That Should Be Me (FF INDO)

Description

 

proxy?url=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

 

 

Judul: That Should Be Me

Cast: Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, Kim Joong In, Zhang Yi Xing

Genre: SAD, Hurt (sepertinya gagal)

Rating: T(aman untuk semua umur hehe)

 

 

Annyeong saya datang lagi… saya datang lagi dengan FF yangn baru.Nggak tau dapat ide dari mana bisa-bisanya bikin FF ancur kae gini hehe.. sebelumnya minta maaf ya kalau feel nya nggak dapat sama sekali #BOW. karna saya kurang berbatkat bikin FF genre mewek begini, ini sebenarnya cerita dari curhatan teman saya, tapi dengan teganya saya pubhlis ke halayak wkwkwkwk #tandukevil. ssttt... jangan sampe ketahwan dia deh wkwk.. tapi cerita nyatanya belumk sampe nikah kok. abis otak saya udah buntu nggak ada ide buat FF baru lagi, alhasil gue curi curhatan dia. cukup ng'nes yah dia... kita berdoa aja semoga teman saya bisa bahagia setelah lepas dari namja (banci) kae gt #kenapa jadi malah curhat --".

Yodah daripada saya banyak bicara langung aja ya…

Semoga kalian suka ^^#sayacintakaliansemua

 


 

[WARNING: TYPO masih menghiasi FF ini dimana-mana(kebiasaan),alur cerita pasaran, gaje,bosenin dll.mungkin SAD nya gagal hehehe… ]

 

 

HAPPY READING

.

.

DON’T LIKE

.

.

DON’T READ

 

 

 

 

 

-FLASHBACK-

 

"Kamu harus tau, kalau Kris itu bukan namja baik-baik. Dia jahat Tao".

 


"DIAM KAI!!!! aku yang lebih mengerti dia! "

 

"percayalah Tao, aku hanya tidak ingin ka-"

 

"Jangan ikut campur urusan ku. Aku percaya Kris bukan orang seperti itu"

 

Tao terus membela Kris namjachingunya. Walau dia terlihat begitu yakin kalau Kris tidak mungkin seperti itu, tapi.......

 

Ada sedikit keraguan di dalam hatinya.

Benarkah Kris seperti itu?

 

Hatinya selalu mempertanyakan hal yang seharusnya tidak perlu di 'pertanyakan lagi'

 

" KENAPA KAMU SANGAT KERAS KEPALA, TAO!". Teriak Kai kesal.

 

Tao sedikit menunduk.

 

"It-... itu! Itu karna..."

 

Tao sedikit mengambil nafas.

 

"Aku sangat Mencintainya, aku berusaha berfikir kalau Kris tidak mungkin melakukan itu. aku terus berfikir Kris mencintai aku".

 

Tao sangat tulus saat mengatakan itu.

 

Kai menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan jawaban konyol dari sahabatnya ini.

 

"Bukan kali ini saja aku melihatnya berjalan dengan Lay hyung.."

 

"mereka hanya..."

 

"kau mau bilang 'mereka hanya teman biasa?' Sudah berapa kali kau bicara seperti itu? Harusnya kau sadar Tao".

 

Tao hanya diam, memejamkan matanya.Merasakan setiap tarikan nafasnya seperti jarum yang menusuk-nusuk hatinya, perkataan Kai tidak salah. Harusnya Tao sadar. Kai tau Tao pasti sangat sakit, sudah berulang kali Kris melukai perasaannya. 

 

Walau pun Tao mengerti cintanya sedang di bagi. Tao tetap berusaha dan berfikiran kalau Kris akan menepati janjinya.

 

Tapi kenyataannya.......

 

-FLASHBACK END-

 

 

 

-That Should Be Me-

 

 

Mata panda itu menatap nanar kerah seseorang disebrang sana , dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Tao mengambil ponselnya dan memencet beberapa digit nomer.

 

Tuuutt~ Tuutt~……

 

'yeoboseyo, chagi'

'.........'

'Tidak apa, aku hanya bosan. Bisa temani aku beli ice cream?'

'.........'

'WAE?!!!'

'..........'

'ahh~ arraso. Clien mu lebih penting'

'.........'

'hmm.. ne, kau juga jangan lupa makan'

'.........'

'*Tao terdiam* ya.. aku mengerti'

Bipp~

 

Hati Tao benar-benar hancur sekarang. Rasa sakitnya itu ber-ribu ribu kali lipat dari sebelumnya.

Bagaimana tidak.

 

Dengan apa yang Tao lihat sekarang, dengan segala macam alasan yang Kris ucapkan,sudah benar-benar membuat Jantung Tao terasa sakit setiap berdetak.

 

Masih bisa Kris mengucapkan kata 'saranghae'.

 

sadar kah dia. Hanya dengan kata-kata itu, sudah berhasil membuat tubuh rapuh ini hancur berkeping-keping.

Mungkin baginya 'kata itu' sangat simple dan tidak ada artinya...

 

Tapi bagi Tao....

Itu seperti sebuah harapan bahwa Kris masih mencintainya seperti dulu.

 

'Apakah kata itu masih sama artinya seperti 4tahun yang lalu'

 

Tao berjalan menjauh dari tempat yang bisa membuatnya mati secara perlahan. Terlalu sakit, melihat orang yang kita sayang tidak hanya sedang berjalan atau makan malam bersama, tapiii...

Melihatnya tertawa, berpelukan bahkan berciuman....

 

Sakit rasanya, melihat pasangan hidup kita terlihat begitu bahagia saat bersama orang lain ketimbang kita sebagai pasangannya.

*******

 

02:30PM KST

 

Piip~
Suara pintu otomatis apartement mereka terbuka.

 

Tao masih belum tidur, dia pun beranjak dan menghampiri Kris seperti yang biasa dia lakukan selama 4tahun menjadi pendamping hidupnya.

 

"Kau belum tidur chagi?". Tanya Kris terkejut melihat Tao masih bangun dan mengambil tas kerjanya.

 

Tao hanya tersenyum..

 

Tidak, tapi 'dipaksa' mungkin Kris tidak sadar. Atau sekarang dia mulai tidak peduli lagi dengan Tao.

Kris terkejut saat melihat semua hidangan makan malam masih tertata rapi di meja makan.

 

"Kau tidak makan?". Tanya Kris bingung.

 

"Aku pikir makan bersama-sama akan menyenangkan". Jawab Tao dengan senyuman miris.

 

Bagaimana tidak, Tao sudah dengan susah payah membuatkan semua makanan ini. Bahkan dia sampai rela menahan lapar hanya agar bisa sekadar duduk bersama di meja makan. Bercakap hangat sambil menyantap makan malam bersama.

 

Bukan kah seharusnya memang seperti itu.

 

Kris sedikit bingung.

 

"Tapi sepertinya makanan ini sudah tidak pantas di makan lagi. Aku akan membuangnya". Sambung Tao lagi lalu mulai membuang semua makanan yang sudah dengan susah payah dia buat.

 

Kris menatap Tao heran, merasa ada yg aneh dengan Tao.

 

"Chagi~" panggil Kris.

 

Tao tidak memperdulikan panggilan Kris.

 

Setelah semua makan sudah dibuang Tao langsung menghampiri Kris.

 

"Sekarang kau tidak akan melihat sampah itu lagi". Ucap Tao disertai senyuman tipis.

 

"Baiklah, sudah malam. Besok mungkin akan ada clien yang membutuhkan mu lagi. Sebaiknya kau cepat mandi lalu istirahat".

 

setelah mengatakan itu Tao berlalu meninggalkan Kris menuju kamar mereka berdua.

Sungguh.. sakit bagi Tao harus berpura-pura tidak tau dengan semua penghianatan yang di lakukan Kris di luar sana.

 

04:00AM KST

 

Tao tidak benar tidur, matanya sudah basah oleh air matanya sendiri. Sedangkan orang yang sudah membuatnya seperti ini sudah tertidur dengan lelapnya.

 

"Bagaimana kencan mu dengan Lay hyung? Apa saja yang kalian lakukan, sampai kau selelah ini?"

 

"Harusnya aku mendengarkan ucapan Kai 4tahun yang lalu. Kau masih mencintai Lay hyung kan? Lalu kenapa kau mau menikah dengan ku? Apa tujuan mu menikahi ku karna ingin menyiksa ku seperti ini?".

 

Tao bebicara sendiri sambil menatap tubuh orang yang paling dia sayangi lebih dari dirinya sendiri sedang tertidur lelap disampingnya. Tidak Ada gunanya berbicara, Kris pasti tidak mendengarnya.

 

Tao tidak tau sampai kapan Kris akan mengakhiri kebohongannya ini. Sampai kapan Kris terus menyakiti perasaan Tao seperti ini.

******

 

"Apa kau yakin Tao? M-maksud aku, kau-"

 

"Aku sangat yakin KAI, mungkin dengan cara ini aku bisa mengakhiri semuanya".

 

"Tidak semuanya Tao! Lalu gimana dengan kamu sendiri?"

 

Tao terdiam matanya mulai berkaca-kaca.

 

"Aku.. hanya lelah Kai. Hati ku sudah sangat lelah dengan semuanya. Kalau aku masih mempertahankan semuanya, tidak tau bagaimana jadinya perasaan ini, aku tidak kuat berbohong lagi Kai"

 

"Aku sungguh masih ingin semuanya jadi seperti yang aku fikirkan 4 tahun lalu. Setelah menikah dengannya

Hidup kami akan bahagia bersama selamanya, dulu ku pikir itu hal yang mudah karna kami saling mencintai. Tapi.. sekarang aku pikir itu hal yang mustahil".

 

Tao menghapus kasar air matanya.

 

"Semua memang sudah salah dari awal. Kris masih mencintai Lay hyung, dan sampai kapan pun dia akan masih terus mencintainya. Akulah yang jadi penghalang mereka".

 

Tao benar-benar terlihat menyedihkan. KAI hanya bisa menepuk pelan pundak temannya ini mencoba memberi sedikit kekuatan agar Tao sedikit lebih tegar.

 

"Sebelum aku kesini. Aku sempat membututi Kris pergi. Dia bilang ada clien yang mencarinya"

Tao tersenyum miris.

 

"Sebelumnya aku tidak sengaja membaca pesan di handphonenya".

 

LAGI. mata Tao mulai basah.

 

"Apa itu dari Lay?" Tebak Kai.

 

Tao mengangguk mantap.

 

"Mereka ternyata ingin merayakan 3thn hubungan mereka. Ya tuhan... kenapa aku sangat bodoh Kai? Sudah selama itu suami ku membodohi ku, kenapa aku masih percaya?".

 

Kai memeluk Tao erat. Dia tau sahabatnya ini memerlukan sebuah pelukan untuk bisa menenangkanya.

 

"Jadi... aku mohon, jangan tanyakan lagi tentang keputusan ku... hiks..hiks.. aku sekarat Kai.. hiks..aku sekarat setiap malam dia selalu mengigau nama Lay... hiks.."

 

"Aku hampir gila setiap membaca pesan mereka... hiks... aku mau mati waktu melihat mereka sedang berciuman di tempat umum, aku tidak kuat lagi Kai.. hikss... hikss.. bantu aku..". Tao menangis sejadinya. Dia benar-benar sangat kacau. Tidak terlihat lagi Tao yang tegar, tidak ada lagi senyum dan tawa palsunya seperti dulu.

 

Ini lah Tao yang asli. Lemah dan rapuh.

Sekejam itu kah kau Kris dengan makhluk tuhan yang sudah rapuh ini?

*******

 

00:30PM KST

 

Piip~

 

"Dari mana saja kau jam segini tidak ada dirumah?". Ucap Kris saat melihat Tao baru muncul.

Tunggu, Tao tidak sendirian.

 

"Annyeonghaseyo, maaf tadi aku meminta bantuan Tao sebentar jadi dia telat pulang". Jelas Kai pada Kris.

Kris mengerutkan dahinya bingung.

 

Belum sempat Tao memperkenalkan Kai kepada Kris, Kai memotong ucapannya.

 

"Ahh~ aku Kim Jong In tapi panggil Kai saja. Aku teman Satu sekolah Tao di SMA dulu". Ucap Kai memperkenalkan diri.

 

Kris menatap Kai tidak suka. Bagaiman tidak, suaminya (?) Semalam ini tidak ada dirumah, tapi tiba-tiba datang membawa seorang namja lain.

 

Cemburu?

Benarkan seorang Kris cemburu?

 

Kris menatap Kai sinis, tidak pernah Tao pergi sampai selarut ini apalagi dengan pria lain.

 

Kai tidak kalah sinis menatap Kris. Ini kah orang yang sudah membuat sahabatnya menjadi seperti ini. Kai terlihat mulai murka, ingin rasanya dia meninju wajah orang didepannya ini kalau saja Tao tidak segara menyuruhnya pulang.

 

"Sebaiknya kau pulang Kai". Ucap Tao pada Kai.

 

Kai tidak mengidahkan ucapan Tao, dia masih menatap murka namja yang lebih tinggi darinya ini.

Tao narik pergelangan tangan Kai, membuat Kai dan Kris ikut menatap kearahnya.

 

Tao menatap dalam mata Kai seperti berkata 'pulang lah aku mohon, aku tidak apa-apa'

Kai mengangguk kecil.

 

"Baiklah, aku pulang dulu. Jika kau butuh bantuanku jangan sungkan, kau mengertikan?". Ucap Kai sebelum pergi.

 

Tao hanya mengangguk kecil.

Kris memandang bingung. Apa sebenarnya hubungan mereka.

*******

 

Ke Esokan Harinya...

 

"Aku ingin bicara sebentar". Ucap kris tiba-tiba membuat Tao berhenti makan dan menatap Kris bingung.

 

"Siapa namja tadi malam itu?" Tanya Kris to the point.

 

Tao tidak langsung menjawab. Bibirnya menyungging senyum sebelah.

 

Kris masih menunggu jawaban darinya.

 

"Sejak kapan kau mulai peduli lagi?". Ucap Tao membuat Kris sedikit terkejut.

 

"Apa maksud mu?".

 

"Tidak ada. Aku hanya lelah itu saja". Jawab Tao santai sambil berjalan kearah kamar

 

Tapi langkahnya terhenti karna Kris sudah menahan pergelangannya cukup kuat sampai membuat Tao sedikit meringis kesakitan.

 

"Jawab. Apa maksud perkataan mu tadi". Tanya Kris tegas.

 

Tao menatap dalam kearah mata Kris.

 

Ini untuk pertama kalinya Tao bisa menatap kembali mata elang itu. Karna selama ini tidak sedikit pun mata elang itu kembali menatapnya seperti 4 tahun yang lalu.

 

"Tanpa ku jawab pun kamu sudah memiliki jawabannya". Balas Tao tersenyum tipis.

 

"AKU TIDAK BERCANDA TAO! ". Teriak Kris penuh emosi.

 

DEG!

 

Belum pernah Kris berani berteriak seperti ini didepannya. Benar! Kris bukan lagi yang dia kenal 4 tahun lalu.

 

Kris yang hangat, pengertian, lembut dan selalu ada untuknya.

 

Kris sekarang tidak lebih dari orang asing yang tidak sengaja tinggal di satu atap yang sama.

Tao terdiam, matanya mulai basah. Tapi sekuat tenang Tao menahan agar airmata itu tidak jatuh keluar. Dia tidak mau terlihat lemah di depan Kris.

 

"Jelaskan siapa namja tadi malam itu? Kenapa kau harus pergi dengannya selarut itu? Dan... apa maksud dari ucapan mu tadi".

 

Kris mencengkram kuat lengan Tao, Tao seperti merasa tangannya akan segera patah sekarang juga.

 

"Aku.... aku lelah Kris". Ucap Tao.

 

Tidak bisa lagi ditahan air matanya, hatinya sudah tidak kuat berpura-pura kuat.

 

Kris terkejut. Untuk pertama kalinya dia melihat Tao menangis.

 

Hey! Sudah beribu kali Tao menangis karna ulah mu.

 

Kris melepas cengkramnya, diraihnya dagu Tao, tapi Tao dengan reflek menepisnya.

 

"CUKUP KRIS! Ku mohon cukup hiks.."

 

"Apa... apa yang salah Tao?" Tanyanya tidak berdosa.

 

Tao menggeleng kecil.

"Aku mohon berhenti disini" ucap Tao serak.

 

Kris menatap bingung.

 

"Apa maksud mu?"

 

"........."

 

"Jawab aku Huang Zi Tao!".

 

"Sebelum aku menjawab semua pertanyaan mu. Tolong jawab aku dengan jujur ". Ucap Tao berusaha tegar.

 

Kris diam.

 

"Apa tujuan mu menikah dengan ku?"

 

Kris menatap bingung.

 

"Apa maksud pertanyaan mu?".

 

"Jawab saja"

 

"Ini pertanyaan konyol Tao! Aku tidak suka bercanda"

 

Tao tersenyum kecut.

 

"Pernikahan ini memang konyol! Dan bodohnya aku masih mau mempertahankannya"

 

"Aku tidak mengerti maksud mu Tao"

 

"Sejak kapan kau mengerti tentang aku? Bahkan kau lupa tanggal pernikahan kita kan?"

 

Kris berpikir sejenak, tiba-tiba wajahnya berubah bersalah.

 

"Saat itu aku sengaja menunggu mu untuk merayakan hari jadi pernikahan kita. kamu tau, butuh berapa jam bagi ku membuat semua hidangan malam itu?"

 

"Tidak! Bukan itu yang membuat ku marah! Kenapa kamu selalu pulang larut malam? Kenapa tidak menjawab setiap telpon ku? Kenapa hanya diam saat aku tidak menjelaskan apa-apa soal malam itu?"

 

Kris diam membisu. Dia tidak tau mau bicara apa. Yang dia tau dia salah sekarang.

 

"Dan..."

 

Tao berhenti sejenak, dadanya terasa sakit untuk mengatakan ini.

 

"Apa kau masih mencinta Lay?"

 

Sungguh Tao ingin ambruk sekarang juga, dadanya benar-benar terasa sesak saat menyebut nama itu.

Kris terkejut bukan main, dia bungkam. Terlihat wajahnya sedikit khawatir.

 

Tao tersenyum miris.

 

"Aku sudah tau semuanya".

 

Deg!

 

Kris menatap Tao tidak percaya.

 

"Aku tau kau masih mencintainya kan?"

ucap Tao lirih.

 

"Tao~"

 

"Tidak apa, selama ini aku hanya penghalang bagi kalian".

 

Kris menatap Tao dalam, tidak tau apa maksud tatapan itu.

 

Tao berjalan kearah kamarnya, tidak beberapa lama dia datang sambil membawa sebuah kertas-kertas yang Kris tidak tau apa itu.

 

"Sudah seminggu yang lalu aku mempersiap ini, sebenarnya aku ingin menyerahkan ini tadi malam, tapi aku fikir kau terlalu lelah untuk menandatangani ini" jelas Tao lalu memberikan selembar kertas itu kepada Kris

 

Kris terkejut melihat apa isi kertas itu.

Kris menatapa Tao kaget.

 

"Kita akhiri sekarang. Dengan begitu kau bisa bebas".

 

"Kau menyuruh ku menandatangi ini agar kau juga bisa bebas bersama namja tadi malam itu kan". Ucap Kris tajam.

 

Deg!

 

Tao tidak menjawab, rasanya sudah tidak penting untuk menjelaskan apa-apa lagi sekarang. Biyarpun dia menjelaskan semuanya, itu tidak akan merubah kenyataan kalau Kris masih mencintai Lay.

 

Kris tersenyum picik.

 

"Ternyata kau hanya seperti ini Tao. Aku salah menikah dengan mu"

 

"Dari awal pernikahan ini memang salah". Balas Tao.

 

"Lalu kenapa kamu masih mau mempertahankan pernikahan ini?".

 

Tao menatap Kris tajam, pipinya sudah basah oleh air matanya sendiri.

 

"Karna... aku sangat mencintaimu hiks.. aku merindukan kamu yang dulu..hiks".

 

Tao semakin tidak bisa mengontrol dirinya, dadanya benar-benar terasa sakit saat mengatakan itu.

Kris hanya bisa diam, entah mengapa hatinya juga ikut merasa sakit saat melihat Tao menangis.

 

"Aku mohon Kris, sudah cukup... hikss.. sudah cukup hiks.. sudahi semua ini. hikss... aku sudah tidak tahan berbohong lagi. aku sekarat Kris setiap membaca pesan kalian"

 

Tao bersujud memohon didepan Kris.

 

"Aku ini pendamping mu, harusnya aku yang kamu peluk, harusnya aku yang setiap hari kamu panggil 'sayang', harusnya aku yang kamu cium waktu itu.."

 

"Wae?? WAE?? kenapa harus Lay !!!! sejahat itu kah aku Kris sampai kamu seperti ini".

 

Kris hanya diam menyesali semua perbuatannya selama ini. dia merasa sudah menjadi manusia paling brengsek.

 

Dia tega mengkhianati orang yang benar-benar tulus mencintainya, tidak bisa di bayangkan betapa sakitnya

Tao saat harus berpura-pura tidak tau dengan semua perbuatan Kris diluar sana.

 

Dan untuk pertama kalinya, Kris menangis. air matanya mulai jatuh dari mata elangnya.

 

Tao mulai mengontrol emosinya lagi, dihapusnya kasar airmatanya. dia mulai berusaha terlihat tegar.

Sedangkan Kris, dia masih menangis dibalik sikap diamnya.

 

Tao pikir, Kris sudah lupa bagaimana caranya menangis. bukan kah selama ini dia bahagia bersama Lay. untuk apa dia sekarang menangis?.

 

"Aku sudah mengurus semua berkas ini di pengadilan. kamu hanya perlu tanda tangan disini. dengan begitu aku tidak akan menjadi penghalang lagi bagi kalian". Ucap Tao terlihat tegar.

 

Kris menatap lirih kearahnya, entah apa maksud tatapn itu. Tao sudah tidak memperdulikannya lagi, dia sudah terlalu lelah dengan permainan Kris selama ini.

 

"Mi-mian...".

 

DEG !

 

"Jeongmal mianhae, Tao...".

 

Tao berusaha sekuat tenaga menahan air matanya lagi. dia berusaha menahan dirinya agar tidak termakan oleh ucapan Kris lagi.

 

'maaf'

 

semudah itu dia bilang maaf dengan apa yang sudah dia lakukan selama ini.

apa dengan kata 'maaf' bisa membuat semua kembali seperti semula?

 

"Jangan mempersulit ini Kris". ucap Tao lagi.

 

Kris mencoba meraih tangan Tao, tapi dengan sigap Tao menarik tangannya. rasanya sudah tidak ada lagi artinya semua usaha Kris untuk mempertahankan pernikahan mereka.

 

4 tahun bukan waktu yang sebentar. dan selama itu juga Tao harus rela cintanya dibagi dengan orang lain.

dan sekarang Tao sudah tidak kuat harus berpura-pura lagi. dia sadar pernikahan mereka cepat atau lambat akan berakhir.

 

"Aku juga sudah mengemasi barang-barang ku, besok aku akan pulang kerumah orang tua ku".

Kris hanya diam, dia sendiri bingung harus melakukan apa? semua ini memang salah dia, tapi jujur dia tidak mau kalau pernikahan mereka harus berkahir.

 

karna...

Kris masih mencintai Tao. Dia berani bersumpah hanya Tao yang bisa membuatnya tenang dan nyaman saat berada didekatnya.

"dan mulai besok juga, kamu bisa membawa Lay kesini".

Sakit rasanya saat mendengar Tao mengatakan itu.

 

 

 

-Ke Esokan Harinya-

 

 

Kris hanya duduk dimeja makan sambil menatap kosong kearah kertas putih itu. terlihat dari matanya Kris tidak tidur semalaman.

 

Hey ! Tao juga seperti itu, semalaman dia terus menangis memikirkan pernikahannya yang harus berkahir karna orang lain.

 

Tao keluar dari kamar sambil membawa koper dan beberapa kardus di tangannya.

 

Tao sebenarnya tidak tega melihat Kris seperti itu, dia terlihat sangat depresi. tapi di buang jauh semua rasa ibanya, bukan kah sebentar lagi akan ada Lay yang mengurusnya. bukankah Kris lebih bahagia bersama Lay ketimbang dia.

 

"Aku sudah menandatangi ini sesuai keinginan mu". ucap Kris membuka suara lebih dulu.

 

'ke inginan ku'

 

bukan kah ini yang dari dulu dia mau, bisa bebas tanpa ada penghalang bagi hubungan mereka.

 

Tao berusaha tidak termakan oleh ucapan Kris, sudah cukup. dia tidak mau lagi terlihat lemah didepan Kris.

 

Tao mengambil kertas putih itu dari meja, dan memang benar Kris sudah menandatangi suratnya. tapi kenapa rasanya Tao tidak terima, kenapa Kris tidak merobek atau membuang surat itu ketempat sampah saja.

setidaknya Tao tau Kris masih mau mempertahankan pernikahan mereka. tapi kenyataanya....

 

'ayolah Tao, dia benar-benar ingin bebas dari kamu. sadar Tao, Kris sudah tidak mencintai mu lagi'.

 

"baiklah, mungkin sekitar dua minggu lagi sidangnya akan mulai". ucap Tao memberitahu Kris.

 

Kris hanya diam tidak merespon perkataan Tao. tatapnya kosong kedepan, dia terlihat benar-benar pintar breakting. mungkin setelah Lay datang dia akan lupa dengan semuanya.

 

Sebenarnya Tao masih berharap Kris menahannya pergi dan memohon untuk membatalkan perceraian ini.

 

"a-aku pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik Kris".

 

Sungguh rasanya kaki Tao benar-benar berat untuk melangkah, terlalu banyak kenangan manis di sini.

Tao masih ingat waktu pertama kali tinggal di apartement ini. ada begitu banyak rencana yang sudah Kris dan Tao rencanakan. Mulai dari sarapan bersama, memsangkan dasi saat Kris berangkat kerja sampai melakukan aktifitas malam di tempat tidur.

 

semua seperti sebuah kaset yang terputar di ingatan Tao saat ini. Tapi setelah sadar, ternyata semua hanya kenangan masa lalu yang sudah tidak mungkin bisa mereka berdua lakukan lagi.

 

Dan Tao harus bisa terima kalau bukan dirinya yang akan ada disisi Kris lagi, bukan dia yang akan memakaikan dasi Kris lagi, juga bukan dia yang akan berada di tempat tidur itu lagi. semua akan di gantikan oleh sosok Lay.

 

Tao tersenyum miris menyadari kegegalannya mempertahankan pernikahan mereka di ikuti airmatanya yang sudah tidak bisa di bendung lagi.

 

Dan setelah Tao melangkah keluar dari tempat ini. dia tidak akan pernah bisa kembali lagi kesini.

 

'selamat tinggal Kris,...'

 

 

 

 

2 Tahun kemudian.

 

seorang namja jangkung dengan texdo hitam sedang berdiri di depan sebuah greja. mata pandanya terlihat menatap lurus kedepan dengan senyuman yang terus menghiasi bibir tipisnya.

 

Dan disebelahnya namja yang juga sama menggunakan texdo hitam dengan kulit sedikit tan berjalan bersamanya, tapi ada wajah kekhawatiran yang terlihat jelas di wajahnya.

 

"kamu nggak apa-apa, Tao?". ucap namja tan itu.

 

Tao mengangguk mantap sambil terus memamerkan senyumannya.

 

"aku nggak apa-apa, kai". balasnya.

 

Kai tau, Tao sedang berbohong. meski dia bisa membohongi orang lain dengan senyuman palsunya, tapi tidak dengan dia.

 

setelah 2 tahun berpisah, Tao masih tidak bisa melupakan Kris. dan sekarang dia hadir di acara

pernikahannya dengan Lay.

 

'apanya yang tidak apa-apa'.

 

acara pun berlangsung dengan hikmat dan lancar, kini Kris dan Lay resmi menjadi sepasang suami-istri(?).

 

Tao tersenyum sambil mengangkat kedua jempolnya kearahnya saat Kris menatap kearah Tao.

 

Kai menatap tidak percaya kearah Tao, terbuat dari apa hati orang ini.

 

"Bukan kah dulu aku juga ada disana, aku seperti kembali kemasa lalu". ucap Tao tiba-tiba.

 

Kai tau benar bagaimana perasaan Tao saat ini. padahal dia sudah melarang Tao untuk datang, tapi dia sendiri yang memaksa datang.

 

"sekarang aku sadar Kai, Kris tidak akan pernah kembali lagi."

 

"Tao-ei, sebaiknya kita pulang se-"

 

"Sebentar lagi, aku masih mau menatap wajah itu terkahir kalinya sebelum aku berangkat besok".

 

Tao sengaja memilih untuk tinggal di jepang bersama ayahnya dan meneruskan perusahaan ayahnya disana.

 

Tao terus menatap Kris dari jauh, sesekali Kris dan Lay melambaikan tangannya kearah Tao yang juga di balas oleh Tao. Tanpa dia sadari butiran kristal itu tiba-tiba jatuh dari pelupuk matanya. Kai tau, Tao sudah tidak bisa menahannya lagi.

 

"selamat tinggal Prince Dragon ku, semoga kalian hidup bahagia...."

"S-saranghae, Kris".

 

 

THE END

 

 

 

 

 

 

Gimana? Aneh ya?hehe..mian ancur FF alnaini buru-buru bikinnya,mian juga saya emang gak ada bakat bikin FF genre mewek begini, feel nya gak dapat pasti. Tapi saya tetap mengharapkan RCL kalian sebagai penyemangat saya juga buat bikin FF yang lain (loh). Tolong jangan Bhas saya gegara FF ini… makasih mau baca FF ini ya.. akhir kata

GOMAWO^^ ….

hyunricho
Mohon Review nya yah selesai membaca

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet