Chapter 1

Kos-Kosan Ceciwi

Mina itu anaknya orang kaya. Bapaknya dokter andalan rumah sakit pemerintah di kotanya, emaknya pemilik online shopping mall andalan ibu-ibu muda hits. Kakaknya juga keren, punya café sebanyak gandengannya. Jangan ditanya berapa, itu privasi.

 

Nah, Mina ingin kelarin SMA dan kuliah di luar negeri. Pokoknya pingin, titik.

 

Jadi okey, Mina pindah dari Jepang ke suatu negara yang katanya punya SMA dan Perguruan Tinggi terbaik sedunia, ngalahin yang ada di Singapura sama di Amerika sana.

 

16 April, Mina mendarat pertama kali di Negara Itu sekeluarga. Bapaknya masih nggak tega ninggalin Mina sendirian jadi beliau mau menetap dulu disana sampai kira-kira sebulan (katanya). Mrs. Myoui sih yakin suaminya nggak akan rela ninggalin putri semata wayangnya di negara asing.

 

Setelah semingguan lebih, semua administrasi penting kelar dan Mina diperbolehkan mulai pendidikannya di SMA Negeri 9 Kota Ini. SMA yang katanya terbaik sedunia.

 

Tapi Mina belum dapet tempat tinggal semi-permanen.

 

Yaudah dia sendirian, bersama dompet Gucci-nya yang berisi kartu kredit dan uang local yang bejibun, pergi keluar hotel setelah pamit ke keluarganya. Mau nyari jalan hidup, katanya. Becanda, tapi dianggap serius sama bapaknya. Bapaknya nangis terharu.

 

Nggak salah juga sih.

 

Setelah beberapa jam keliling kota nyari kos yang sesuai dengan budget-nya, akhirnya sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan seorang Myoui Mina ke depan pintu gerbang gedung lima tingkat yang terletak cukup dekat dengan calon sekolahnya. Cuman jalan 10 menit kalau nggak mampir dulu ke Waroenk Soshi, kata satpam sekolah.

 

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Mina masuk ke kantor kos ber-cat pink muda itu.

 

“Selamat datang! How may I help you?” Wanita di meja resepsionis menyapanya ramah. “Saya Han Jisoo, manajer gedung kos ini.” Mina agak gimana gitu menjabat tangan wanita berambut merah ini.

 

Because damn, Han Jisoo sangat sangat cantik.

 

“Eh ya, saya Myoui Mina yang telpon tadi siang. Saya hendak menyewa satu kamar kos.”

 

Jisoo mengangguk. “Yeah, saya yang menerimanya. Mungkin Miss Myoui berkenan melihat calon tempat tinggal anda?”

 

“Um, ya kalau boleh?”

 

“Sangat boleh!” Jisoo menyeringai sambil mengajaknya keluar menuju ke gedung kos. “Drop the formalities, kau dari Timur, yeah?”

 

“Benar – maksudku, iya. Kak Jisoo dari Daerah, ya?” Mina menyeletuk. Aksen pedesaan Jisoo sangat kentara saat berbicara dengan Bahasa Nasional Negara Itu sampai-sampai Mina yang notabene orang asing, mampu mengenalinya.

 

Wanita itu tidak sedikitpun terlihat tersinggung ataupun malu akan aksennya. Malahan, dia terlihat bangga. “Yupski. Pindah ke sini karena kuliah,” Jisoo terkekeh. “Ikut aku, Mina!”  

 

Satu-satunya kamar kos yang kosong ada di lantai 4 (tapi dinamakan lantai 3B, lantai 3 dinamakan 3A), lantai yang paling banyak penghuninya. Sebenarnya di lantai di bawah juga banyak yang kosong, tapi kata Jisoo di kamar-kamar kos yang kosong itu terjadi invasi kecoak dan banyak serangga lainnya.

 

Mina harus sabar.    

 

“Peraturan disini cuman satu: laki-laki yang boleh dibawa kesini adalah ayah kandung atau saudara laki-laki kandung. Nggak ada yang namanya acara bawa-bawa pacar, sugar daddy atau apalah itu. Namanya juga Kos-Kosan Ceciwi, Kos khusus putri. Catat tu ye.” Jisoo menjelaskan panjang lebar sambil membuka kunci pintu calon tempat tinggal Mina selama beberapa tahun ke depan.

 

Kamarnya cukup luas untuk ukuran kos.

 

“Aku suka tempat ini!” Mina berseru. “Barang-barangku datang minggu depan. Apa disini ada jasa angkut-angkut begitu?”

 

“Kita mengandalkan jasa gotong-royong alias gratis,” Jisoo menyeringai. “Besok Chaeyoung (kamar nomer 8), Tzuyu (kamar nomer 9), dan Jeongyeon (kamar nomer 2) sudah balik kesini. Mereka badannya kecil, tapi kuat.” Wanita berambut merah itu kemudian menggaruk kepalanya. “Tapi mereka doyan sekali makan. Traktir saja di Waroenk Soshi, rasa bintang lima harga kaki lima itu!”

 

“Er, okay. Jadi aku harus menandatangani apa?”

 

“Skuy balik ke kantor.”

 


 

Akhirnya emak, bapak, dan kakak sudah balik ke Jepang.

 

Mina sudah resmi pindah ke Kos Ceciwi, tapi kurang afdol pindah kalau belum ketemu sama penghuni lainnya.

 

Rencananya, Seungyeon, kakak dari penghuni nomer 2 lantai 4 sekaligus pemilik utama gedung ini, mau mengadakan pesta (“Syukuran! SYUKURAN!” Teriak Seha, co-owner Kos-Kosan Ceciwi). Selebrasi kehadiran penghuni baru, katanya.

 

Kata Seungyeon, Mina ketemu sama penghuni lainnya sewaktu di pestanya aja. Hemat tenaga dan pikiran.

 

Pestanya mulai jam 6 sore dan sekarang masih jam 3. Keperluan sekolah dan sehari-hari untuk seminggu sudah dibeli. Mina ingin nge-game, tapi kemudian ingat kalau PC dan peralatan gamingnya masih otw.

 

Gapapa, Mina sudah tau dimana warnet terdekat.

 

Gadis berdarah Jepang itu kemudian menyambar hoodie yang tergeletak sembarangan di Kasur (Kasur asli kos) dan setelah merapikan rambutnya yang agak kusut, keluar kos.

 

Kos masih sepi, tandanya para penghuni lain belum pada balik dari kampung halaman.

 

Dengan langkah enteng dan sandal jepit swallow, Mina capcus ke arah warnet TVXQ yang ada di ujung jalan. Mina berdiam diri di sana selama kurang-lebih dua jam sebelum Jisoo telpon kalau dia harus siap jam setengah enam.

 

Mina buru-buru balik, hampir aja doi nggak bayar.

 

Saking buru-burunya, Mina nggak liat ada gadis yang berjalan ke arahnya. Alhasil? Tabrakan.

 

“Aduh, maaf!” Seru gadis tak dikenal itu sambil membantu Mina berdiri. Mina cengo, mulutnya serasa terkunci setelah melihat wajah gadis yang ditabraknya tadi.

 

Kalau Kak Jisoo itu cantik bak bidadari, gadis ini cantik bak dewi.

 

“Kamu cantik,” celetuk Mina.

 

Sang Dewi memerah, seolah-olah kata-kata itu asing baginya. “E-Er, kamu nggak apa-apa?”

 

I’m alright,” Ujar Mina sembari tersenyum. “Omong-omong, aku buru-buru. Sampai jumpa, Dewi!” Mina tidak menunggu gadis itu berkata apa-apa lagi dan segera berlari menuju kos-kosannya.

 

‘Dewi’ melongo, kemudian tertawa lepas. “Namaku bukan dewi!” Teriaknya.

 


hayoloh siapa si Dewi ini huehuehue

Denah Kos-Kosan Ceciwi

Kim — Kim — Park — Manoban

Na — Jeong — Mo — Sa — Ji — Mi Da Chae — Tzu

Won — Ha — Sin — Rin — Yu — (m)Ji

I — S — W — J — Y

Star — Wind — Flower — Sun

—LOBBY—

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
gks-palel
"Mba ini mimo wenhyo moments nya mana ya"
Ditunggu wahai mimo wenhyo shippers, Mina masih anak kecil yang tak tahu apa itu cinta

Comments

You must be logged in to comment
RTomato
#1
Chapter 6: Not @ Joy but.... moSHi MOshI kEIsaTSU dESU kA????
RTomato
#2
Chapter 5: Naon XD
RTomato
#3
Chapter 4: Akwkwkwkwkwkwk
Anak IPA 6 XD
Kleeee kelasnya samaan dong cuyyy
RTomato
#4
Chapter 3: TEH MINA EUYYY
RTomato
#5
Chapter 2: Akwkwkwkwkwkwk
YAALLAH NGAKAK BACA INI
raevitaae #6
Chapter 6: Gue baca universitas rbw malahan jadi unbr*w anjir...
Syn061 #7
Chapter 6: Anjay w baru sadar ada mbak Seha pemilik kosan wkwkw
Akhirnya mamamu muncul juga hahaha, mbak(atau mas?) moonbyul kek biasa menjijaykan emang.
Irene: beliau wkwkw mantaap, ngakak pas membeberkan fakta bahwa Jihyo itu yg posesif sama yg bagian joyri astagaa beneran harus halo pulisi inimah wkwkkw
momomoguring
#8
Chapter 6: Wah ga nyangka tiba2 diupdate wkwk
Makasih udah buat aku ngakak malam2 XD