Meja

Darling, Starling
Please Subscribe to read the full chapter

"Maaf, kamu keberatan nggak kalau saya duduk di sini? Meja lain sudah penuh, sementara saya butuh stop kontak. Satu-satunya yang nyisa ya di sini. Bolehkah?"

Hitomi mendongak, mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah ia tekuni. Kacamatanya merosot di hidung, lalu dengan satu jari, ia mendorongnya ke atas.

Gadis yang berdiri di depannya ini terlihat menarik.

Kemeja kotak-kotak kedodoran, kaos putih, celana jeans sobek-sobek, rambut cokelat yang digelung asal, lalu nampan berisi burger dan kentang goreng di tangan.

Tunggu, apa hubungannya pakaian gadis itu dengan kata—menarik?

Cepat Hitomi mengeleng, lalu menarik beberapa bukunya mendekat. Nampannya yang sudah kosong ia kesampingkan, "Silakan, maaf, sebentar ya, saya bereskan dulu—" gadis di depannya dengan sigap menarik nampan kosong Hitomi, lalu meletakkan nampannya sendiri di atas meja.

"Kamu bereskan dulu aja bukumu, saya simpan nampanmu di tempatnya ya," gadis itu berlalu, meninggalkan Hitomi yang melongo. Namun ia tak mau ambil pusing. Ia masukkan buku-buku yang tak lagi ia baca ke dalam tas, menyisakan dua buku dan satu gelas kertas saja di atas meja. Gadis itu lalu kembali ke meja mereka, menarik kursi di hadapannya, lalu mengeluarkan charger dari dalam tas. Gadis itu lantas mengangsurkan ponselnya.

"Boleh tolong charge handphone saya nggak?"

Hitomi mengangguk, lalu keduanya kembali terdiam. Gadis itu mulai makan dalam diam, memaksa Hitomi untuk kembali menekuni bacaannya, tetapi tak bisa. Hidungnya terganggu. Bukan, bukan karena wangi makanan di depannya. Karena wangi gadis itu—

"Eh, maaf, kamu mau?"

Hitomi mendongak, menatap bodoh uluran kentang goreng dan gadis itu bergantian. Cepat ia menggeleng, "Nggak apa, saya udah makan. Lanjut aja."

Gadis itu kembali mengangguk, tapi dari gelagatnya, Hitomi tahu gadis itu ingin mengatakan sesuatu.

"Um, maaf ya, saya jadi ganggu gini."

Lagi-lagi Hitomi menggeleng, "Nggak kok, saya juga udah selesai makan."

"Saya boleh tahu nama kamu nggak?"

Hitomi mengernyit, heran dengan pertanyaan sederhana dari gadis itu. Tapi, apa salahnya menyebutkan namanya pada orang asing yang mungkin tak akan ia temui

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet