Our Fate

Close To You

Why do stars fall down from the sky every time you walk by?

Just like me, they long to be close to you.y

 

(The Carpenters - Close to you)

 

*Jongin POV*

 

Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat aku menangis sesaat setelah ibuku masuk ruang operasi. Langkah kaki kecilku membawaku berada disalah satu kursi panjang di taman rumah sakit, sedangkan ayah dan kedua saudara perempuanku menunggu di depan ruang operasi. Aku tidak berani ikut berada disana, aku terlalu takut jika wajah dokter saat keluar dari ruang operasi akan penuh penyesalan, dan aku harus melihat ayah dan kedua saudara perempuanku menangis histeris. Aku tak sanggup. Dan aku meneteskan air mata tanpa sadar, sambil menatap rumputan hijau dan beberapa pasien serta keluarga pasien yang berlalu lalang, mereka tampak tak peduli jika ada seorang anak lelaki kecil yang menangis disana.

 

Sebuah permen lollipop besar tersodor didepan mukaku, dan membuatku menghentikan tangisku kemudian mendongakkan kepala menampakkan kedua pipi basah, mata merah, dan ingus yang keluar dari hidungku. Sepasang mata besar adalah hal yang pertama kali kudapati. Aku memperhatikan lagi, seorang anak lelaki seusiaku namun dengan tinggi badan yang jauh lebih pendek dariku tengah menyodorkan sebungkus lollipop besar kepadaku.

 

"Eomma pernah berkata, makanan manis bisa membuat perasaan orang tenang. Ia selalu memberiku lollipop saat aku menangis." Ujar anak lelaki bermata besar tersebut sambil tangannya masih tetap terulur menyodorkan lollipop besar itu padaku.

 

Aku berkedip dan bertanya ragu, "Untukku?"

 

Anak bermata besar itu terkekeh pelan, lalu mengangguk. Aku mengulurkan tangan dan menerima lollipop tersebut sambil menggumamkan kata terima kasih pelan. Anak bermata besar itu tersenyum, dan saat itu entah kenapa aku lupa jika aku baru saja menangis.

 

***

 

Kedua kalinya aku bertemu dengannya adalah saat aku selesai dikeroyok oleh beberapa orang. Saat itu aku masih duduk di bangku akhir sekolah menengah pertama, masalah sepele karena seorang gadis dari salah satu pengeroyok tersebut menyukaiku membuat anak-anak tersebut tidak terima dan mengeroyoki. Benar-benar masalah sepele bukan?

 

Bukan salahku jika aku harus tumbuh besar dengan wajah rupawan, tubuh tinggi nan atletis, dan disukai oleh semua orang. Dan yang lebih utama bukan salahku jika gadis dari pengeroyok itu menyukaiku, karena aku tidak pernah berharap gadis pengeroyok tersebut untuk menyukaiku.

 

Aku terduduk dengan seluruh tubuh yang terasa nyeri di trotoar sembari membersihkan seragamku yang kotor oleh pasir jalanan, dan kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil tasku yang terlempar tak jauh dari tempatku terduduk.

 

"Kau baik-baik saja?"

 

Aku mendongak mendengar sebuah suara, lagi aku mendapati sepasang mata besar disana dan senyuman yang entah kenapa memberikan sensasi menggelitik di perutku. Anak itu tengah menenteng botol air minum yang isinya sudah habis separuh.

 

"Eung...kurasa tidak baik-baik saja." Ujar anak bermata besar itu ketika melihat keadaanku. Ia lalu berjongkok dihadapanku, ia merogoh saku hoodie yang ia kenakan dan mengeluarkan sebuah sapu tangan. Anak bermata besar itu membuka botol air minumnya menuangkan sedikit air untuk membasahi sapu tangannya. Tanpa ba-bi-bu ia membersihkan darah di ujung bibirku.

 

Aku mengerang nyeri saat anak itu sedikit menekan ujung bibirku yang sobek untuk menahan agar darah tidak keluar lagi.

 

"Mian..." Kata anak itu saat mendengar erangan kesakitan yang terlontar dari mulutku.

 

"Pegang sapu tangannya."Perintah anak itu lagi, dan aku bagai tersihir hanya bisa menuruti permintaannya.

 

Anak itu kemudian melepas dasiku, lalu menarik lengan kananku yang juga berdarah. Ia kemudian menuangkan sedikit air untuk membersihkan lukaku. Lalu menggunakan dasiku untuk mengikat sedikit luka robek yang ada disiku lengan kananku itu.

 

"Sampai rumah kau buka dan beri obat merah ya." Ujar anak itu, aku hanya menatapnya dan mendengar suaranya yang bagai melodi menggelitik di telingaku.

 

Anak itu berdiri, dan tersenyum lalu meninggalkanku yang masih terdiam pada posisiku.

 

"Terima kasih." Ujarku pelan yang entah didengar atau tidak oleh anak bermata besar itu.

 

Semenit aku masih terpaku, dan ketika sadar aku merutuki kebodohanku sendiri.

 

"Sial! Aku tidak tanya siapa namanya tadi!."Umpatku lalu berdiri sambil meringis pelan karena beberapa memar ditubuhku yang berdenyut nyeri.

 

*****

 

Ketiga kalinya aku bertemu dengannya adalah saat aku berada di atap sekolah.

 

Saat itu adalah tahun keduaku di SMA. Aku menatap jenuh pada gadis dihadapanku, tidak sekali ini saja aku harus menghadapi situasi seperti ini, aku sudah tahu kemana keadaan ini akan dibawa. Seorang gadis mengirimkan surat untuk bertemu di atap saat jam istirahat, dan aku tidak tega untuk memberikan harapan palsu pada seorang gadis. Jadi aku lebih baik datang dan mendengarkan gadis itu mengucapkan kalimat klise, "Aku suka padamu."

 

Dan aku dengan nada bosan hanya akan menjawab, "Maaf, aku tidak bisa."

 

Namun gadis yang kali ini dihadapiku sepertinya lebih keras hati dibanding dengan gadis sebelum-sebelumnya. Gadis itu mengerutkan dahinya, dan kedua matanya melebar seakan tak terima.

 

"Kenapa?" Tanya gadis itu seolah tak percaya, "Apa kau punya kekasih?"

 

Aku mengangkat bahuku, "Apa orang sepertiku masih membutuhkan kekasih. Kau tau? Jika kau mau bersamaku, kau bisa. Tapi tidak untuk kekasih."

 

"Kenapa? Apa aku kurang sempurna?" Tanya gadis itu lagi dengan keangkuhannya.

 

Aku tertawa, gadis ini astaga-

 

"Sayangnya aku tidak melihat kesempurnaanmu, Krystal-ssi."Jawabku dengan seulas senyum yang kupaksakan.

 

"Kenapa?" Tanya krystal kini dengan nada memaksa.

 

"Karena aku gay?"Jawabku seakan tak yakin, namun kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku.

 

Aku mendengar seseorang menahan nafas ketika aku mengucapkan itu. Krystal tampak shock dihadapanku, tapi aku tak peduli, karena aku mendapati seorang dengan mata besar yang meminta maaf kemudian buru-buru pergi dari atap.

 

Aku mengerutkan alis, lalu menatap Krystal, "Omong-omong, kau tau siapa orang yang tadi mendengar pembicaraan kita?"

 

Dan saat  itu aku tau nama orang itu adalah Do Kyungsoo, dan ia lebih tua setahun dariku.

 

*****

 

'You came along just like a song and brighten my day.'

 

"Kai, apa kau gila? Otakmu kegeser ya? Bagaimana bisa kau menolak Jung Krystal?!?"

 

Kai menatap malas pada sepasang mata bambi dihadapannya, kemudian kembali melahap ramen dihadapannya.

 

"Yah! Kim Jongin! Aku bertanya padamu!" Luhan menaikkan volume suaranya karena merasa Kai orang yang ditanya sama sekali tidak memberikan respon yang ia harapkan.

 

"Ya! Sehun! Bisa tidak kau suruh pacarmu ini untuk tidak selalu ingin tahu hidupku. Luhan gege, kau sebaiknya lebih penasaran pada kehidupan Sehun, bukan kehidupanku, oke?" Ujar Kai yang membuat Luhan melotot pada Sehun.

 

Sehun menepuk bahu Kai, "Tapi aku juga penasaran, kenapa kau menolak Krystal?"

 

Kai mengangkat bahunya, "Membuatnya batal mengira kalau dia bisa mendapatkanku?" Jawab Kai seolah tak yakin.

 

Luhan mendengus, "Kudengar kau mengaku gay pada Krystal, apa kau gila? Aku tidak pernah melihatmu menunjukkan gelagat homo."

 

Kai nyengir, "Memang tidak."

 

"Lalu?" Luhan mengangkat alisnya.

 

"Aku tidak suka sebuah komitmen, Luhan gege." Kai menjelaskan pada pria chinesse dihadapannya itu.

 

Luhan kembali mendengus, "Oh oke tapi kalau kau mau bermain seks atau club, jangan lagi mengajak Sehun! Apa kau mau merusak hubungan kami?"

 

Kai memicingkan matanya, "Bukankah kau juga sering bermain seks dengan orang selain Sehun, gege?" Ujar Kai yang diakhir kekehan olehnya. 

 

Luhan membelalakkan matanya lalu memukul lengan Kai, "Jaga bicaramu!"

 

Kai kembali menyengir kemudian nada bicaranya berubah serius, "Tapi ada yang aku khawatirkan."

 

"Apa? Soal sekolah akan mengetahui kalau kau mengaku gay pada Krystal? Oh tenang saja, aku sudah mengurus Krystal dan membuat gadis itu akan menutup mulutnya. Lagipula siapa yang akan percaya kau gay jika setiap jam istirahat para murid akan menemukanmu mencium salah seorang gadis dengan buas, huh?" Ujar Luhan disambut kekehan Sehun.

 

Kai mendelik, "Hey! Kau lihat sekarang istirahat dan aku tidak sedang mencium seseorang."

 

"Setelah ini mungkin..." Sahut Sehun.

 

Kai mendengus, "Kalian berdua menyebalkan."

 

Luhan mengibaskan tangannya, "Lalu apa yang kau khawatirkan?"

 

"Ada orang lain yang mendengar jika aku mengatakan kalau aku gay pada Krystal." Jelas Kai.

 

"Matilah kau!" Sahut Sehun.

 

"Ucapanmu sama sekali tidak membantu, Sehun." Ketus Kai.

 

Sehun nyengir mendengar ucapan Kai.

 

"Siapa memang?" Tanya Luhan kembali dengan nada penasarannya.

 

"Do Kyungsoo, dia sama-sama kelas tiga sepertimu." Jawab Kai.

 

Luhan mengernyit, "Siapa kau bilang?"

 

"Do Kyungsoo." Ujar Kai lagi.

 

"Halelujah! Selamat! Sekali Do Kyungsoo membocorkan rahasiamu tidak akan ada lagi yang percaya kau straight." Ujar Luhan diiringi kekehan.

 

Kai melebarkan matanya, "Apa maksudmu? Bagaimana bisa?"

 

"Dia hanya akan dipercaya, kau tahu? Tipe anak yang tidak pernah berbohong, baik-baik, dan sebagainya itu..." Jelas Sehun sembari meminum sodanya.

 

"Oh sial-" ujar Kai saat matanya menatap sosok yang tengah mereka bicarakan berjalan keluar kantin.

 

"Hey kau mau kemana?" Saat Luhan menyadari Kai tiba-tiba berdiri.

 

"Menyelamatkan reputasiku." Ujar Kai cepat.

 

"Oh...baiklah...ramenmu untukku." Ujar Sehun lalu mengambil cepat ramen Kai. Dan Kai sama sekali tidak memikirkannya, pikirannya hanyalah untuk bertemu Do Kyungsoo itu dan membuat Do Kyungsoo untuk tidak membicarakan apapun soal perbincangannya dengan Krystal. Terutama masalah kebodohannya memberikan alasan gay pada Krystal.

 

.

.

 

 

Kai berlari mengejar Do Kyungsoo yang syukurlah belum berada begitu jauh dari kantin.

 

"Hey!" Kai menepuk bahu Kyungsoo, membuat Kyungsoo terkejut lalu berbalik. Dan kedua mata besarnya secara otomatis melebar.

 

"Bisa kita bicara?" Tanya Kai.

 

"Ah tapi aku-"

 

Ucapan Kyungsoo terputus karena saat itu juga Kai sudah menyeret Kyungsoo menuju salah satu ruang kosong yang dianggap aman di dekat lorong arah kantin tadi.

 

"Apa yang kau mau dariku?" Tanya Kyungsoo begitu ia dipojokkan di sebuah ruangan kosong,  kedua mata besarnya menatap ke arah  Kai yang kini berdiri dihadapannya.

 

"Kau mendengar pembicaraanku dengan Krystal diatap kemarin, bukan?" Kai menatap tajam pria dihadapannya itu.

 

"Oh soal gay-"

 

"Stop!" Kai meletakkan sebelah tangannya dibahu Kyungsoo, membuat Kyungsoo terjepit diantara tembok dan tubuh Kyungsoo yang menjulang dihadapannya. "Dengar, aku tidak gay, dan jangan sekali-kali kau mengatakan pembicaraanku ke siapapun, kau mengerti?" Ujar Kai dengan nada ancaman.

 

“Lalu apa maumu?” Tanya Kyungsoo sambil memicingkan mata besarnya pada Kai.

 

Kai tersenyum sinis, “Jangan sampai aku mendengar ada rumor yang bukan-bukan soal aku gay, dan jika aku mendengarnya kau adalah orang pertama yang aku jadikan tersangka.”

 

Kyungsoo mengangkat sebelah alisnya “Lalu aku harus takut dengan ancamanmu?”

 

Kai mendecih, “Cih… kau benar-benar ya-“

 

Kyungsoo melepas pegangan Kai dibahunya, “Dengar, aku sama sekali tidak tertarik untuk berurusan denganmu. Dan anggap saja aku terkena sial karena harus tidak sengaja berada di atap saat kau melakukan adegan drama dengan seorang gadis itu. Jadi, kau tak perlu takut jika aku akan menyebarkan rumor yang aneh-aneh tentangmu.” Jelas Kyungsoo, “seperti aku minat saja.” Tambah Kyungsoo pelan di akhir kalimatnya.

 

Kai mengangguk lalu menjauhkan badannya dari Kyungsoo sehingga Kyungsoo kini terbebas dari Kai, “Baguslah kalau begitu.”

 

Kyungsoo menggelengkan kepalanya, “Aku sudah boleh pergi bukan?”

 

Kai tersenyum garing, “Eung…tentu saja Kyungsoo-“

 

“Hyung. Kyungsoo hyung.”

 

Kai mengibaskan tangannya, “Terserahlah.”

 

Kyungsoo menatap tajam Kai, Kai mengerut menatap kedua mata Kyungsoo.

 

“Kenapa?” Tanya Kyungsoo heran karena Kai kini terdiam sambil menatapnya.

 

“Matamu….aku tidak suka matamu.” Ujar Kai.

 

******

hi there!

this fanfic is special for @jongin lol girl! you make me really writting this kind of fic! hahaha, i hope it doesn't make you dissapointed though ^^b

 

see you in chapter 2 all, comment are love <3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Yunjaesick
finally yeah~

Comments

You must be logged in to comment
arieflahay #1
Chapter 8: Lanjut pleaseeee..
abcddewi #2
Chapter 8: lanjuttttt
aizahputri #3
Chapter 8: Lanjuttt thor. Pasti masalalu yg anak kecil itu si kyungsoo ya
NikenDZL #4
Chapter 8: Cool XD next next XD
shippyo #5
Chapter 4: d.o suka jongn? Knapa papi suo d tlak??
dodokaisoo #6
Chapter 8: Baru baca smp selesai...waw...jongin galak2 tp udh mulai keliatan protectif sm kyungsoo #CIEEEEE jongin. Next chap ditunggu bangetttt!
dodokaisoo #7
Chapter 8: Baru baca smp selesai...waw...jongin galak2 tp udh mulai keliatan protectif sm kyungsoo #CIEEEEE jongin. Next chap ditunggu bangetttt!
erikagalaxy #8
aku baru basa langsung sukaaaa~
babysoo14 #9
Chapter 8: Annyeong kiki imnida, aku baru baca ff ini aku langsung suka sama alur cerita nya ^^ lanjutt thor
paparnmyeon_ #10
Chapter 8: LANJUT PLEASEEE KEPO AMA CERITANYA