The First Encounter (Bahasa Indonesia)

Description

  • Title: First Encounter
  • Scriptwriter (Author): sesamestories
  • Main Cast: EXO Kai > Lee Jun Ho, Miss A Suzy > Seo Hyun Soo
  • Supporting Cast: Kim Na Yoon (non-artist) and Park Hye Soo – teacher (non-artist)
  • Genre: Romance, School, Drama
  • Duration (Length): Short Story (Part 1/?)
  • Rating: General Audience

Hyun Soo’s POV

            Aku terbangun dari tidurku yang nyenyak. Aku kecewa karena ingin menghabiskan waktu lebih lama di rumah daripada harus pergi ke sekolah, apalagi hari itu adalah hari pertama aku masuk ke SMA kelas 3. Tapi pagi hari ini perasaan yang kurasakan berbeda, berbeda karena aku merasa begitu nervous untuk berhadapan dengan teman-teman baru di sekolah. Aku dan orangtuaku baru saja pindah dari New York seminggu yang lalu. Aku tinggal di sana sejak aku lahir dan aku baru pertama kalinya di Korea untuk sekolah. Bahasa dan pengetahuanku tentang Korea begitu jelek karena aku sudah terbiasa dengan budaya barat. Aku khawatir dengan tanggapan anak-anak di sekolah baruku nanti. “Apakah mereka mau menerimaku?”

           Terus terang aku nervous tentang bagaimana aku bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahku yang baru. Aku berdoa agar semuanya akan berjalan baik-baik saja. Hal yang paling tidak biasa adalah pertama kalinya aku menggunakan seragam. Sebelumnya, aku belum pernah menggunakan yang namanya seragam sekolah. Menurutku, menggunakan seragam sekolah itu sangat tidak nyaman dan bebas.

            Aku diantar ke sekolah dengan supir pribadiku, tetapi setelah aku turun dari mobil, aku merasa ada yang aneh. Kenapa semua perempuan melihat ke arahku? Apakah ada yang aneh tentang diriku? Lantas, aku menengok ke belakangku untuk melihat jika ada orang lain yang ada di belakangku. Benar, ternyata memang ada seseorang. Tampan juga, kataku dalam hati. Memang tidak terlalu tinggi, tetapi ada sinaran di wajahnya yang tidak bisa aku abaikan. Dia berjalan melewatiku, dan tanpa sadar, kepalaku terus mengikuti ke arah kemana dia berjalan. Lalu aku langsung berhenti melihat ke arahnya karena aku sadar telah berdiri begitu lama di depan gerbang sekolah dan aku berjalan memasuki gedung sekolah. Aku penasaran tentang dirinya. Rasanya aku ingin tau segalanya, karena saat itu juga, aku tertarik padanya.

Jun Ho’s POV

            Pagi ini aku berangkat ke sekolah. Sebenarnya aku sangat malas pergi ke sekolah. Tetapi mau bagaimana lagi, sebagai ketua kelas aku telah berjanji untuk memberikan contoh yang baik kepada teman-temanku. Bukan hanya menjadi ketua kelas yang membuatku malas, tetapi gerombolan murid-murid perempuan di sekolah itu yang selalu membuatku pusing. Tidak tahu alasannya kenapa, tetapi mereka terus berusaha merayuku dengan cara apapun yang mereka bisa, dari membuatkanku kue, memberikan aku bunga, coklat dan banyak lagi. Dari sekian banyak perempuan yang aku temui, belum ada satupun yang menarik perhatianku.

            Aku sampai di gerbang sekolah. Seperti biasa, aku selalu disambut dengan tatapan obsesif yang datang dari gerombolan perempuan-perempuan itu. Betapa menjengkelkan, gumamku dalam hati. Namun, pagi ini aku melihat sesuatu yang berbeda di depan sekolah. Aku melihat seorang murid perempuan yang berdiri di depan gerbang sekolah. Siapa dia? Sekilas gadis ini memang terlihat biasa-biasa saja, tetapi tidak tahu kenapa aku merasa seperti ada daya tarik tersendiri yang ia miliki. Jantungku berdebar-debar saat ia memutarkan kepalanya ke arahku, hal itu membuatku langsung berjalan cepat menuju ke dalam gedung sekolah agar dia tidak tau bahwa dari tadi aku memperhatikannya. Sayang, aku tidak melihat wajahnya begitu jelas. Satu-satunya ciri khas yang aku tangkap adalah rambutnya yang hitam dan panjang serta tinggi badan yang lumayan. Aku penasaran, penasaran tentang seluk beluk dirinya.

Hyun Soo’s POV

            Ternyata sekolah ini lumayan, di detik-detik pertama aku sampai ke sekolah saja aku sudah bisa bertemu murid tampan seperti tadi. Aku jadi penasaran namanya siapa dan di kelas mana dia berada. Aku jalan masuk ke koridor sekolah dan bertanya kepada seorang pelajar di mana ruang guru berada. Setelah itu, aku langsung berjalan menuju ruang guru lalu masuk ke dalam. Aku menyadari ada beberapa guru yang ada di dalam sana sedang melihat ke arahku. Karena aku bingung siapa di antara mereka yang bernama “Park Hye Soo”, aku hanya berdiri diam sambil pura-pura melihat guru yang ada di sekitarku. Tiba-tiba, pintu ruang guru terbuka dan seseorang yang terlihat familiar di mataku membawa beberapa kertas memasuki ruangan dan langsung menghampiri meja yang terletak di pojok kanan ruangan lalu memberi salam dan berkata, “Park Hye Soo seonsaeng-nim! Ini semua PR matematika kelas 3-1”. Mataku menyipit tanda aku sedang berfikir. Aku berusaha mengingat muka yang sangat familiar itu. Tiba-tiba, mataku terbuka lebar dan dalam hati aku berkata, "yaampun! Itukan... Itukan yang tadi aku lihat di depan gerbang sekolaah!". Pada saat itu juga aku bisa merasakan pipiku mulai memanas dan memerah, yang berarti aku sedang malu.

            Berkat apa yang laki-laki tadi itu bilang, sekarang aku tau siapa Park Hye Soo seonsaeng-nim itu. Aku menunggu laki-laki itu untuk keluar dari ruangan guru agar perhatiannya tidak tertuju padaku, lalu aku langsung menghampiri meja guru yang terletak di pojokan sebelah kanan itu dan memanggilnya,

“Park Hye Soo seonsaeng-nim?

Melihatnya lalu ia langsung membalas perkataanku, “Oh, kau murid baru yang dari Amerika itu ya?”

Kenapa memangnya kalau aku dari Amerika? Apakah itu sesuatu yang begitu penting?, kataku dalam hati. Tetapi aku haya membuat seukir senyuman dan sedikit anggukan untuk menjawabnya. Aku diberi tahu oleh guru itu tadi untuk memanggilnya “Park saem” saja untuk memanggilnya. Aku dikawal olehnya menuju sebuah kelas. Sesampainya di depan kelas itu, aku bisa melihat plakat yang bertuliskan 3-1. Aku sempat berfikir, berusaha mengingat sesuatu yang begitu familiar di fikiranku. “Oh ya! Laki-laki yang tadi aku lihat itu... jangan-jangan... jangan-jangan dia ada di kelas ini?!” aku berkata dengan terkejutnya dalam hati.

            Lamunan singkatku tadi diberhentikan oleh panggilang Park saem yang lumayan keras. Ia menyuruhku untuk masuk ke dalam kelas itu. Pada saat itu, hatiku berdebar kencang. Bukan saja karena nervous tetapi juga karena aku harus bertemu dengannya. Ini pertama kalinya aku mengagumi seseorang sejak lama. Tapi apa boleh buat, aku terpaksa masuk ke dalam kelas dan berdiri disebelah Park saem. ketika aku berdiri di depan kelas, aku sangat menyadari kalau semua murid di depanku diam melihatku. Ada yang memperhatikanku dengan penuh pertanyaan di fikirannya, ada yang terlihat agak tidak menyukaiku dan ada juga yang biasa-biasa saja. Pandanganku terhenti saat aku melihat lelaki yang tadi aku lihat itu. Ia duduk di belakang. Ialah satu-satunya yang tidak sadar akan keberadaanku di depan kelas. Pandangannya terus tertuju ke jendela kelas. Namun, pandangannya ke luar jendela terhenti saam Park Saem mengenalkan diriku kepada seluruh kelas. Setelah namaku, Seo Hyun Soo, disebutkan, dia menoleh ke arahku. Aku sangat terkejut dan langsung menundukkan kepalaku sedikit ke bawah untuk menghindari bertatapan dengannya. Hatiku berdentum dengan cepat dan keras saat itu.

Jun Ho’s POV

            Pagi itu aku mengumpulkan PR yang diberikan Park saem hari Jumat lalu. Setelah itu, aku langsung pergi ke ruang guru untuk memberikan PR tersebut kepada Park saem. setelah aku memasuki ruangan guru, aku melihat gadis itu lagi!  Anehnya, dari tadi dia ini terus saja diam dan tidak berbuat apa-apa. Sebenarnya aku ingin menanyakan tentang siapa dirinya, tetapi aku mengurungkan niatku itu dan langsung saja memberikan PR sekelas ke Park saem. Saat aku membalikkan badan untuk pergi ke luar ruang guru, aku dapat melihat jelas kecantikan wajah gadis yang aku lihat di depan gerbang dan saat aku masuk ke ruang guru barusan. Alisnya tebal, wajahnya memukau. Ia mempunyai segalanya yang aku inginkan dari seorang gadis. Pada saat itu juga, aku merasakan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ini pertamakalinya aku merasakan hal itu. Aku kira, yang namanya cinta pada pandangan pertama itu sesuatu yang bohongan, yang tidak pernah ada di dunia ini. Tetapi setelah melihat gadis itu, aku percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada, dan itu telah terjadi kepadaku.

            Setelah aku pergi ke ruang guru, aku langsung duduk di bangku kelasku. Keadaan kelasku saat itu berisik, jadi aku berusaha untuk mencari ketenangan di dalam kelas dengan memperhatikan keadaan di luar sekolah melalui jendela kelas. Pemandangan di luar begitu indah. Tidak terasa musim semi sudah datang dan itu artinya musim favoritku telah datang tepat di depan mata!

            Tiba-tiba saja pintu kelas terbuka dan aku dapat melihat Park saem masuk ke dalam kelas. Tetapi beberapa detik kemudian, aku melihat seorang gadis perempuan yang masuk ke dalam ruangan. Aku langsung mengenali gadis itu dengan baik dan karena aku malu untuk melihatnya, aku memutuskan untuk melihat ke luar jendela sampai Park saem dan gadis itu selesai berbicara di depan kelas. Tetapi aku berhenti melihat ke luar jendela saat Park saem mengenalkan anak baru itu. Park saem bilang namanya Seo Hyun Soo. Nama yang cantik, sama seperti orangnya.

Hyun Soo's POV

Setelah semua perkenalan itu selesai, aku disuruh duduk di pojok kiri kelas dekat jendela. Aku baru sadar beberapa detik setelah aku berjalan dari depan kelas bahwa lelaki itu... Dia... Dia akan duduk bersebelahan denganku. Aku berusaha untuk menenangkan hatiku yang berebar-debar dengan menarikkan nafas yang panjang. Setelah aku duduk di kursi itu, aku berusaha untuk melirik ke arahnya, personalitynya  kelihatan sangat cuek dan tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. Hal itu membuatku tambah penasaran tentang dirinya.

Aku diberitahu Park saem bahwa namanya adalah Lee Jun Ho dan dia ketua kelasku. Aku juga disuruh Park saem untuk meminta bantuan dari Jun Ho jika aku membutuhkan bantuan apa-apa. Park saem menanyakan nomer telfonku hari itu. Katanya sih untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi, tanpa berfikir panjang, aku memberitahu nomerku kepadanya. 

Saat itu pelajaran pertama telah dimulai. Sepanjang waktu pelajaran, rasanya aku ingin tidur saja. Pelajaran begitu membosankan, jadi aku memutuskan untuk memejamkan mataku, untuk menghilangkan rasa bosan dan... rasa deg-deganku.       

Tanpa aku sadari, waktu istirahat telah tiba. Ketika bel berbunyi, semua teman-temanku pergi kecuali satu perempuan yang duduk di sisi kanan kelas. Waktu itu kita hanya berdua di dalam kelas. Ia menghampiriku dan langsung menawarkan tangannya untuk disalami dan berkata, “aku Kim Na Yoon, panggil saja Na Yoon! Senang bertemu denganmu”. Mendengarnya mengenalkan diri barusan, aku lantas juga ikut mengenalkan diriku kepadanya, “namaku Hyun Soo, Seo Hyun Soo. Senang bertemu deganmu juga”. Tanpa bertanya apa-apa lagi tentang diriku, ia langsung menarik tanganku dan berlari bersamanya melewati koridor dan tangga-tangga sekolah. Sungguh melelahkan, tetapi menyenangkan! Aku tidak tahu ke mana aku ini diajak olehnya. Beberapa saat kemudian, aku dan dia berhenti di lapangan basket sekolah. Ia mengajakku duduk di bangku penonton lalu menceritakan hal-hal yang begitu menarik.

            Pertama, dia memberitahuku bahwa tempat itu adalah tempat favoritnya di sekolah. Ia bilang ia akan selalu pergi ke tempat itu setiap jam istirahat karena ia tidak suka suasana kantin yang begitu ramai dengan murid-murid yang sedang berbicara satu sama lain. Ternyata sikapnya denganku sangat mirip, tetapi bedanya, dia ceria dan aku pendiam. Mulai hari itu juga, aku dan Na Yoon selalu pergi bersama, dalam kata lain, kita sudah menjadi bestfriend. Walaupun dia sudah aku anggap sebagai bestfriend, kepercayaanku kepadanya belum 100% terpenuhi. Dari dulu tidak pernah ada orang yang tahu bahwa aku sangat sulit membangun kepercayaan kepada orang lain. Ini karena aku tidak suka dibohongi dan ditinggal oleh orang lain. Aku benci orang yang suka berbohong. Apalagi jika orang itu orang adalah orang yang dekat denganku.

            Hari pertama sekolahku itu adalah hari yang melelahkan. Aku harus mengalami banyak hal yang sungguh berbeda dari hal-hal yang telah aku alami di Amerika. Mungkin aku memperlukan waktu yang agak lama untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolahku  itu. Aku dijemput supir pribadiku lagi dari sekolah dan diantar langsung pulang ke rumah. Aku tidak suka cara orangtuaku mengatur hidupku. Aku selalu saja tidak diperbolehkan untuk bersenang-senang bersama teman-teman sekolahku sehabis sekolah. Aku merasa sangat tertekan dengan peraturan-peraturan itu.

            Saat aku sampai di rumah, handphoneku bergetar, tanda ada sms yang masuk. Aku baca nama pengirim sms tersebut, tetapi hanya tertulis sebuah seri nomer yang tidak familiar di layar hpku. Karena aku penasaran, aku membuka sms itu, ternyata itu sms dari Jun Ho! Walaupun isinya hanya sekedar untuk memberitahuku untuk menyimpan nomer hpnya, aku masih senang karena sekarang aku jadi bisa berkomunikasi dengannya dengan lebih mudah.

            Menurutku, Jun Ho memang kelihatannya seperti orang yang cold dan seperti tidak peduli dengan sekelilingnya, tetapi tidak tahu kenapa, my heart says the opposite.

Jun Ho’s POV

            Aku deg-degan ketika Park saem menyuruh Hyun Soo duduk disebelahku. Itu membuatku senang, tapi dalam waktu yang sama, itu juga membuatku grogi. Aku mendengar Park saem meminta nomer telefon Hyun Soo, jadi saat gadis itu memberi tahu nomer telefonnya, aku catat saja nomernya di handphoneku secara diam-diam, lagipula aku juga perlu nomernya karena aku telah diberi tugas untuk membantunya dalam segala hal oleh Park saem.

            Hari itu sangat berbeda, aku tidak tahu alasan tepatnya, tetapi aku yakin itu karena kehadiran Hyun Soo di sekolah. Setelah jam sekolah berakhir, aku pulang ke rumah dan langsung beranjak ke kasurku yang nyaman itu lalu aku memejamkan mata dan mengingat hal indah yang hari itu aku alami. Aku tersenyum bahagia melihat wajah gadis cantik itu. Rasanya aku ingin memilikinya. Aku ingin menjadi pangeran dan Hyun Soo sebagai putrinya.

            Aku menghentikan ingatanku akan hal yang tadi terjai di sekolah dan beranjak ke kamar mandi untuk memandikan tubuhku. Aku melihat cerminan diriku di kaca dan berkata dalam hati, “Jun Ho, you’ve gotta get this girl’s heart.” Aku memakai baju lalu keluar dari kamar mandi. Aku langsung mengambil handphoneku di atas meja lalu mengirimkan sms ke Hyun Soo.

From: 01022689746

Ini ketua kelasmu, park saem yang memberikan nomermu. Simpan nomerku.

        Setelah aku mengirimkan pesan itu, aku berfikir kepada diriku sendiri,

“Apakah sms ini terlalu singkat? Aduuh, apa bahasaku terlalu dingin? Ugh! Seharusnya aku tadi menulis kata-kata yang lain. Babo - bodoh!”

Hyun Soo’s POV

            Pagi itu terlihat sangat cerah, aku masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di samping Na Yoon yang sedang mendengarkan musik dengan asyiknya.

“Na Yoon-ah!” sahutku.

“Eo? Ada apa? Sepertinya kau mau memberitahuku sesuatu, hehehe. Cepat ceritakan kepadaku!”, balas Na Yoon.

“M... promise me you won’t tell anyone?”

“Iya putri cantiik, aku tidak akan memberitahukan ceritamu itu kepada siapapun!”

“Okay, mungkin ini terdengar sangat aneh, tapi... tapi... sebenarnya aku...”

Sebelum aku selesai berbicara, aku melihat Jun Ho yang tengah memasuki kelas dengan gaya kerennya.

“Sebenarnya kau kenapa Hyun Soo?” Na Yoon berkata dengan bingung.

“mmm... bisa kita selesaikan ini nanti saja? Rasanya aku belum siap untuk memberitahumu, mian!”

            Aku langsung beranjak menuju ke tempat dudukku. Di sana aku melihat Jun Ho yang sedang memainkan hanphonenya. Tidak bermaksud untuk menggaggu, aku menyolek bahunya dengan berhati-hati lalu memulai pembicarannya dengan Jun Ho.

“m... kau tau kan kita berpasangan dalam projek matematika itu?” tanyaku.

“iya, aku tau.” Jawabnya.

“kalau begitu, hari ini kau free tidak? Kalau iya, mau mengerjakan projek itu di rumahku? Orangtuaku tidak membolehkanku pulang terlalu larut, tetapi bagaimanapun, projek ini harus diselesaikan, kan? Bagaimana menurutmu?”

“Di rumahmu? Hm... boleh saja sih, yasudah, bolehlah. Lagipula aku juga tidak ada anything going on today.

            Setelah jam sekolah telah berakhir, aku dan Jun Ho beranjak keluar dari sekolah untuk menuju rumahku. Tadi pagi aku sudah memberikan pesan ke supirku untuk tidak menjemput, walaupun aku harus memaksanya sedikit.

“Kim ajusshi, nanti tidak usah menjemputku selepas sekolah, yaa. Aku akan pulang bersama temanku.”

“Tetapi Nona, Tuan dan Nyonya Seo sudah memperintahkan saya untuk mengantar dan menjemput Nona ke manapun dan di manapun nona berada.”

“Aduuh, sudahlaah, Ajusshi jangan terlalu manut seperti itu kepada eomma dan appa. Please let it go for once, arasseo? Jaebal Ajusshi”

            Di perjalanan pulang, aku dan Jun Ho hanya diam saja. Aku bisa merasakan hawa canggung di antara kita berdua. Aku yakin Jun Ho juga bisa merasakannya. Walaupun Jun Ho kelihatan gaul dan sangat terkenal di sekolah, tetapi dia tidak begitu berbicara denganku. Aku tidak mengerti kenapa, tetapi aneh sekali.

            Saat itu aku dan Jun Ho sedang menunggu lampu tanda menyebrang untuk menyala dan setelah lampu itu menyala, aku langsung menyebrang jalan. Tetapi setelah beberapa langkah menyebrang, ada motor yang sedang melaju dengan seenaknya. Tiba-tiba, ada yang menarik badanku dan menopang tubuhku. Aku memejamkan mata karena semua itu terjadi dengan sangat spontan. Saat aku membuka mataku, aku bisa melihat wajah tampan Jun Ho yang jaraknya tidak jauh dari wajahku. Saat itu aku merasa sangat deg-degan. Ya Tuhan, apakah aku sedang bermimpi? Apakah semua ini benar terjadi?

--- END OF PART 1 ---

Foreword

Okay, so this is my very first fanfiction I've ever written and published online. I'm actually really nervous cause I'm really inexperienced in writing medium-long stories... I know the this may be boring and too cliche or cheesy for some of you, but I wrote this story based on my favorite genre, ROMANCE! 

One again, I apologize if my writing does not suit your taste, since I'm still lacking in writing a good story - stories which can be accepted positively by a great number of readers.

Pardon me kalo ada sedikit2 dialog dalam bahasa inggris, karena kalo pake bahasa Indonesia nanti kayanya sounds a bit weird and kaku hehehe... XD

So yeah, let me know what I should improve on, and what corrections should be done for the story. If you guys want more of this, please let me know too! 

LAST BUT NOT LEAST, ENJOY THE STORY!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet