New Tentor

Close To You

When I look up, radiance filled the sky, without fading.

If only we could have been like the sun, shinning all the time

 

(L’arn~en~Ciel – Hitomi no Jyuunin)

 

Aku harap pertemuan kita adalah yang pertama dan terakhir kalinya,

Namun kenapa takdir berkata lain?

Apa salahku Tuhan? Apakah ini hukumanku?

 

Chapter 2

 

Kai mengedarkan pandangannya kearah lapangan sekolah, ia tampak sangat malas mendengar gurunya kini tengah mengumumkan hasil ujian minggu lalu. Kai menguap dan memperhatikan satu per satu temannya maju ke depan saat nama mereka disebutkan.

 

Kai diam-diam berdoa dalam hatinya, semoga saja nilainya kali ini tidak seburuk ulangan sebelum-sebelumnya. Setidaknya dia bisa mengerjakan satu dari sepuluh soal kemarin, dibanding dengan sebelumnya ia hanya mengumpulkan lembaran berisi nama dan nomor absennya.

 

“Kim Jongin, 35!”

 

Kai membelalakkan matanya kepada guru wanita yang kini menggelengkan kepalanya sambil menatap kearahnya. “Sial!” umpat Kai pelan.

 

Kai berdiri dengan kaki lemas ketika mendengar nilai yang disebutkan oleh Cho Songsaenim, Sehun –teman sebangku Kai menepuk bahu Kai sambil menampakkan wajah berduka cita. Kai menepis tangan Sehun sebal lalu berjalan mendekati Cho Songsaenim ke depan kelas.

 

Cho songsaenim menghela nafas saat memberikan lembar ulangan Kai, Kai membalas dengan tersenyum garing pada Cho Songsaenim.

 

“Temui saya setelah pelajaran di kantor guru.” Ujar Cho Songsaenim pada Kai.

 

Kai mengerjapkan matanya, “Eh? Kenapa songsaenim?”

 

Cho Songsaenim melotot kesal pada Kai, “KAU MASIH TANYA KENAPA?!?” suara Cho Songsaenim naik beberapa oktaf dan membuat kelas hening seketika dan Kai meringis.

 

“Angka 35 besar itu sudah cukup menunjukkan alasannya, Kim Jongin.” Ucap Cho Songsaenim dengan penekanan pada kalimatnya.

 

Kai menggaruk belakang kepalanya sambil tetap meringis menghadapi guru matematikanya itu.

 

“Saya sudah pusing dengan nilai matematikamu dari semester awal, jadi kau harus datang seusai pelajaran nanti ke kantorku. Ini demi kelangsungan hidupmu di sekolah ini, kau mengerti?” Cho Songsaenim berkata sambil menatap mata Kai.

 

“Mengerti…” jawab Kai malas- malasan lalu berjalan kembali ke bangkunya, dan ia mendapati Sehun tersenyum lebar ke arahnya sambil mengibaskan nilai matematika sempurnanya. Kai lalu menginjak kaki Sehun dengan sangat keras. Well- Sehun memang pantas mendapatkan injakan itu.

 

******

 

Kyungsoo sedang membaca manganya saat ia merasakan pipinya ditempeli oleh sebuah benda dingin. Kyungsoo mendecak karena merasa keasyikannya terganggu, namun amarahnya sirna seketika saat ia melihat seseorang tengah tersenyum layaknya malaikat dihadapannya.

 

“Hei, kau tidak istirahat?” Tanya pria dengan senyum malaikat itu.

 

Kyungsoo menggeleng, “Aku malas ke kantin, Junmyeon hyung.” Ujar Kyungsoo lalu mengambil kaleng minuman soda yang ditempelkan ke pipinya, “Untukku?”

 

Junmyeon mengangguk masih dengan senyuman manis terukir di bibirnya.

 

Kyungsoo membuka kaleng minuman sodanya “Kenapa kau disini? Kau memangnya tidak istirahat?” Tanya Kyungsoo kemudian meminum minuman sodanya.

 

“Tidak, bagiku istirahat adalah artinya bertemu denganmu.” Jawab Junmyeon to the point.

 

Kyungsoo tersedak, “Uhuk…uhuk…hyung kau jangan bercanda.”

 

Junmyeon menampakkan muka cemberut, “Hey! Aku serius! Kau bahkan sampai sekarang belum menjawab soal pernyataan cintaku dulu padamu.”

 

Kyungsoo tiba-tiba salah tingkah, “Eung- soal itu….”

 

“Kyungsoo-ah!”

 

Sebuah suara penyelamat Kyungsoo membuat Kyungsoo terkejut sekaligus bernafas lega, ia mendapati sahabatnya Chanyeol menghampirinya dengan senyuman lebar khasnya.

 

Wae chanyeollie?” Tanya Kyungsoo.

 

Chanyeol mengangkat alisnya, senyum lebarnya menghilang, “Ew, Kyungsoo berhenti memanggilku seperti itu.”

 

Junmyeon mengangguk, “Itu membuatku cemburu juga.” Sahut Junmyeon yang membuat mata Chanyeol menyipit sambil tersenyum nakal.

 

“Kalian-“

 

“Apa maksudmu memanggilku tadi?” Kyungsoo memotong perkataan Chanyeol sebelum nanti Chanyeol akan bertanya yang aneh-aneh dan Junmyeon menjawab dengan tidak benar.

 

Chanyeol merengut, “Oh, Cho Songsaenim menyuruhmu ke kantor.”

 

“Huh? Cho Songsaenim?” Tanya Kyungsoo

 

Chanyeol menjawab pertanyaan Kyungsoo dengan anggukkan.

 

Kyungsoo mengerutkan alisnya dan menerka apa gerangan yang membuat Cho Songsaenim memanggilnya ke kantor.

 

*****

 

Kai menatap Cho Songsaenim yang sedari tadi menghela nafas sambil membuka beberapa kertas berisi catatan belajar Kai. Sesekali Cho Songsaenim menggelengkan kepalanya sembari memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening.

 

“Saya tidak tahu bagaimana caranya kau bisa masuk SMA ini.” Cho Songsaenim menghela nafasnya.

 

Kai menyipitkan matanya, “Tentu saja tes.” Jawab Kai yang membuat Cho Songsaenim  mengerutkan kening sambil menyipitkan mata seolah tak yakin dengan jawaban Kai barusan.

 

Kai mendesis, “Aku kan hanya bodoh di matematika, cih.” Kai mendumel dengan suara pelan agar Cho Songsaenim tak mendengar dumelannya itu.

 

Tok Tok Tok….

 

Kai dan Cho Songsaenim menoleh kearah pintu ketika mendengar suara pintu diketuk, dan kemudian Cho Songsaenim berkata untuk mempersilahkan si pengetuk itu masuk.

 

Kai menatap pintu yang terbuka itu dan sebelah alisnya seketika terangkat saat melihat seseorang yang baru ia temui kemarin muncul dihadapannya. Orang yang masuk kedalam ruangan tersebut juga tampak terkejut mendapati Kai berada di ruangan itu juga.

 

Cho Songsaenim tersenyum, “Ah kau rupanya, Kyungsoo. Kemarilah…” ujar Cho Songsaenim dengan nada bicara lembut dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan bagaimana cara Cho Songsaenim berbicara dengannya tadi.

 

Kyungsoo melangkah ragu lalu berjalan mendekat dan berdiri disebelah Kai. Kyungsoo melirik Kai sekilas dan dibalas dengan pandangan mencibir dari Kai.

 

“Ada apa songsaenim memanggil saya kemari?” Tanya Kyungsoo pada Cho Songsaenim.

 

“Saya ada permintaan untukmu,” ujar Cho Songsaenim masih dengan senyum tipis terulas di bibirnya.

 

“Ya?” Tanya Kyungsoo penasaran.

 

“Kau ajari anak satu ini-“ Cho Songsaenim menunjuk pada Kai, “Aku sudah pusing dengan nilainya, kau pemenang olimpiade matematika bukan? Mengajari anak ini pasti bukan hal sulit untukmu.”

 

Kyungsoo menelan ludahnya, dan menatap Cho Songsaenim dengan mata besarnya yang kini terlihat lebih besar akibat terkejut, “Ma- maksud songsaenim, saya harus memberi les pada….dia?” Tanya Kyungsoo sambil menunjuk Kai ragu.

 

Kai mengangkat alisnya, “Kenapa denganku?” Tanya Kai terganggu dengan nada bicara Kyungsoo barusan.

 

Songsaenim, apa kau yakin?” Tanya Kyungsoo lagi, dalam hati Kyungsoo berharap Cho Songsaenim hanya bercanda soal barusan.

 

Cho Songsaenim tersenyum, kali ini lebih lebar, “Tentu saja, Kim Jongin perkenalkan, tentormu selama tiga bulan kedepan, Do Kyungsoo.” Ujar Cho Songsaenim pada kedua murid dihadapannya.

 

Kai memutar bola matanya, sedangkan Kyungsoo berulang kali merutuk dalam hati.

 

Well- takdir sekali lagi terpaksa membuat mereka berdua harus saling berurusan.

 

******

 

Bel pulang sekolah berbunyi, para murid menghela nafas lega saat bunyi bel yang bagaikan suara malaikat itu bersua.

 

Kai menghembuskan nafasnya, lalu mulai memasukkan beberapa buku di mejanya yang bahkan tak disentuhnya selama pelajaran tadi.

 

"Sehunnie......"

 

Kai mengerang mendengar suara Luhan dan melihat lelaki dengan mata bambi itu berjalan dengan riang masuk ke kelasnya yang kini sudah sepi dan hanya menyisakan dirinya, Sehun, dan Luhan.

 

Kai menyiptkan matanya saat melihat sepasang kekasih dihadapannya itu kini tengah bermanis-manisan.

 

Kai menampakkan muka ingin muntah pada Sehun dan Luhan kedua sahabatnya itu, "Hey! Cari tempat! Kau tidak tahu ini kelas!"

 

Luhan meleletkan lidahnya pada Kai, "Dasar kau single mengenaskan!" Ejek Luhan yang disambut tawa Sehun.

 

Kai melotot, "Hey, aku bisa dengan mudah mendapatkan pacar kalau aku mau!" jawab Kai tak terima dengan perkataan Luhan barusan.

 

"Pacar? Oh ya bagaimana soal anak yang mendengar percakapanmu itu?" Tanya Luhan yang kini tengah duduk diatas pangkuan Sehun.

 

Kai teringat tentang jadwal tambahan pelajaran dengan si anak culun menyebalkan itu, “Sial…” Kai mengumpat.

 

“Kenapa?” Tanya Luhan penasaran, “Kau butuh bantuanku dan Sehun?”

 

Kai mengibaskan tangannya, matanya tanpa sadar menangkap sesosok orang yang ingin sekali dihindarinya berdiri di depan pintu kelasnya. Namun, ketika melihat masih ada teman-teman Kai orang itu tampak mundur dan berjalan ke suatu tempat.

 

Kai menghela nafas lalu mengangkat malas tasnya, “Aku pulang duluan.”

 

Luhan berdiri dari duduknya, “Kau mau pulang duluan? Kau ada kencan ya?”

 

Kai mendesis, “Ish, terserah apa pikiranmu.”

 

Luhan cemberut dan Sehun melemparkan muka tak senang karena Kai selalu saja menjawab kasar pada setiap pertanyaan yang diajukan Luhan.

 

Wae?” Tanya Kai yang menyadari pandangan Sehun padanya.

 

“Luhan kan hanya perhatian padamu, Kai.” Jelas Sehun.

 

Kai menghela nafasnya, “Baiklah, maaf Luhan gege, Sehun.Aku pulang dulu, oke?” ujar Kai lalu berlalu tanpa mendengar persetujuan dari Luhan dan Sehun dahulu.

 

*****

 

Kyungsoo mengetuk-ngetukkan sepatunya ke lantai, ia menghela nafas dalam hati ia merutuk kenapa juga ia harus benar-benar mengajari anak yang bahkan tidak menghargai dirinya? Dia bisa saja tadi menerima ajakan Junmyeon hyung untuk pulang bersama dan bukannya harus melemparkan dirinya menjadi tentor si Kai atau siapalah itu namanya.

 

“Ikuti aku.”

 

Kyungsoo mendongak dan mendapati Kai sudah berlalu dari hadapannya, Kyungsoo mengernyit sambil menatap punggung Kai.

Kai yang sadar anak yang diajak bicara olehnya tidak mengikuti perintahnya akhirnya memilih untuk menghentikkan langkahnya dan menatap kesal pada Kyungsoo, “Apa kau tidak dengar? Ikuti aku!”

 

“Kau bicara padaku?” Tanya Kyungsoo dengan bodohnya.

 

“Tentu saja! Kau pikir aku bicara dengan hantu.” Jawab Kai sebal lalu segera lanjut berjalan sebelum ada anak di sekolah sadar ia baru saja berbicara dengan Do Kyungsoo.

 

Kyungsoo menatap punggung Kai yang berjalan didepannya dengan kesal, tangan Kyungsoo meremas jas biru sekolahnya. Kyungsoo memang harus benar-benar sabar jika tidak mau terkena tekanan darah tinggi setelah selesai menjadi tentor anak ini.

 

.

.

.

 

Setelah berada cukup jauh dari lingkungan sekolah, Kai menghentikan langkahnya dan membuat Kyungsoo tak sengaja menubruk punggung Kai –lebih tepatnya tas ransel abu-abu milik Kai. Kai mendesis kesal melihat kebodohan Kyungsoo, sedangkan Kyungsoo sibuk mengusap-usap dahinya yang terbentur ransel Kai.

 

“Dimana rumahmu?” Tanya Kai tiba-tiba.

 

Kyungsoo mengerjapkan matanya masih sambil mengerjapkan matanya.

 

Aish, berhenti menatapku seperti itu. Sudah kubilang kan aku tidak suka matamu.” Gerutu Kai.

 

Kyungsoo mendengus, “Untuk apa ke rumahku? Bukankah kita bisa belajar di perpustakaan sekolah, lagipula perpustakaan sekolah masih akan buka sampai jam delapan malam.”

 

Kai memutar bola matanya kemudian menatap Kyungsoo lekat-lekat, “Dengar, aku tidak mau ada seorang pun tahu aku harus menghabiskan waktuku denganmu. Dan perlu kau tau, kau dan aku harus saling bertingah tidak mengenal satu sama lain saat disekolah.”

 

“Kita memang tidak mengenal satu sama lain.” Jawab Kyungsoo cepat.

 

“Nah, memang. Sekarang jangan banyak tanya cepat beritahu aku dimana alamat rumahmu dan kita bisa menyelesaikan urusan kita lebih cepat.”

 

Kyungsoo mendengus, “Distrik D, blok C”

 

Mulut Kai terbuka, kebetulan apa lagi ini. Rumah Kyungsoo satu distrik dan hanya berbeda dua blok dari rumahnya. Kini Kai tahu takdir memang sering tak adil.

 

Kai kemudian berjalan meninggalkan Kyungsoo, Kyungsoo menatap Kai heran kemudian berlari mengejar Kai, “Hey! Kau memangnya tahu dimana itu?”

 

Kai tidak perlu menjawab pertanyaan Kyungsoo, karena Kai memang tahu benar letak distrik D.

 

“Aish kau ini benar-benar menyebalkan.” Gerutu Kyungsoo.

 

Kai melirik sinis Kyungsoo dan memilih menutup mulutnya, ia kemudian mengambil ponsel di sakunya dan mengirimkan pesan singkat kepada kakak wanitanya jika ia akan pulang terlambat hari ini.

 

Tak berapa lama Kai merasakan ponselnya bergetar,

 

Yobose-“ ucapan salam dari Kai terputus saat ia mendengar suara teriakan dari seberang teleponnya, ia kemudian menjauhkan teleponnya. Setelah merasa noonanya tidak berteriak lagi Kai kemudian mulai berbicara dengan noonanya itu.

 

“Ya! Noona jangan berteriak!”

 

“Apa?”

 

 “Aku ada tambahan pelajaran.”

 

“ Demi Tuhan aku tidak berbohong padamu, kau bisa telepon Sehun kalau tidak percaya.”

 

 “Iya iya…aku tahu…”

 

“Hmm…iya, oke bye!”

 

Kai memutuskan sambungan telepon kemudian memasukkan ponselnya kembali kedalam saku celananya.

 

Kyungsoo menatap Kai dan dibalas lirikan sinis Kai.

 

“Apa?” tanya Kai ketus.

 

Kyungsoo menggelengkan kepalanya, “Bahkan noona-mu sendiripun sepertinya tidak menyukaimu.”

 

Kai memutar bola matanya lagi, “Oh bisakah kau diam dan percepat jalanmu, siput bahkan berjalan lebih cepat darimu.”

 

Kyungsoo menghentakkan kakinya kesal lalu mempercepat jalannya agar Kai tidak protes lagi. Baru sehari kepala Kyungsoo rasanya sudah ingin pecah menghadapi anak satu ini, entah bagaimana Kyungsoo harus bertahan selama tiga bulan kedepan.

 

Dan entah bagaimana Kai bisa tahan berlama-lama dengan Do Kyungsoo tanpa harus meluapkan amarahnya.

 

Entah bagaimana kedua orang ini bisa bertahan satu sama lain.

 

Entahlah…

 

*****

 

Author's Note:

 

 

OMG~ FAIL CHAPTER ;A; oke maaf yang udah nunggu lanjutannya, tapi sepertinya aku mengecewakan kalian. Aku entah kenapa gagal membuat Kai jadi jahat, gimana bisa aku buat Kai jahat kalo tiap lihat Kai mukanya imut imut begini~

 

 

oke balesan komentar disini aja ya ^^

 

@kaisoodaughter : emangnya kai galak? padahal aku ngerasa gagal ngebuat kai galak di FF ini ;~~; /mundung/ 

@coco_pinky : haha iya emang gak banyak bahasa koreanya, karena aku sendiri gak seberapa banyak tau istilah-istilah bahasa korea. Mungkin juga kebawa dari baca FF author luar yang jarang nyisipin bahasa korea kali ya (?)  lols 

@wooyochie: eh emang lama? aku sampek sekarang kalo luka juga pake obat merah kok (?) haha 

 

betewe buat kalian yang udah baca FF ini makasih muah muah, komen bisa kali~ (?) /maunya/

 

 

betewe bonus foto KaiSoo~

 

 

lol entah kenapa gambar ini serasa kaya Kai yang ada di FFku ini--- /dar

 

see you at chapter 3

 

comment and subscribe are love <3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Yunjaesick
finally yeah~

Comments

You must be logged in to comment
arieflahay #1
Chapter 8: Lanjut pleaseeee..
abcddewi #2
Chapter 8: lanjuttttt
aizahputri #3
Chapter 8: Lanjuttt thor. Pasti masalalu yg anak kecil itu si kyungsoo ya
NikenDZL #4
Chapter 8: Cool XD next next XD
shippyo #5
Chapter 4: d.o suka jongn? Knapa papi suo d tlak??
dodokaisoo #6
Chapter 8: Baru baca smp selesai...waw...jongin galak2 tp udh mulai keliatan protectif sm kyungsoo #CIEEEEE jongin. Next chap ditunggu bangetttt!
dodokaisoo #7
Chapter 8: Baru baca smp selesai...waw...jongin galak2 tp udh mulai keliatan protectif sm kyungsoo #CIEEEEE jongin. Next chap ditunggu bangetttt!
erikagalaxy #8
aku baru basa langsung sukaaaa~
babysoo14 #9
Chapter 8: Annyeong kiki imnida, aku baru baca ff ini aku langsung suka sama alur cerita nya ^^ lanjutt thor
paparnmyeon_ #10
Chapter 8: LANJUT PLEASEEE KEPO AMA CERITANYA