INFINITY LOVE PART 1

Description

Hi, I’m a new author in here to bring you my first FF ever after long years trying -_-.

So, this story is a 40% real story of mine, I dedicated this story for someone that will lead this story into an epic teen love romance.

I ever heard Mr. Habibie said that if he was the one who died instead of Mrs. Ainun, there’s no way she will write the book the way he did, there will be no movie. Because mrs. Ainun is too introvert to do that.
Yeah.. So, I hope you like it. Its okay if there’s just a person who read this story, I’m just so happy that I can makes him look alive in this story

Foreword

“Luc, why do the best people die earlier?” He then smile
“Baby, when you are in the garden, which flower do you pick?”
“The most beautiful ones”
“That’s explain it all”

-luc to isha, when Isha grandpa died-

23rd of August 2017
Ravenge family house, Indonesia

Akhirnya aku berdiri disini lagi, di ruangan putih yang hampir kelabu sekarang. Well, sepertinya rumah ini tidak pernah ditempati lagi sejak penghuni setianya meninggal dunia. Ck, meninggal dunia… Aku lebih memilih kata “pergi” daripada yang satu itu.

Tapi sepertinya tidak ada yang berubah dari rumah ini, sofa dark purplenya kini entah sudah dibuang kemana, tapi rak bukunya masih disitu. Aku tidak tahu lagi apakah buku-buku kesukaan kami masih disana.

Lama terdiam didepan pintu, aku akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam, membiarkan kenangan yang sudah lama kusimpan,tumpah simpang siur kemana-mana. Terangnya ruangan ini, canda tawa yang keluar dari mulutnya, tawa melingking tinggi anak perempuan, suara musik yang mengalir, dan yang terakhir wajah seriusnya yang termenung keluar jendela.

Tanpa sadar, aku menginjak sesuatu. Lily, aku tahu saat aku mengangkatnya, membawaku terjun ke kenangan terakhir rumah ini. Lily itu sudah menghitam, dan menjadi debu saat kuangkat. Tapi bukan bentuk bunga itu yang penting, tapi cerita indah kenangan manis yang tersimpan dibaliknya.

*flashback*
17 Oktober 2013

“So, isha? Are you really forget what day is today?” He asked me with that serious sad “I’m really mad at you” face.
“No, Luc. Okay, you can just say it to me. I’m so busy today. Ok? Oh, . Luc, I almost miss the show. So please tell me, and we can watch it together okay?” Holding my temper, ok. I really hate this guy, why make everything so complicated?
“I really hate you” he answer me with that unfriendly face, and left me behind.
“Okay, fine. Spoiled boy, what making you so mad at me, huh? What so special abt today?

Krekk…

Aku merasa seperti menginjak sesuatu, dan saat aku lihat ke bawah. Lily? Tapi untuk apa? Tanpa sadar mataku tertuju pada kalender yang tertempel sangar di dinding putih itu. Oh . Pantas saja dia marah..

INI HARI ANNIVERSARY KITA.

Okay, isha.. Hari ini kau akan menjadi sangat menyedihkan.
Tidak, aegyomu pasti akan mempan isha, kau tahu apa yang akan membuat luluh dan melupakan amarahnya.
Yes, glad that I know him this so good. Haha

Setelah ide gila tentang Aegyo apa yang akan aku lakukan, aku mulai berjalan melalui lorong kecil berwarna hijau itu.
Aku berhenti di depan sebuah pintu mahoni coklat dengan tanda ” don’t disturb” yang bergelantungan memperingatkan siapa saja yang mempunyai rencana untuk masuk kesana.
“Cih, dasar kekanakan, untuk apa memasang hal seperti ini, saat kau juga tidak menutup pintunya?”
Aku melihatnya sedang duduk dikursi hitamnya itu, memutarnya ke kanan dan kekiri berulang kali, entah apa yang dilakukannya. Oh, mungkin dia sedang melakukan sumpah serapahnya untukku. Tapi tunggu dulu, aku sepertinya tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Dia bahkan tidak lancar bahasa indonesia. Jadi hal seperti itu mustahil dia lakukan. Hahaha. Aku terkikik dalam hati.

“Apa ada yang lucu?” Suara bass itu mengagetkanku.
“Tidak… Apa yang sedang kau lakukan?” Tanyaku sok manis.
“Jadi, kau sudah ingat hari apa ini?” Tanyanya dengan suara datarnya.
“Mmm… Luc, aku lupa kalau hari ini hari ini hari anniv kita. Sorry?” Ucapku mulai menampilkan Aegyo terbaik yang bis kulakukan.
“Ck, isha. Kau tidak usah sok imut begitu. Aku juga akan memaafkanmu dengan mudah.. Sini!” Jawabnya santai sambil menepuk-nepuk bangku kecil disampingnya menyuruhku untuk duduk disana.
“Jadi apa kau tidak marah lagi?” Tanyaku pelan.
“Tidak, ck. Isha, how can you remember all that guys birthday, fandom anniv and important date. But you forget out anniv, huh?” Tanyanya.

Ck, dasar. Aku tahu hal ini akan jadi panjang kalau aku pun ikut mendebatnya juga. Karena hari ini adalah kesalahanku. Tapi kan..

“Yak, mereka kan idolaku, pastilah aku akan mengingat semuanya, setiap mereka ulang tahun, twitterku akan penuh dengan hashtag ulang tahun mereka. Kau pikir, akan ada yang melakukan hal seperti itu pada anniv kita, hah. KAU KAN BUKAN IDOLAKU?” Ujarku yang akhirnya tersulut emosi.
“TAPI KAN AKU SAHABATMU, DASAR!.” balasnya tak kalah emosi
“MANA ADA SAHABAT YANG MERAYAKAN HARI ANNIVNYA, HUH? Kau tahu tidak yang merayakan anniv kan hanya pasangan kekasih? Jadi kenapa sih repot-repot merayakan anniv.!” Ucapku lagi, aish, sial aku salah ngomong lagi.
“Kenapa sih kau selalu mengungkit masalah status disini?memangnya status begitu penting yah untukmu?” Ucapnya dingin, aku bisa melihat rahangnya yang mengeras.
Tiba-tiba,Wajahnya terlihat muram sekarang. Aish, aku baru sadar. mulut ini memang tidak bisa diajak bekerjasama. Aku kan disini untuk berbaikan dengan laki-laki itu. Kenapa aku malah menyinggung masalah sepasang kekasih sementara hubunganku dengan luc masih dalam status yang tidak jelas begini.

Lebih dari 5 menit kami berdua berdiam diri, sampai akhirnya…
“Luc, hear. I’m sorry, that I forget our anniv, I’m sorry, okay?” Ucapku lembut
Karena laki-laki tukang ngambek ini hanya diam saja, kutarik tangannya itu dan ku genggam erat.

“Luc,…”
“….”
“Heh, look at me. I’m sorry”
“…”
“Luc, I will cry if you stil, silent like this.. 1…2…3.. Aishh. LUCAS IM SORRY OKAY?” Ucapku frustasi, tanpa sadar kuhempaskan tangannya untuk menutup mukaku sendiri.
Tapi kurasakan tangan seseorang mulai merengkuh tanganku, melepaskannya yang kugunakan untuk menutup mukaku.

“Hey…”
“…. I’m sorry, luc.”
“Hey, baby.. It’s okay. I’m sorry, I’m too over this time.” Ucapnya mulai menggenggam erat tanganku.
“Status never be that so important to me, luc”
“I know.. So, its okay.”
Aku masih berdiam diri, menundukkan wajahku ke bawah.
” Ahhh… Padahal aku sudah menyiapkan dinner spesial untuk hari ini. What should I do then? My partner looks like she’s not in the mood.” Ucapnya berbohong.
” Letisha , aish, kau ini, aku kan hanya bercanda. Aku tidak marah padamu. Kau ini, kenapa kita harus bertengkar untuk masalah sekecil ini? Seperti anak remaja saja.” Ucapnya mulai melakukan kebiasan menyebalkannya menusuk-nusuk lenganku dengan telunjuknya.
“Yakk.. Stop it, itu geli. Kita memang masih remaja, dasar kau. Jadi kau tidak marah?” Tanyaku lagi.
Dia menggeleng meyakinkan
“Kau saja yang bodoh, aku tidak akan marah dengan cara kekanakan seperti itu, apanya yang “I know about you too much, huh?” Ucapnya mulai menggodaku.
“Heish, diam kau. Aku jadi menyesal merasa bersalah padamu. Sudahlah, aku mau pulang saja.” Ucapku dingin, lalu beranjak berdiri berniat meninggalkan pria menyebalkan itu.
Tapi tiba-tiba dia sudah menarikku lagi, sekarang duduk di pangkuannya.
” Yak!” Teriakku tak terima
Astaga, mata kami bertemy dan itu membuat kupu-kupu berterbangan di dalm perutku.
” Bukankan aku bilang kita akan dinner?” Tanyanya lagi
“Mr. Lucas? Which person in this world, having dinner at noon? Let me go. I have to go home” ucapku berusaha menyelamatkan diri dari kemungkinan pingsan ditempat
“Jantungmu berdetak kencang sekali, isha…” Dia semakin mendekat dan mendekat ke arah leherku,menandakan hal yang buruk akan terjadi, tapi tiba-tiba sebuah kalung menjuntai indah disana.
“Happy 4th anniversary, Letisha. I don’t care if we don’t even know what is our relationship, the fact is that I love you until now. Its enough, right?” Bisiknya lalu memindahkanku ke kursi kecil itu kembali.
Meninggalkanku mematung dn melongo seperti orang bodoh disini
“Isha-ya, kau mau pulang tidak?”Teriaknya dari balik pintu dan tertawa menyebalkan.
Aish, dasar pria menyebalkan.

*flashback end*

—–

Aku masih termenung disini, meraba kalung dengan design lambang infinity yang masih melingkar indah di leherku.
Aku berjalan lagi menyusuri lorong hijau yang sudah penuh debu ini, aku masih ingat betul kalau musik klasik selalu mengalun dari piringan hitam yang diletakan di meja kecil di sampingku ini.
Aku berhenti di pintu yang sama, ku buku pintu itu dengan cara yang sama, mengetuknya 3 kali dan membukanya langsung apabila luc tidak menjawabnha juga
“Luc…”
Tapi ruang itu sekarang kosong, hanya ada sebuah bangku kayu putih yang diletakkan di samping jendela yang menghadap ke kolam kecil di halaman belakang.
Tanpa aku sadari lagi aku termenung lagi dalam pikiranku sendiri…
Hingga tiba-tiba derap langkah kaki membuatku terkejut, seorang pria ber jas lengkap berdiri tegak di depan pintu yang memang sengaja kubuka
“Ck, Letisha. Aku tahu kau ada disini” ucap pria itu.
“Siwon oppa, aku merindukannya”

——
Siwon POV
CHOI CORP OFFFICE, INDONESIA

“MWO? HILANG?” Teriakku
Aku sedang menghadiri rapat dengan clientku tentang cabang yang akan kubuat di Jerman, tapi dengan tiba-tiba pria ikan yang sudah bosn kulihat masuk dengan wajah paniknya dan menarikku keluar ruang rapat. Dan tergesa-gesa menyeretmu ke ruang kerjanya.

“Aku sudah menjemput sesuai yang ia katakan, tapi saat aku sampai dikampusnya tidak ada sebutir orang pun disana. Mereka bilang hari ini sebenarnya kampus diliburkan”
“Kau sudah tanya ke orang dirumah?, aku baru ingat kami baru pindah ke apartmen. Kalau tidak, apa kau sudah tanya teman-teman isha?” Tanyaku bertubu-tubi.
“Tapi, pembantumu bilang di belum pulang ke rumah. Dan, Choi Siwon kau pikir adikmu si miss. Introvert itu punya teman di kampusnya,huh? Kau tau tadi aku bertanya kepada 10 orang yang masih ada dikampus, mereka semua tidak mengenali adikmu itu.”
“Hey, kenapa kau malah menjelek-jelekan adikku? Apa kau sudah melacak handphonenya?”
“Kalau aku bisa melacaknya, aku tidak akan datang kesini dan berpotensi dipecat olehmu”
“Ya tuhan, bagaimana ini?” Ucapku mulai khawatir. Oke, aku tahu ini memang berlebihan, aku bahkan menyuruh Lee Donghae untuk menjadi supir pribadi Letisha dengan alasan ” aku tidak percaya dengan supit sewaan”.Tapi Isha tidak pernah melakukan hal seperti “oppa, aku ingin hangout dengan teman-temanku” atau “aku ingin pergi shopping sendiri.” Tuan putri yang satu itu selalu ditemani saat ingin pergi atau dia akan dirumah saja seharian.
Kecuali, kalau ia ingin pergi dengan lucas…mmm, Lucas…

“Lucas…” Ucapku out of nowhere.
“Waeyo? Apakah kau mengatakan sesuatu?” Tanya lee donghae
“Apa Isha mengatakan dia ingin pergi kemaa?”
” Tidak…” Ucap Donghae terlihat tidak yakin
“Aishh….”
” Tapi, choi siwon dia mengatakan akan pergi ke rumah seorang teman. Aku juga kaget saat dia berkata seperti itu, ehmm dia bilang ini hari penting”

Bingo. Dengan cepat kuambil kalender yang terletak di meja kerjaku, melihat tanggal hari ini. 23 Agustus, aku tahu dia pasti akan kesana. Gadis ini benar-benar..
“Donghae-ya, aku tahu dia dimana” ucapku lalu dengan cepat menyambar jasku dan bergegas pergi
.
—–

Aku berdiri di depan rumah ini lagi, dalam hati sebenarnya aku tidak ingin menatap rumah ini lagi. Tapi bagaimanapun juga, rumah ini berperan banyak menyatukanku dengan Isha, membuat kami terlihat seperti Kakak dan adik kandung.
Well, aku dan Isha adalah saudara tiri. Ibunya menikah dengan appaku.Saat itu,Rudi Ahjussi dengan kejamnya menelantarkan mereka berdua, sedangkan ommaku meninggal karena kecelakaan. Saat itu omma bersama supir pribadinya sedang menuju airport untuk menjemput Appa, tapi karena kondisi hujan mobil itu lepas landas dan terjun ke jurang disampingnya.
Sebenarnya memang kebetulan, tapi Isha bilang bahwa semua yang terjadi di dunia ini bukanlan kebetulan, semuanya adalah garis tangan tuhan.

Setelah beberapa tahun, orang tua kami menikah. Sebelumnya, aku berusaha untyk tidak menganggap Letisha tapi Lucas merubah segalanya, dia merubah Letisha dan juga mendekatkan kami.. Hingga seperti ini.
Lama aku termenung di depan pintu hitam yang mulau terlihat rapuh ini, aku memutuskan untuk masuk ke dalam.

Tapi rumah ini memang magis, sesaat aku masuk ke dalam, semuany terlihat seperti film yang diputar ulang. Suara tawa anak perempuan, suara lagu yang menggema, bunyi dentingan alat dapur, dan tatapan Lucas yang memandangi Isha.
Tanpa sadar aku sampai disebuah pintu yang terbukan mendapati adik kesayanganku sedang terduduk di kursi putih itu..
Terpaku aku hanya diam membantu di pintu, tapi tiba-tiba gadis itu menoleh kearahku. Tatapan yang sama saat kita untuk pertama kali bertemu. Mata kecoklatan itu nyaris rapuh menandakan kesedihan yang ia pendam.

Dia tersenyum lirih kepadaku.
“Ck, letisha. Aku tahu kau ada disini”
“Siwon oppa.. Aku merindukannya” ucapnha lirih.
“Isha, kau tahu aku hampir serangan jantung saat Donghae bilang kau hilang?” Tanyaku yang sudah mengampiri dan berlutut menggenggam tangannya.
“Oppa, aku merindukannya” ucapnya makin lirih.
Aku kaget melihat ada sesuatu yang basah jatub ditanganku, saat aku mendongak akj melihat gadis itu mulai menahan tangisnya lagi.
“Its okay to cry, isha. It’s just your oppa. There’s nothing to worry” ucapku dan merengkuhnya dalam pelukanku. Hebat,dia bahkan tidak menangis hebat seperti yang aku pikirkan, tapi aku merasakan pundakku yang semakin basah.

Sudah lebih dari 10 menit kami di posisi yang sama, sampai akhirnya Isha mengakhiri tangisannya, menatap bahuku yang benar-benar sudah basah.
“Oppa, mianhe” ucapnya mengusap sisa-sisa air matanya. Tatapannya mengarah ke pundakku yang basah karena tangisannya
“Tidak apa, sudah merasa baikan?” Tanyaku lembut yang dibalasnya denga anggukan kepala.
Aku tahu dia tidak akan pernah merasa baikan, kepergian Lucas memang bencana besar untuk Isha, dan juga hidupnya.
“Pulang?” Tanyaku lagi, kali ini mengulurkan tanganku yang disambut hangat olehnya.
Kami berjalan beriringan keluar, meninggalkan kenangan-kenangan itu dibelakang, at least untuk sementara.
“Apa kau ingin makan sesuatu, Isha?”Tanyaku lagi, aku tahu betul gadis ini pasti belum. makan.
“Mmm, aku ingin sesuatu yang manis” jawabny sambil tersenyum.
“Baiklah, apa kau mau pancake coklat hangat dengan ice cream di kedai itu?”
” Yak, oppa, kau membuatku lapar”
“Arraseo..arraseo”
Akhirnya dia kembali seperti semula, menjawab pertanyanku dengan tersenyum dan bersemangat saat aku mengajaknya makan pancake kesukaannya.
Tapi dering Telepon tiba-tiba mengagetkanku.
“Oppa, cepat angkat” ucapnya saat kita berdua sudah berada di mobil
“Annyeonghaseo, iya ada apa?”
“Maaf, tuan ada tamu yang ingin menemui anda” ucap seseorang disebrang sana
“Bilang aku sedang tidak bisa diganggu”
“Tapi tuan, ini sangat penting” ucapnya lagi.
Ck, menyebalkan. Aku menatap Isha yang menatapku sambil tersenyum
“Gwenchana,oppa”
“Baiklah aku akan segera kesana” ucapku langsing mematikan sambungan teleponku.
“Oppa, kau sedang sibuk yah? Mian, aku janji tidak akan mengulanginya”
“Yahh… Kau memang sebaiknya tidak mengulanginya lagi. Kau harus tau si ikan itu panik sekali, dia takut kupecat sepertinya”
“Hahhahahah, aku jadi merasa bersalah kepadanya. Sebaiknya aku menelponnya nanti”
“Well, Isha… Kau tahu janji kita kan? Bahwa apapun yang terjadi kau memiliki oppa disini, dan aku berharap kau tidak pernah menutupi apapun dariku”
“Ne, oppa. Ahjussi, aku turun disini saja” ucap Letisha tiba-tiba
“Wae?” Tanyaku heran
“Aku lapar, dan tidam mungkin menunggu oppa jadi aku akan memastikan kalau aku makan dan tidak membuatmu terkena serangan jantung karena khawatir. Oppa, sampai bertemu dirumah” ucapnya lalu dengan cepat mengecup pipiku dan berlari keluar masuk ke restoran jepang kesukaannya.
Gadis itu memang benar-benar..

Choi Corp

Aku memasuki ruanganku dengan tergesa-gesa setelah membuka jasku, kini aku hany memakai kemeja hitam pas badan dengn 2 kancing terbuka.
Aku melihat seorang wanita duduk memunggungiku, lalu tiba-tiba ia membalikkan badannya membuatku membulatkan mataku.
“Siwon-ssi, lama tidak berjumpa” ucap wanita itu. Tanpa kusadari rahangku mengeras.
Aku tahu bahwa sesuatu akan terjadi…
TBC

Finally, omg…. Aku tau ini must be bener2 aneh, dan pasti banyak yang gak ngerti. Mohon maklum yah namanya juga amatiran…
Don’t fforget to comment…
Thanks for reading all *salamBangtanss*

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet