Chapter 8

Let it all go

Rooftop toko kerajinan perak itu tengah riuh rendah oleh keseibukan orang-orang yang ada di sana. Pasangan suami istri yang sedang menyiapkan makan malam, kedua kakak beradik yang menata meja makan sedemikian rupa, dan tak lupa juga menghias pohon natal dengan hiasan-hiasan indah dan meletakkan beberapa kado yang telah merekas siapkan untuk keponakan lucu mereka yang sudah tumbuh menjadi kecil yang cantik. Sesekali kedua kakak beradik itu menggoda keponakannya yang akan merengek kepada kedua orang tuanya. 

"Ayo, semua berkumpu," ujar Kim Tae Yoen yang sudah memastikan senyanya siap. Sebelum makan bersama mereka mengambil beberapa gambat kebersamaan mereka setelah 5 tahun mereka tidak berkumpul seperti ini. Jae In dan Wendy sangat jarang kembali ke kota ini, hanya Tae Yoen dan keluarganya yang mengunjungi kedua kakak beradik itu jika mereka memiliki kesempatan, mereka juga datang di saat kelulusan Jae In dan Wendy beberapa tahun lalu. Malam itu, mereka habiskan dengan rasa bahagia. Wendy dan Jae In sudah dapat tertawa lepas tanpa beban kesedihan yang ada di hati mereka. 

 

"Irene ayo, makanan sudah siap." ibu Irene telah menyeting meja makan mereka dengan sangat indah. Irene duduk di samping ibunya, nyony Shim dan putrinya ikut bergabung malam itu untuk menikmati  makan lezat dan berbagi di hari natal dengan penuh rasa suka cita. Setelah makan dan berbincang-bincang, Irene meminta izin pada ibunya untuk ke taman yang sering ia kunjungi, jika ia merindukan seseorang. Ia mengenakan mantelnya dan berjalan sampai ia tiba di taman itu. 

Langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis berambut pendek sedang menyenandungkan sebuah lagu dengan lirih. Irene memberanikan dirinya mendekati gadis itu. Ia yakin gadis itu adalah orang yang selama ini ia rindukan. 

"Wendy," ujarnya ragu. Gadis itu menghentikan nyanyiannya dan berdiri membalikkan tubuhnya dan melihat Irene yang meneteskan air mata. 

"Hai," Irene berjalan mendekati Wendy dan memeluk gadis itu erat, tak ingin Wendy pergi lagi meninggalkan dirinya sambil terus terisak. Wendy mendekap tubuh itu erat dan merasakan kehangatan yang selama ini ia rindukan. 

"Maafkan aku Wendy," Irene melepas pelukannya, menatap mata indah gadis di dahapannya itu. 

"Untuk apa Irene?"

"Karena tidak datang malam itu," Wendy tersenyum dan kembali memeluk Irene. 

"Sudah 5 tahun berlalu dan kau hanya mengingat hal itu?" Wendy terkekeh mendengar ucapan maaf itu, dan perlahan ia melepaskan pelukannya dan menyeka air mata Irene lembut. 

"Nona Wendy," Wendy melihat ke arah tuan Kang yang sudah menjemputnya. 

"Apa kau akan pergi lagi?" tanya Irene yang hampir meneteskan air matanya lagi. 

"Tidak, aku akan menetap di kota ini." 

"Aku masih ingin bersamamu." ujar Irene dengan tersipu malu, Wendy tersenyum melihat Irene yang terlihat sangat lucu. 

"Bagaimana kalau malam ini aku mengantar mu pulang, besok aku akan menjemputmu dan kita bisa menghabiskan waktu lebih lama." Irene mengangguk dengan semangat.

"Ayo kita pulang, udara semakin dingin." Kali ini Wendy yang meraih tangan Irene, dan keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. 

 

"Apa tidak kedinginan di malam seperti ini kau pergi ke taman?" tanya Jae In yang menuangkan segelas whine sambil menontom film faforitnya. 

"Tidak oennie, dan oennie," wendy berhenti dan duduk di samping kakaknya sambil memeluk Jae In dengan erat, walaupun mereka sudah jauh lebih dewasa namun Wendy masih begitu manja pada kakak perempuannya. 

"Aku bertemu dengan Irene di taman,"

"Benarkah?" tanya Jae In dengan semangat.

"Dan?"

"Besok aku akan mengajaknya untuk menghabiskan waktu bersama." 

"Well, well, kau sepertinya tak ingin menyia-nyiakan waktumu." Wendy mengangguk.

 

"Oenni, aku pulang," Jae In keluar dari dapur dengan membawa dua buah botol dan 3 gelas. Wendy mengabarinya kalau ia akan membawa Irene ke rumah. Jae In meletakkan botol dan gelas yang ia bawa dan segera memeluk Irene. Jae In tak berubah pikir Irene, selalu saja ramah padanya. Ketiga gadis itu menghabiskan sisa malam mereka dengan mengobrol banyak, tentang kehidupan Jae In dan Wendy selama menempuh pendidikan di Cambrige, begitu juga Irene yang menceritakan khidupan kampusnya yang menurut gadis itu sangat membosankan. Jae In juga menceritakan bahwa banyak yang mendekati Wendy dan bahkan mengajak gadis itu untuk menikah pada pandangan pertama. 

"Aku pikir pria itu sudah gila, namun Wendy menolak semua lamaran yang ditujukan padanya. Aku rasa dia menunggu seseorang," Jae In tertawa, sementara Wendy melirik ke arah Irene dan begitupun sebaliknya. Mata mereka bertemu untuk kesekian kalinya dan keduanya tersipu malu. Jae In yang sudah sedikit lelah karena kerjaan di kantornya memutuskan untuk meninggalkan Wendy dan Irene. 

"Kau ingin aku antar pulang?"

"Apa kau ingin aku pulang?" Wendy tersenyum ke arah Irene yang sepertinya masih tidak ingin jauh darinya. 

"Kalau begitu ayo ke kamarku saja." Wendy menarik tangan Irene. Jantung gadis itu berdegup kencang, seolah-olah ia ditarik oleh Wendy untuk malam pertama mereka. Memikirkan hal seperti itu membuat wajah Irene memerah dan Wendy hanya tersenyum terus berjalan sampai akhirnya mereka tiba di kamar. 

Irene naik ke ranjang Wendy yang hangat dan disusul oleh Wendy yang langsung merebahkan tubuhnya. Irene mendekat ke arah Wendy dan membenamkan wajahnya di tengkuk Wendy, merasakan harum tubuh Wendy dan mempererat pelukannya. 

"Apa kau begitu sangat merindukanku?" Irene hanya mengangguk.

"Apa Seulgi tidak marah jika ia tahu kau menghabiskan malam bersamaku?"

"Aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami sehari setelah kau pergi,"

"Why?"

"Karena aku mencintaimu." ujar Irene tanpa ragu,karena ia tidak ingin memendam perasaan ini lagi, ia tak perduli jika Wendy tak membalas cintanya, yang penting gadis di dalam pelukannya itu tahu isi hatinya. 

"Aku juga mencintaimu Irene-ah," keduanya tersenyum sambil berpandangan dan bibir keduanya saling bertemu merayakan kebahagian mereka. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Well, this is the ending..
Maaf kalau endingnya terlalu cepat.
Makasoh buat yang udah baca cerita aku dan komen di cerita ini. Bye bye enjoy the story

Comments

You must be logged in to comment
Yoyonjin
#1
Chapter 8: This is so beautiful 💗💗💗
Erichan07 #2
Chapter 8: Yeaaay akhirnya mereka bersama 🥰
Chynade #3
Chapter 5: Keren bangettt plotnya thorr, penasaran sama lanjutannya nihh 🤣 thank you for updating❤
Erichan07 #4
Chapter 4: Ini bagus, saya ingin melihat kelanjutannya.. terimakasih sudah menulis cerita. Semangat author-nim;D
Junariya #5
Chapter 1: I really like your story please continue the story 🙂
I wanna know what happen next.