Taehyung kembali ke dorm hampir leih dari jam 12 malam. Ketika memasuki dorm dia melihat lampu ruang tv masih menyala. Disana dia melihat Jimin sedang duduk menonton televisi dan semangkuk popcorn di tangannya.

"Larut sekali kau pulang." Saeru Jimin namun matanya masih terfokus pada film yang ditontonnya.

Taehyung ikut bergabung duduk disebelah Jimin. Memejamkan mata dan mengadahkan matanya keatas. "Benar katamu dia tidak memperhatikan bahkan tidak perduli pakaian yang ku kenakan." Ucap Taehyung.

"Apa yang kubilang. Dia bukan tipe wanita seperti itu." Balas Jimin.

"Seperti apa?"

"Dia bukan tipe wanita yang menjunjung tinggi penampilan atau fashion. Dia memakai pakaian yang dia anggap itu nyaman."

"Bagaimana kau bisa tahu?" Taehyung bertanya kembali.

"Bodoh, seharusnya kau tahu itu. Terlihat jelas pada dirinya seperti tertempel di keningnya."

"Sepertinya kau benar. Dia bahkan berkata pakai pakaian yang membuatku nyaman dan lihatlah." Taehyung menunjuk baju branded barunya yang terkena noda minuman. "Dia bilang tidak ingin pakaian mahalku  karena biaya laundrynya pasti mahal."

Jimin tertawa terbahak-bahak.

"Mengapa kau tertawa seperti itu." Taehyung menyipitkan matanya ke arah Jimin.

"Itu sangat lucu. Kau berkencan tapi dia membahas biaya laundry baju brandedmu yang mahal. Dia itu spesial."

Taehyung sedikit kesal mendengarnya karena itu benar.

"Apakah kau menyerah dengannya. Jika iya bisakah aku mendekati Sakura?" Jimin berusaha menggoda Taehyung.

"Dalam mimpimu." Taehyung berkata sedikit posesif. "Dia milikku." Tambah Taehyung.

"Wow, sejak kapan kau berubah menjadi posesif?"

"Sejak aku bertemu dengan dia."

"Tapi dia bukan milikmu."

"Dia akan. Segera." Seru Taehyung dengan percaya diri.

"Kau sangat percaya diri sekali. Mungkin saja Sakura sudah mempunya pria yang dia idamkan di Jepang." 

"Maksudmu."

"Kau tahu banyak aktor Jepang yang benar-benar tampan dan bisa saja salah satu dari mereka adalah orang yang Sakura sukai. Lihatlah Sakura dia cantik dan natural siapa yang tidak menyukai wanita itu. Jikapun aku diminta mendekati dia tanpa diperintah akan aku lakukan."

Taehyung memelototi Jimin yang kini sedang melihat kearah Taehyung. Gosh, wajah Taehyung kini berubah menjadi menyeramkan. Dia tidak pernah seperti ini berhubungan dengan seorang wanita.

"Kondisikan wajahmu. Wajahmu terlihat menyeramkan."

"Aku merasa sedikit gila. Tidakkah aku?"

"Sepertinya iya. Jangan terlalu berlebihan itu bisa membuatnya takut." Jimin menasehatinya.

"Terimakasih atas masukanmu." Taaehyung beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamarnya.

Beberapa hari kemudian shooting perdana program everyone kitchen. Jungkook kini menggantikan Taehyung yang menjadi bintang tamu pemutaran perdanya. Tanpa disangka rating acara tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan rating acara yang tayang pada hari yang sama. Acara tersebut seperti reuni antara Sakura dan Kang Hodong.

Sesekali Jungkook memuji Sakura dan itu membuat penonton gemas dibuatnya dan alhasil mereka kini saling dijodohkan oleh fans mereka masing-masing.

Beberapa hari kemudian Jungkook bergegas memakai sepatu dia terlihat sedikit terburu-buru. Seokjin yang melihatnya langsung menegurnya.

"Mengapa kau terburu-buru seperti itu. Kau mau pergi kemana? Tanya Seokjin.

"Aku mau keluar."

"Jika kau keluar, aku sendirian dirumah." Seru Seokjin.

"Kalau begitu pergilah keluar." Jawab Jungkook.

"Kau tega sekali meninggalkanku sendirian."

"Hyung kau ini sudah dewasa." Jungkook menghela nafas.

"Dengan siapa kau akan pergi." Tanya Seokjin sambil meminum soda ditangannya.

"Aku akan bermain game di apartemen Sakura."

Sontak mendengar hal itu Seokjin memuncratkan soda yang diminumnya. "Aku tidak salah dengar?"

Jungkook menggeleng. "Aku akan ke apartemennya untuk bermain game. Apakah aku terlihat seperti akan pergi berkencan."

Seokjin melihat pakaianJungkook. Dia hanya menggunakan Hoodie hitam dan celana jeans. "Kalian hanya berdua?" Seokjin penasaran.

"Disana ada managernya juga. Kami sudah akrab."

"Bagaimana kalian bisa akrab secepat itu?" Seokjin semakin penasaran.

"Hyung kau seperti polisi. Aku harus pergi. Sakura menungguku." Jungkook meninggalkan Seokjin yang masih tidak mengerti mengapa bocah itu bisa secepat ini bisa dekat dengan Sakura. Ternyata rekor Taehyung dipatahkan secepat kilat oleh Jungkook.

***

Taehyung masih berada di studio untuk pengambilan suara album solonya. Sebenarnya mood Taehyung hari ini kurang begitu baik karena pasalnya dia masih kesal telah menolah menjadi bintang tamu yang dimana salah satu hostnya adalah Sakura. Beberapa kali dia sempat ditegur saat pengambilan suara karena dirinya sedikit tidak fokus.

Setelah lebih dari 3 jam akhirnya Taehyung istirahat karena dia harus menjaga suaranya. Mengambil ponselnya dan membaca pesan dari Sakura. Sakura berkata dia sedang bermain game. Taehyung tahu jika Sakura mempunyai hobi yang tidak bisa diganggu yaitu bermain game. Taehyung tersenyum seperti anak kecil. Dia seperti orang yang sedang kasmaran.

Akhirnya Taehyung bisa pulang ke dorm. Dia merasa hari ini sangat melelahkan. Ketika sampai di dorm jam menunjukan pukul 8 malam dan Seokjin masih sendirian didorm.

"Hyung mengapa kau sendirian. Kemana yang lainnya?" Jungkook menjatuhkan badannya di sofa. "Bukankah kau bersama Jungkook?"

"Dia pergi." Jawab Seokjin singkat. 

"Pergi kemana?"

"Apartemen Sakura untuk bermain game." Seokjin keceplosan. Dia berharap tidak akan ada perang ketika Jungkook pulang nanti. 

"Ke apartemen Sakura." Taehyung mengulang ucaoan Seokjin. 

"Sial." Gerutu Seokjin dalam hati. Seharusnya dia tidak mengatakannya namun cepat atau lambat Taehyunh pasti tahu. 

"Bagaimana bisa dia akrab dengan Sakura secepat itu." Taehyung semakin penasaran. 

"Aku tidak tahu dia hanya berkata ingin bermain game dengan Sakura." Seokjin menjaga nada bicaranya dia tidak ingin Taehyung tersinggung. 

Namun sepertinya Taehyung tahu mengapa Jungkook secepat itu akrab dengan Sakura jika bukan karena game. 

Taehyung kembali kekamarnya dengan wajah murung.