Fin

Just

Ayo lah baby, hari ini saja, kau selalu membatalkan janji kita.

Kau harus mengerti Wendy, pekerjaan ku benar-benar tidak bisa ditinggal

Hanya untuk makan siang, paling kau harus meninggalkan kantor selama 1 jam

Maaf Wendy aku benar-benar tidak bisa, bagaimana kalau Seulgi saja yang menemanimu.

Tidak perlu, lanjutkan saja pekerjaanmu

Wendy frustasi menatap layar telphonenya, ia melempar handphone itu begitu saja. Sampai kapan ia harus memohon seperti ini hanya untuk makan siang. Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali, dalam bulan ini saja Irene selalu membatalkan rencana kencan mereka. Wendy juga sibuk, ia adalah pemilik dari perusahaan konstruksi yang cukup dipandang di kotanya, ia memiliki kesibukan sendiri namun ia berusaha untuk meluangkan waktunya, tapi Irene berbeda, ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bekerja karena wanita nya itu termasuk workaholic. Wendy tidak ingin wanitanya tenggelam dalam stress karena pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan.

“Unnie terlihat frustasi,”

“Ya, karena sepupumu itu,”

“Irene unnie?”

“Siapa lagi?” kali ini Joy, Yeri dan Wendy memutuskan untuk ke bar yang bisa ia jangkau dari tempat kerja dan rumahnya.

“Irene unnie membatalkan janji lagi?”

“Tidak, kali ini ia menolak ajakan makan siangku,”

“Resiko memiliki kekasih yang workaholic unnie,” jawab Yeri dengan santai.

“Entahlah, Yeri, akhir-akhir ini aku sangat lelah sekali, di tambah permasalahn ini, mungkin lebih baik kita berpisah saja biar bisa focus dengan pekerjaan masing-masing,”

“No”, jawab Joy dan Yeri serentak.

“Kalian mengagetkan ku saja,”

“Jangan unnie, Irene unnie mungkin terlihat seperti tidak perduli padamu, tapi sebenarnya ia sangat perduli,” Yeri berusaha meyakinkan agar hubungan keduanya tidak berakhir begitu saja.

“Kalau dia benar-benar peduli padaku dan dirinya sendiri, ia tidak melakukan semua ini,” jawab Wendy dengan sinis.

“Sudahlah tidak usah membahas itu, sekarang kita bersenang-senang menghabiskan weekend ini,” tidak bagi Yeri dan Joy yang terlihat khawatir, kalau sampai hubungan mereka merakhir, ini sangat tidak baik bagi Irene.

 

Unnie kau sudah pulang?

Masih ada beberapa pekerjaan yang harus kuselasaikan.

Unnie, sudah menghubungi Wendy unnie hari ini?

Belum, aku yakin jam segini dia udah istrihat.

Unnie, tahu? Besok Wendy unnie akan ke Kanada?

Iya, urusan bisnis.

No

Maksud kamu?

Wendy unnie berangkat untuk menetap selama 1 tahun di sana.

Wendy tidak menceritakannya padaku.

Karena Wendy unnie yakin, unnie tidak akan perduli dan akan sangat sibuk dengan pekerjaan unnie. Irene segara menutup panggilan itu dan segera menghubungi Wendy.

Ya  Kali ini nada bicara Wendy terdengar datar.

Yeri bilang kau akan ke Kanada selama 1 tahun?

Ah, iya benar

Kau mengatakan kalau perjalan itu hanya untuk bisnis

Well, aku tidak bohong, aku harus melakukan nya selama 1 tahun

Lalu bagaimana hubungan kita?

Hubungan kita?, kau perduli sekarang?

Wendy, aku tahu selama ini aku banyak sekali pekerjaan, awalnya kau juga tidak keberatan kan?

Aku tidak pernah tahu akan separah ini Irene, kau lebih memetingkan pekerjaanmu di atas segalanya. Kau bangun dan tidur hanya untuk melakukan pekerjaan yang tidak ada habisnya.

Aku memiliki tanggung jawab Wendy

Aku juga Irene. Wendy menghela nafasnya panjang, percakapan ini tidak akan pernah selesai.

Temui aku besok di bandara pukul 10.00 aku akan mempercapat kunjungan ku ke Kanada, namun kalau kau tidak datang, I am sory, aku harus mengakhiri semuanya. Wendy sudah tidak ingin berdebat lagi, ia sudah cukup lelah, ia ingin menangkan dirinya.

 

Wendy melihat jam beberapa kali, jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi dan Irene sama sekali tidak datang, pernyataan nya sudah jelas, ia akan mengakhiri semuanya, ia melangkah menuju gerbang keberangkatan tanpa menoleh ke belakang. Di tempat lain, Irene harus tertahan dengan meeting yang sudah tidak bisa ia hindari.

 

“Miss, semuanya sudah siap,”

“Baiklah, terima kasih,” Wendy berjalan menuju meja yang sudah dia siapkan untuk makan malam kali ini, ia tersenyum melihat setingan mejanya begitu sesuai dengan yang ia inginkan.

“Hai babe,” Wendy mengecup pipi gadis yang tersipu malu dengan perlakuan lembut Wendy. Semenjak Wendy di Kanada, ia mengenal seorang gadis cantik bernama Karina, mungkin terlalu cepat bagi Wendy untuk berpindah ke lain hati setelah ia memutuskan semua hubungannya dengan Irene. Ia menunggu selama beberapa hari, bahkan bulan untuk melihat usaha yang mungkin bisa diberikan Irene untuk bersamanya lagi, namun ia tidak melihat itu, sampai akhirnya ia putuskan untuk melupakan Irene dan mulai membuka hatinya untuk yang lain.

“You always look beatyful,”

“Well same to you,”. Keduanya makan malam dengan nyaman dan tanpa gangguan apapun.

 

“Jadi kau besok akan kembali ke kota mu?”

“Ya,”

“Bagaimana dengan hubungan ini Wendy?” Wendy mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya.

“Marry me than,” lama Karina untuk memutuskan, ia baru lulus dari perguruan tinggi, dan baru memulai karirnya sebagai seorang dokter intern di Kanada.

“Bagaimana dengan pekerjaanku Wen?, aku tidak bisa pindah begitu saja,”

“Bagaimana kalau aku urus semuanya dank au bisa pindah bersamaku tanpa harus mengorbankan pekerjaanmu?” Wendy tidak kebertana jika itu masalah pekerjaan, selama kekasihnya masih bisa membagi waktu, ia akan sangat tidak keberatan.

“Will you?” Karina mengangguk dan segera mencium bibir Wendy.

 

“Wendy unnie,” Yeri dan Joy memutuskan untuk menjemput Wendy di bandara, mereka cukup bahagia saat Wendy menggenggam tangan Karina dengan sangat erar dan senyum tidak lepas dari wajahnya, begitupun dengan Karina.

“Makasih udah mau repot-repot jemput aku,” mereka saling berpelukan, karena merindukan satu sama lain. Yeri dan Joy mungkin sepupu dari Irene, namun mereka adalah teman terbaik Wendy yang akan mendukung semua keputusan Wendy, termasuk mengakhiri hubungannya dengan Irene.

 

“Yes I do,” ucap Karina yang tersenyum sangat bahagia di hadapan Wendy yang menggenggam erat tangannya, bagi Wendy ini adalah hari terindah dalam hidupnya. Ia berjanji tidak akan mengecewakan wanita yang berada di hadapannya kali ini. Setelah bertukar janji, keduanya saling melumat kecil bibir pasangan mereka. Yeri dan Joy begitu bahagia mereka bertepuk tangan sambil beberapa kali menyeka air mata bahagia mereka.

Sementara itu, seseorang masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya, ia tahu ia melepas seseorang yang amat sangat menyayanginya. Irene hanya tersenyum getir sambil membolak-balik berkas yang harus ia tanda tangani.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Wendy harus mendapatkan kebahagiaan nya. Dan kali ini tidak diberikan oleh Irene but someone else.

Comments

You must be logged in to comment
wedonttalkanymorelik #1
Kenwqj oewhnq wiqjnw
Favebolous #2
Chapter 1: Go WenRina
liljung
#3
Chapter 1: wenrina agenda let's goooo.. banyak typo thor coba diedit lagi, thank for sharing it with us!