Chapter 20

With You
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

 

Liburan merupakan sebuah kata yang tak pernah terlintas di benak Amber. Terlebih pergi dengan seorang kekasih. Selama dia berkencan dengan Irene dulu mereka paling hanya pergi menghabiskan hari mereka di taman bermain atau mall saja. Namun, pemuda itu kini nampak mengemasi beberapa stel bajunya untuk persiapan menginap, menghabiskan dua hari satu malam dengan Jessica di suatu tempat yang mereka janjikan untuk melewati malam tahun bersama. Mengucapkan harapan mereka, saling bergandengan tangan agar Tuhan tak lagi kejam pada hidup mereka yang baru nanti. Mungkin.

Tak ada yang Amber pikirkan selama seminggu terakhir selain Jessica. Rasa penasaran akan apa saja yang akan mereka lakukan nanti seakan enggan beranjak dari otak Amber.

Setelah selesai mengemasi barangnya Amber menuruni anak tangga di rumahnya sambil mengetik balasan pesan singkat dari Key yang mengajaknya untuk merayakan malam tahun baru di sungai Han. Saking senangnya dengan rencana esok hari, Amber yang mudah marah setiap kali Key berulah dan merengek itu dengan sabar menenangkan Key agar sahabatnya itu mengijinkanya pergi dengan Jessica.

"Kau masih bocah SMA. Kenapa harus pergi liburan dengan seorang wanita dewasa di malam tahun baru? Kalian bahkan pergi ke luar kota segala."

"Memangnya salah? Toh kami hanya bermain, melihat pemandangan bersama. Tahun depan aku bukan bocah lagi."

"Kau yakin hanya jalan saja? Bagaimana bisa seorang pria dan wanita dewasa berstatus pacar pergi menghabiskan waktu dua hari satu malam itu dapat menjamin tidak ada yang terjadi diantara mereka."

"Yah! Enyah kau! Otakku tidak sekotor dirimu. Aku tahu batas, dan aku tidak akan melewati batas. Aku tidak akan melukai harga diri wanita yang aku sukai."

"Kalau dia yang memulai? Sudahlah, di Seoul saja bersamaku. Kita main game dan melihat atraksi air mancur di Sungai Han."

"Tidak terima kasih. Kau pergi saja dengan bonea beruang teddy yang ada di kamarmu. Besok aku akan tetap pergi."

Setelah mengirim pesan terakhirnya Amber segera mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam saku celana. Dia tak percaya dengan ucapan Key tadi, bagaimana bisa dia membicarakan hal yang sangat pribadi dan terkesan erotis untuk seorang remaja seperti mereka.

Amber menepis semua hal yang ada dipikirannya dengan menggelengkan kepala beberapa kali. Mereka hanya akan piknik, pergi ke pantai, bermain bersama disana sambil melihat sunset dan melihat pesta kembang api yang diadakan di taman yang ada didekat pantai itu. Apapun yang terjadi liburan perdananya dengan Jessica tidak boleh gagal.

Baru saja Amber menutup gerbang ia disambut dengan sebuah mobil berhenti dan teparkir di depan rumahnya. Alisnya menyatu melihat Victoria keluar dari mobil itu. Lelah menebak mobil pria mana lagi yang ibunya bawa kali itu Amber memilih melanjutkan langkahnya menuju kafe untuk bekerja sebelum akhirnya mengambil waktu libur keesokan harinya.

"Mau ke mana kau?"

Amber menoleh dan menatap Victoria dengan sangat dingin.

"Kerja."

"Ini masih sore."

Amber diam dan tak menjelaskan jika dia sengaja datang lebih awal karena sungkan dengan Taeyeon. Semua itu karena dia malas bicara dengan Victoria.

"Kenapa kau harus kerja? Ibu membayar semua uang sekolahmu, memberimu uang saku setiap minggu. Apa uang yang ibu berikan kurang? Mau ibu tambah lagi?!"

Amber menyeringai. Sebenarnya ia enggan menjawab pertanyaan Victoria. Namun entah mengapa tiba-tiba lidahnya gatal untuk meneriakan semua hal yang selama ini ia pendam tentang ibunya itu.

Belum sempat Amber menjawab, Victoria malah memotong kalimat anaknya dengan memberitahu jika besok malam tak usah menghubungi atau menunggunya untuk pulang. Karena dia tak akan pulang dan akan pergi dengan teman-temannya.

Amber menatap kosong pada Victoria yang dengan santainya masuk ke dalam rumah. Bagaimana bisa seorang ibu berbicara seperti itu. Terlebih pada anaknya sendiri.

"Mulai sekarang aku tidak akan peduli dengan apa yang ibu lakukan. Mau pulang atau tidak itu urusan ibu." gumam Amber kemudian berbalik untuk melanjutkan langkahnya menuju kafe.

~

Pada pagi buta nampak seorang wanita yang tengah sibuk di dapurnya seorang diri. Jessica menata nasi putih di atas rumput laut, menambahkan beberapa irisan sayur dan ikan kemudian menggulungnya. Namun, gulungan kimbab Jessica itu hancur lagi seperti dua yang lainnya. Jessica mengumpat kesal, usahanya membuat bekal makanan siang untuk pikniknya dengan Amber tak berjalan sesuai keinginannya.

Setelah bertempur dengan makanan untuk bekal nanti di dapurnya Jessica pun mulai memindahkan semua itu ke dalam sebuah kotak agar mudah dibawa.

"Semoga dia suka dengan rasanya."

Jessica yang merasa tak percaya diri dengan bentuk makanan yang ia buat itu mulai menutup beberapa kotak yang ada didepannya.

Jessica terkejut saat membaca sebuah pesan yang Amber kirimkan padanya setengah menit yang lalu. Pemuda itu ngotot menjemputnya meskipun Jessica sudah bilang jika dia yang akan datang dan menjemput Amber di rumahnya.

"Aku baru saja turun dari bus. Lima menit lagi aku sampai."

"Dasar bocah nakal! Kenapa harus repot-repot kemari. Aku bilang akan menjemputmu kan."

"Aku memang tak memiliki kendaraan bagus yang bisa kubuat untuk menjemput Noona. Meskipun begitu, mana bisa aku membiarkan wanitaku menjemputku di rumah. Jangan marah lagi, sampai ketemu nanti."

Jessica menghela nafas. Ucapan Amber tadi membuatnya membisu. Bagaimanapun juga dia seorang pria. Dia pasti tak ingin terlihat rendah dihadapan pacarnya meskipun Jessica tak masalah dengan hal-hal kecil semacam itu.

Tak ingin Amber menunggunya terlalu lama Jessica langsung pergi ke kamarnya untuk mengganti baju dan memakai riasan ringan agar terlihat lebih segar saat jalan dengan Amber nanti.

Amber duduk di kursi penumpang sambil sesekali mengarahkan pandangannya keluar jendela. Jessica terus berbicara sementara Amber hanya menjadi pendengar setianya.

"Noona~!" potong Amber pada cerita Jessica.

"Hem? Kenapa?"

"Maaf ya, seharusnya aku yang duduk di kursi itu."

"Sudahlah, apa kau pikir aku akan membiarkan orang yang tak punya SIM menyetir untukku. Aku masih sayang dengan nyawaku."

Amber tersenyum geli, dia melonggarkan seatbelt dan memutar tubuhnya agar bisa leluasa memandang wajah Jessica.

"Yah, lihat ke depan." ujar Jessica yang merasa canggung dilihat seperti itu oleh Amber.

"Tahun depan aku akan mendapatkan SIM. Saat itu aku akan mengajak Noona keliling."

"Tentu saja, saat itu kau harus menjadi supir pribadiku."

Keduanya tersenyum lebar selama perjalanan mereka menuju destinasi pertama mereka. Mereka sama-sama berpikir jika itu adalah perjalanan terbaik yang pernah mereka lakukan. Terutama Amber yang bersyukur karena tidak menolak waktu khusus yang diberikan Taeyeon dan Tifgany untuknya itu.

Amber membawa sebuah keranjang kayu yang berisi beberapa bekal yang Jessica siapkan di tangan kanannya, sementara di kanan kirinya dia membawa kantung plastik berisi minuman soda dan snack yang mereka beli sebelumnya di minimarket.

Jessica melambaikan tangannya, menyuruh Amber agar berjalan lebih cepat dan dia bisa menggelar tikar yang sedang ia bawa.

"Bawaanku berat. Jalan saja duluan."

Bukannya menuruti teriakan Amber, Jessica malah menghampiri pemuda itu dan merangkulnya.

"Aku bilang duluan, kenapa malah putar balik?"

"Mana tega aku membiarkanmu jalan sendirian di belakang."

Gemas dengan jawaban Jessica, Amber pun langsung mencium pipi wanita yang sedang berjalan disampingnya itu.

Taman yang mereka datangi itu cukup ramai. Banyak pasangan, bahkan keluarga yang menghabiskan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE