Reflection
Marquee ReflectionTidak mungkin wanita itu adalah saudara Sehun ataupun memiliki hubungan darah dengannya karena mereka berciuman singkat. Lalu kenapa Sehun menciumnya?
Ha! Aku diselingkuhi lagi.
Kenapa hal ini kembali terjadi padaku? Apakah aku tampak begitu gampang diselingkuhi? Ini bukan pertama kalinya aku diselingkuhi, hal seperti ini sudah menjadi makanan wajib sejak dulu, sejak aku masih berpacaran dengan Jongin. Bukan hal biasa lagi.
Aku masih terus bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi, terkadang aku masih menganggap semua yang kulihat semalam hanyalah halusinasi belaka, meyakinkan diriku sendiri bahwa tadi malam mungkin saja aku hanya membayangkan sedang melihat Sehun dan berharap orang yang semalam ku temui sedang bersama wanita lain selain diriku itu bukanlah Sehun.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, aku mengamini kenyataan bahwa lelaki itu memang benar-benar Sehun. Aku mengenal dengan baik Sehun setidaknya selama dua bulan terakhir. Aku tau apa saja yang ia lakukan dan kami juga sering melakukan banyak hal bersama.
Apa yang salah denganku sehingga Sehun memutuskan untuk berselingkuh?
Aku selalu menuruti apapun permintaannya, aku tidak melakukan kesalahan fatal yang membuat Sehun sebegitu mudahnya berpaling dariku dan apa yang terjadi antara aku dan Jongin tidak mempengaruhi hubungan kami sebegitu besar.
Kecurigaanku terus bertambah saat aku menyadari beberapa hari terakhir Sehun jarang berkunjung ke tempatku dan ia punya banyak sekali alasan untuk tinggal di luar. Aku mendengus pelan saat mengingat alasan Sehun tidak ke tempatku adalah karena urusan pekerjaan. Tentu saja bukan itu, kan.
Tentu saja karena ia sudah punya wanita lain.
“Sesuatu sedang terjadi?” tanya Sehun padaku saat malam tiba dan ia mampir ke tempatku. Sehun langsung mengetahui sesuatu sedang terjadi karena aku tidak lagi menyambutnya seperti biasa dan raut wajahku yang sedikit berubah.
Aku hanya terdiam, merasa tidak enak hati ingin menanyakan kebenaran tentang wanita itu karena aku masih belum percaya dengan yang terjadi malam sebelumnya.
Sehun duduk bersamaku di atas ranjang dan menjejerkan punggungnya di samping punggungku. “Sepertinya ada yang tidak beres, ceritakan padaku.” Ia menggenggam tanganku dan mulai mendekatkan wajahnya untuk menciumku. Tapi aku langsung menyentuh dagu Sehun dan menghentikannya.
“Boleh aku menanyakan sesuatu?” tanyaku langsung setelah mengumpulkan tekad untuk berani menanyakannya. Sehun masih berhenti di tempat, aku bisa merasakan matanya menelusuri wajahku di bawah cahaya lampu. Aku tidak sanggup menatap matanya dan hanya memandangi hidung dan bibirnya.
“Tidak biasanya kau menanyakan sesuatu padaku tentang hal yang serius begini. Tentu, tanyakan saja.” Jawabnya santai.
Aku menarik napas pelan dan memberanikan diri untuk menatap Sehun, namun tatapanku kembali lagi ke hidungnya. “Sehun,” aku berhenti, masih merasakan keraguan yang mendekam karena pertanyaanku. “Apa.. apa kau selingkuh di belakangku?” lalu aku menatap matanya intens, mencari jawaban yang bisa ku baca dari tatapannya sebelum ia menjawab pertanyaanku dengan jujur, tapi aku tidak mendapatkan apapun dari matanya.
Sehun membenarkan posisi duduknya dan membalas tatapanku. “Apa maksudmu?” Sehun bertanya.
Pertanyaannya membuatku bingung karena sebelumnya aku berpikir mungkin Sehun akan langsung menjawab pertanyaanku. Keheningan lalu muncul di antara kami yang masih saling tatap.
“Apa yang membuatmu berpikir begitu?” Sehun menambahkan.
Yang membuatku berpikir seperti ini? Tentu saja karena kejadian kemarin malam, kan? Aku menanyakan pertanyaan itu pada Sehun, aku mempunyai kemungkinan jawaban yang sebenarnya terjadi, tapi aku tidak benar-benar ingin meyakini kenyataan yang ada. Aku tidak ingin mendengar jawaban Sehun, tapi aku ingin tau kepastiannya.
“Kemarin… kemarin malam, aku melihatmu bersama … seorang wanita.” Aku menjawabnya ragu dan masih terus menatap matanya.
Ada perubahan dalam wajah Sehun, raut wajahnya berubah menjadi kebingungan dan mengerutkan kening dalam. Seperti sedang mencerna perkataanku dengan lambat. Matanya mengerjap-ngerjap cepat, lalu Sehun menanggapi.
“Kemarin malam?” tanyanya seolah sedang mengingat apa yang telah ia lakukan. “Wanita itu Junhee, Eunjoo.” Lanjutnya.
Sekarang giliran aku yang mengerutkan kening dalam dan mengerjap-ngerjapkan mata bingung. “Siapa Junhee?” tanyaku kebingungan.
Junhee? Siapa Junhee? Aku baru pernah mendengar nama itu.
Sehun melongo dan menatapku tak percaya. “Pacarku?” ucapnya lagi.
Bagaikan tersengat listrik, tubuhku menyentak ringan dan aku menegakkan punggungku. Menatap Sehun penuh kebingungan dan ketidakpercayaan. Aku masih belum mencerna apa yang Sehun katakan dan aku seperti mobil oleng yang mendadak tidak bisa berfungsi. Aku tidak bisa menjalankan pikiranku yang mentok karena jawaban Sehun.
Pacar Sehun? Bagaimana mungkin ia pacar Sehun? Bukannya aku yang pacar Sehun?
“Pacarmu?” tanyaku dengan suara yang melengking tinggi.
Sehun menyapukan jari-jarinya ke rambut, kembali menatapku tak percaya.
“Kau tidak ingat Junhee?” suara Sehun ikut melengking dan aku masih menatapnya kosong. “Dia anak kelas sebelah saat kita SMA. Pemenang olimpiade Sains tingkat nasional saat kelas dua. Kau tidak ingat?”
Apa? Wanita itu satu sekolah denganku? Dengan kami semua? Bagaimana mungkin?
Mendadak kepalaku pening dan barang-barang di dalam ruangan seolah berputar-putar membuatku semakin pening. Aku memejamkan mata membayangkan seperti apa Junhee yang Sehun maksud. Aku tidak punya gambaran sama sekali tentang wanita ini, ia tidak pernah ada dalam ingatan SMA-ku. Perutku mual dan mataku mul
Comments