Chapter 19
Never Let Me Go [Indonesian]Keesokan harinya, Jongin menepati perkataannya dan hal pertama yang ia lakukan adalah menunjukkan fotoku pada teman-teman. Ia tertawa bersama Sehun, Baekhyun dan Yixing di kelas kami ketika aku datang. Aku hanya memutar mataku pada Jongin yang mengangkat teleponnya lebih tinggi ketika aku mencoba untuk merebut ponselnya.
"Jangan khawatir, Hana." Sehun berkata padaku dan tersenyum. "Kau masih terlihat imut bahkan dengan semua noda itu diwajahmu." Katanya menghiburku.
"Terima kasih, Sehun." Ujarku tersenyum ke arahnya dan kemudian aku berpaling pada Jongin yang sedang menontonku dengan Sehun. Aku menjulurkan lidahku padanya dan pergi ke tempat dudukku.
Jujur, aku tidak keberatan ia menertawakan fotoku. Aku benar-benar merasa sedikit berguna untuknya, kalau ia terganggu akhir-akhir ini, ia pasti membutuhkan sesuatu untuk menghibur dan aku akan senang untuk melakukannya sendiri bahkan ketika hal yang membuatnya tertawa adalah wajahku yang konyol itu.
Beberapa hari berikutnya, aku menemukan hal yang aneh. Salah satunya, Dae Hyun telah mengakui keberadaanku secara tiba-tiba. Ya, itu masih menggangguku karena dulu ia jelas mengatakannya, setelah ia putus denganku, ia tidak ingin berurusan apapun lagi denganku dan sekarang, ia bertindak seolah semuanya menyenangkan. Aku membiarkan ia tersenyum dan melambaikan tangan padaku setiap kali kami berpapasan di koridor atau bertemu satu sama lain di kafetaria.
Hal lain yang aneh adalah aku melihat Sehun, Baekhyun, Yixing, Kyungsoo dan Jongin bergumam satu sama lain. Pada awalnya, itu akan terlihat seperti mereka berdebat dan kemudian Sehun dan Baekhyun akan mulai tertawa. Aku bertanya sesekali pada mereka jika ada sesuatu yang terjadi, seperti jika mereka berdebat, tetapi mereka mengatakan mereka baik-baik saja dan hanya main-main.
Dan hal aneh terakhir adalah bahwa rumor aku dan Jongin akan kembali keluar lagi. Rupanya, beberapa teman sekolah kami melihat kami Selasa malam terakhir di taman. Sebenarnya, aku merasa seperti aku berada di salah satu episode Gossip Girl. Min Jee, Baekhyun dan Yixing mulai menggoda kami lagi, seperti yang diperkirakan, aku mengabaikan mereka.
Suatu sore, sementara Min Jee dan aku bergabung dengan anak-anak di taman, Sehun membocorkan rahasia kecilnya setelah Baekhyun dan Yixing bercerita tentang adegan lucu yang mereka tonton malam sebelumnya dan Baekhyun meniru salah satu adegan dan membuat kami tertawa riuh kecuali Sehun yang kelihatan berbeda hari itu.
"Sehun sedikit diam hari ini." Kataku.
Sehun menatapku dengan tatapan sedikit terkejut seolah-olah ia tidak mendengarkan percakapan diantara kami.
"Hana benar." Yixing menyetujui, condong ke arah meja sedikit. "Dia sering bersikap begitu akhir-akhir ini."
Baekhyun menyikut Sehun di samping. "Ada apa denganmu?" Ia bertanya.
Sehun menghela napas dan duduk tegak di kursinya. "Baiklah, aku akan memberitahu kalian." Katanya setengah hati. "Eh, ada gadis yang kusuka." Katanya sambil tersenyum malu-malu.
"Ooh, masalah perempuan!" Min Jee menggodanya dan aku tertawa.
"Aku tahu itu!" Kata Yixing tergelak.
Baekhyun berjabat tangan dengan Sehun seolah-olah ia memenangkan lotre atau sesuatu. "Seperti apa orangnya?" Baekhyun bertanya penuh semangat.
Sehun tersenyum lebih cerah, jelas berpikir tentang gadis itu sekarang. "Dia benar-benar cantik." Katanya sedikit malu-malu. "Dia benar-benar cerdas dan baik juga."
"Siapa namanya?" Tanya Min Jee penuh semangat dan aku mengangguk setuju.
"Yeah, beritahu kami namanya!" Yixing menuntut.
"Aku belum bisa memberitahu kalian namanya." Katanya malu-malu.
"Tapi apakah kami tahu gadis itu?" Tanya Min Jee lagi.
Sehun mengangguk dengan yakin. "Ya." Katanya, "Dia terlalu cantik untuk tidak diperhatikan. Sebenarnya, Jongin tahu gadis itu." Tambahnya, melirik temannya.
Sama seperti yang lainnya, aku menoleh ke arah Jongin yang duduk di sampingku. Aku menyadari bahwa ia belum mengatakan apa-apa sejak Sehun mengaku bahwa ia menyukai seseorang. "Apa kau benar-benar mengenalnya?" Aku bertanya pada Jongin.
"Ya, aku mengenalnya." Katanya setelah beberapa saat, tampak sedikit kaku.
Yixing, yang duduk di sisi lain Jongin menyikut tulang rusuknya. "Apa dia sangat cantik?"
"Dia sangat cantik." Ujar Jongin acuh tak acuh dan kemudian ia berdeham.
Kami semua berpaling lagi pada Sehun. "Apa kau sudah menembak gadis itu?" Baekhyun menanyainya.
"Belum." Kata Sehun. "Tapi aku pikir aku akan menembaknya sore ini, sepulang sekolah."
"That’s so sweet." Kataku dengan sungguh-sungguh dan yang lainnya setuju. Well, kecuali Jongin yang masih kaku dan memasang ekspresi kosong di wajahnya.
"Apa menurutmu dia akan menanggapi perasaanku, Hana?" Tanya Sehun, menatapku penuh harap.
Aku menganggukan kepala positif. "Tentu saja," kataku, "Kau orang baik, kupikir dia akan menyukaimu juga."
Sehun tersenyum lebih lebar. "Itu sangat menghibur." Katanya. "Meskipun, aku pikir aku akan membutuhkan bantuan."
"Setelah sekolah?" Kata Yixing, "Aku tidak bisa. Kakek nenekku di sini, mereka ingin aku langsung pulang ke rumah setelah sekolah."
"Aku juga." Kata Baekhyun, tampak menyesal pada Sehun. "Aku punya—beberapa urusan yang harus—kulakukan." Katanya terbata-bata. "Mungkin Jongin bisa membantumu." Ia menawarkan.
Aku berpaling ke Jongin, ekspresi kesal melintas di wajahnya saat ia menatap teman-temannya dan menghilang di detik berikutnya. "Aku—tidak bisa." Ia tergagap, tampak sedikit mual. "Aku sedang sibuk."
Merasa sedikit kasihan pada Sehun, aku berpaling padanya. "Mungkin Min Jee dan aku bisa membantumu." Aku menawarkan kepadanya.
"Aku sibuk, Hana." Kata Min Jee dengan cepat. "Aku punya pertemuan klub sepulang sekolah."
Aku terpaksa mendesah. "Baiklah, maka aku akan membantumu." Kataku lagi pada Sehun.
"Benarkah? Kau akan melakukannya?" Sehun bertanya padaku.
"Tentu saja." Aku berkata, "M
Comments