Chapter 30
Never Let Me Go [Indonesian]Merasa bingung, aku mengerutkan kening pada bibiku dan memandangnya saat memeluk Jongin seolah-olah itu bukan pertama kalinya mereka telah bertemu.
"Oh, Kai, lihat dirimu!" Ia mengoceh dengan gembira , "Kau tampak lebih tampan dari sebelumnya!" Ia mencubit pipi Jongin, seperti yang biasanya ia lakukan pada Young Soo.
"Bibi—" aku memulai, merasa malu melihat Jongin yang sedang menyeringai canggung pada bibiku yang bersemangat. Ia mendapat bekas merah kecil di pipinya karena cubitan bibi Sora. "Bibi, tolong hentikan." Aku memohon sementara aku memegang lengan Jongin dan menariknya ke sampingku. "Ini adalah Jongin. Kim Jongin. Bibi salah orang." Kataku sungguh-sungguh.
"Aku tidak salah, Hana." Bibi Sora bersikeras. "Lelaki yang disampingmu adalah Kai. Apa yang kau katakan—" ia mengerutkan kening, "Jongin katamu?"
"Ya, itulah namanya. Jongin—" Aku berpendapat, melirik Jongin yang belum mengatakan apa pun. Aku mendelik padanya dan berkata, "Bisakah seseorang membantuku?"
Jongin berdeham. "I-Itu nama saya... Mrs Lee." Katanya akhirnya sedikit kaku. Aku sedikit mengerutkan kening ketika kesadaran memukulku bahwa aku tidak pernah menyebut nama terakhir bibiku kepadanya. Ia menatapku ragu-ragu dan kemudian kembali pada bibiku. "Itu nama asli saya. Kim Jongin."
"Itu tidak mungkin—" Bibi Sora tergagap, "Aku sangat yakin kau adalah Kai."
Aku memberi bibiku pandangan kemenangan. "Oh, Bibi, menyerah sajalah—"
Jongin mendesah keras. "Sebenarnya, Hana," ia menyela, menatapku agak cemas. "Yang bibimu katakan memang benar. Aku adalah Kai."
Bibi Sora bertepuk tangan gembira, tampak sangat senang. "Aku tahu itu!" Katanya bersemangat.
Sementara itu, aku menatap Jongin dengan alis berkerut. "Kau benar-benar tidak masuk akal sekarang." Ujarku.
"Musim panas lalu aku sering datang kesini." Jongin menjelaskan, "Kemudian, bibimu—Mrs Lee—" ia melirik bibiku yang tersenyum lebih lebar sekarang. "—ia menanyai namaku ..."
"Karena aku telah menyadari dia telah memperhatikanmu, Sayang." Bibi Sora menambahkan, masih menyeringai.
"Dan kemudian—suatu hari, dia menghampiriku dan berkata dia akan memperkenalkanku padamu." Jongin melanjutkan dengan gelisah. "Aku panik jadi aku memberitahunya nama yang agensiku pilihkan ketika aku debut."
"Kai, maksudmu." Kataku pelan.
Jongin mengangguk malu-malu. "Betul."
"Baiklah, tidak apa-apa! Aku mengerti sekarang." Kata Bibi Sora mengangguk-angguk positif. "Tunggu—" dia menatapku dan kemudian kembali pada Jongin. "Hana telah mengatakan—kalian berdua berkencan?"
Detik itu juga, pikiranku berputar ketika aku mencoba untuk memproses semua informasi ini. Jongin pasti melihat ekspresiku karena ialah yang menjawab bibiku.
"Y-ya." Aku mendengar ia mengatakannya dengan canggung. Di sudut mataku, aku melihat ia melirik ragu padaku.
Bibi Sora bersorak riang. Ia meraih tanganku dan Jongin kemudian mulai menggoyangkan tangan kami. "Ini sangat menyenangkan!" Katanya terengah-engah. "Aku tahu kalian berdua akan menemukan satu sama lain walau entah bagaimana. Aku selalu berpikir aku akan menjadi orang yang akan melakukan itu, tetapi takdir memiliki jalannya sendiri-sendiri—" Suaraku bibi mulai terdengar merendah saat itu, ia terus mengoceh dan pada saat aku mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Ia bertanya pada Jongin bagaimana itu bisa terjadi ketika akhirnya aku bisa memfokuskan perhatianku lagi.
"Mrs Lee?" Kata Jongin sopan pada bibiku. "Bisakah kita membicarakan ini lain kali?" Ia tersenyum kecil. "Saya ingin bicara dengan Hana tentang ... apa yang terjadi ... " ia melirik padaku.
Bibi Sora membalas Jongin dengan tatapan cerah di matanya. "Tentu saja, Sayang." Katanya pada Jongin dengan gembira dan kemudian ia menatapku "Aku sudah bilang padamu dia lelaki yang baik." Ujarnya, cukup keras untuk didengar oleh Jongin. "Baiklah! Aku akan meninggalkan kalian berdua kalau begitu! Oh! Hana, aku hampir lupa! Young Soo di rak buku anak-anak, oke?" Katanya sambil bertepuk tangan dan kemudian ia berjalan pergi.
"Young Soo?" Jongin menimpali, segera setelah bibi Sora menutup pintu kantornya.
"Adikku." Jawabku. "Kau, di sisi lain, berutang penjelasan."
"Aku tahu." Katanya malu-malu.
"Hana!"
Bahkan sebelum aku bisa berbalik, sepasang lengan kecil melingkar dipinggangku. "Hei, Youngie!" Aku menyapanya, berbalik untuk menghadap adikku. "Bagaimana harimu?"
"Er, bagus." Katanya dan kemudian matanya mendarat pada Jongin. "Siapa dia?" Tanyanya.
Aku berbalik pada Jongin yang tiba-tiba tampak terkejut. "Uh, aku Kim Jongin." Katanya, berdeham seolah-olah ia sedang berbicara dengan ayahku.
"Kenapa kau bersamanya?" Tanya Young Soo, menggeser tatapannya padaku dan menatapku dengan tatapan penasaran.
Please Subscribe to read the full chapter
Comments