 

“kenapa dengannya? Ini bukan saat yang..” jawab Jungkook kesal yang ditimpa dengan perkataan Jimin selanjutnya.

 

“dia yang menemukan sasaengmu mengintip kita dan dia dorong oleh sasaengmu.” Ucap Jimin cepat, yang membuat Jungkook terbelalak.

 

“dia? Di dorong?” tanya Jungkook lagi. Jungkook dengan spontan berusaha menggapai pintu dan ingin membuka pintu toilet yang langsung dicegah oleh Jimin.

 

“Tidak, kau tidak boleh keluar. Di luar ada sasaengmu.” Ucap Jimin khawatir. Jungkook mengangguk dan menuju kearah cermin, frustasi dengan ulah sang sasaeng yang sudah keterlaluan. Jimin tidak menyusul Jungkook, dan dia memilih keluar toilet. Keadaan di luar sudah membaik, tidak begitu menegangkan seperti saat tadi dia keluar. Disana dia menatap seorang fan yang memijat pinggangnya pelan sembari berbicara pada hyung manajer.

 

“jadi dia ada disana sebelum aku masuk toilet, karena curiga aku keluar lagi dan melihatnya masih disana dengan lensa kamera yang sudah masuk ke dalam pintu.” Kata Rinka, menjelaskan kronologis yang tadi di hadapinya. Jimin mendengar perkataannya dan mengangguk. Dia memperhatikan sosok Rinka dari atas sampai bawah, dan sangat menyayangkan jika sosok Rinka yang ada di hadapannya harus memalui hal yang tidak menyenangkan karena ulah sang sasaeng.

 

“kau tidak apa-apa?” tanya Jimin pada Rinka. Rinka menoleh kearah Jimin, sosok yang tadi hanya dilihatnya dari jauh dan dia memperhatikan dari dekat.

 

“dia memakai eyeliner tebal, terlalu banyak lipbalm dan warna kulitnya terlalu kontras dengan make up di wajahnya.” Ucap Rinka dalam hati. Rinka menilai sosok idol yang ada di hadapannya.

 

“ya, aku tidak apa-apa.” Jawab Rinka pelan.

 

“Syukur kalau seperti itu.” kata Jimin, mengelus dadanya lega. Jimin menatap sang manajer dan berkata “Jungkook sudah kularang untuk keluar.” Yang mendapatkan respon anggukan dari manajer.

 

“Jungkook?” tanya Rinka. dia familiar dengan nama Jungkook, tapi tidak dengan wajah yang baru dia temui hari ini.

 

“ah, sasaeng tadi itu fansnya Jungkook.” Ucap Jimin sambil menunjuk pintu toilet. Rinka mengangguk mendengarnya.

 

“bisa kulihat ID cardmu?” pinta sang manajer. Rinka mengangguk lagi dan membuka tasnya. Dan dia terkejut saat melihat isi dalam tasnya, dia melihat retakan yang besar pada layar lcd kameranya. Rinka pucat pasi dan melihat kamera barunya yang sudah pecah.

 

“Oh my god..” ucap Rinka spontan, dia mengeluarkan kamera dari tasnya. Mengecek setiap sudut kameranya dengan seksama, berusaha menyalakan kameranya yang tidak bisa menyala sedari tadi. Dan diam-diam Jimin tersenyum kecil memperhatikan cara Rinka yang sedang panic terkejut.

 

“cute.” Ucap Jimin dalam hati.

 

“Ada apa?” tanya sang manajer, terbingung melihat Rinka yang tiba-tiba panic. Rinka memperlihatkan kameranya yang rusak, tidak bisa menyala.

 

“kukira kameraku rusak saat tadi aku terjatuh dan terbentur di lantai.” Ucap Rinka panic yang menyebabkan Jimin terkejut saat mendengarnya.

 

“apa? Separah itu kau terbenturnya?” tanya Jimin khawatir. Jimin tidak menyangka jika benturan yang dialami fans yang ada di hadapannya begitu keras, bahkan sampai kameranyapun rusak.

 

“ah, kita harus melakukan sesuatu hyung.” Ucap Jimin,menolehkan wajahnya pada sang manajer. Sang manajer terdiam sesaat dan berusaha berpikir.

 

“sebaiknya kau meninggalkan nomor teleponmu agar kami bisa mereparasi kameranya.” Jawab sang manajer. Jimin langsung menggelengkan kepalanya gemas.

 

“maksudku bukan itu, ah iya memang itu juga penting. Tapi bukankah kita harus membawanya ke dokter? Dia terbentur kelantai, bahkan kameranya sampai rusak.” Ucap Jimin. Sang manajer tidak percaya dengan apa yang di dengar olehnya. Sang manajer menghembuskan nafas pelan.

 

“jimin, tidakkah kau sadar kita sedang fansigning?” tanya tegas sang manajer. Dan jiminpun tersadar akan kenyataan, saat ini dia sedang bekerja dan terjadi kecelakaan yang tidak diduga. Dia ingin membawa fans itu untuk ke dokter, tetapi kondisi saat ini tidak memungkinkan.

 

“ya benar, aku tidak apa-apa. Ah aku akan mencarikan ID Cardku.” Ucap Rinka bijak, sembari mencari ID Card miliknya di dalam tas. Rinka sendiripun tidak ingin dibawa ke dokter saat ini oleh mereka. Rinka tidak ingin masuk dalam berita gossip jika dia menjadi korban pendorongan sasaeng, dia tidak ingin membayangkannya. Yang dia inginkan hanya cepat-cepat mencari Choi Hana dan pergi dari sana.

 

“ah, tidak perlu. Kau tidak perlu melakukannya.” Kata Jimin, menyenggol sang manajer di sebelahnya. Sang manajer meliriknya, mengerti apa maksudnya.

 

“sebagai gantinya, kami meminta nama dan nomor teleponmu, kami akan mengganti kamera milikmu yang rusak.” Ucap sang manajer. Dan kemudian pintu toilet itu terbuka lagi, dan keluarlah Jungkook dari dalam toilet.

 

“ah, kau baik-baik saja?” ucap Jungkook saat keluar dari toilet. Menatap sosok fans yang habis didorong oleh sasaengnya sendiri. Rinka menatap sosok Jungkook.

 

“ah, ya dia yang bernama Jungkook. Wajahnya pucat sekali.” Ucap Rinka dalam hati.

 

“ya, aku baik-baik saja.”jawab Rinka pelan. Menatap balik Jungkook yang sudah tidak memiliki senyum dan tidak bersemangat untuk meneruskan hari.

 

Kemudian tak diduga, ada beberapa orang menuju arah kami. Mereka menanyakan pada manajer kenapa begitu lama untuk ketoilet. Sang manajer yang tadi mencoba menjelaskan dengan singkat jika ada insiden kecil yang terjadi, merekapun bersiap untuk segera kembali ke area fansigning. Kemudian Rinka dan pihak dari bangtanpun melakukan perpisahan.

 

“kau bisa mengubungiku untuk penggantian kameramu.” Ucap sang manajer. Rinkapun menerima kartu nama yang disodorkan untuknya, dia mengangguk pelan.

 

“terimakasih” ucap Rinka singkat. Rinka sudah tidak memikirkan kamera, yang dia pikirkan hanya segera pergi dari sana. Dan merekapun saling membungkuk untuk berpisah. Pihak bangtan berjalan cepat ke arah fansigning, meninggalkan Rinka yang masih terdiam di depan toilet. Sampai akhirnya Jimin membalikkan badannya, melangkah kembali menuju arah Rinka yang masih terdiam merenung.

 

“kurasa kami belum meminta maaf atas insiden yang terjadi. Aku sangat menyesal atas kejadian hari ini.” Ucap Jimin sambil tersenyum sorry yang tulus. Rinka yang awalnya melamun, jadi tersentak dengan perkataan Jimin.

 

“ah, tidak apa-apa. Sungguh aku tidak apa-apa.” Ucapnya salah tingkah. Walaupun Rinka bukan pecinta Bangtan, dia akan luluh juga jika ada idol yang meminta maaf begitu tulus padanya.

 

“hmm.. kalau boleh tau, siapa namamu?” tanya Jimin malu-malu, mengarahkan tangannya kearah Rinka, menunggu Rinka menjabat tangannya. Rinka terdiam, merasa sedikit canggung. Baru kali ini ada idol yang tidak dikenalnya sama sekali dan ingin menjabat tangannya, bahkan menanyakan namanya.

 

“Lee Rinka.” jawab Rinka kikuk. Menggapai jabatan tangan Jimin, menggenggamnya dan Jimin menggenggam erat tangan Rinka.

 

“Park Jimin.” Balas Jimin tersenyum.

 

“Ah, Park Jimin.” ucap Rinka lirih. Dan saat itu juga, rasa janggal yang dirasakan Jimin akhirnya terjawab. Wanita bernama Lee Rinka dihadapannya ini bukanlah fans, saat itulah Jimin merasa lega. Apa yang ingin dia ketahui terjawab, dan dia tertantang untuk membuatnya menjadi seorang fans.

 

“ya, Park Jimin. Kau harus mengidolakan Park Jimin.” Jawab Jimin sambil tertawa dan melepaskan jabatan tangan Rinka. Jimin kemudian berpamitan, membalikkan langkahnya menuju arah teman-temannya yang sudah pergi duluan.

 

“Annyeong.” Ucap perpisahan dari Jimin dengan senyum hangat ditampilkannya. Rinka terdiam dan hanya bisa melihat sosok Jimin dari jauh.

 

“apa yang barusan terjadi?” ucap Rinka saat menyadari apa yang sedang terjadi, yang tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Tanpa disadari ini adalah awal dari pertemuan yang tak terduga, yang akan kembali menyeretnya dalam lingkaran kehidupan idol yang sudah lama ditinggalkannya.

 

……………………….

 

Sebulan kemudian

 

 

Lee Rinka saat ini berada di bandara Incheon, tepatnya karena urusan pekerjaan yang saat ini sedang dijalaninya. Seperti yang sudah Rinka rencanakan sebelumnya, dia tidak berminat sama sekali untuk ke London. Tapi apa yang terjadi di luar dugaan, Hana mengalami cederan dan dia harus segera menyusulnya agar bisa bertugas menggantikan Hana di yang sudah tiba dari awal di London. Dengan berberat hati, Rinka harus menyusul ke London, walaupun berat harus dilaluinya, karena itu adalah pekerjaannya.

 

Lee Rinka berjalan menuju gate yang telah ditentukan. Dia dan akan berangkat bersama dengan staf yang memang seharusnya berangkat hari ini. Rinka berjalan, menuju tempat yang sudah dijanjikan. Dan sepanjang perjalanannya, dia selalu melihat fangirl sedang berlalu lalang, berlarian dengan membawa kamera dengan moncong panjang. Para fangirl itu mengingatkannya dengan kejadian tidak menyenangkan yang terjadi. Rinkapun menggelengkan kepala, tidak ingin mengingat kejadian menyebalkan yang telah dialaminya.

 

“Ah mereka tampan sekali!”

“aku tidak menyangka mereka berangkat lebih dulu dari grup lain, aku beruntung!”

“Taehyung tidak begitu bagus moodnya.”

“temanku akan iri jika tau aku bertemu Suga><”

“Jungkook terlalu gembira hari ini! Ah aku mendapat banyak foto bagus!”

“Jimiiiin tersenyum padaku! Lihatlah kameraku!”

 

Percakapan itu yang di dengar Rinka sepanjang jalan. Sesaat RInka merasa nama itu sungguh familiar dengan nama-nama yang disebutkannya, terutama Jimin. Saat mendengar nama Jimin, Rinka teringat kembali kejadian itu. Jimin adalah idol pertama yang menjulurkan tangannya untuk berkenalan, dan Jimin adalah idol yang tidak pernah masuk dalam daftar list idol yang disukainya.

 

Rinka menggelengkan kepalanya gemas. Tidak-tidak, tidak mungkin mereka akan bertemu saat ini. Mungkin Bangtan sudah berada dalam pesawat dan sudah lepas landas. Pikir Rinka dalam hati.

 

Suara fangirlpun makin berkurang saat Rinka mulai masuk kedalam area Imigrasi. Dan Rinkapun lolos dari imigrasi dengan lancar. Rinka berjalan menuju tempat pertemuan, di sebuah ruang tunggu VIP. Saat masuk ke dalam ruang tunggu, Rinka langsung bertemu dengan partner kerjanya yang dengan sigap menyapanya.

 

“Akhirnya kau datang!” ucapnya gembira. Rinka tersenyum melihatnya, merasa lega karena bertemu dengan seseorang yang dikenalnya.

 

“yeah, aku harus mempersiapkan keperluanku. Dan ini sangat mendadak.” Ucap Rinka dengan menaikkan alis sebelah matanya. Jawaban Rinka membuat lawan bicaranya tersenyum.

 

“oh ayolah, kapan lagi kau bisa ke London? Kau bisa melihat rumah masa kecilmu lagi.” jawab rekan kerjanya iseng membuat Rinka yang sedang kesal harus bekerja dinas keluar korea, meninggalkan zona nyamannya.

 

“oh please rajaku Yang Sejong, aku akan ke London jika aku mau, tapi tidak dengan pekerjaan seperti saat ini.” Kata Rinka, berjalan mengiringi rekan kerjanya yang bernama Sejong, berjalan menuju kedalam ruangan lounge yang sudah dipesan oleh kantornya.

 

Sejong berhenti di pintu ruangan sejenak, membalikkan badan dan menatap Rinka dengan mengangkat alis.

 

“Kau tidak boleh terkejut.” Kata Sejong, mengingatkan Rinka jika di dalam ruangan tersebut ada bintang tamu acara yang akan didatangkan khusus oleh pemerintah Korea ke London. Rinka yang mendengarnya langsung memasang muka IDGAF (I don’t give a ) pada Sejong.

 

“Percayalah, jika itu bukan SNSD ataupun Super Junior, aku tidak akan terkejut.” Ucap Rinka santai. Sejong menatap Rinka dengan pandangan meremehkan, sontak membuat Rinka teringat dengan tatapan Hana sebulan yang lalu. Saat berusaha membujuknya untuk ikut dalam acara ini.

 

“oh please. Jangan katakan aku tidak mengingatkanmu.” Ucap Sejong kesal. Rinka yang mendengarnya hanya mengangkat bahunya santai. Sejongpun membuka pintu perlahan dan mereka berduapun masuk kedalam. Dalam ruangan yang tidak terlalu besar tersebut, terdapat beberapa orang yang tidak asing. Orang yang di temuinya sebulan lalu.

 

Rinka panik, diapun menggeret Yang Sejong menuju pinggir ruangan itu dengan panik dan mata membelalak. Sedangkan Sejong hanya meringis menatap Rinka yang kepanikan.

 

“ya! Sudah kubilang jangan terkejut.” Ejek Sejong saat menatap Rinka, Sejong meringis bahagia. Ini adalah pemandangan yang langka, karena seorang Rinka bisa kepanikan setelah melihat grup idol.

 

“Kau tidak bilang kalau Bangtan yang menjadi bintang tamunya?” tanya Rinka kesal. Rinka sama sekali tidak mengetahui jika Bangtan yang menjadi bintang tamunya. Sejong yang mendengarnya langsung menggelengkan kepalanya pelan.

 

“bukankah kau sudah melihat proposalnya?” tanya balik Sejong.

 

“aku melihatnya tetapi tidak melihat ada grup Bangtan dalam proposal!” tukas Rinka. Yang Sejong menggelengkan kepalanya heran.

 

“Benar kata Hana, kau benar-benar manusia gua.” Jawab Sejong tertawa kecil.

 

“Hana berkata seperti itu?” tanya Rinka, mengingat kembali perkataan Hana padanya sebulan lalu lebih padanya. Sejong gemas melihat Rinka yang tidak mengetahui apapun tentang dunia idol, pikir Sejong. Sejongpun tersenyum bersemangat melihat Rinka yang terlihat tertohok.

 

“ya! BTS dan Bangtan adalah grup yang sama.” Jawab Sejong singkat. Alhasil Rinka terkejut, benar-benar terkejut. Dia tidak menyangka akan mendengar statement yang di dengarnya barusan.

 

“Jadi BTS adalah Bangtan dan Bangtan adalah BTS?” tanya Rinka lagi seolah tak percaya dengan mata terbelalak.

 

………….

 

Jimin memainkan handphonenya dan terlihat bosan, moodnya tidak begitu bagus hari ini. Dia lelah, setelah menghadapi jadwal yang padat dari Korea dan berkeliling tur di Amerika dan kembali lagi ke Korea. Belum beberapa hari sampai di Korea, dia sudah harus terbang kembali ke London.

 

“jangan perlihatkan wajah yang seperti itu tanpa masker.” Kata Suga yang sedang duduk di samping Jimin yang hanya duduk malas sedari tadi tanpa berbicara sama sekali. Jiminpun menoleh pada Suga, tidak begitu tertarik menangkap pembicaraan dengan Suga.

 

“Please hyung, aku sedang tidak mood.” Jawab Jimin ketus. Sugapun mengangkat bahunya malas menghadapi Jimin yang sedang tidak mood. Jimin sebenarnya tidak selalu seperti itu, dia hanya kelelahan dan sedang tidak ingin diganggu.

 

Tak berapa lama kemudian, pintu ruangan tersebut terbuka. Masuklah seorang perempuan yang Nampak asing bagi staf dan member yang berada di ruangan tersebut. Jungkook berdiri di pokok ruangan dan sedang menelepon, menatap dua orang yang baru masuk tersebut dengan tidak sengaja. Tak berapa lama kemudian, Jungkookpun mendengar percakapan kedua orang tersebut dan merasa suara perempuan itu tidak asing. Jungkook yang penasaran langsung menatap gadis yang terkesan panik itu, dan seketika wajah Jungkook yang aslinya begitu ceria langsung panik, teringat dengan kejadian sebulan yang lalu.

 

“ah!” kata Jungkook tanpa disadarinya, membuat kedua orang yang ada di hadapannya menghadapkan wajah mereka pada sosok yang ternyata adalah Jeon Jungkook.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
song3424
Hai, Lee Rinka adalah readers, jadi mari membayangkan diri kalian adalah Lee Rinka.
Cerita komedi romantis ini dibuat berdasarkan imajinasi author, yang dibuat ringan dan menghibur. Semoga suka^^

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet