“em...mian noona,”

“aigooo...lagipula akan ada Soyoung dan juga Yoojung yang mewakiliku,”

“yak...salahkan calon suamimu itu yang sudah mengirimku dinas begitu jauh!”

“oiya, semangat ya untuk besok dan cepat berikan aku seorang keponakan oke hahahahaha...”

Ya...kiranya seperti itulah rentetan kalimat yang keluar dari mulut Bogum ketika ia menelpon seseorang tadi, nampaknya pria tan itu sedang meminta maaf karena tidak bisa menghadiri sebuah acara pernikahan. Pernikahan? Hahah mengingat hal itu Irene menjadi merasa pusing sendiri pasalnya ia selalu di paksa untuk segera menikah oleh ibunya. Ya...Irene juga sadar bahwa dirinya memang sudah seharusnya berkeluarga namun apa daya jika Irene memang belum dipertemukan dengan jodoh yang tepat dari Tuhan. Lagi pula bayang-bayang pria di masa lalu Irene itu terkadang masih membayangi dirinya.

“Irene apa kau punya hairdryer?” tanya Bogum pada Irene, rambutnya basah dan sedikit menutupi dahi Bogum, membuat seorang menelan ludah. Terpesona.

“mian...tapi aku tidak pakai hairdryer hehe...” jawab Irene, ia memang tidak punya hairdryer karena wanita Bae itu memang memiliki rambut rapuh yang gampang rusak kalau terkena angin panas dari pengering rambut itu.

Bogum mengangguk mengerti kemudian kembali menggosok-gosokan handuk pada rambut basahnya, ia berjalan menuju dapur entah ingin apa. Irene yang melihat Bogum dari ruang tamu itu pun terkekeh geli ketika sadar bahwa Bogum tidak mahir mengeringkan rambutnya sendiri.

“Bogum-ah...” panggil Irene, ya...mereka sudah saling bicara informal sekarang.

“...sini aku bantu keringkan rambutmu,” tawar Irene, seketika tubuh Bogum terasa seperti membatu, dan juga bagaikan ada ribuan kupu-kupu yang mendobrak keluar paksa dari dalam perutnya. Melihat raut muka Bogum yang seakan-akan tak nyaman dengan ujaran Irene, membuat Irene jadi malu sendiri. ‘bodoh! Pasti Bogum sekarang berpikir kau sangatlah aneh Bae Irene!’ gerutu Irene dalam hati merutuki kebodohannya.

“ka..kau kelihatan kesulitan jadi, aku mau sedikit membantu, kalau kau tidak nya-“

“baiklah tolong bantu aku, Irene-ah.” Bogum memotong perkatan Irene, membuat wanita Bae itu terkejut dan juga tenang. Terkejut karena Bogum memperbolehkannya untuk mengeringkan rambutnya dan tenang karena Bogum tidak menganggapnya aneh.

“jadi...kau akan membantuku kan?” tanya Bogum ia tersenyum manis sangat manis sambil menghampiri Irene yang jantungnya mungkin sudah akan meledak.

^YOU, WHO?^

Iris mata Hyeri akhirnya menemukan sosok wanita cantik yang selama ini sangat ia rindukan. Sunkyu, Lee Sunkyu –kakak perempuannya-. Segera Hyeri mempercepat langkahnya untuk sampai pada posisi kakaknya yang sedang memandang pemandangan Seoul dari jendela besar yang ada dalam gedung pernikahannya itu.

“Sunkyu eonni....” pekik Hyeri keliwat senang, ia pun memeluk kakaknya erat. Sunkyu tersenyum manis kemudian mengelus puncak kepala Hyeri lembut.

“aigooo...uri Hyeri lama tidak bertemu!” ujar Sunkyu, Hyeri melepaskan pelukannya dan memandang Sunkyu dengan raut wajah cemberut.

“kenapa eonnie tidak mengunjungiku dan Changsub oppa di U.S ? apa kau sangat senang tinggal di Korea eoh?” tanya Hyeri kesal. Lagi-lagi Sunkyu tersenyum akan sifat kekanakan adik bungsunya itu. Ia pun mencubit pipi Hyeri gemas.

“yak! Harusnya aku yang bilang seperti itu bodoh! Eomma dan appa ada di Korea, Changsub juga di U.S dengan istrinya harusnya itu kau yang sering-sering berkunjung!” Sunkyu mengomel pada Hyeri, walau pun sekarang ia sangat ingin tertawa melihat Hyeri yang sudah memanyunkan bibirnya kesal.

“apa gunanya aku ke Korea, kalau Bogum oppa saja tidak mau bertemu denganku padahal aku kan tunangannya!!” gerutu Hyeri membuat senyum Sunkyu luntur, adiknya ini sepertinya sangat menyesal sudah mencampakkan pria yang sangat mencintainya dulu. Namun, dalam kasus ini Sunkyu tidak bisa membela Hyeri apalagi membantu wanita cantik itu untuk kembali pada Bogum, karena Sunkyu tahu kalau Bogum benar-benar sudah menutup hatinya untuk Hyeri, dan lagi pula skenario yang Sunkyu buat untuk Bogum sudah berjalan dengan sangat lancar bukan?

“emm...sudahlah, kau mau melihat gaun pernikahan eonni tidak? “

^YOU, WHO?^

Sudah 4 hari berlalu sejak pertemuan Irene-Bogum dan Mrs. Grenger, dan sudah 4 hari pula Irene sudah tidak menggunakan kacamata tetapi menggunkan eyelens bening. Entah kenapa sebelumnya Irene tidak suka menggunakan benda kecil bening yang cara pakainya lumayan ribet itu tapi sekarang ia malah enggan menggunakan kacamata. Mungkin salah satu alasan kenapa ia sudah lepas kacamata karena ia ingin tampil lebih cantik di depan Bogum pasalnya pria Park itu memuji Irene ‘cantik’ jika ia tidak memakai kacamata norak nan besarnya itu, dan well...Irene juga akhirnya sadar jika ia itu cantik jika melepas kacamatanya.

“kau mau pesan apa?” tanya Bogum, sekarang mereka sedang ada di restouran untuk makan siang. Irene sudah memandangi buku menu selama hampir 5 menit ngomong-ngomong.

“aku...mau...emmm, aku pesan...aku...pesananku sama sepertimu sajalah hehe...” Irene tersenyum kuda karena setelah 5 menit memilih pesanan ternyata ia malah menginginkan makanan yang sama seperti yang Bogum pesan. Bogum pun menyampaikan pesanannya dan juga Irene pada pelayan yang sedari tadi berdiri disamping mereka untuk menunggu pesanan dari wanita cantik dan pria tampan itu.

“emm...Irene-ah aku mau ke belakang dulu sebentar,” pamit Bogum ia pun pergi meninggalkan meja mereka untuk ke belakang, sekitar 5 menit Bogum pun keluar, kembali menampakkan batang hidungnya, sebelum ia sampai di meja mereka tadi. Bogum d