Chapter 24

Never Let Me Go [Indonesian]
Please Subscribe to read the full chapter

Satu pertanyaan itu terus berpacu di dalam kepalaku saat aku menuju lantai atas di jurusan Performing Art. Jantungku akhirnya melambat tapi tanganku masih sedikit berkeringat ketika aku sampai di studio tari. Beberapa siswa dari berbagai jurusan sudah berkumpul di dalam dan aku melihat Min Jee di antara mereka. Ia tersenyum dan melambaikan tangan padaku ketika ia melihatku di pintu dan ia memberi isyarat ke kursi kosong di sampingnya.

Aku memaksakan senyum saat aku berjalan melintasi ruangan dan duduk di sampingnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Min Jee, mengerutkan kening sedikit padaku. "Kau tampak sedikit pucat."

Aku berbalik untuk menatapnya dan menepuk pipiku. "Aku baik-baik." Aku meyakinkannya dan memaksa senyum lagi.

Min Jee memandangku kemudian ia tersenyum padaku dan menuding kepalanya ke arah lantai dansa sementara siswa tari mulai berkumpul di sekitarnya. "Mereka akan mulai." Katanya bersemangat.

Ketika latihan terbuka dimulai, aku mencoba untuk memfokuskan diri pada para pemain. Para siswa tari mulai memamerkan keterampilan individual mereka dalam menari, masing-masing memamerkan gerakan yang berbeda dan mengesankan tapi hanya satu orang yang berhasil tertangkap oleh seluruh perhatianku.

Jongin mengenakan topi, kemeja dan celana olahraga namun ia masih tampak sangat tampan. Beberapa gadis duduk di sampingku mendesah takjub ketika ia melangkah ke lantai dansa. Ia membenarkan topinya, berbalik pada kami dan kemudian musik dimulai.

I can’t read your mind ...

Dia bergerak begitu lentur, begitu mudah seolah-olah ia sedang bernapas. Aku menemukan diriku bertanya-tanya bagaimana ia bisa menggerakkan tubuhnya seperti itu. Semua orang di studio tari begitu terpesona, beberapa mulut ternganga kagum pada tariannya. Hal yang mengenai Jongin adalah bahwa ia tidak hanya menggunakan tubuhnya saat ia menari, seperti sekarang, topi yang ia gunakan termasuk rutinitasnya, seolah-olah itu bagian dari tubuhnya. Selain itu, ia menggunakan seluruh lantai dansa, ia tidak hanya berada di satu tempat dan wajahnya penuh emosi, tatapannya memikat setiap penonton. Dan aku menemukan diriku memerah seperti idiot.

Setelah tariannya, ia menundukkan kepala dan tersenyum malu-malu pada penonton seolah-olah orang yang menari beberapa waktu lalu adalah orang asing. Ia berjalan ke sisi lantai dansa di mana siswa tari lain berkumpul dan ia berpaling ke seseorang yang duduk di bangku cadangan. Ia tertawa dengannya dan hatiku sedikit tenggelam ketika aku melihat itu adalah Yu Jin. Jongin duduk di sampingnya selagi mereka terus berbicara.

"Dia tidak akan lama denganmu dan kau mengetahuinya dengan baik." Suara Dae Hyun berdering di dalam kepalaku. "... mungkin dia akan melakukannya selama beberapa hari atau minggu atau bulan. Tapi tidak cukup lama. Dan tidak ada yang akan melakukannya."

"Min Jee." Suaraku parau, dengan lembut menekan bahu Min Jee. "Aku baru ingat aku harus melakukan sesuatu ... " kataku sambil beranjak dari tempat duduk. "Sampai nanti, 'kay?"

Min Jee membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi aku telah berbalik padanya dan berjalan keluar dari studio tari tanpa kata.

Aku menghabiskan beberapa menit sebelum menuju pelajaran terakhir di mejaku di kantor majalah. Aku juga bersikap seperti itu selama periode terakhirku, kepalaku berkeliaran keluar masuk. Aku tahu aku harus melakukan sesuatu yang lebih baik daripada mendengarkan Dae Hyun tapi aku tidak bisa menahannya. Aku tahu dalam hati ia benar.

Aku bahkan tidak tahu mengapa tiba-tiba Jongin menyukaiku. Kami hanya memiliki percakapan pertama kami beberapa minggu yang lalu, aku berpikir muram saat aku memutar pena di atas meja, mengabaikan guruku memarahi salah satu teman sekelasku ketika ia menangkapnya menirukan mimiknya ketika ia sedang menulis sesuatu di papan tulis. Setelah bel terakhir, aku langsung menuju ke lokerku, ingin mengakhiri hari dan mungkin pergi ke Spines dan bekerja untuk sementara waktu untuk meringankan pikiranku sedikit—

Aku tersentak dari pikiranku ketika seseorang menepuk bahuku. Aku melihat ke sampingku dan menemukan sepasang mata gelap yang indah menatapku.

"Hei," kata Jongin, wajahnya merekahkan senyuman. "Aku berjalan mengejarmu setelah kau keluar dari kelasmu, tetapi kau tampaknya tidak mendengarku."

"Oh." Kataku sedikit canggung, kepalaku masih agak kabur dari pikiranku. "Maaf. Aku hanya sedang ... berpikir."

"Aku mencarimu setelah latihan terbuka." Kata Jongin, "Tapi Min Jee bilang kau pergi setelah penampilanku. Apa penampilanku begitu buruk bagimu?" Ia bertanya, tersenyum sedikit.

Dan ia berhasil membuatku tersenyum juga. "Ya, itu sangat buruk aku harus muntah di luar." Kataku, bercanda.

"Benarkah?" Kata Jongin.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
suthchie #1
Chapter 55: Akhirnya selesai juga...

Wahhh ngak nyangka lho kalo ceritanya bakal publish selama itu...
Bersyukur aku dapat rekomendasi ff ini udah selesai... Bahakan aku cuma butuh waktu beberapa hari buat bacanya...
Soalnya aku tuh tipe orang yang ngak berhenti untuk penasaran sama cerita kalo belum selesai...
Pokoknya terima kasih banyak buat temenku yang udah merekomendasikan ff ini...

Secara keseluruhan aku suka cara menyampaikan ceritanya, ngak terburu buru tapi juga ngak ngebosenin...
Apalagi cast nya si jongin...

Pokoknya terimakasih buat authornya
yang udah bikin cerita yang hebat
suthchie #2
Chapter 54: Akhirnya balikan juga...
Jongin orang baik. Hana sangat beruntung memilikinya
suthchie #3
Chapter 53: Kuanggap itu sebagai tanda balikan...
Semoga
suthchie #4
Chapter 52: Cobaan hana terlalu berat...
suthchie #5
Chapter 51: Semoga ibu hana benar2 menjadi baik
suthchie #6
Chapter 49: Minjee trtaplah berada di sisi hana...
suthchie #7
Chapter 50: Untunglah hana punya sahabat baik seperti minjee...
suthchie #8
Chapter 48: Kenapa kau mengambil keputusan iyu hana...
Aku yakin, jongin sangat hancur...
suthchie #9
Chapter 47: Yang aku kawatirkan akhirnya trrjadi...
Pasti daehyun memberi tau hal buruk pada jongin
suthchie #10
Chapter 46: Itu hal baik hana... Semoga