PROLOG

Hye-Ri berjalan pelan, menikmati hiruk pikuk Seoul sore ini. Beberapa cahaya lampu mulai menerangi Seoul. Pandangannya menjelajah beberapa pusat pertokoan, restoran, beberapa murid dengan seragam, orang-orang kantoran yang terlihat letih. Lalu lalang kendaraan menambah keramaian. Satu yang menarik indera penglihatannya, seorang gadis duduk sendiri di seberang jalan, gadis tersebut berulang kali memainkan jari jemari seraya menatap jam tangannya. Dia Young-Chan, adik Taec-Yeon.

Meski dikenal dengan sifat cueknya, Hye-Ri memiliki rasa iba ketika melihat Young-Chan. Ia berpikir keras, mengapa ia bisa iba. 
Mungkinkah wajahnya mirip dengan seseorang? Atau mereka pernah bertemu sebelumnya?  Mungkinkah dia teman Hye-Ri? 
Tidak.

Hye-Ri mengalihkan pandangannya, tak ingin memikirkan gadis berponi tersebut. Kembali pada tujuannya, menghibur diri.
Beberapa menit berlalu, rasa itu belum hilang, hingga ia memutuskan menghampiri gadis dimaksud.

Langkah kakinya terhenti sesaat tatkala melihat seorang namja yang tak asing baginya datang mendekat pada Young-Chan.
‘Pemuda itu? Bukankah dia pemuda yang menolongku, namun tak mau aku ajak berkenalan? Ada hubungan apa mereka?’ Hye-Ri membatin, matanya tetap awas mengamati keduanya.

Tanpa disadari, seorang pemuda menepuk lincah bahunya dari belakang, membuatnya spontan menoleh ke belakang. Matanya menangkap sosok pemilik tangan yang mengagetkannya barusan.
 “Chan-Sung ssi, bisakah kau berhenti mengagetkanku? Lama-lama aku bisa mati muda!” Hye-Ri protes dengan wajah cemberut. Ia memukul Chan-Sung beberapa kali, sedangkan pemuda itu memamerkan cengirannya. 
“Apa yang kau lihat tadi?” tanya Chan-Sung penasaran.
 “Aku melihat pemuda yang sempat kuceritakan padamu lusa kemarin.”
Chan-Sung mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari sosok yang dibicarakan sahabatnya tersebut. “Mana?” ucap Chan-Sung dengan nada meninggi.

Saat Hye-Ri ingin berbalik, hendak menatap Taec-Yeon, keduanya tampak menghilang. Tempat Taec-Yeon dan Young-Chan sudah kosong. Hye-Ri melangkahkan kaki, hendak menyeberang. 
“Tadi dia ada di sana.” Hye-Ri menunjuk tempat dimaksud.
Chan-Sung melihat arah yang ditunjukkan Hye-Ri, namun indera penglihatannya hanya melihat tempat duduk kosong.
“Sudahlah, ayo kita jalan lagi. Kalau dia milikmu, kalian akan bertemu lagi,” tutur Chan-Sung seraya merangkul Hye-Ri, mencoba menenangkan Hye-Ri.

Taec-Yeon dan Young-Chan membuatnya penasaran. Akankah Hye-Ri dipertemukan kembali dengan Taec-Yeon suatu hari nanti, atau pertemuannya hanya sampai beberapa hari yang lalu?