Chapter 8

Never Let Me Go [Indonesian]
Please Subscribe to read the full chapter

Aku memutar kepala pada Bibiku perlahan dan sedikit terkejut.

Ia berdiri di sampingku dengan senyum di wajahnya, seringaian yang selalu ia tunjukkan ketika bersemangat tentang suatu hal. "Oh, Hana!" Serunya, "Dia sangat tampan dan sangat lucu—"

"Bibi," aku menyela sesopan mungkin dan memandangnya dengan senyum lembut. "Itu sangat menarik tapi aku tidak berpikir aku ingin bertemu seseorang untuk saat ini."

"Mengapa tidak?" Bibi Sora mengerutkan kening. "Dia pria yang benar-benar baik." Ia menepuk bahuku ringan. "Dan kupikir dia benar-benar menyukaimu." Ia berhenti, "Meskipun ia tidak benar-benar menunjukkan atau mengakuinya padaku ketika aku bertemu dengan—"

"Tunggu, kau mengatakan dia melihatku?" Tanyaku, sedikit terperangah.

"Ya, dia pergi kesini kadang-kadang." Bibi Sora mengangkat bahu, acuh tak acuh. "Jadi, apa kau ingin bertemu dengannya?" Tanyanya lagi.

"Tidak, terima kasih." Kataku. "Aku benar-benar ingin fokus pada sekolahku untuk saat ini. Aku harus membuat guruku terkesan sehingga aku bisa mendapatkan posisi di HBCA. "

"Baiklah." Desah Bibi Sora. "Tapi jika kau berubah pikiran, berjanjilah padaku kau akan bertemu dengannya? Dia seorang pria yang tampan!" Katanya gembira, membuatku tertawa. "Kalian berdua akan menjadi pasangan yang sangat serasi!"

"Akan kulakukan." Aku berjanji dan kemudian aku kembali ke bagian tugasku, Fiksi Young Adult.

Pada jam berikutnya, setelah berbincang dengan pelanggan, kurasakan ponselku berdengung di saku celana jeans. Bukan ponselku. Itu milik Jongin.

Panggilan tak terjawab lainnya, aku menatapnya sedih. Beberapa menit sebelum shiftku berakhir, aku pergi ke kamar mandi dan mengeluarkan ponselku sendiri dan menelepon  Baekhyun.

"Hai, Baekhyun!" Kataku. "Ini Hana."

"Hana! Hei, ada apa?" Kata Baekhyun dengan suaranya yang ringan.

"Hei, eh," Aku tergagap. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengatakan ini kepada Baekhyun. "Aku, eh, hanya menelepon  karena aku pikir apakah mungkin ... mungkin kau sedang tidak sibuk, jika kau ingin datang dan menemuiku ...?"

Ada jeda sejenak saat aku berhenti bicara. Aku kira aku kehilangan Baekhyun tapi kemudian Baekhyun tiba-tiba berbicara. "Maksudmu seperti kencan?" Tanyanya.

Aku tak bisa tak tertawa. Aku tahu itu kasar tapi melihat dari caranya berbicara, kelihatannya ia tak bisa percaya. "Tidak, uhm ..." kataku, menepok dahiku dengan tangan. "Tidak juga ... hanya—" Tuhan, katakan saja! "Ponsel Jongin ada padaku dan aku pikir mungkin kau bisa membawakan untuknya."

"Kenapa kau tidak menghubunginya saja?"  Tanya Baekhyun. Aku merasa lega dan terkejut ketika ia tidak bertanya terlebih dulu mengapa aku memiliki ponsel Jongin.

"Karena ponselnya bersamaku." Aku menyatakan dan kemudian Baekhyun tertawa.

"Benar, benar. Maaf." Katanya tertawa. "Oke, aku akan menemuimu. Dimana? "

Aku berpikir sejenak. "Di Grinds?" Aku menyarankan, berpikir tentang kafe dipinggir jalan yang jaraknya beberapa blok dari sini. "Jika kau tak keberatan?"

"Tentu! Tentu!" Kata Baekhyun sedikit terlalu bersemangat. "Aku akan segera ke sana! Tunggu, kau bilang jam berapa kita akan bertemu? "

"Aku belum mengatakannya." Kataku, aku menggigit bibir bawahku untuk menahan tawa. "Mungkin tiga puluh menit lagi? Shiftku akan segera berakhir."

"Bagus!" Kata Baekhyun. "Aku akan bertemu denganmu di sana, Hana!"

Baekhyun mengulangnya sekitar tiga kali sebelum kami menutup telepon. Aku pulang kerja setelah beberapa menit dan mengatakan pada Bibi aku akan kembali untuk menjemput Young Soo segera setelah urusanku berakhir. Ponsel Jongin aman di dalam tasku. Aku memutuskan untuk berjalan kaki karena Grinds hanya beberapa blok jauhnya dari Spines. Ponselku berdengung segera setelah aku sampai di kafe, ternyata Baekhyun, mengatakan dia akan terlambat beberapa menit.

Seperti yang diperkirakan, Grinds agak ramai mungkin karena sekarang hari Sabtu. Untungnya, aku masih bisa mendapat meja kosong di sudut ruangan dan kemudian aku memesan Iced Latte dan dua brownies pada pelayan yang tampaknya tidak tertarik dengan pekerjaannya sama sekali. Dia sengaja tampak murung dan dia bergerak lebih lambat dibandingkan dengan pelayan lain. Pesananku datang beberapa menit kemudian dan diantar oleh pelayan yang berbeda. Aku baru saja meminum dua teguk dari minumaku ketika seseorang berbicara di belakangku.

"Maaf, aku terlambat." Kata suara itu, membuatku sedikit terlonjak.

Aku mengusap mulutku dengan serbet dan mendongak. "Tidak, tidak masa—Jongin?" Kataku, terkejut melihat ia berdiri di dekat mejaku.

"Hei." Katanya sambil melepas headset dari telinganya. "Bisakah aku duduk di sini?" Tanyanya sambil melirik kursi di depanku.

Butuh beberapa saat bagiku untuk menjawab. "Y-ya ..." kataku, malu-malu.

Jongin duduk dengan nyaman, meletakkan tasnya ke kursi di sampingnya. Aku pernah melihatnya mengenakan pakaian kasual sebelumnya dan aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku mendapatinya sedikit lebih menawan hari ini—seolah aku tak bisa menyentuhnya. Dia mengenakan kemeja abu-abu sederhana dan celana harem biru dengan topi hitam. Kupikir, dia baru saja selesai latihan. Aku melihat ia memanggil salah satu pelayan. Pelayan terdekat yang kebetulan adalah pelayan murung yang kutemui sebelumnya. Auranya jauh berbeda sekarang. Segera setelah ia mencapai meja kami, ia mengibaskan rambut dari bahunya dan dengan antusias menanyakan pesananan Jongin, jelas dengan seketika menikmati pekerjaannya—ia tersenyum sangat lebar dan menjentikkan bulu matanya dengan liar ke arah Jongin dan nyaris tidak memperhatikanku. Aku tidak terlalu peduli. Aku melirik ke kaca pintu, bertanya-tanya apakah Baekhyun bersamanya.

"Mencari seseorang?" Tanya Jongin sambil memutar topinya ke belakang.

Aku berbalik ke arahnya. "M

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
suthchie #1
Chapter 55: Akhirnya selesai juga...

Wahhh ngak nyangka lho kalo ceritanya bakal publish selama itu...
Bersyukur aku dapat rekomendasi ff ini udah selesai... Bahakan aku cuma butuh waktu beberapa hari buat bacanya...
Soalnya aku tuh tipe orang yang ngak berhenti untuk penasaran sama cerita kalo belum selesai...
Pokoknya terima kasih banyak buat temenku yang udah merekomendasikan ff ini...

Secara keseluruhan aku suka cara menyampaikan ceritanya, ngak terburu buru tapi juga ngak ngebosenin...
Apalagi cast nya si jongin...

Pokoknya terimakasih buat authornya
yang udah bikin cerita yang hebat
suthchie #2
Chapter 54: Akhirnya balikan juga...
Jongin orang baik. Hana sangat beruntung memilikinya
suthchie #3
Chapter 53: Kuanggap itu sebagai tanda balikan...
Semoga
suthchie #4
Chapter 52: Cobaan hana terlalu berat...
suthchie #5
Chapter 51: Semoga ibu hana benar2 menjadi baik
suthchie #6
Chapter 49: Minjee trtaplah berada di sisi hana...
suthchie #7
Chapter 50: Untunglah hana punya sahabat baik seperti minjee...
suthchie #8
Chapter 48: Kenapa kau mengambil keputusan iyu hana...
Aku yakin, jongin sangat hancur...
suthchie #9
Chapter 47: Yang aku kawatirkan akhirnya trrjadi...
Pasti daehyun memberi tau hal buruk pada jongin
suthchie #10
Chapter 46: Itu hal baik hana... Semoga