THE BOY NEXT DOOR (CHAPTER 4)

The Boy Next Door

"Sekali lagi aku sangat berterima kasih.." So jung mengatakannya dengan tulus. Jong in tersenyum "Anytime.." Jawabnya sambil menatap kearah so jung lekat.

 

***

 

         So jung duduk di sofa dekat jendela kamarnya, ia duduk sambil memeluk kedua lutut seraya memperhatikan jendela di sebrang kamarnya yang masih terlihat gelap. Tak beberapa lama, lampu terlihat menyala dan senyuman so jung pun langsung mengembang, gadis cantik tersebut terlihat senang begitu ia tahu sang pemilik kamar sudah ada disana.

Angin malam berhembus masuk kedalam celah kecil jendela so jung yang dibiarkan terbuka, kesegarannya menyembur halus ke wajah cantik gadis tersebut. Hembusan angin tersebut sama percis seperti kim jong in, si lelaki tampan yang akhir akhir ini sering mengganggu pikiran so jung. Tetangga barunya yang secara tak diduga menyambar ke kehidupan so jung saat ini dan secara halus menyentuh hati so jung perlahan demi perlahan.

 

***

 

"SO JUUUUNNG..!" Seseorang berteriak di koridor sekolah dan suaranya sama besarnya seperti suara bel yang dapat didengar oleh seluruh penghuni sekolah ini.

"Yaaa! Choi sulli.." Suaraku keluar setengah berbisik sambil mengangkat jari telunjuk di depan bibirku.

"Jung soo jung! Kau baik baik saja?! Kau kemana kemarin? Ibumu menghubungiku ia bilang kau hilang, aku panik mendengarnya.. Sebenarnya kau kemana?!" Sulli berbicara tanpa henti.

"Ya.. Ya.. Yaa.. Kemanhae.. Aku baik baik saja" kataku. "Dan aku tidak hilang, aku hanya tersesat.." Tambahku.

"Bodoh! Kau tersesat dimana? Kenapa bisa? Lalu bagaimana kau sampai dirumah?" Katanya dan suara bel pun berbunyi menyelamatkanku dari pertanyaan sulli yang bertubi tubi.

"Kajja.. Kajja! Kita bisa terlambat" Aku akan menceritakan semuanya nanti..." Kataku sambil menyeret sulli masuk kedalam kelas

"Yaa! Kau belum menjawab pertanyaanku" protes sulli.

 

"Jadi kemana kau semalam?" Tanya sulli yang tak henti penasaran dengan hilangnya aku semalam.

"Aku tertidur di bis setelah kita berpisah, dan saat aku bangun bisnya sudah jalan jauh dari halte rumahku.. Aku memutuskan untuk turun dan ponselku mati saat itu dan tamatlah riwayatku.." Aku menggigit sandwich ditanganku.

"Mwoo?! Bisa bisanya.." Komentar sulli. "Lalu bagaimana bisa kau akhirnya pulang?" Tanya sulli lagi.

"Seseorang datang menolongku, sepertinya aku sedang beruntung kemarin" aku tersenyum tanpa direncanakan, mengingat kejadian semalam dadaku kembali berdetak kencang.

"Dugu?" Sulli kembali penasaran. Gerombolan lelaki masuk kedalam kantin dan menyita perhatianku. Aku menatap seseorang di jajaran paling belakang, ia berjalan kalem dan tiba tiba saja mata kami bertemu.

"Siapa yang menolongmu?" Aku mendengar pertanyaan sulli tanpa memalingkan tatapanku pada seseorang yang ada disana.

"Tetanggaku.." Jawabku pada sulli, kim jong in menatapku dan tersenyum padaku. Ia melambaikan tangannya rendah kearahku, aku membalas senyumnya malu malu dan memalingkan kedua mataku darinya dan wajahku merona tiba tiba.

"Hmmm... Kau memang sedang beruntung, jika tetanggamu itu tidak menemukanmu hidupmu akan benar benar tamat" komentar sulli.

Aku hanya mengangguk sambil menggigit sedotan sodaku dan memikirkan kejadian semalam tanpa menghiraukan ocehan sulli.

 

Aku duduk di kursi batu yang ada di halaman depan sekolah, menunggu sulli untuk pulang bersama seperti biasa. Entah hari ini kelas drama yang keluar lebih lama atau aku yang keluar dari kelas dance sangat cepat.

"So jung-a..." Sulli berlarian dari dalam gedung sekolah menghampiriku. "Apa kau menunggu lama? Mianhae.." Katanya sambil terengah engah.

"Lumayan.." Jawabku lesu,

"Waeyo?" Tanyanya “kenapa mukamu begitu”

"Hari ini ada pemilihan tim inti dan aku hanya terpilih menjadi orang yang akan menggantikan mereka yang terpilih jika memang harus digantikan" Kataku pasrah, "bisa dibilang arti lain dari 'kau tidak terpilih menjadi anggota dance' atau 'lebih baik kau menonton saja'" katakku agak jengkel.

"Waeyoo.... semangatlaahh!!” sulli merangkul bahuku dengan erat. “tim inti tidak selamanya selalu mereka, terkadang dikala penampilan salah satu dari mereka turun kaulah yang akan menggantikannya jadi kau juga harus siap..” ujar sulli, aku tahu ia terdengar tengah menyemangati aku.

Aku memeluk lengan gadis tersebut. “kamsahamnisa sulli-ah..” ujarku tulus.

“semangatlah so juung…” katanya dengan bersemangat.

 

“kau yakin tak mau aku antar sampai dirumah? Jika kau ketiduran dan tersesat lagi bagaimana?” tanya sulli.

“eiyy.. kwaencana..” kataku, “kali ini aku tidak akan tertidur dan akan sampai dirumah dengan selamat, kau tenang saja”

“jinjja? Apa kau yakin?!”

“iyaaaaaa, pergilah bismu datang..” aku mendorong tubuh sulli saat bis dengan jurusan rumah sulli datang.

“arraseo arraseo…” katanya, “kau hati hati yaa..” ia melambaikan tangannya ke arahku.

“neee…” aku membalas melambaikan tanganku padanya, dan bis yang ia naikki pun berangkat pergi tinggal aku dan beberapa orang di halte ini yang tersisa. Aku duduk di tempat yang kosong sambil menunggu bis jurusan rumahku datang. Aku mengurungkan niatku untuk memakai headset dan mendengarkan lagu, untuk menghindari kejadian kemarin.

Tak lama bis yang harus ku naiki datang, aku bangkit dari tempatku dan berdiri di antrian bersama orang orang yang akan naik bis yang sama denganku. Saat pintu bisnya terbuka, dengan aman semua orang naik satu bersatu dan begitu pula dengan aku. Bis terlihat tak begitu penuh hari ini, banyak bangku kosong yang tersisa bagiku, aku duduk di salah satu kursi yang kosong didekat jendela dan tak lama bispun kembali melaju, namun belum beberapa jauh bis yang kunaiki tiba tiba saja berhenti dan pintunya kembali terbuka sepertinya ada orang yang tertinggal. Aku dan seisi bis menatap kearah pintu bis untuk melihat siapa orang yang baru saja akan naik tersebut.

“eoh..” gumamku saat melihat orang tersebut, ia menatap kearahku dan tersenyum. Setelah membayar ongkos bisnya ia kembali menatapku sambil berjalan kearahku lalu duduk di samping kursiku.

“lain kali kita pulang sama sama ya..” katanya padaku, nafasnya terengah engah seperti habis berlari

“kim jong in..” gumamku lagi. Ia tersenyum lagi sambil menata nafasnya agar kembali normal, “kau habis berlari?” tanyaku penasaran.

Ia mengangguk, “aku khawatir ada yang tersesat lagi..” katanya menyindirku.

“nee?” kataku. Jong in terkekeh geli.

Kami turun bersama sama saat bisnya tiba di halte pemberhentian kami. Aku berjalan berdampingan dengan jong in dan seperti biasanya dadaku terasa panas dan degup jantunku menjadi dua kali lebih cepat dari normalnya.

“bagaimana di kelas dance hari ini?” tanya jong in membuka pembicaraan.

 Aku menatapnya dan mengangkat kedua bahuku, “aku terpilih menjadi sekumpulan orang orang pengganti” kataku sarkastik. “lagi pula aku tak terlalu percaya diri dengan kemampuanku”

Jong in menatap kearahku dan aku tak berani membalas tatapannya, “bagaimana denganmu? Kau pasti ada di tim inti bukan..” kataku sambil menatap aspal jalan.

Jong in tersenyum, “menari harus datang dari dalam hatimu, itu yang membuat pikiran dan gerakanmu menjadi satu dan tarianmu dapat dinikmati oleh orang yang menontonmu dan oleh dirimu sendiri” jelasnya, aku hanya diam dan memperhatikannya.

“jadi apa bedanya kau ada di dalam tim inti atau bukan? Itu hanya masalah waktu saja..” ia kembali tersenyum padaku, dan aku tak mampu berkata apa apa. Aku hanya diam dan menatapnya, mencerna setiap ucapannya dan memikirkan apa yang ia katakan kepadaku.

"Kau harus berusaha agar waktu itu datang untukmu.." Ujar jong in. “kau tak boleh patah semangat... Eoh?” katanya sekali lagi, ia menatapku dengan tulus.

Aku tersenyum bahagia, “aku baru saja mendengar kata kata itu dari sulli” candaku.

Jong in kembali tersenyum, “memang itu yang harus kau lakukan” katanya.

Aku mengangguk anggukan kepalaku. “kamsahamnida..” kataku tulus.

Jong in menghentikan langkahnya saat berada didepan gerbang rumahku, begitu pula denganku. Ia berdiri didekatku dan menghadap kearahku dan jantungku kembali berpacu.

“terima kasih untuk apa..” ia mengacak acak rambutku sambil tersenyum begitu manis tepat didepan wajahku saat ini. “masuklah..” katanya lagi, dan aku masih terpaku di tempatku.

“masuklah sudah malam..” katanya untuk kedua kalinya

“ahh nee..” kataku setelah tersadar, “kalau begitu aku masuk dulu..” ia mengangguk dan aku membalikkan tubuhku. Aku berjalan hati hati dan jong in masih memperhatikanku di belakang. Aku malu, senang, dan sangat senang sekali, bagaimana ini jantungku terus berdetak dengan kencang sangat menggangguku tapi aku senang dengan semua ini. Ada apa denganku?

 

***

 

Soo jung berjalan ragu ragu, matanya melirik kanan dan kiri mencari cari ruangan yang harus ia datangi saat ini. Ia terus mencari cari diantara pintu pintu yang sudah ia lewati, "ahh ini dia.." Katanya menunjuk sebuah pintu berwarna merah, 'studio 4' begitu tulisan yang tergantung di depannya.

"Annyeonghaseyo.." Ia membuka pintunya ragu ragu, soo jung menatap ke dalam studio berukuran kecil tersebut dan melihat Seseorang tersenyum dibalik sebuah piano yang ada didalamnya.

"Kau sudah datang?" Sapa lelaki bermata besar tersebut, "masuklah.." Ujarnya dengan sangat ramah.

"Ahh nee.." Soo jung masuk kedalam studio dengan hati hati dan menutup pintunya lagi.

"Mianhe.. Apakah kau sudah menunggu lama? .. Kyung soo Sunbae?" Tanya soo jung, ia ragu ragu memanggil lelaki tersebut dengan panggilan apa.

Kyung soo tertawa geli mendengar soo jung yang memanggilnya sunbae dengan nada yang kaku, "santai saja, kau tidak perlu memanggilku seperti itu" katanya. Kyung soo tak terlihat kikuk, lain halnya dengan soo jung.

"Mianhe... Nada kakuku sangat jelas terdengar ya?" Kata soo jung sambil menggaruk garuk kecil pangkal kepalanya.

"... Hmm lumayan.." Kata kyungsoo dengan senyumannya yang tak pernah lepas dari wajah tampan itu.

"Ahhh, sepertinya kita belum berkenalan secara formal ya.." Ujar kyung soo, ia bangkit dari tempatnya "do kyung soo im nida.." Dengan sopan ia merendahkan tubuhnya.

"Ahh... Soo jung im nida" soo jung pun ikut memperkenalkan dirinya sambil membungkuk sopan pada kakak kelasnya tersebut. "Senang berkenalan denganmu.." Tambahnya lagi.

"Sepertinya dikemudian hari kita akan lebih sering bertemu, jadi mohon kerja samanya ya.." Ujar kyung soo menghangatkan suasana mereka.

"Nee.." Ujar soo jung.

"Apakah kau bisa bermain alat musik?" Tanya kyung soo, ia duduk kembali di kursinya sambil memainkan piano dihadapannya.

"Aku bisa bermain gitar, dan sedikit piano.." Jawab soo jung, gadis tersebut sudah dapat sedikit mencair tidak terlihat kaku lagi.

"Kau bisa membaca not balok kalau begitu.." Tanyanya lagi. Soo jung menjawab dengan mengangguk anggukan kepalanya.

"Huaa debbak, couch tak salah memilihkan aku partner.." Ujar kyung soo dan membuat soo jung malu. "Mungkin diakhir semester nanti kita akan ditugaskan untuk menciptakan lagu.." Kata kyung soo, "jika kau mulai memikirkan beberapa nada kita bisa diskusikan bersama untuk menjadi bahan lagu yang akan kita ciptakan.."

Soo jung lagi lagi mengangguk namun anggukannya kali ini terlihat lebih bersemangat, sepertinyan gadis cantik tersebut sudah mulai menyukai kehidupannya di sekolah barunya tersebut.

 

***

‘KRIIIINNG..’ bunyi bel istirahat kedua berbunyi, seluruh murid tampak kegirangan dengan bunyi bel tersebut karna beberapa sudah merasa bosan dan ingin cepat pulang bahkan beberapa ada yang merasa ngantuk dan tertidur dikelas. Sulli langsung berpamitan pada soo jung saat itu, ia harus segera ke ruangan himpunan siswa karna ada beberapa yang harus di lakukan. Sulli termasuk murid yang aktif di tahun keduanya ini ia menjadi ketua departemen pers di perhimpunan siswa Hanlim, ia bekerja mengatur konten konten yang ada di buletin dan majalah sekolah.

Soo jung berjalan keluar dari dalam kelas, tanpa sulli memang sangat membosankan. Di kelas begitu ramai tapi tak satupun orang yang ingin ia ajak bicara, soo jung pun merasa malas untuk pergi kekantin karna pasti akan dua kali lipat lebih ramai dari suasana kelas dan ia tak menyukainya. gadis cantik tersebut tiba tiba saja teringat dengan taman belakang sekolah, tempat yang sepi dan hanya ada jong in disana. Karna hanya jong in satu satunya yang sering datang ketempat tersebut.

Soo jung berjalan hati hati, ia mengintip taman rahasianya tersebut dan tak menemukan seseorang yang ia cari disana. Gadis tersebut cukup kecewa namun tak mengurungkan niatnya untuk datang kesana. Ia berjalan melewati gedung kosong dan sampai ke taman belakang sekolah. Soo jung duduk di atas kursi batu yang tepat berada di bawah pohon besar dan ia terlindungi dari teriknya matahari siang ini. Ia menyadarkan kepalanya ke sandaran kursi tersebut, tubuhnya ia lemaskan dan kedua matanya mulai terpejam. Angin yang sepoy sepoy membuat kedua matanya mulai berat dan ia jatuh ke dalam alam bawah sadarnya.

        

         Tak beberapa lama jong in datang dan mendapati seorang gadis tertidur di taman rahasianya tersebut, jong in berdiri menghadap gadis yang terngah tertidur pulas. Lelaki tampan tersebut tepat berdiri di hadapan soo jung, menghalangi sinar matahari yang menyerang wajah cantik gadis tersebut.

“bisa bisanya kau tertidur disini..” bisik jong in, tak ingin membangunkan soo jung. Ia terus menatapi soo jung yang menikmati tidur pulasnya. Tak lama tidur soo jung tak pulas lagi, kedua matanya mulai mengerjap ngerjap dan sampai akhirnya terbuka perlahan.

“eoh…” ujarnya terkejut menatap jong in berdiri dihadapannya.

“kau sudah bangun?” tanya jong in, ia duduk di samping gadis tersebut.

“sejak kapan kau datang?” soo jung merapihkan rambutnya dengan cepat

“baru saja…” kata jong in, “tidurmu pulas sekali..” goda jong in.

“nee?! Anieyo…” ujar soo jung, berusaha mencari alasan, Jong in terkekeh geli. Tiba tiba saja lelaki tampan tersebut membantu membereskan rambut belakang soo jung, gadis si empunya rambut terduduk tegang di tempatnya.

“terakhir kali kau tertidur di bis dan sekarang di taman..” ujar jong in, “kau memang tukang tidur yang handal ya soo jung-ssi...” canda jong in, membuat soo jung terdiam malu.

“…annieyoo…” gumam soo jung berusaha mencari cari alasan, jong in tertawa geli saat melihat wajah soo jung memerah dan salah tingkah.

 

 

Seseorang berdiri di kejauhan, lelaki tampan dengan sepasang matanya yang tajam dan dikerubuni rasa penasaran. Tanpa di sengaja lelaki tersebut mengamati jong in dan soo jung dari kejauhan, memperhatikan mereka yang tengah asyik dengan dunia mereka berdua.

“oh sehun!” seseorang berteriak, merasa namanya di sebut dengan cepat lelaki tersebut membalikan tubuhnya.

“chanyeol hyung..!” ujar sehun. Ia berjalan cepat dan menghampiri hyungnya tersebut.

“sedang apa kau disitu?” tanya chanyeol penasaran.

“tidak apa apa, hanya ada yang menarik perhatianku saja..” jelasnya

“apa itu?” chanyeol terlihat ingin tahu.

“anniya.. bukan apa apa” sehun menghalanginya.

“kajja hyung, bukankah kita akan bermain basket?”

“ahh nee..! kajja!” chanyeol merangkul pundak sehun dan mereka berdua pergi bersama sama. Sehun melirik kearah ia berdiri sebelumnya, kepalanya berputar penuh pertanyaan. Apa yang ia lihat tersebut sangat mengganggu pikirannya.

 

***

"Daahh.." Soo jung melambaikan tangannya kearah sulli yang sudah berada di bisnya, mereka berpisah di halte biasanya.

"Annyeong.." Seseorang berbisik tepat di telinga soo jung dan membuat gadis tersebut melonjak karna terkejut.

"Huwaa.. Kau membuatku kaget.." Ujar soo jung, ia tambah terkejut saat mendapati orang yang berbisik di telinganya barusan adalah jong in.

"Mianhae.." Jong in tersenyum jahil.

"Kau melambaikan tangan pada siapa?" Tanya jong in penasaran.

"Sulli, teman sekelasku.." Kata soo jung.

"Ahh.. Choi sulli..?" Ujar jong in,

Soo jung mengangguk mengiyakan, "kau kenal sulli?" Tanya soo jung penasaran.

Jong in yang mengangguk kali ini, "kami ada dikelas yang sama saat kelas 1" katanya

"Benarkah?" Tanya soo jung antusias.

"Emmh.." Jong in mengangguk lagi.

"Apa kalian dekat?" Tanya soo jung lagi.

"Hemm.. Kurasa cukup dekat.." Jawab jong in. "Bagaimana denganmu? Kurasa aku sering melihat kalian bersama" tanya jong in ingin tahu.

"dia adalah teman pertamaku sejak aku pindah, sangat ramah dan menyenangkan" soo jung terlihat gembira menceritakan sulli pada jong in, "dan berisik sekali!" Soo jung tertawa dan jong in terus memperhatikan gadis dihadapannya tersebut tanpa memalingkan padangannya sedikitpun. "Tapi aku sangat senang bisa berteman dengannya, dia menyelamatkan aku dari suasana sekolah baru yang kubayangkan" jelas soo jung.

"'Memangnya kau membayangkan apa?" Tanya jong in penasaran, bis tujuan rumah mereka pun datang. Dengan segera jong in menggapai tangan soo jung agar gadis tersebut berdiri tak jauh dari dirinya, mereka berdua naik bersama sama sambil bergandengan tangan. Soo jung tak menyadari hal tersebut karna ia masih fokus menjawab pertanyaan jong in sebelumnya.

Sepanjang perjalanan mereka berdua menghabiskan waktu dengan bercerita satu sama lain, soo jung lebih banyak mengoceh menceritakan banyak hal pada jong in dan jong in pun terlihat sangat menikmatinya. Lelaki tersebut terus bertanya dan mendengarkan, ia juga tak sedikitpun melepaskan pandangannya dari soo jung saat gadis tersebut asyik bercerita.

“dari bernyanyi dan menari.. mana yang paling kau suka?” tanya jong in, nadanya terdengar sangat ingin tahu.

“hemmm…” soo jung meliriknya sambil berfikir. “entahlah..” ia mengangkat kedua bahunya. “aku suka melihat koreo koreo indah yang dilakukan sekelompok orang, seperti film step up kau pasti tau kan?” jong in menggangguk, wajahnya terlihat antusias. “tapi untuk melakukanya dan ditonton oleh orang banyak, aku tak begitu yakin..” jelas soo jung.

Jong in mengangguk anggukan kepalanya perlahan, tanda ia mengerti. “bagaimana dengan bernyanyi?” tanyanya lagi.

Soo jung menarik nafas panjang dan tersenyum lebar “sulit dijelaskan..” katanya sambil melirik jong in. “saat pertama kali aku bernyanyi di kelas beberapa waktu lalu, aku merasakan hal aneh didalam dadaku…” soo jung menunjuk ke arah dadanya, “jantungku bergetar hebat tapi aku tak merasakan takut.. aku merasa bahagia..” jelasnya dan membuat jong in tersenyum.

“aku jadi ingin mendengarkan kau bernyanyi lagi..” katanya yang membuat soo jung merasa malu dan kikuk.

“nee..?” ujar gadis tersebut, langit yang mulai gelap menyamarkan pipinya yang sedang merah merona.

Beberapa saat mereka berjalan bersama sama dengan terdiam. Soo jung sibuk mengatur jantungnya yang tengah berlarian saat ini, dan jong in terdiam dengan pikirannya sendiri. Mereka pun sampai di depan rumah soo jung, seperti biasa jong in selalu menunggu dan memastikan soo jung hingga masuk kedalam rumahnya.

Mereka menghentikan langkah masing masing, saling berhadapan namun tak ada yang berani menatap satu sama lain untuk beberapa saat.

“kalau begitu aku masuk ya..” ujar soo jung, ia berniat untuk membalikan tubuhnya namun jong in menarik lengannya dan menahan niatnya untuk pergi.

Soo jung sontak terkejut, ia merasakan tangan hangat jong in menyentuh lengannya dengan lembut. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat lagi, gadis cantik tersebut terdiam tak mampu berkata apa apa.

“so jung-a..” jong in membuka suaranya, perlahan lelaki tersebut menatap soo jung dengan lembut membuatnya meleleh.

“aku…” ujar jong in, suaranya terdengar sangat lembut “apakah aku boleh mengenalmu lebih jauh?” soo jung terdiam dan tak percaya. Ia tak mampu menggerakan bibirnya walaupun didalam kepala gadis cantik tersebut ingin sekali langsung berbicara ‘ya aku mau!’ namun bibirnya kelu.

Jong in menatap soo jung menunggu jawaban namun gadis dihadapannya hanya terdiam dan kebingungan. Soo jung membuka bibirnya namun tak ada suara yang keluar dari sana.

“jika kau diam, aku bisa menganggap kau berkata ‘ya’ kan?” ujar jong in, ia merendahkan kepalanya agar kedua mata mereka sejajar dan data saling bertemu. So jung terkejut mendapati wajah mereka yang hanya berjarak beberapa senti saja, ia hanya mengedip ngedipkan matanya yang masih dapat bergerak tidak seperti anggota tubuh lainnya yang mendadak kaku.

“kuanggap iya..” bisik jong in sambil tersenyum, “masuklah.. dan istirahat..” katanya.

Soo jung masih terpaku di tempatnya ia tak mampu melakukan apa apa, hingga jong in mengelus elus kepalanya baru ia kembali tersadar “hey kau baik baik saja?” tanya jong in.

“ahh nee..?” soo jung mengeluarkan suara. “nee…” jawabnya kaku.

“masuklah..” ujar jong in lembut.

“..nee…” jawab so jung lagi namun gadis tersebut tetap terdiam ditempatnya.

“ayo masuk..” kata jong in.

“ahh.. ne..” soo jung menggaruk garuk kepalanya kebingungan, ia membalikan tubuhnya kekanan lalu kekiri terlihat salah tingkah. Jong terkekeh melihat tingkat gadis tersebut.

“dahh..” so jun melambaikan tangannya sesampainya di pintu gerbang rumahnya, setengah tubuhnya bersembunyi di balik pintu tersebut.

“sampa bertemu besok..” balas jong in, sambil melambaikan tangannya pada soo jung.

Perlahan gadis tersebut menutup pintu gerbangnya, namun ia masih terdiam di tempatnya. Kepalanya tertunduk dan tangannya masih memegang gagang pintu, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, ‘mengenalku lebih dekat?’ pikir soo jung. Tiba tiba saja ia tersenyum sumeringah, dan menutup wajahnya yang kegirangan dengan kedua tangannya. ‘Ada apa ini, mengapa aku seperti ini’ pikirnya.

 

 

to be continued



 

HAAAAYYY!! chingudeul bogoshipooo... huaaaa akhirnya aku bisa update lagi :):) seneng bangeeeett, chingudeul pasti kangen aku yaaa (hiks jangan di hiraukan :( ) akhirnya aku bisa nyelesein chapter 4 the boy next doornya dan secepatnya bakal update lagi chapter 5, bakal banyak banget kejutan dan cerita manis dari hubungan jong in dan soo jung hayolooohh penasaran gaaaa?? tungguin chapter selanjutnya yaaaa :) terimakasih loh yang udah baca ff aku dan setia nungguin aku mohon maaf ya kalau updatenya kelamaan ohyaa daaannn ingsyaallah mungkin bulan depan aku mau sidang akhir mohon doanya yaaa hihihihihi :) Kamsahamnida :*:*

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Warda-ssi #1
Chapter 3: Boleh minta no. Jongin juga gak? Aaaaaaa :D
Warda-ssi #2
Chapter 2: Aaaa akhirnya soojung pilih dance. Soalnya suka. Suka. Jongin. Haha
Siapa tau merek sekelas yah. Aamiin kkkkkk
Warda-ssi #3
Chapter 1: Suka part 1 nya unnie :)
Kelihatan soojung yg suka duluan yaaa. Sukaaaa bgt :)
Warda-ssi #4
Seruuu kayaknya nih. Aku baru buka aff x_x
Jadi ketinggalan...
affexions
#5
Chapter 3: so cuuuuute^^ update soon please
dhedho
#6
Chapter 3: Ah manis bgt ceritanya thor.. banyak bgt moment kaistalnya (^.^)suka deh sama tiap momentnya hehe.. jongin selalu ada buat soojung.. kya'nya soojung udah suka bgt ya sama jongin?? Hehe
Apalagi kyungsoo tau kalo ada apa" antara jongin sm soojung hehe.. bantulah mereka kyungsoo (^-^) hahaha
Chap ini manis bgt lah momentnya... sukasuka ^^
lee-jungjung #7
Chapter 3: Annyeong thor-nim.. suka deeh sama cerita ini... .jongin so sweet banget ke soojung.. dan sepanjang cerita bikin senyum2 sendiri... hehehe
Nahh.. si sehin ngapain tuuh?? Adih jgn sampe gara2 dia persahabatan soojung sulli berantakan.. dan kyungsoo??? Dia kaistal shipper ya?? Hahaha..
Okee.. next chap ditunggu... fighting
dhedho
#8
Chapter 2: Iya author.. sama rasanya sneng bgt baca moment" mereka (^-^)
Romantis tp gemesin jg hehe ditunggu chap selanjutnya ya author..
dhedho
#9
Chapter 1: Yeaaa... soojung akhirnya ketemu jg sama si jongin.. tp itu jongin sm tmn"nya trainee SM yah?? Moga" aja pendekatan soojung sm jongun lurus" aja .. Hahaha ga ada hambatan gtu.. Ditunggu part selanjutnya ya author..
afrinadarwisyah #10
Chapter 1: Nextt pleasee :/ aq harap yg sulli lihat itu bkn kai yaa jgn sampai krystal sama sulli berantem nanti hohoho fighting :)