Chapter 23

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Bahagia dan senang, dua buah kata yang tak pernah Jessica harapkan untuk bisa ada di dalam hidupnya. Namun, sekarang kedua hal itu nyatanya hadir dalam setiap harinya. Dia tak perlu menjadi orang lain, dia tak perlu lagi memasang senyum palsu karena semuanya saat ini adalah sebuah kenyataan baginya.

Jessica kembali memukul kepala Amber setelah kalah dalam permainan arcade. Berbeda dengan Jessica yang nampak bahagia, Amber malah selalu mengendus kesal karena kepayahannya dalam bermain game.

Amber mengakui jika dirinya bagus dalam pelajaran dan jelek dalam game. Namun, di hadapan Jessica dia seakan tak ingin mengakui hal yang selama ini ia akui itu. Malu, itulah salah satu alasannya.

Merajuk, sebuah hal yang akan Amber tunjukkan ketika sudah merasa dipojokkan bahkan merasa rendah terhadap Jessica.

"Ayo main itu." tunjuk Jessica pada sebuah game dengan layar besar dan dua pistol berkabel yang terhubung pada layar itu.

"Tidak mau." datar Amber.

Jessica akan naik pitam setiap kali Amber sudah mulai merajuk. Karena semua jawaban singkat dan menyebalkan pasti akan keluar dari diri Amber, tidak masalah jika hal itu hanya berjalan sesaat. Namun tidak bagi Amber yang selalu menahan emosinya untuk waktu yang lama.

"Kamu mau apa?" tanya Jessica lagi lebih halus.

"Lapar."

"Mau makan?"

"Terserah."

"Makan apa?"

"Apa saja."

Jessica diam, dia menghela nafas selembut mungkin sambil mencoba menahan emosinya.

"Amber."

"Apa?"

"Kau lihat palu disana?" tunjuk Jessica pada sebuah permainan pemukul tikus dan kucing.

"Kenapa?"

"Sekali lagi kau bilang terserah, tidak tahu, atau apapun yang menyebalkan seperti itu. Saat itu juga aku akan lari ke sana dan mengambil palu itu untukmu."

Amber menelan ludah, gertakan Jessica dengan sorotan mata berapinya berhasil membuat bulu kuduknya berdiri.

Demi memecah suasana canggung dan menegangkan saat itu Amber berpura-pura batuk dan memaksa dirinya untuk tertawa.

"Ha, haha. Lucu."

"Aku tidak sedang melucu."

Amber yang gelagapan membalas tatapan super dingin Jessica ituoun segera mengedarkan pandangannya kesekitar sambil mencari sebuah alasan agar ia bisa keluar dari suasana super canggung dan menakutkan itu. Merasa mendapatkan sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai pengalihan Amber pun langsung menarik Jessica tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Kenapa kemari?! Katanya lapar."

"Aku ingin foto dengan Noona."

Amber segera mendorong tubuh Jessica memasuki photobox agar mereka bisa segera mengambil foto kemudian mencari makan untuk perut mereka yang mulai keroncongan.

Jessica memilih semua tempelate sementara Amber menunggu dengan tenang di belakangnya. Selama awal-awal pengambilan foto Amber terus saja menampakkan wajah datar tanpa senyum. Tak ingin Amber lebih lama merajuk Jessica yang awalnya berpose itu tiba-tiba memutar wajah Amber dan menciumnya.

"Kenapa marah hanya karena kalah game? Jangan seperti anak kecil dan gampang marah." rayu Jessica selembut mungkin.

Amber mengangguk sambil tersenyum. Ia kemudian kembali mencium Jessica dan mengucap maaf kepadanya.

"Sekarang kamu mau makan apa?" tanya Jessica mengingat jika Amber tadi sempat mengeluh lapar.

"Makanan Noona,"

"Aku kan tidak bisa masak. Masak ramen saja kadang hambar karena kebanyakan air."

"Kita masak berdua. Noona jadi asistenku."

Jessica mengangguk setuju, kemudian menggeret Amber keluar dari photobox, pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan mereka.

~

Amber nampak fokus dengan bukunya diakhir pekan ini. Tumpukan buku Amber memenuhi meja ruang tengah di rumah itu. Akuarium ikan yang sebelumnya selalu bertengger disanapun harus rela turun tahta dan diletakkan dilantai saking habinya tempat di atas meja.

Penasaran dengan apa yang sedang Amber kerjakan Jessica pun segera menghampiri sang kekasih yang sedang belajar di rumahnya itu.

"Kau tidak rindu dengan perpustakaan dan meja di pojokan yang selalu kau duduki itu?" tanya Jessica sambil membawa camilan untuk Amber

"Tentu saja rindu. Tapi tempat ini lebih menyenangkan. He"

Gemas dengan gombalan Amber, Jessica pun mengangkat tangannya dan mengacak rambut Amber.

Jessica yang penasaran dengan apa yang sedang Amber lakukan itu memilih duduk dan membaca beberapa buku bersama Amber.

Penasaran dengan isi buku tersebut Amber pun dengan perlahan menjelaskan semua itu kepada Jessica.

"Kau yang menggambar ini?"

"Bagus kan? Itu baru gambaran awal, aku belum memperhatikan detilnya. Tapi kurang lebih rumah Noona akan aku buat seperti itu."

"Jangan terlalu besar dan mahal, aku tidak punya uang."

"Haha, aku tidak meminta Noona membayarnya sendiri. Aku akan membantu Noona."

"Cih, kenapa kau harus ikut patungan untuk membangun rumahku."

"Karena nantinya itu akan menjadi rumah kita."

Jessica terdiam mendapat jawaban seperti itu. Melihat tampang terkejut Jessica Amber pun tersenyum dan mengusap rambut kekasihnya.

"Aku membelinya seminggu lalu. Ini bukan cincin mahal, tapi aku ingin Noona memakainya."

Melihat Jessica membisu membuat Amber menyatukan alisnya karena bingung. Selama ini dia berpikir jika Jessica pasti akan menerimanya. Namun, entah mengapa ketakutan untuk ditolak tiba-tiba merasuki dirinya.

"Aku bukan wanita yang baik." lirih Jessica merendah.

"Aku juga bukan pria yang baik. Aku tidak meminta Noona menikah denganku saat ini juga. Aku hanya ingin Noona memakainya." jelas Amber yang semakin khawatir mendapat penolakan.

Dengan perlahan Jessica mengambil cincin polos bewarna putih itu. Cincin tanpa hiasan berlian super mahal diatasnya. Hanya cincin biasa yang murah. Namun hati Jessica berbunga ketika memasukkan cincin itu ke jari manisnya.

"Terima kasih."

Amber mengangguk senang kemudian memeluk Jessica dengan erat. Amber berpikir akan jadi apa hidupnya saat ini jika tak bertemu dan mengenal Jessica. Mungkin dia akan hidup tak jelas tanpa tujuan dan keinginan, karena semua hal yang dilakukan Amber saat ini semata-mata hanya untuk Jessica seorang. Untuk pertama kalinya, Amber merasa tak menyesal sudah salah mengira dan menarik tangan Jessica

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE