It Doesn't Work That Way

Two-Shots

Baek Sumin hanyalah salah seorang gadis pemalu di sekolah. Terlalu malu untuk berbicara. Terlalu malu untuk menegakkan kepala. Bahkan terlalu malu untuk mengakui perasaan, kepada seseorang yang teramat sempurna-Oh Sehun.

Oh Sehun adalah satu dari siswa yang paling dikenal di sekolah. Satu dari sekian banyak lelaki yang sempurna, lelaki yang tak bercela, yang sedang menjalin hubungan dengan si cantik dari sekolah seberang, yang bernama Jung Soojung.

Baek Sumin sudah menyukai sang lelaki selama 3 tahun. Dia berpikir untuk menyimpan rahasia tersebut selama-lamanya. Mereka sudah saling mengenal. Mereka adalah tetangga. Bahkan mereka berteman. Dan Sumin hanya ingin semuanya tetap berjalan seperti saat ini. Tidak lebih, tidak kurang.

Baek Sumin dan Oh Sehun baru saja menyelesaikan ujian akhir mereka pada tahun terakhir mereka di sekolah. Beberapa minggu ketika liburan sebelum mereka kembali masuk sekolah untuk terakhir kali untuk acara Prom Night. Yang mana menjadi malam yang sudah dinantikan banyak orang. Malam dimana Sehun akan membawa Soojung bersamanya. Dan malam dimana Baek Sumin ingin menghindarinya.

Selama liburan beberapa minggu, Baek Sumin berencana untuk mendaftar pada beberapa perguruan tinggi. Berniat memilih perguruan tinggi yang lokasinya jauh, sehingga tidak ada seorang pun dari perguruan tinggi tersebut akan mengenalinya. "Pasti akan bagus." Ia berkata pada orangtuanya. "Aku akan memulai sesuatu yang baru, di lingkungan yang berbeda." Ia mencoba untuk meyakinkan orangtuanya. Dan tanpa ia sadari, ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan mampu untuk berubah.

Pada hari-hari terakhir, ia menyadari bahwa agar ia dapat bangkit, ia perlu mengucapkan salam perpisahan pada masa lalunya. Salam perpisahan secara resmi. Demi masa lalunya, demi sang pujaan hati yang abadi.

Setelah beberapa hari mengumpulkan keberaniannya, Sumin memanggil Oh Sehun untuk mengajak bertemu di taman bermain dekat dengan rumah mereka. Ia datang lebih awal, hanya untuk berjaga-jaga agar kegugupan tidak menguasai dirinya lagi.

Ia melangkah bolak-balik, dan terus-menerus seperti itu, memikirkan kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada si lelaki. Untuk menyatakan perasaannya pada si lelaki. Memberitahu si lelaki bahwa tidak apa-apa untuk menolak perasaan yang ia utarakan. Itulah sebabnya ia begitu ingin mengutarakan perasaannya pada sang lelaki.

Sehun tiba beberapa menit kemudian. Sebenarnya bertepatan dengan waktu yang sudah mereka janjikan sebelumnya. 

"Sepertinya arlojiku terlambat beberapa menit?" Ia berkata pada Sumin. Sumin menatap sang lelaki, terkejut sebab lelaki tersebut bahkan setuju untuk menemui dirinya. "Ah, tidak. Tidak, kurasa aku yang datang terlalu awal." Dia berkata, diakhiri dengan tawa canggung.

"Bagaimana kabarmu?" Sumin bertanya. Diam-diam menghukum diri sendiri sebab mengatakan pertanyaan yang jelas-jelas jawabannya diketahui. "Oh, aku baik. Kau?"

"Aku merasa baik-baik saja, terima kasih sudah bertanya balik." Kesunyian tercipta.

"Bagaimana dengan Jung Soojung?" Sumin bertanya. Sehun sudah memberi tahu Sumin tentang Soojung beberapa hari yang lalu hingga sekarang. Katanya ia tidak dapat memberi tahu orang lain tentang permasalah mereka, sebab barangkali orang lain bisa saja membicarakan hal tersebut pada Soojung. Hal itu malah akan menambah permasalahan lain lagi.

Sehun mendesah, ia menatap langit. "Kita sudah putus." Ia menjawab dengan mudahnya. Selagi mendudukkan diri pada ayunan. "Beberapa bulan yang lalu." Ia melanjutkan.

Sumin terkejut. Tidak tahu harus mengatakan apa selain "Aku minta maaf."

Sehun tertawa pahit. Hal itu nampak terlihat. "Jangan minta maaf. Itu bahkan bukan salahmu. Kita pikir kita sudah tidak cocok satu sama lain." Sumin tertawa canggung. Ia duduk pada ayunan lain di sebelah Sehun.

Sehun mengeluarkan napas dengan berat, hendak mengubah subjek pembicaraan dengan topik utama. "Jadi apa yang ingin kau katakan padaku?" Sumin menatap sang lelaki, terlihat bingung. Sang lelaki berujar kembali, "Kau memanggilku untuk memberi tahu sesuatu. Apa itu?"

Sumin teringat dengan alasan sebenarnya dirinya memanggil Sehun. Tiba-tiba ia punya pemikiran kedua. Ia tidak tahu apakah ini waktu yang tepat untuk memberitahu pada Sehun. Sehun menyarankan bahwa sang gadis bisa memberitahu dirinya di lain waktu, namun Sumin menolaknya. Mustahil ada hari lain lagi. Sebab ia pikir hari ini adalah hari terakhirnya di kota ini. Ia akan pindah ke kota lain beberapa minggu sebelum kuliahnya dimulai untuk beradaptasi di tempat baru.

Ia menarik napas berat seraya bangkit berdiri. Ia menghadap Sehun, dengan wajah yang serius sementara Sehun menatap dirinya dengan ekspresi yang tidak bisa ia baca.

"Aku menyukaimu." Sumin berkata. Menyisakan Sehun dengan keterkejutan. Mulutnya terbuka sedikit seolah ia ingin mengatakan sesuatu.

"Aku memintamu datang kemari di tengah malam untuk memberi tahu bahwa aku menyukaimu. Aku ingin mengatakan ini padamu agar kau bisa menolakku. Jadi supaya aku dapat bangkit dari kehidupanku." Ia melanjutkan.

Sehun menatap sang gadis, tepat di kedua mata. Ia menjelajahi mata sang gadis mulai dari mata kanannya hingga mata kirinya, mencari alasan sebenarnya mengapa gadis itu mengatakan hal demikian padanya. Ia bangkit berdiri dengan kasar, membuat Sumin melangkah mundur. Sehun menjeda sebelum ia berkata kemudian. "Sumin-ah aku...tidak bisa berkencan denganmu." 

Sehun tidak mampu menahan, namun ia malah tersenyum pahit. Tanpa ia sadari, matanya telah penuh dengan air mata. Ia menjernihkan tenggorokannya. "Terima kasih." Ia berkata. "Untuk beberapa tahun ini. Telah menjadi temanku. Telah menjadi seseorang yang aku cintai yang selalu berada dekat denganku. Untuk segalanya yang sudah kau lakukan padaku. Tanpamu, aku mungkin tidak mampu bertahan di sekolah." Ia tertawa karena penjasannya yang berlebihan. Tetapi Sehun tidak ikut tertawa dengannya. Ia masih tetap memandang sang gadis dengan serius. Bahkan mungkin dengan hati yang hancur sebab mengetahui bahwa ia membiarkan gadis itu menangis karena dirinya. 

"Itu saja yang ingin aku katakan. Itu saja yang ingin aku dengar. Aku minta maaf karena telah membuang waktumu. Aku-" Suara Sumin mulai pecah seraya ia masih mampu meneruskan ucapan. Ia menjernihkan tenggorokannya sebelum mengucapkan selamat tinggal. "Aku harus pergi sekarang. Kita akan bertemu di lain waktu." Ia mulai mundur ke belakang seraya melambai pada Sehun, yang mana masih tetap membeku di tempatnya dengan pikiran yang kosong.

Sumin berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju rumahnya. Menangis hebat namun tanpa suara yang terdengar. Ia mengusap habis air mata sebelum memasuki rumah, berjinjit-jinjit, sebab tidak ingin membangunkan siapapun saat larut malam seperti ini.

Esok paginya, setelah Sumin siap dengan segalanya, ia mengangkat kopernya menuju taksi yang menunggu di depan rumah. Ia berpamitan pada orangtuanya dan juga kakaknya. Semua orang menahan diri untuk tidak menangis tanpa henti. Semua orang menunjukkan senyuman yang bahagia. Atau paling tidak semua orang menipu diri mereka sendiri untuk menahan kesedihan yang ingin mereka tunjukkan. Ia memasuki taksi, kemudian menutup pintu, melambaikan tangan selamat tinggal pada keluarganya. Setelah mereka semua tidak terlihat dalam pandangan matanya. Ia menghela napas dan bersandar pada kursi, lalu melepas kacamatanya. Ia berterima kasih pada dirinya sebab ia memiliki sepasang kacamata yang mampu menyembunyikan kedua matanya yang bengkak. Ia juga berterima kasih pada sang supir (secara mental) karena tidak mengatakan apapun. Ia berterima kasih atas segala hal yang sudah ia lakukan hari ini dengan baik. 

Terakhir, ia berterima kasih pada Sehun karena membantu dirinya bangkit dari kehidupannya. Sebab itu yang paling ia butuhkan saat ini.

"Selanjutnya, kehidupan kuliah." Ia berbisik pada dirinya sendiri dengan senyuman bangga yang ia tunjukkan di wajahnya.

 

 

Tamat.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shipwreckedeva
It's link for the sequel timing matters https://www.asianfanfics.com/story/view/1209769/timing-matters-ohsehun have a nice read!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet