The Devil Is My Boss

Description

Bekerja pada bos super tampan dan kaya di perusahaan besar sebagai asisten pribadi. Siapa yang tidak mau? Well, mungkin Jihoon satu-satunya. 

"Kau tidak bisa mengabaikan fakta bahwa bosmu itu adalah laki-laki paling diincar di seantero Seoul." / "Kau ingin angkat kaki begitu saja? Kau pasti sudah gila." "Ya, tapi orang yang dengan sukarela ingin bekerja di bawah seorang diktator sepertinya dan masih memuja-mujanya, kupikir itulah yang lebih gila." 

Foreword

Inspired by 'The Devil Wears Prada'

 

Na.F present

 

THE DEVIL IS MY BOSS

 

 

Prolog

Jihoon berjalan setengah berlari dengan menenteng banyak shopping bag di kedua tangannya. Dan saat dibilang banyak, maksudnya adalah banyak sekali. Jihoon menyerah saat hitungannya melampaui angka dua puluh setelah keluar dari entah toko keberapa yang harus disinggahinya.

Sebelum mendapat pekerjaan ini, Jihoon tidak pernah menyangka akan kerepotan sampai seperti ini. Sehari-harinya diisi dengan berlarian kesana kemari untuk memenuhi permintaan bosnya yang kadang memberi jangka waktu yang tidak masuk akal untuk menyelesaikannya. Bicara soal bos, kalian pasti tidak pernah bertemu bos seperti Choi Seungcheol.

Memiliki sebuah perusahaan besar di bidang publishing dan otak dari majalah paling diminati secara nasional? Check. Rumah elegan nan mewah dengan beberapa mobil sport keluaran terbaru di garasi? Check. Hadir di kantor dengan tampilan sempurna dan barang-barang dengan designer brand ternama dari kepala sampai kaki? Check. Wajah tampan dan terkesan brengsek yang digilai baik oleh wanita maupun pria? Double check. Dan sudahkan Jihoon menyebutkan bahwa bosnya itu adalah manusia paling menyebalkan di dunia? Triple check. Jihoon tak habis pikir kenapa orang seperti Choi Seungcheol masih menyandang titel most wanted bachelor meski sudah sering muncul berita mengenai bosnya yang suka bergonta-ganti pasangan. Apakah mereka semua buta?

‘Ya,mungkin dibutakan oleh uang.’ pikir Jihoon sarkastis sambil menyesuaikan pegangan tangannya pada sekumpulan shopping bag di tangan kanannya. Ada getaran yang terasa di saku celananya, tanda bahwa ada telepon masuk. Dengan umpatan sebal Jihoon meletakkan barang bawaannya di trotoar dan merogoh ponsel dari saku.

“Hal-“

“Kau ini kemana saja, kenapa lama sekali?”

“Aku baru saja sele-“

“Setelah meletakkan barang-barang pesananku di kantor, belikan aku kopi. Yang seperti biasa. Setelah itu jemput Molly dari dokter hewan langgananku.”

Jihoon hendak bernapas lega setelah Seungcheol berhenti, “Dan kembalilah ke kantor jam empat. Ada yang harus kita urus. Jangan terlambat!”

Sambungan telepon itu sudah terputus sebelum Jihoon sempat mengucapkan beberapa sumpah serapah yang membuat orang-orang yang berlalu-lalang memandangnya aneh.

Jam empat. Berarti dia hanya punya waktu satu setengah jam untuk pergi ke kantor dan meletakkan barang-barang, mengantri di coffee shop yang terkenal dengan kopi enak dan antriannya yang super panjang, sekaligus pergi ke klinik dokter hewan, mengantar anjing kesayangan bosnya ke rumahnya, dan kembali ke kantor lagi dengan tepat waktu di tengah kemacetan. Bagus sekali. Sepertinya Jihoon perlu membuka beberapa kaleng bir malam ini.

“DASAR BOS SIALAN!”

Comments

You must be logged in to comment
24Delution
#1
Untung jihoon sayang, kalo nggak, udah dilempar gitar dah tuh choi seungcheol xD
nekopuri #2
penasaran lanjutannyaaa