part 1

I AM RIGHT… GOD HATE ME…

Seperti biasa, lagi, dan tidak pernah berubah. Kuregangkan otot-ototku yang kaku, menghela napas berat, menatap kosong alarm hp ku yang belum berbunyi. Aku menang lagi, sepertinya percuma menyetel alarm jika aku selalu bangun lebih awal. Dengan masih sedikit terhuyung aku bangkit dari tempat tidurku dan memeriksa senjata yang telah kupersiapkan semalam suntuk. Beberapa profesor memang terkadang sedikit kejam. Tangan mahasiswa bukanlah robot, bagaimana mungkin mereka memberikan tugas yang begitu banyak dalam 1 hari.

            Aku cukup beruntung, otakku seperti hardisk, bukan seperti teman-temanku yang berotak flashdisk. Otakku memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menyimpan data, yah… tapi tetap saja aku bukanlah tipe mahasiswa yang rajin belajar. Tidak… aku bahkan sangat membencinya, sangat membosankan jika hanya menghapal. Dan aku memiliki keberuntungan lain, yah atau kalian bisa menyebutnya kesialan. aku OCD… aku punya banyak peraturan, salah satunya jika aku mulai membaca sesuatu aku harus menyelesaikannya hingga akhir. Termasuk buku-buku kuliahku yang begitu tebal dan cukup untuk dijadikan bantal. Mungkin kalian tidak percaya tapi aku sudah menyelesaikan kamus Dorland. Satu hal lagi… aku mengingatnya kata demi kata, karena jika aku membaca sesuatu aku akan selalu mengingatnya. Aku jenius? Yah… aku jenius yang freak, antisosial, dan OCD. Sangat hebat bukan?

 

Ting… secara otomatis aku berjalan mengambil handphone ku yang masih tergeletak di tempat tidur, 1 pesan tidak terbaca. Ok… sepertinya ini pesan yang akan membuatku terpaksa pergi lebih awal ke kampus.

 

Message from : Im

Time                :06.08 am

Ping… aku pinjam tugasmu. Darurat. Akan kubelikan DVD yang kau mau. Deal?

 

Apa kubilang, analisis ku selalu benar.

Message To Im :

Time                  : 06. 09 am

deal. Kapan kau mau meminjamnya?’

 

Ting… wow cepat juga dia membalasnya.

 

Message from : Im

Time                :06.08 am

Bukan hanya aku, yang lain juga ingin meminjamnya. Tenang saja, cukup katakan yang kau mau mereka akan membelikannya untukmu’

 

Message To : Im

Time                :06.08 am

ok. What time?

 

Message from : Im

Time                :06.08 am

07.00. Ontime please

 

Message To : Im

Time                :06.08 am

Ok.

 

Musim dingin tahun ini lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya, cukup merepotkan sebenarnya. Jalanan menjadi licin sehingga membuat kecelakan dimana-mana, belum lagi moodku menjadi lebih parah karena cuaca dingin. Kulihat jam tangan baby blue favoritku, yah… favoritku karena aku membelinya dengan uangku sendiri setelah bekerja part time. Menerjemahkan beberapa jurnal yang dibutuhkan seniorku untuk penelitiannya, cukup banyak bahkan berlebih.

 

Kulihat sekeliling ruangan, memastikan semua bersih dan pada tempatnya. Tidak tertempel debu dan bergerak 1 inchi pun, ini salah satu OCD ku. Oke, semua sempurna… sekarang aku bisa pergi. Kuambil kunci mobil tapi segera kuletakkan kembali. Ini hari jumat… aku tidak pernah membawa mobil di hari jumat. Yah… OCD ku yang lain. Sepertinya lebih baik jika aku naik taksi, subway akan membuatku terlambat.

 

Salah satu yang kubenci adalah menunggu. Bahkan menunggu lift yang turun aku juga membencinya. Apartemenku di lantai 23, hah... jika view nya tidak bagus aku tidak akan tinggal di apartemenku saat ini. ku ketukkan jari-jariku ke dinding lift, Yep kalian benar… salah satu OCD ku yang lain, tidak hanya itu… aku bahkan juga menghitungnya. Tidak mudah menjadi diriku bukan?

06:30 ini masih cukup pagi. Biasanya tidak akan ada orang yang menaiki lift jam segini, apalagi di musim dingin seperti ini kecuali para pemabuk yang baru dari pesta.

Ting…

Ah… sepertinya ada orang lain pagi ini. seorang yeoja aneh berambut cokelat tua masuk ke dalam lift, rambutnya sedikit basah karena salju yang mencair. Kalian tau mengapa aku menyebutnya aneh?

Dia menggunakan kacamata hitam dan masker yang menutupi seluruh wajahnya. Belum lagi mini dress hitam, hanya orang gila yang memakai mini dress di musim salju seperti ini. bisa kurasakan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Kalian tau apa yang lebih aneh? Aromanya… vanilla… aromanya begitu aneh buatku… membuatku ingin menghirupnya lagi… dan lagi.. seperti ganja mungkin. Tunggu!!! Apa dia memakai narkoba? Entahlah…

 

Ia menekan lantai 23, oke… aku mulai kesal dengannya. Aku sudah menuruni 15 lantai, masa aku harus kembali ke awal?

Lantai 10… tubuhnya semakin gemetar… begitu juga denganku, well bukan karena aku kedinginan, tapi karena aku sangat marah dan bosan. Kuhela nafasku cukup kuat, kupikir hal itu membuat yeoja itu tertarik, siapa orang yang menghela nafasnya sepagi ini belum lagi ketukan jariku yang sangat berisik, bisa kurasakan dirinya yang sedikit melirik padaku.

Kunaikkan maskerku… hey… aku juga kedinginan tidak aneh seperti dirinya, setidaknya aku tidak memakai kacamata hitam tebal.

Oke… aku tidak bisa menunggu lagi, lebih baik aku naik lift yang lain saja. Kutekan tombol lift agar segera mengeluarkan ku dari penjara kecil ini.

Ting… pintu pun terbuka, segera ku langkahkan kakiku keluar.

Dan entah kenapa… sepertinya aku mengalami gejala penyakit otak langka atau mental. Tanganku bergerak dengan sendirinya, menahan pintu lift yang hampir tertutup terbuka kembali.

Dibalik kacamatanya aku yakin yeoja itu menatapku heran.

Lagi… tanpa sadar kulepaskan jaket tebal hangatku, kali ini kakiku yang bertindak aneh. Kembali aku masuk kedalam lift dan memakaikan jaket tebalku padanya.

Vanilla… pikirku lagi saat mencium aromanya yang begitu dekat di hidungku.

Dan aku pun keluar dari lift.

000

 

“hey kim, kau tidak kedinginan?” tanya Im yoona, salah satu temanku yang setia, setia meminjam tugasku maksudnya… aku tidak menjawabnya dan segera mengeluarkan tugasku dari dalam tas. 3 pasang mata lain menatap buku yang pegang sangat bersemangat.

“Jangan sampai rusak ucapku pada mereka”

Dan 3 jam berlalu kuhabiskan dengan menunggu para pemalas ini menyalin tugasku. Oke setidaknya aku ditemani buku yang ditawarkan sooyoung padaku. Aku benar-benar sial, karena tidak sengaja membacanya sedikit dan sekarang aku harus membacanya sampai selesai.

“hua… selesai juga. Aku berhutang padamu taeyeon” kata yuri sambil melancarkan pembuluh darah ditangannya dengan memijatnya kesakitan.

“yah… kau berhutang mentraktirku makan 2 minggu”

Bisa kulihat tubuhnnya yang membeku, tapi kemudian dilambaikan tangannya malas mengiyakan… lebih pasrah tepatnya.

“dan kau soo… kau berhutang game PSP terbaru” ingatku pada sooyoung yang masih belum selesai menyalin.

“arraso…”

“apa kau ingin ke club malam ini taeng? Besok kita libur dan tidak ada kuliah” ajak yuri sambil menyeruput kopinya.

Kantin mulai ramai dipenuhi mahasiswa yang kelaparan mencari sarapan pagi, makanan disini cukup enak dan tidak terlalu mahal. Beberapa namja memandangi kami, tentu saja… siaapa yang tidak akan memandangi ke empat yeoja paling terkenal di kampus.

Aku beruntung… yoona yang sudah menjadi temanku sejak kami berusia 8 tahun masuk ke universitas yang sama denganku. Kami selalu masuk ke sekolah yang sama, untunglah… jika tidak ada dia aku yakin aku tidak akan mempunyai teman.

Karena yoona aku mempunyai 2 teman lainnya, choi sooyoung dan kwon yuri.

Ahh.. apa kalian penasaran mengapa kami terkenal?

Pertama… kami sangat menarik, yah… kalian bisa menyebutnya cantik dengan tubuh impian pria-pria kelaparan. Tapi aku tidak begitu menyukai kata itu… entahlah

 

Kedua… status kami

Keluarga yoona memiliki perusahaan yang menaungi para selebriti, salah satu agency yang paling berpengaruh di korea selatan. Keluarga sooyoung bergerak di bidang bisnis, perusahaan mereka tersebar dimana dan membuatnya termasuk dalam 0,1% chaebol di korea. Dan keluarga Yuri… bisa dibilang keluarganya seperti bangsawan. Semua anggota keluarganya adalah pejabat  dan memiliki kekuasaan besar. Dan aku…ke dua orangtua termasuk yang paling di hormati seantero korea. Eomma ku seorang profesor dan appaku seorang hakim. Err apa terdengar biasa saja? Eomma ku memiliki beberapa universitas yang semuanya menjadi incaran para mahasiswa disini dan appaku seorang hakim yang sangat menyukai saham. Karena itu ia menanam saham dimana-mana, dibandingkan hakim seharusnya ia disebut bisnisman karena saham miliknya sangat banyak. Tapi ia tidak terlaku suka jika orang menyebutnya bisnisman, terserahlah… setidaknya ia hakim yang jujur dan tidak bisa disogok. Well uangnya sangat banyak.

 

Ketiga… bakat kami

Yoona memenangkan beberapa kali kontes kecantikan, ia juga sebagai model dibeberapa majalah. Sooyoung dan yuri adalah pemain basket, tim mereka juga sudah beberapa kali menyabet beberapa tropi. Dan aku… memenangkan beberapa kali olimpiade kedokteran. Sudah kukatakan aku jenius. Ah… sepertinya aku lupa menjelaskan satu hal. Kami adalah mahasiswa kedokteran tahun ketiga di universitas seoul.

 

Keempat… sifat kami

Yoona terkenal sangat ramah, sooyoung sangat jahil, dan yuri playgirl… serta aku, kim taeyeon… seseorang yang lebih dingin dari musim dingin dan introvert.

 

“nope, aku ada janji dengan professor park. Ia memintaku membantunya mengajar hoobae di tahun pertama mereka malam ini”. ah jangan lupakan statusku sebagai asisten dosen yang sangat sering mengajar dibanding diajar. Yah… aku lebih sering masuk kelas untuk mengajar, tidak terlalu buruk karena aku sering mendapatkan keistimewaan bebas tugas dan jangan lupakan nilai A+ yang sudah pasti akan kudapatkan. Well dengan kemampuanku pun aku tetap akan mendapat A+.

“kali ini apa yang akan kau ajarkan pada mereka?” tanya sooyoung, ia juga sudah selesai menyalin. Diikaatnya rambutnya yang tergerai, apa tidak dingin pikirku? Kulirik sedikit namja namja yang aku bersumpah mereka menatap tajam leher putih sooyoung seperti vampire yang siap menyedot darahnya kapan saja. cckcck…

Yuri mengikuti arah pandangku dan tertawa kecil, “yah… buka ikatan rambutmu, tidaak baik mengekspos kulitmu sepagi ini” goda yuri pada sooyoung dan menarik ikatan rambut sooyoung hingga lepas. “gezz… ini hanyalah leher… ini tidak seperti aku membuka bajuku. Menyebalkan” desah sooyoung yang sedikit marah.

“jadi apa yang akan kau ajarkan taeng?” tanya yoona kali ini.

“anatomi”

“apa kau akan membawa mereka ke kadaaver yang baru tiba kemarin”

Kuanggukan kepalaku, kurapatkan sedikit syalku. Dingin…

“Kau yang akan membelahnya atau mereka?” tanya yuri. Dilepaskannya syal miliknya dan diberikannya padaku.

“gomawo… tentu saja mereka. Kapan lagi mereka memiliki kesempatan seperti itu?”

“boleh aku ikut. Ini akan sangat menyenangkan melihat mereka pingsan” ucap sooyoung dengan ide jahatnya. Gezz ia pasti akan menakuti  mereka lagi dengan usus.

“call. Aku juga ingin melihatnya” kali ini yoona yang entah kenapa tertular sooyoung.

“nope. Kalian pergilah dengan yuri”

“yah… apa kau ingin meninggalkanku dengan 2 orang payah ini?” gusar yuri sambil mengaduk coffe latte nya.

“YAH… kami tidak payah!!” balas sooyoung dan yoona tidak terima.

“tentu saja payah, kalian cepat sekali mabuk. Jika taeyon ada ia bisa membantuku menjaga kalian”

Kali ini sooyoung dan yoona hanya diam, mereka sadar ucapan yuri ada benarnya. Akan sulit menjaga mereka berdua jika hanya sendiri, karena para namja akan berdatangan seperti nyamuk pada mereka. Sangat berbahaya. Terlalu berbahaya.

“Lusa… tapi seperti biasa aku tidak akan menari” ucapku yang langsung disambut high five oleh mereka.

“apa kau akan membawa pacarmu?” tanya sooyoung pada yuri dan yoona.

“anio, aku sudah putus dengannyaa”

“aku juga…” timpal yoona

“kenapa kalian cepat sekali putusnya?” hela sooyoung bosan, karena alasannya pasti sama seperti yang dulu-dulu.

“membosankan” ucapa yoona dan yuri bersamaan

 

“permisi…” tiba-tiba seorang yeoja berhenti di meja kami dengan buku ditangannya.

“ne?” jawab yoona ramah

“ehm… ttaaaeeyonn… sunbaeeee” ucap yeoja itu terbata-bata.

“hmph” hanya itu responku. Kurasakan yoona menyikutku, ‘mwo?’ ucapku tanpa suara.

Ketiga temanku yang lain menggelengkan kepalanya dengan sikap dinginku.

“bboolle.hhh…”

“berbicara yang jelas” potongku datar. Kali ini temanku menepuk dahi mereka.

“mianhae…”. Aigo… baru segitu sudah mau menangis pikirku saat mendengar nada hoobae ini.

“aigoooo, mian. Taeyeon sunbaemu memang seperti ini, jangan terlalu dimasukkan ke hati yaa. Jadi apa yang kau inginkan dari taeyeon?” ucap sooyoung mencoba membantu, sepertinya ia kasihan.

Hoobae itu melirikku takut dan ragu. “ehm… saya perwakilan dari kelas B tahun kedua. Apa taeyeon sunbae memiliki waktu untuk mengajari kelas tambahan kami?”  tanya sunbae itu akhirnya.

“siapa namamu?” tanya yoonaa

“lee sunny”

“tentu saja taeyeon ada waktu, benar kan taeng?” tanya yoona berusaha membujuk

“benar… mana mungkin taeyeon tidak ada waktu untuk mengajari kalian?” kali ini yuri yang berusaha membujukku, ugh.. aku ingin membunuh mereka.

“apa materinya?” tanyaku lagi

“system reprodduksi” jawab sunbae itu masih takut

“reproduksi? Wow, taeng akan sangat senang mengajarkannya”.

Plakkk… Kutepuk punggung yuri. “Yahhhh”

“arraso, sore ini jam 5 ontime di kelas kalian” jawabku cepat sebelum yuri mulai mengatakan hal yang aneh lagi.

“kamsahamidaa taeyeon sunbae nim” dan hoobae itupun pergi.

“YAHHH… jika ini fraktur apa kau mau bertanggungjawab?” ringis yuri pura pura kesakitan… yah atau benar-benar kesakitan.

“salahmu sendiri”

“gezz,,, tentu saja kau akan sangat senang mengajarkannya taeng” sahut sooyoung

“yep… walaupun system reproduksimu tidak bekerja” canda yoona kali ini mereka bertiga berhigh five.

“hahhaha… itulah kenapa sebaiknya kau berkencan taeng. Setidaknya one nigh stand” kata yuri disela tawanya.

“shut up!!!”

“apa kau ingin kuperkenalkan dengan beberapa temanku?” kali ini sooyoung ikut-ikutan.

Aku hanya diam. ku hela nafasku. Mereka benar… system reproduksi tidak berfungsi. Karena aku tidak pernah sekalipun terangsang… tidak pernah. Bahkan setelah ketiga devil itu mengajakku menonton film ‘aneh’ aku tetap tidak merasakan apapun.

Kediamanku membuatku mereka terdiam, “ yah.. suatu hari kau akan menemukan orang yang bisa membuat jantung berdetak lebih kencang taeng” hibur yuri.

Gezz… kau tidak perlu menghiburku yuri, aku tidak terlalu perduli.

Kulirik jam tanganku. Ah… sebentar lagi masuk.

“kau tau aku tidak terlalu memikirkannya. Kajja kalian masuk. Aku hanya akan mengumpulkan ini dan mengajar di kelas lain”

“ne professor kimm”

 

1 lagi hari yang membosankan selesai. Taksi yang ku naiki masih melaju di kota seoul yang dingin. Aku kelelahan setelah begitu banyak mengajar, gezzz seharusnya aku tidak perlu kuliah jika seperti ini. tapi sudahlah… jika dikelas juga akan membosankan. Karena kejeniusanku kemampuanku melebih mahasiswa yang lainnya, hahh… ini susahnya telalu pintar. Ku ingat lagi ucapan professor Jang yang menawariku kompetisi yang sebentar lagi akan datang. Akan sangat menyenangkan jika ada yang bisa mengalahkanku, tapi tidak pernah ada. Aku selalu memenangkan setiap kompetisi yang ku ikuti, jadi tidak menyenangkan.

Ting…

Message from : Eomma

Time                : 23.15 Pm

Uang bulananmu sudah ditransfer. Jaga kesehatan. Tidurlah.

 

 

Gezz, kenapa mereka masih mengirimiku uang? Uang direkeningku sudah terlalu banyak, aku tidak tau cara menghabiskannya.

 

“sudah sampai agashii” ucap ahjussi yang melirikku dari kaca spionnya, tersenyum aneh padaku. Gezzz, dasar orang tua jaman sekarang. Dengan cepat aku turun dan angin dingin pun langsung menyambutku.

000

Mereka bilang sejak aku bertemu dengan dirimu aku berubah. Aku terlihat lebih manusiawi tapi disisi lain juga menyedihkan. Mereka bilang bertemu dengan dirimu adalah kesalahan, sebuah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, kutukan yang mematikan.

Kita saling menatap untuk pertama kalinya dan… pada detik pertama aku sudah menyadarinya… itu adalah kau… dan aku pun tersenyum sebagai manusia untuk pertama kalinya… senyum menyedihkan karena pada detik pertama juga aku menyadarinya… kau dan aku… tidak akan bisa bersama. Mencintaimu… menyiksaku… melepaskanmu… membunuhku… bersama denganmu… akhir dari hidupku. Dalam mimpipun… aku tetap menyedihkan, karena aku tetap memimpikanmu. Aku benar… Tuhan membenciku… Ia membuat kita bertemu… dan dari sekian juta orang Ia memilihmu…

000

147… tanpa perlu kuperintah otakku kembali menghitung sudah berapa kali aku mengetukkan jariku. Beberapa orang yang keluar masuk lift memandangiku aneh, jangaan salahkan OCD ku!!! Oke… ini cukup berisik dan menggangu, tapi aku tidak bisa berhenti oke. Akhirnya aku sendiri juga, masih 10 lantai lagi bosanku melihat angka lift.

Ting.. oke aku tidak jadi sendirian. Kututup mataku dan kusenderkan punggungku, dengan tanganku masih mengetuk. Tidak terlalu memperdulikan siapa yang masuk. Tunggu… vanilla, otomatis kelopak mataku terbuka.

Tapi yeoja itu tidak memakai jaketku biru gelapku, sebaliknya ia memakai jaket pink seperti warna permen cotton yang kusukai, aku hanya bisa menatap punggungnya karena ia berdiri di depanku. Lagi… sepertinya gejala penyakitku kumat, tanpa sadar langkah kakiku mendekat padanya, berdiri dekat dengannya hingga aku bisa lebih baik mencium aroma vanilanya. Ahh… sangat menenangkan. Tunggu… kenapa aku melakukan ini? gezz… apa aku sudah gila? Aku pun kembali mundur dan mengetukkan jariku.

Ting… lantai 23

Dan yeoja itu pun keluar, bersama dengan diriku. Tunggu… dia… tetanggaku. Great. Aku sudah pindah ke sini selama 6 bulan dan ini baru pertama kalinya aku bertemu dengannya. Untuk 1 detik… hanya untuk 1 detik… aku pikir ia bersuara saat aku melewatinya, seperti memanggilku, tapi aku takut… bagaimana jika gejalaku kumat dan melakukan hal yang aneh? Gezz… lebih baik aku langsung masuk.

000

Ini masih pagi dan kepalaku langsung sakit. Ini karena profesor Jang menerorku dengan smsnya, dengan terpaksa aku menyetujui kompetisi itu, hahh akan sangat melelahkan dan membosankan. Seperti biasa.. lagi… dan tidak berubah… saat tidak ada kuliah, aku akan berdiam di dalam kamar, dan baru akan keluar jika ke devil itu menarikku keluar dari dunia kecilku. Ah… ya.. club malam ini.

Setelah selesai membersihkan apartemenku yang sudah bersih… merapikannya walau sudah rapi… kubuka paket yang diberikan eommaku. Sepertinya eommaku datang kemarin.

!!! Siapa yang tidak akan menyumpah jika menjadi diriku. Eommaku mengirimiku buku, dalam keadaan terbuka, dan aku membacanya sedikit… dan aku harus menyelesaikannya sekarang. Yah… 1250 halaman… mati aku!!! Setidaknya ini akan memakan waktu 3 jam. Ahhhh waktu 3 jam ku yang berharga…aku tidak akan pernah menerima paketnya lagi.

Jam 1 siang… tepat… oke aku laapar dan harus makan. Kuambil jaket tebalku yang lain dan keluar dari pintu apartemen.

Oke… another surprise. Kulihat kantong yang digantungkan di pintuku. Apa ini bom? Tunggu… aromanya… lagi… tanpa sadar tanganku membuka kantong yang mencurigakan itu dengan sangat cepat. Jaketku. Dan sebuah note. “gomawo”

Ahh… jadi yeoja itu juga menyadarinya jika kita bertetangga.

Lagi… sepertinya gejalaku kumat. Bukannya kuletakkan di lemari, jaket tebalku kuletakkan di dalam brangkas. Oke? Kenapa aku meletakkannya disini? Bagaimana jika ada pencuri? Bagaimana jika pencuri itu menyentuhnya sehingga aroma vanilanya berubah? Ah ya… lebih baik ku letakkan dalam brangkas lebih aman. Tunggu… kenapa jika memang aromanya berubah? Aish… aku tidak mengerti.  Dan aku lapar.

000

“kau yakin tidak mau menari?” tanya yoona padaku yang hanya meminum whiski entah untuk gelas yang keberapa. 1 lagi keanehanku… aku tidak pernah  mabuk. Tidak pernah…

“nope… sebaiknya kau menari bersama sooyoung. Lihat… dia sudah cukup menggila disana” tunjukku pada yeoja yang dikerumuni oleh 4 namja. Sooyoung sudah mabuk, dan tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.

“anio, aku akan kesana. Kau baby Im, tetap disini bersama mahluk dingin ini” ucap yuri, duh… jika dia tidak segera pergi aku yakin aku sudah memukulnya dengan gelas wishki.

“aish.. kenapa kalian terlalu over protective padaku” ngambek yoona. Memang diantara kami ber-4 kami sangat over protective pada yeoja satu ini. Jawabannya simple, ia terlalu lemah. Jika terjadi sesuatu ia tidak bisa menjaga dirinya sendiri, tidak seperti yuri dan sooyoung yang atlit dan aku yang memang belajar ilmu bela diri. Welll salahkan appaku yang hakim.

“ itu karena kau lemah” jawabku datar. “YAHHH” teriaknya tapi percuma, suara disini sudah terlalu berisik, kau memang harus berteriak jika ingin berbicara.

 

“hey…” ucap salah satu namja yang mendatangi meja kami, temannya yang lain memandang lama paha yoona yang tereskpos, yah… ini club… tapi tetap saja aku memakai jeans ku dan jangan lupakan kaos.

“err… hai” jawab yoona tidak bersemangat. Oke yoona tidak tertarik.

“boleh kami minum bersama kalian?” tanya namja itu masih menatapku.

“tidak” jawabku singkat.

“ayolah… kami orang yang menyenangkan”

“tidak tertarik”

Tiba-tiba kudengar suara keributan. Aish… apa yang mereka lakukan? Kutarik yoona meninggalkan kedua namja yang memandangi kami.

“hey… apa yang terjadi?” tanyaku pada yuri yang memegangi sooyoung yang mabuk. ekspresinya marah, tidak baik.

“Mereka!!! Sudah kubilang untuk berhenti menganggu sooyoung. Tapi  mereka tidak mau berhenti”

“cmon, kami tidak menganggunya. Kami hanya menari bersamanya. Dia hot” balas namja itu dengan senyum yang sangat menarik perhatianku. Yep… aku sangat tertarik untuk menghajarnya.

“arraso. Kalian pergilah”. Hei… aku berusaha menyelamatkan mereka, bisa mati mereka jika aku benar benar menghajar mereka.

Tapi namja itu menahan tangan sooyoung yang sudah tidak sadar.

“Kalian boleh pergi, tapi yeoja ini tetap bersama kami”

Oke.. mati mereka!!!

“hey…” ucapku dan melepaskan tangannya dari sooyoung.

“yah… kau mau ikut? Tentu saja… kami akan sangat senang wanita cantik sepertimu bergabung dengan kami”  godanya, entah… aku ingin muntah

 

“hey… kau tau hal lain yang kubenci?...” kataku dengan sangat dingin sambil tersenyum. Mendengar ucapanku, yoona menarik tanganku. Menenangkanku mungkin maksudnya, sayang tidak berhasil. Kulepas tangan yoona.

 

Tatapanku berubah tajam, aku yakin namja itu juga merasakannya karena tiba-tiba dia menjadi diam.

“ketika ada tangan kotor yang menyentuh temanku”

Dan… beberapa menit kemudian

“saat kukatakan kau pergi, seharusnya kau pergi! Bukan salahku kalau kau harus menderita seperti ini. Tenang saja… tulang yang patah dapat tersambung kembali… yah… kuharap hanya beberapa bulan. Tapi… kalau kulihat kau menyentuh temanku lagi, percayalah… tulangmu tidak akan bisa tersambung lagi, kau tau kenapa? Karena tidak ada yang bisa disambung… aku yakin peliharaan appaku sangat senang menerima daging segar” ucapku pada ke empat namja yang tergeletak kesakitan di lantai.


“kajja…” ajakku sambil membantu membawa memegangi sooyoung yang sudah tidur. Aish anak ini…

Dan bisa ditebak… sopir choi sangat khawatir saat anak majikannya mabuk tidak sadarkan diri.
“aku akan menemani sooyoung, kau pergilah antar yoona pulang” saran yuri. Aku mengangguk mengerti.

Di mobil yoona diam sambil melirikku sesekali. “jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja…” ucapku padanya.

Digeleng-gelengkan kepalanya, seperti biasa… “apa kau tau itu tadi sangat berbahaya, bagaimana jika namja itu memukulmu?” marah yoona, yah…

“kau tau itu tidak mungkin”

“tapi tetap saja…”

“dan kau ingin aku diam saja?”

Mendengar intonasiku yoona kembali diam, dia tau lebih baik diam saat ini.

“siapapun itu… jika ada yang menyakiti temanku, aku akan menyakiti mereka kembali… lebih dari apa yang mereka lakukan. Kau tahu… mereka beruntung karena itu sooyoung… jika itu kau… yoona… aku akan membuat mereka tidak bisa berjalan lagi”.

Ini dia… 1 hal lain yang tidak aku sukai tentang diriku… aku bisa menyakiti orang lain jika ada yang menyakiti orang yang berharga dalam hidupku.

Yoona menghela nafasnya… “arraso… mianhae”

Karena yoona adalah temanku… teman pertama yang kumiliki… teman yang sangat mengenal diriku… temanku yang berharga.

“kuharap ini tiddak masuk berita..” desahku pelan, appaku mungkin akan sedikit kesulitan nantinya.

Kudengar yoona tertawa kecil, “ne… jangan lupaku aku ini adalah artis, imageku bisa berubah jika ini masuk berita”

“cih… arasoooo”

000

 

Didalam lift… kembali jari-jariku mengetuk, tapi kali ini sedikit pelan karena jariku lumayan sakit. Sepertinya aku memukul merekaa terlalu keras, pantas jadi sakit begini. Lagi… kupejamkan mataku… mengantuk. Lagi aku hanya sendirian didalam lift, sekarang sudah jam 2 pagi. Tunggu… apa aku akan bertemu dengannya lagi? Ah… tidak mungkin…mana mungkin…

 

Lagi…. Seperti dejavu…

Kudengar suara lift yang terbuka, langkah kaki yang bergerak masuk, aroma yang sama… aroma yang membuatku gila. Kubuka mataku… gelap… Tunggu kenapa gelap? Apa lift nya rusak?

“ehm..” kudengar suara yeoja didepanku

“ya” bisikku pelan

“sepertinya liftnya rusak” ucapnya dengan suara yang sangat… tidak bisa kujelaskan... sangat menenangkan.

“aaa.. ne” lagi… aku menjadi aneh. Otakku berhenti bekerja. Aku tidak tahu harus berbicara apa.

Brak…

“gwencana?” tanyaku sambil memegangnya, aish… kenapa dengan lift ini? Kenapa berhenti seperti ini? Bagaimana jika dia sampai terjatuh? Terluka?

“ah.. ne, gomawo” bisiknya… hembusan nafasnya bisa kurasakan... hanya beberapa inchi dari wajahku.

Lagi… aku merasa aneh. Tanganku menjadi sangat dingin dan kaku. Degub jantungnya… aku bisa mendengarnya… sangat kencang… tunggu… apa itu degub jantungku?

“apa sebaiknya kita menunggu?” bisiknya lagi. Kumohon… berhenti… jangan bersuara, suaranya benar benar membunuh sel otakku satu demi satu. Semakin aku mendengar suaranya… semakin aku ingin mendekatinya.

“ya… kita… menunggunya” sesakku, bernafas tanpa udara.

Dalam kegelapan… bersamanya… tidak 1 detik pun aku merasa takut. Aku sangat menikmatinya…

“waktu itu… jaketmu… terimakasih” lirihnya lagi, entah kenapa sepertinya jarak kami semakin mendekat. Kupikir jika aku bergerak sedikit saja aku akan menyentuh bibirnya.

“ne..” hanya itu yang bisa kuucap…

“namamu?” tanyaku tanpa berfikir

…. Ia diam… tidak menjawabnya. Detik demi detik yang sangat menyiksa, apa dia marah padaku karena menanyakan namanya?

“tiffany… hwang”

Tiba-tiba lampu lift kembali menyala… dan saat kubuka mataku… sepasang mata coklat lumpur tua menatapku … seoalah mengumpulkan kepingan-kepingan jiwaku… menyusunnya menjadi sempurna… dan mengambilnya…

“tiffany… hwang” bisikku menyebut namanya… nama yang terukir di hatiku… 1 detik… terukir amat dalam…

“tiffany… hwang” bisikku lagi… dari balik matanya… kulihat cermin diriku… senyuman sedihku… aku… dia… merasakannya… karena aku juga melihat senyum sedihnya…

“mianhae…” lirihnya

1 kata… hanya 1 kata... 1 kata yang membuat kami mengerti…

“mianhae…” lirihku… maaf karena aku bertemu denganmu… maaf karena kau belahan jiwaku… maaf karena aku seorang wanita… karena kita wanita…maaf karena kita tidak bisa bersama.

Ting… pintu lift terbuka

Dengan perlahan… ia menjauh dariku… langkah demi langkahnya… menyakitiku… seperti tali erat yang melilit tubuhku… semakin jauh ia melangkah meninggalkanku… semakin kuat tali ini menyakitiku… Tuhan… membenciku… Ia menciptakanmu… begitu sempurna… Ia membuat kita bertemu… dan dari sekian juta orang Ia memilihmu… tapi ia tidak mengjinkan kita bersama.

 

 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet