Please loving me, eomma

Description

Aku hanya ingin kau mencintai ku layak nya anak mu yang lain..

Foreword

Annyeong~ aku membawa ff entah ini bisa di bilang yah cuma iseng . malah jadi nya gini .. Kkk 

 

                         ----HAPPY READING----

 

 

Sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia dengan dua anak laki laki nya yang masih kecil.

 

"Eomma aku ingin susu strawberry" Anak pertama yang bernama baekhyun merajuk manja kepada ibu nya.

 

"Aku juga mau eomma" Anak kedua pun tak mau kalah ia bernama chanyeol. Ibu mereka hanya tersenyum melihat tingkah menggemas kan dari kedua anak laki lakinya.

 

"Ne tunggu sebentar nak, ini akan segera siap" triak Ny.Cho dari arah dapur seraya memegang perut nya yang kian membesar. Yah seohyun sedang hamil anak ketiga. Ia berharap anak ketiga ini perempuan. 

 

Tiba tiba sebuah jeritan terdengar dari arah dapur..

 

"Aaaa appo" triak Ny.cho kesakitan

 

"Eommaaa" kedua anak nya menghampiri ibu mereka dan betapa terkejut nya mereka melihat ibunya terjatuh di lantai. Mereka menangis, baekhyun berlari meminta bantuan orang rumah. Dengan terus menangis baekhyun kecil berlari. Ia sangat takut.

 

      ---**-----

 

Sebuah senyum terlukis dari wajah baekhyun dan chanyeol. Adik nya telah lahir dengan selamat ke dunia. Seohyun memutuskan untuk memberi nama anak ketiga nya ini Cho Sehun.. Kkk dia tampan mirip dengan kyuhyun sang ayah.Tapi dimana ayah mereka? Kemana Tn.Cho? 

--------

"Apa benar ini kediaman tuan cho kyuhyun?" sebuah suara berat terdengar dari arah luar, seo keluar dengan menggendong bayinya.

 

"Iya benar saya istrinya?"

 

"Tuan cho mengalami kecelakaan mobil nyonya. Dan nyawanya tak dapan tertolong lagi karna ia mengalami pendarahan yang cukup parah di bagian kepalanya" jelas polisi itu dan betapa terkejutnya seohyun ia tak bisa menahan semua ini dan.. gelap~

 

       ----**----

 

Pemakaman Tn.Cho pun selesai, linangan air mata terus berjatuhan. Seohyun menatap nanar batu nisan suaminya. Chanyeol kecil terus menangis, sedangkan baekhyun dia hanya sesekali menghapus bulir air yang membasahi pipinya. Ia mencoba kuat menghadapi semua ini.

 

-skip-

 

"Eyaa eyaa.." tangis bayi terdengar di kediaman cho. 

 

"Bisakah kau membuat nya diam" ucap seohyun kesal pada baby sitter nya. Lalu berjalan ke kamarnya untuk tidur. 

       ---------- 

 

Sudah tahun ketiga seohyun menghadapi hidup nya tanpa suami nya kyuhyun, dan sudah tiga tahun juga ia mengacuhkan bayinya. Ia seperti tak menginginkan sehun hadir dalam hidup nya. Berbeda dengan sehun, dua kakak nya selalu mendapat perhatian yang cukup oleh seohyun.

 

"Eomma susu" rajuk sehun kecil dengan logat cadelnya berjinjit jinjit di bawah kaki jenjang seohyun yang sedang memasak.

 

"Yoona eonni" triak seohyun memanggil kakak perempuan nya yang ia jadikan baby sitter sehun.

 

"Waeyo hyunie?" 

 

"Buatkan dia susu, dan jauhkan dia dari kaki ku" seohyun menatap sehun datar. Yoona langsung menggendong sehun dan ia pergi menjauh dari seohyun. Kebiasaan seperti ini lah yang selalu seohyun lakukan sepeninggal kyuhyun suaminya . konyol bukan?

    

                -------****------

 

"Brem .. Brem.." gumam chanyeol sambil terus memainkan mobil mainannya.

 

"Eoh kau berisik sekali yeolie" kesal baekhyun, pasal nya kini ia sedang mengerjakan pr sekolahnya. Dan tiba tiba yoona datang.

 

"Omo sehunie" kaget chanyeol dan langsung mendekat kearah yoona. 

 

"Gwaenchana yeolie dia hanya terjatuh tadi" kini yoona mulai mengobati luka di lutut sehun. Sehun sedikit meringis kesakitan. Tapi ia sama sekali tak menangis. Lalu yoona pergi karna ada urusan yang mendadak di belakang.

 

"Gwaenchana?" tanya baekhyun sang kakak tertua. Sehun kecil menggeleng kepala dengan cepat. 

 

"Yeolie ambil kan botol susu sehunie di atas meja itu" perintah baekhyun sang kakak. Chanyeol berlari kecil kearah meja, lalu kembali dengan botol yang di maksud kakaknya.

 

"Ini"

 

"Kau mau minum?" tanya baekhyun sehun hanya mengangguk mengiyakan. Dengan sigap sehun meminum susunya.

 

"Minumlah yang banyak, agar kau tumbuh tampan seperti ku" puji baekhyun bangga lalu mengusap puncak kepala sehun.

 

"Yak !! Tampan seperti ku baru iya" chanyeol kini tak mau kalah.

 

"Percaya diri sekali kau"

 

"Huh apa" 

 

Sehun sedikit tertawa kecil melihat pertengkarang kedua kakak nya. Lalu baekhyun dan chanyeol saling menatap satu sama lain. Dan pada akhirnya mereka tertawa bersama.

 

Dari kejauhan terlihat seseorang yang sedang mengamati ketiga anak nya. Sebuah lengkungan senyum terlukis di wajah nya, namun sedetik kemudian berganti dengan wajah yang terbilang datar. Yah dia seohyun ibu mereka.

 

15 tahun kemudian~

 

 

 

"Aku pulang" triak baekhyun memasuki rumah nya dan di sambut oleh ibunya, seohyun dengan sebuah pelukan.

 

"Bagaimana pekerjaan mu nak" 

 

"Baik eomma, minggu depan mungkin aku harus ke jepang" 

 

"Euum pasti eomma akan merindukan mu baekie" ujar seohyun mengusap rambut baekhyun sayang. Tiba tiba chanyeol datang dari arah belakang.

 

"Hyuuung lama tak berjumpa" sapa chanyeol memeluk baekhyun cukup lama.

 

"Lepaskan bodoh" baekhyun mulai kesal karna kebiasaan chanyeol jika memeluk nya adalah seperti ini. Ia takut kalau kalau dia punya kelainan. Hii membayangkan nya pun baekhyun merasa jijik.

 

"Kemana sehunie eomma?" tanya baekhyun mencari adiknya. Seohyun hanya diam, baekhyun kira selama dia pergi ibunya akan berubah. Dan mulai menyayangi sehun seperti halnya dia menyayangi nya dan juga chanyeol.

 

"Dia belum pulang" ucap seohyun datar

 

Baekhyun yang mengerti pun hanya bisa menganggukkan kepala ber oohh riya. Yah kini baekhyun sudah tumbuh dewasa dengan umur 25 tahun, kini ia harus mengelola perusahaan mendiang ayah nya.

 

Dan chanyeol kini genap berusia 21 tahun dan sebentar lagi ia akan mengikuti jejak sang kakak untuk mengelola perusahaan setelah ia lulus dari kuliah nya. Sedangkan si bungsu sehun kini berusia 18 tahun ia tumbuh dengan baik. Dia masih besekolah tingkat 3.

 

Beberapa hari ini kesehatan seohyun mulai memburuk. Ia merasa nyeri di bagian perut. Seohyun hanya bisa tidur di atas kasur nya.

 

"Eonnii ... Eonni.. " panggil seohyun lemah. Tak ada sautan apa pun. Seohyun memutuskan untuk berdiri. Namun karna kondisi fisiknya yang lemah. Ia terjatuh dan *praaank

 

"Omo !! Eomma gwaenchana" pintu kamar seohyun terbuka, dan menampilkan sehun yang menghampiri nya cemas.

 

"Jauhkan tangan mu dari tubuhku" tepis seohyun.

 

"Eomma.." suara sehun melemah. Seohyun menahan tangis nya.

 

"Wae eomma wae.. Aku juga anakmu-" 

 

"Kau bukan anakku" potong seohyun berusaha bangun. Sehun menghembuskan nafas berat. 

 

"Eomma aku ini anakmu eomma" sehun berucap dengan nada bergetar.

 

"Pergilah" 

 

"Tapi-" 

 

"Pergii.." bentak seohyun. Sehun tersentak

 

"Baiklah. Jaga dirimu baik baik eomma" sehun berucap dengan datar dan pergi dari kamar ibunya.

 

"Uhuk uhuk..." seohyun terbatuk dan ia menangis di sela sela batuk nya. Tak tau kalau sehun mendengar tangis nya di balik pintu. Ia menatap nanar pintu kamar ibunya.

 

 

        -----***-----

 

Seminggu setelah kejadian sehun selalu pulang larut malam. Tanpa sepengetahuan keluarganya ia bekerja paruh waktu. Padahal keluarga cho merupakan keluarga terkaya ke 2 di negaranya. Lalu apa maksud dari sehun dia bahkan masih berstatus siswa.

 

"Eomma aku pamit , jaga kesehatan mu ne" ucap baekhyun mencium kening seohyun dan memeluknya. Ibunya hanya diam telukis dari wajah nya yang pucat ia tak ingin baekhyun pergi.

 

"Jaga diri mu baik baik disana baekie" 

 

"Ne eomma . pasti" baekhyun berucap lalu pergi dari balik pintu kamar ibunya.

 

"Kau persis seperti appa mu baek, pekerja keras" seohyun bergumam tak jelas. Karna suaranya yang semakin hari semakin melemah.

 

Di luar baekhyun pun berpamitan kepada kedua adiknya.

 

"Yeolie jaga diri mu baik baik ne. Jaga sehun dan juga eomma" baekhyun berkata seraya memeluk chanyeol. Chanyeol menangis.

 

"Eoh kau menangis?"ucap baekhyun lagi. Chanyeol menanggapinya dengan senyuman.

 

"Aniyo.. Ne aku akan menjaga mereka hyung" chanyeol menjawab seraya menghapus air mata nya yang tertinggal di pipi.

 

"Sehun odiga?"

 

"Molla dia tak pernah di rumah hyung akhir akhir ini"

 

"Haash benarkah? Kema-"

 

"Aku pulang~" triak sehun dan terkejut melihat tatapan mematikan dari kedua kakak nya.

 

"Dari mana kau bocah?" tanya baekhyun dengan kedua tangan di samping pinggangnya.

 

"Dari rumah teman hyung" sehun berkata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

"Kau mau kemana hyung, rapi sekali" ucap sehun lagi.

 

"Yak ! Jangan mengalihkan perhatian" chanyeol berhasil memukul dahi sehun.

 

"Mianhae hyung tapi sungguh aku dari rumah kim jong in temanku. Kau tidak percaya? silahkan kau hubungi dia" sehun mencoba menjelaskan dan mengeluarkan ponselnya.

 

"Aish sudah sudah. Bisa bisa aku ketinggalan pesawat jika terus disini" baekhyun mulai kesal dan hendak pergi.

 

"Oiya sehunie, hyung mu ini mau pergi kau tak mau memeluk ku?"

 

"Nde.. Hyung k-kau mmau perrgi?" 

 

"Ne jaga dirimu baik baik ya. Jangan menyusahkan chanyeol hyung selama aku pergi. Arraso?" baekhyun memeluk sehun ia benar benar akan rindu pada adik adik nya ini. Sehun membalas pelukan baekhyun.

 

       -----****-------

 

5 hari setelah kepergian baekhyun keadaan seohyun bertambah parah. Namun dia hanya diam saja, itulah seohyun dia orang yang keras kepala.

 

"Uhuk.. Uhuk.. " seohyun terbatuk tapi batuk ini tak biasa. Dan benar saja keluar sebuah cairan kental berwarna merah dari batuknya tadi.

 

"Chanyeol.." panggil seohyun lemah. Tak ada jawaban sama sekali. Seohyun mencoba bangkit dari kasurnya kemudian keluar. Dan betapa terkejut nya ia mendapati sebuah bingkisan bisa di bilang seperti kado. Ia meraih bingkisan itu.

 

Ada kartu ucapan di sana

 

To : Eomma ku yang paling cantik

 

~selamat ulang tahun eomma, emm kau lupa ya ini hari ulang tahun mu . kkk aku harap kau menyukai hadiah ini eomma. Aku menyayangimu. Eomma saranghae~

 

Petanda 

-Anakmu-

 

Seohyun tersenyum membaca kartu ucapan ini, ia bahkan lupa jika hari ini hari ulang tahun nya. Dia yakin ini pasti pemberian chanyeol. Dia membuka kado tersebut. 'Kalung' batin nya. Segera dia memakainya. Lalu berjalan ke arah dapur.

 

"Eomma " kaget chanyeol karna ibunya turun dari tempat tidurnya.

 

"Kajja eomma duduk lah disini" chanyeol menuntun ibunya untuk duduk.

 

"Gomawo untuk kadonya yeolie" seohyun berkata seraya memeluk chanyeol. Namun chanyeol malah bingung oleh sikap ibunya.

 

"Eomma bahkan aku baru akan memberi mu kado" jawab chanyeol mengeluarkan kadonya.

 

"Nde.. Lalu ini dari siapa? Apakah mungkin baekhyun?" lagi lagi seohyun berucap kebingungan.

 

"Apa mungkin itu dari sehunie eomma" tebak chanyeol 

 

"Tidak mungkin, bahkan dia tak tau tanggal berapa aku ulang tahun" seohyun tampak tak percaya namun entah hati kecilnya berkata iya. 

 

Sementara di ruang makan terlihat perdebatan kecil antara Ny.Cho dan juga chanyeol. Sehun menatap nanar pemandangan itu, bahkan ibunya sendiri tak mempercayai itu kado dari nya hasil jerih payah nya. Setetes bening jatuh, lalu dengan cepat ia menyerka air matanya. "Selamat ulang tahun eomma" ucap sehun begitu kecil seperti sebuah bisikan.. Lalu ia pergi.

 

-------***------

 

Beberapa hari setelah hari ulang tahun seohyun, sehun tetap bekerja entah apa yang ada di pikiran nya. Yang jelas dengan bekerja maka ia tak akan merasa cemburu melihat ibunya begitu menyayangi hyung nya sendangkan dengan ia? Ck, bahkan berbicara dengan sehun pun tidak pernah.

 

"Mau pesan apa" sehun menyodorkan buku menu.

 

"Eoh ne gom-- sehunie !!" chanyeol kaget bukan main. Apa yang di lihat nya ini , adik nya bekerja sebagai pelayan restoran. Ini konyol !!

 

"Hyung..jebal mianhe hyung ak-"

 

"Apa kau bodoh ha !!" chanyeol membentak sehun dia marah jelas dia marah kakak mana yang tidak marah melihat adik kesayangan nya bekerja, bahkan ia pernah berpesan 'cukup pikirkan ujian sekolah mu jangan berpikir yang lain lain.arra' tapi apa yang dia lihat.

 

"Maaf.."

 

"Ikut aku !!" chanyeol menyeret sehun dan yah sehun hanya menurut.

 

"Hyung minahae hyung.. Awalnya aku hanya membantu jong in teman ku, tapi aku rasa aku menyukai pekarjaan ini dan apa salah nya bekerja seperti ini aku hanya ingin mandiri dan tak - " *Plaaakkk

 

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi sehun.

 

"Mandiri katamu !! Kau tau baekhyun hyung dia mati matian bekerja membangun perusahaan mendiang appa dan kau bilang apa kau tak mau menyusahkan kami. Kau benar benar tak- "

 

"Tak tau diri begitu. Cih bahkan kalian tak pernah menghawatirkan ku bukan" sehun berucap remeh

 

"Jaga ucapan mu sehun !!" geram chanyeol ia hendak menampar sehun untuk kedua kalinya. Namun, ia urungkan.

 

"Tampar aku tampar lah. Bila perlu bunuh aku hyung bunuh" sehun berkata dengan suara meninggi dan *Plaaaak 

Tangan chanyeol berhasil menampar pipi sehun untuk kedua kali nya. Kini sehun memilih untuk pergi. Pergi sejauh jauh nya.

 

Chanyeol meruntuki kebodohan nya yang tak bisa mengendalikan emosi. Dia menyesal. Suara dering ponsel membuyarkan lamunan nya.

 

"Yeoboseyo hyung.."

 

"...."

 

"Kau dibandara?"

 

"..."

 

" ne baiklah tunggu disana, aku akan menjemputmu hyung.."

*pip*

 

Sementara di rumah, seohyun merasa bosan harus terus berada dalam tempat tidurnya. Ia memilih untuk keluar. Entah apa yang ia pikirkan ia mendadak ingin ke kamar anak nya chanyeol.

 

"Astaga berantakan sekali" sehun berkata seraya merapikan kamar chanyeol. Sesekali ia bergumam tak jelas. 

 

"Astaga chanyeol, baju baju kotor nya masih disimpan nya di sini" ibunya berkata lagi, lalu ia mengambil baju baju kotor chanyeol bermaksud untuk mencucinya. 

 

Saat melewati kamar anak bungsunya sehun, entah kenapa hatinya terdorong untuk melihat nya dengan kondisi pintu yang sedikit terbuka, ia kemudian membukanya lebar dan masuk. Betapa terkejut nya ia kamar sehun begitu banyak pernak pernik tentang seohyun. 

 

"Apa anak itu menyukai ku?" 'bodoh pertanyaan macam apa ini' batin seohyun. Dia meletak kan tumpukan baju baju chanyeol di pinggir pintu. Ia berjalan melihat lihat kamar sehun. Satu kata terbesit di pikirannya 'rapih' . setelah puas melihat lihat, ia merasa lelah dan ia akhir nya duduk di tepian tempat tidur sehun.

 

"Huaaa aku rasa aku mengantuk" seohyun mencoba menidur kan diri nya, tapi ada sesuatu yang mengganjal di balik tubuh nya. Benar saja ada sebuah buku. 

 

"Buku diary? Apa ini milik sehun?" seohyun bergumam. Entah ada angin apa ia begitu penasaran lalu membuka lembar demi lembar buku itu. 

 

Seohyun tersentak dia menangis menangis meratapi keegoisan nya ternyata sehun anak bungsunya lah yang sudah mendonor kan ginjal nya untuk dirinya dan ia juga rela bekerja paruh waktu demi membeli kalung hasil jerih payah nya sendiri. Dan seohyun sampai saat ini masih mengacuhkan nya. Dia benar benar menyesal. Seohyun bangkit lalu hendak pergi , namun tanpa sengaja ia menyenggol foto sehun. Entah firasat apa ini hati seohyun benar benar tak tenang.

 

"Sehun eomma harap kau baik baik saja" lalu ia pergi keluar dan pada saat yang bersamaan ada sebuah mobil dimana disana terdapat chanyeol dan baekhyun. Seohyun masih terus menangis.

 

"Eomma waeyo" chanyeol melihat ibunya takut.   

 

Kalian hanya berdua? Mana sehun?" tanya ibunya melihat lihat tempat duduk mobil nya.

 

"Aa itu tadi aku dan sehun bertengkar eomma"

 

"Apa !!"

 

"Iya dan dia pergi entah kemana. Ini semua salah ku eomma" sesal chanyeol

 

"Lebih baik kita cari sehunie saja, palii" ajak baekhyun dari dalam mobil. Keduanya pun setuju. Dan kemudian mobil itu melesat dengan cepat.

 

    -----*****-----

 

Sementara di tempat lain, terlihat seorang namja yang sedang berdiri di depan sebuah kuburan. Yah dia sehun.

 

"Annyeong appa, anakmu yang tampan ini datang lagi..Kkkk" sapa sehun dengan sedikit candaan nya.

 

"Appa apa hidup di surga begitu menyenangkan? Jika ia jemput aku appa. Aku ingin merasakannya. Aku sudah bosan hidup di dunia ini. Ini begitu tidak adil untuk ku" sehun berucap dengan sedikit lemah dan menahan tangisnya.

 

"Ah appa seperti nya aku harus pulang. Annyeong appa, saranghae" pamit sehun dan tak lupa untuk mengusap pelan batu nisan yang bertuliskan nama appanya.

 

       ----****----

 

Sehun berjalan dengan lemas nya, ia seperti tak punya kekuatan lagi. Sungguh kini ia merasa sakit di bagian perut nya. Ah ini pasti karna ginjalnya. Tapi sehun tak menghiraukan itu semua. Ia hanya menatap nanar jalanan di depan nya.

 

"Sehuun.." triak seohyun dari sebrang jalan. Sehun menoleh dan sontak ia kaget. 'Apa ini mimpi' batin sehun.

 

"E-eomma.." sehun berucap dengan sulit, lalu ia tersenyum ia melihat ini nyata. Dia ibunya, dan dia memanggil namanya. Tanpa berpikir panjang ia langsung lari kearah ibunya. Namun tiba tiba dari arah berlawanan terlihat sebuah mobil dengan kecepatan bisa di bilang tinggi. Dan *braak

 

"Tidaaak sehun.." triak ibunya lagi. Tubuhnya melemas, tepat di depan nya sehun terbanting beberapa meter. Dan kemudian beguling. Seohyun segera berlari sekuat tenaga dengan linangan air mata di pipinya. Baekhyun dan 

Chanyeol pun ikut berlari.

 

"S-se-hun .." seohyun langsung ketakutan anak nya tak dapat tertolong lagi.

 

"Bangun nak bangun. Maafkan eomma"      

 

"E-eom-mah.." sehun berucap terbata dan tersenyum.

 

"Ne sayang ini eomma.."

 

"H-hyu-ung.." 

 

"Ne sehunie, ini hyung mu.." jawab chanyeol seraya memegang tangan sehun.

 

"Bertahanlah sehunie hyung akan membawamu ke rumah sakit.." kata baekhyun di sela tangis nya

 

"A-anih-yo, aaku sudaah tak kuat lagi hyung" sehun berucap terbata bata. Seohyun menggeleng cepat.

 

"Aniyo nak kau tak boleh pergi. Eomma mencintai mu nak. Kumohon bertahanlah" mendengar kata kata ibunya sehun hanya tersenyum..

 

"Aku akan menemani appa untuk eomma, saranghae eomma.." kata kata sehun sontak membuat tangis seohyun pecah.

 

"Tidaaak.." seohyun menangis sejadi jadinya, baekhyun hanya menatap nanar adik bungsu nya yang harus mati dengan tragis seperti ini.

 

 

~Kadang apa yang kita perbuat tak pernah terfikir terlebih dahulu ujung nya akan seperti apa, dan pada akhirnya keegoisan lah yang membuat kita buta. Hingga akhirnya kita menyesal akan apa yang telah kita perbuat~

 

              -End-               

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet