Heartache

Marquee Reflection
Please Subscribe to read the full chapter

“Eunjoo…” kata Sehun pelan.

Aku tau apa yang akan Sehun katakan, aku tau jawabannya. Dan aku tidak ingin mendengarnya walaupun aku ingin tahu. Ini memusingkan.

Aku membuang muka ke depan, mengalihkan tatapanku dari wajah Sehun.

Keheningan menyelimuti kami beberapa saat, seolah memberi jeda pada kami berdua untuk memikirkan pembicaraan kami. Aku ingin membuatnya bertahan, tapi aku memberinya pertanyaan seperti itu. Bukankah itu terlihat seperti aku sedang memaksanya untuk memilih? Tidak bisakah aku diberi pilihan?

Aku menyukai Sehun, aku mencintainya. Lebih dari sekedar karena ia membutuhkanku dan aku juga membutuhkannya, itu memang alasan awal bagaimana kami bisa bersama, tapi seiring berjalannya waktu, rasa cintaku mulai tumbuh padanya, dan aku masih tidak tahu apakah hal yang sama juga terjadi pada Sehun. Aku masih tidak tahu apakah ia mencintaiku dari hati, bukan karena aku kebutuhannya.

Keegoisanku mengalahkan segala logika yang mengilhami otakku. Aku tahu aku salah karena menjadi orang ketiga dalam hubungan Sehun dan Junhee, tapi hubungan seperti Sehun dan Junhee juga terjalin antara aku dan Sehun, tanpa aku mengetahui bahwa sebelumnya ia telah memiliki Junhee.

Siapa yang harus di salahkan dalam kasus ini? Aku merasa aku benar karena aku berhubungan dengan Sehun tanpa mengetahui Junhee, tapi aku juga merasa bodoh karena begitu gampang terjatuh untuk Sehun.

Disisi lain, banyak sekali hal yang membuatku ingin tetap mempertahankan Sehun. Selain karena aku sudah terlalu mencintainya.

“Aku tidak ingin mengambil keputusan apapun. Belum.” Ucap Sehun memecah keheningan. Aku meringkuk di dadanya dan Sehun melanjutkan, “Bisakah kita tetap melakukan ini seperti biasa?”

Aku memandangi wajahnya dari bawah dan masih meringkuk dalam pelukannya. Seperti biasa? dengan ketidaktahuan dan kebodohanku, maksudmu? Seperti itukah maksud Sehun?

Tentu aku tau apa yang Sehun maksud, menyembunyikan hubungan kami di belakang punggung seluruh teman-teman kami, di belakang punggung Junhee. Aku memikirkannya sejenak. Ternyata aku memang tidak mempunyai pilihan lain selain melanjutkan apa yang telah kami lakukan dengan melakukan hubungan kami secara diam-diam. Kecuali aku ingin Sehun segera meninggalkanku dan memintanya untuk segera memutuskan Junhee. Dari apa yang ku lihat, Sehun sangat menyayangi Junhee apapun yang terjadi, dan aku tidak tahu berasal dari mana pemikiran itu, aku hanya menebak.

“Biarkan saja mengalir seperti yang kita lakukan selama ini.” Tambah Sehun.

Dia benar. Kurasa aku menyetujuinya kali ini, demi mempertahankan Sehun untuk tetap di sisiku. Aku tidak bisa membiarkannya pergi dan meninggalkanku sendiri sementara cintaku padanya terus tumbuh mengoyak jantungku yang selalu tidak keruan ketika berada di sisinya.

Dengan begitu, aku mengangguk memberi persetujuan. Sepertinya inilah satu-satunya jalan terbaik untukku saat ini.

“Jika itu maumu, aku akan mengikuti keputusanmu.” Aku berucap.

Sepertinya Sehun juga menyadari apa yang aku pikirkan, ia tau aku khawatir ia akan meninggalkanku, dan aku bersyukur karena Sehun menjawab pertanyaanku dengan sedemikian rupa, menyingkirkan kemungkinan untuk membuatnya pergi dariku karena aku memaksanya untuk mengakhiri hubungannya dengan Junhee.

Sehun juga ingin bertahan.

Aku memeluk perutnya erat-erat, ingin terus merasakan kehangatan tubuhnya yang mengalir di seluruh permukaan kulit tubuhku. Sehun mendesah pelan dan membalas pelukanku dengan meletakkan dagunya di ujung kepalaku.

“Tidurlah, tubuhmu masih belum sehat penuh.” Katanya mencium keningku lama.

Aku memejamkan mata dan merasakan hembusan napasnya yang menerpa rambut bagian atas kepalaku membuatku sangat nyaman. Aku bisa merasakan lagi efek samping dari obat yang ku minum beberapa waktu lalu setelah makan malam, menyebar ke seluruh tubuh dan membuat mataku terasa berat. Tangan Sehun membelai kepalaku pelan dan membuatku semakin cepat mengantuk, lalu aku memutuskan untuk menutup mataku.

Aku bangun keesokan harinya saat ponselku berdering beberapa kali dan membangunkanku yang terlelap di atas ranjang. Aku melihat ke sekeliling ruangan dan menyadari Sehun telah pergi. Ia pergi tanpa berpamitan lagi.

Kusambar ponsel di atas meja di dekat lampu tidur dan memeriksa siapa yang memanggil. Yoomi meneleponku sebanyak tiga kali dan aku membiarkannya, enggan untuk memanggilnya balik.

Tapi ternyata itu sesuatu yang buruk ketika aku memutuskan untuk membiarkan panggilan Yoomi, karena beberapa saat setelah aku mandi, aku mendengar suara bel berbunyi dan pintu kamarku yang di gedor dengan keras-keras. Aku mengintip pada peep hole dan Yoomi berdiri di sana memasang wajah garang.

Aku membukakan pintu dengan enggan dan Yoomi langsung menyerobot masuk ke dalam ruangan.

“Jelaskan padaku!” katanya galak sambil menyilangkan tangan di dada menghadap ke arahku.

“Jelaskan apa?” tanyaku mengabaikannya, berpura-pura tidak mengerti apa yang ia katakan, tapi memang sebenarnya akupun tak tau apa yang Yoomi maksud. Mungkin ia telah mendengar seluruh cerita tentangku dengan Sehun dari Jongin atau semacamnya. Jadi itu bukan masalah lagi untukku jika Yoomi akhirnya mengetahui hunbunganku dengan Sehun. Jika ia telah benar-benar mengetahuinya.

“Apa yang kau lakukuan pada Jongin sehingga ia jadi mabuk berat dan memukuli Kyungsoo?” langkahku terhenti seketika saat mendengar pertanyaan Yoomi, aku yang sedang berjalan menjauhi Yoomi langsung berbalik seketika dan menatapnya penuh curiga.

“Jongin kenapa?” tanyaku ragu-ragu. Berharap apa yang ku dengar sebelumnya adalah salah.

“Ya, dia semalam mabuk berat dan terus menyebut namamu sementara Kyungsoo yang menolongnya justru mendapat pukulan karena Jongin mengira Kyungsoo adalah lelaki brengsek yang mengganggumu.” Jelas Yoomi, membuatku melongo tak percaya.

“Jongin melakukannya?” tanyaku berulang-ulang, membuatku terlihat seperti orang bodoh.

Ada apa dengan Jongin? Untuk apa Jongin melakukannya? Sebegitu burukkah hubunganku dengan Sehun mempengaruhi perasaannya? Aku menggeleng-gelengkan kepala tak mengerti.

“Iya, Eunjoo. Jadi jelaskan padaku kenapa dia menjadi begini dan terus menyebut namamu dan lelaki brengsek itu. Memangnya siapa lelaki brengsek itu? Kau harus memberitahuku.” Katanya garang.

Aku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
marumero
My current on going story; Second Third. Luhan and OC in action, pls give me your support guys :)

Comments

You must be logged in to comment
irnacho #1
Chapter 20: yaelaaah si eunjoo knp ga bunuh diri sekali aja ya. harusnya dia sadar, secintanya sehun sama dia, tapi cintanya sehun ke dia ga lebih besar dari rasa cintanya ke junhee. buktinya sehun ga sedikit pun ngehalangin niat eunjoo pas dia mutusin buat mengakhiri hub mereka. sehun langsung bilang iya tanpa mikir lagi. gila, nyesek meeeeen waktu sehun bilang "baiklah, jika itu yg kamu mau." ih aku klo jd eunjoo udah nangis darah. dan udah fix ga mau ngarepin dia lagi. duh eunjoo nyakitin diri sendiri aja sih. dia mah pusing di buat sendiri.
irnacho #2
Chapter 18: dan sekali lagi aku harus bilang, eunjoo bodoh bgt klo dia masih mau pertahanin sehun setelah apa yg dia tahu dari mulutnya junhee. trus sukaaaa banget pas bagian moment eunjoo-jongin. duhduhduhduh pokoknya sukalah
irnacho #3
Chapter 17: yailah jongin, sepele bener ya alesannya wkwk
tapi mungkin itu jadi batas kekecewaannya dia kali ya, udah mah bete sama sikap eunjoo trus di tambah dia ga inget sama ulang tahunnya. iya sih pasti bakal kesel, sedih, marah, kecewa dan sebagainya. kayaknya jongin bener2 udah ke apus ya dari hatinya eunjoo? atau jangan2 selama ini yg eunjoo rasain ke sehun itu cuma sekedar pelarian. karena kan pas sehun dateng eunjoo blm bener2 bisa ngelupain jongin. bisa jadi bisa jadi. aku harap sih gitu ya. makanya eunjoo susah ngelepasin sehun karena ya emang sehun yg bikin dia nyaman setelah dua tahun itu dia berkutat dgn keterpurukannya. tapi ya tetep aja caranya salah.
irnacho #4
Chapter 15: aku mau komen tapi ga tau harus mau komen aku. terlalu gemes sama semua tokohnya aaarrrgh
irnacho #5
Chapter 12: Aaaarrrgh knp eunjoo oon bgt siiiih
Heuuuu gemes bgt deh pengen nyakar dia
irnacho #6
Chapter 11: Aduuuh baru ini aku baca ff dan ga suka sama tokoh utamanya. Eunjoo tuh ya, trlalu bodoh. Sangking bodohnya pengen bgt unyeng2 rambutnya dia heuheu
irnacho #7
Chapter 10: Eunjoo bikin penyakit doang. Nyakitin diri sendiri aja, udah tau salah masih di terusin ckck
irnacho #8
Chapter 9: Trus sehun jawab : "ga bisa, karena aku udah mau nikah sama junhee." Jederrrr
Knp eunjoo ga cb berpikir ke masa lalu ya? Dia kan prnh di selingkuhin, harusnya dia bs lbh bijaksana. Karena dia pasti tahu gmn sakitnya di selingkuhin. Sekarang dia yg jd selingkuhannya dan ibaratnya dia mau ngerebut sehun dari pacarnya yg udh kenal sehun jauh lbh lama dr dia. Jd keliatan egois.
irnacho #9
Chapter 8: Aduuuuh knp eunjoo jd bodoh bgt ya. Dulu dia bs ninggalin jongin yg udh pacaran lama, knp sama sehun yg baru kenal, istilahnya deketlah, beberapa bulan susah bgt buat ngelepasin?
irnacho #10
Chapter 7: Sehun kacaaaauuu
Dan entah knp aku malah pengen eunjoo balik sama jongin. Rada sebel aja gitu pas dia tau klo slama ini dia jd selingkuhan sehun tp si eunjoo bukannya marah malah nyium sehun. Ya Apa pun alasan sehun, apa yg dia lakuin tetep salah. Klo di terusin justru itu semakin bikin eunjoo sakit sendiri. Jd mending udahin aja. Msh ada jongin, ya walau pun dia jg prnh ngelakuin hal yg sama tp senggaknya jongin sekarang nyesel sama perbuatannya dan yg pasti dia cinta sama eunjoo. Di banding sehun yg nganggep eunjoo ga lbh dr cewe yg cuma di datengin klo lg butuh doang. Berasa kayak tempat sampah.