Chapter 18

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Amber mencoba tak peduli dengan semua hal buruk yang dulunya setiap hari seakan enggan pergi dari benaknya. Sepanjang perjalanannya menuju rumah Amber selalu menunduk, melihat layar ponselnya untuk membalas setiap pesan yang Jessica kirim untuknya.

"Sudah sampai rumah?"

"Baru saja turun dari bus. Sebentar lagi juga sampai."

"Kembali lagi lagi ke halte!!"

"Kenapa? Noona ingin aku kembali ke sana dan menemui Noona lagi?"

"Oh, bagaimana kau bisa tahu? Kau bisa membaca pikiranku ya?"

"Karena aku juga sempat berpikir seperti itu. Noona membuatku gila, bagaimana bisa aku merindukanmu setiap saat bahkan detik? 😭 Love you 😙"

Jessica urung mengetikkan pesan balasan untuk Amber. Pipinya merah merona meskipun Amber hanya mengucapkan kalimat manis itu lewat pesan, mungkin dia akan salah tingkah jika Amber mengatannya secara langsung.

"Hei bocah brengsek! Berhenti membuat hatiku berbunga. Istirahatlah dan tidur yang nyenyak. Sampai ketemu besok. Love you too 😚"

Baru saja Jessica meletakkan ponselnya dan mengangkat kepalanya, dia langsung mendapati tatapan penuh curiga dan penasaran dari teman-temannya. Apakah dia terlihat sebodoh itu saat bertukar pesan dengan Amber sampai-sampai semua orang menatapnya dengan pandangan seaneh itu.

"Traktir kami makan. Kalau bukan karena kami kalian tidak akan bisa bersama." ucap Yoona memecah keheningan.

"Arassooo~ Makan apapun yang kalian mau, aku yang bayar." timpal Jessica mengingat cerita Yoona dan Sunny saat mereka memanas-manasi Amber dengan menggunakan Tyler.

"Kau benar-benar menyukainya?"

"Hyoyeon-ah, kau tidak lihat dia tersenyum seperti orang gila tadi? Pertanyaanmu itu tak butuh jawaban." sahut Yoona pada pertanyaan Hyoyeon.

"Dia hanya anak SMA miskin yang tak jelas masa depannya."

"Tidak pernah ada yang tahu dengan pasti mengenai masa depan seseorang. Bagaimanapun dia nanti yang aku inginkan hanyalah bersama dengannya. Bagiku, semua itu bukan masalah asal dia selalu ada untukku. Apakah itu salah?"

Hyoyeon dan yang lain terpaku mendengar jawaban Jessica. Temannya yang dulu selalu berkoar-koar kalau tak ingin menjalin ikatan dengan pria manapun yang tak bisa menjamin hidupnya itu ternyata sudah berubah. Semua memiliki rasa penasaran yang sama kecuali Sunny yang berpikir cukup berbeda timbang yang lainnya.

Keempat wanita itu pun segera berdiri untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Melayani dan menuangkan minuman untuk para lelanggan VVIP di bar itu. Namun, langkah Jessica terhenti ketika Sunny meraih lengannya. Jessica seketika terpaku, memikirkan perkataan yang baru saja Sunny lontarkan padanya.

"Selamat, sepertinya terapi panjangmu itu akan segera berakhir." kalimat selamat Sunny itu mengingatkan Jessica akan suatu hal, jika ternyata semua usahanya menghilangkan bayangan hitam dalam hidupnya itu sepertinya akan segera berakhir. Sama seperti angka satu dalam hidupnya yang hilang karena keberadaan Amber.

~

Jessica menatap kosong langit-langit kamarnya. Mimpi buruk yang baru saja dia alami berhasil membuat keringat dingin mengucur deras membasahi tubuhnya. Jessica segera berdiri, mengambil beberapa obat dalam lacinya karena rasa takut yang tiba-tiba datang itu tak bisa hilang begitu saja.

Jessica menyeringai, sepertinya ucapan Sunny semalam tak akan terjadi dalam waktu yang dekat. Bayangan hitam itu masih merantai dirinya dan membuatnya tak bisa hidul layaknya manusia lain. Dia memang nampak sering tersenyum dan bahagia. Namun, itu bukanlah dirinya yang sesungguhnya. Dia sering menangis dibalik pintu kamar itu seorang diri karena suatu hal yang pastinya tak ingin dialami oleh orang lain.

Amber terlihat murung di kelasnya. Sejak tadi pagi Jessica tak kunjung membalas pesan yang dia kirimkan. Penasaran dengan keadaan Jessica Amber pun berencana pergi ke rumahnya sepulang sekolah nanti. Namun, semua bayangan itu buyar ketika sebuah spidol terbang dan meluncur hingga mengenai dahinya.

"Celat maju ke depan dan kerjakan soalnya!" teriak guru pria paruh baya pada Amber agar segera menyelesaikan soal kimia yang ada di papan tulis di tengah tawa teman satu kelasnya.

Amber berjalan celat menuju gerbang sekolah. Dia kembali mencoba menelfon Jessica. Namun, wanita itu lagi-lagi tak mengangkatnya.

"Semua pesanku dibaca tapi tidak dibalas. Bahkan telfonku tak ada satupun yang diangkat! Isshh. Awas saja dia!" gerutu Amber dengan kepala berapi.

Langkah Amber terhenti kala dia mendengar suara seseorang. Dia langsung menoleh dan melihat orang itu.

"Heh brengsek! Mau ke mana kau? Kemari." panggil Jessica lagi pada Amber sambil melambaikan tangannya dengan senyum tanpa dosanya.

Amber segera menghampiri dan memberondong Jessica dengan semua amarah dan kekesalannya karena wanita itu sudah berhasil membuatnya khawatir dengan mengabaikan semua pesan dan telfonnya.

"Aku ingin balas dendam dan melihatmu merangkak padaku. Tapi sepertinya gagal karena aku saat ini datang untukmu."

Amber mengacak rambut Jessica. Merasa gemas dengan rayuan wanita itu, dia bahkan sampai tak sadar jika seluruh siswa yang saat itu sedang disana menatap mereka dengan isi otak yang berbeda-beda. Meskipun cenderung pada satu hal yang sama, yaitu siapa dia dan apa hubungan mereka.

Jessica yang mulai sadar jika dia sedang menerima tatapan penghakiman dari banyak orang itu pun segera mengajak Amber pergi dari sana sebelum semuanya tambah runyam.

Senyum dan bahagia, hanya itu yang terlintas di benak Amber setiap kali menghabiskan waktu dengan Jessica. Dia bahkan sempat heran bisa merasakan semua hal itu terhadap seseorang yang dulunya sangat ia benci. Ternyata apa yang dikatakan orang itu benar, mengenai cinta dan benci itu hampir tak memiliki batas.

"Amber."

Amber mendongak, melihat Jessica dan menghentikan bacaannya.

"Kenapa kau belajar di rumahku?"

"Kenapa? Tidak boleh? Haruskah aku pergi?"

"Tidak, aneh saja. Kebanyakan pasangan tidak akan bisa konsentrasi melakukan berbagai hal jika ada pacarnya."

"Aku juga sama Noona, aku hanya sedang menahan diri. Setengah jam lagi aku selesai, saat itu aku akan berkonsentrasi padamu."

"Cihh~ Memangnya kau ingin jadi apa nanti? Apa cita-citamu?"

"Aku ingin membangun gedung."

"Gedung?"

"Heum~ Aku ingin menjadi arsitek dan membangun rumahku sendiri. Istana hanya untukku."

Jessica diam selama Amber menjelaskan tentang keinginannya di masa mendatang. Ternyata si bodoh yang nampak tak peduli dengan hidupnya itu mempunyai pandangan yang jelas tentang keinginannya nanti. Hanya saja Jessica merasa sedikit sedih, karena semua hal yang Amber katakan seolah-olah hanya diperuntukkan bagi dirinya saja.

"Apa aku tidak boleh ada di masa depanmu juga?"

Amber terdiam mendengar pertanyaan Jessica. Dia bingung harus menjawab apa karena dia memang kurang paham dan tahu dengan jawaban yang akan ia berikan. Namun, sesaat kemudian Amber menjawab dengan cukup tegas. Sebuah jawaban singkat yang membuat Jessica merasa senang.

"Tentu saja Noona harus ada. Awas saja kalau Noona tidak ada dan menghilang. Akan kucari sampai ketemu."

Jessica tersenyum mendengar jawaban Amber. Dia tahu ini masih terlalu awal mengingat hubungan mereka yang baru berjalan dua minggu lebih, tapi dia hanya ingin melalui apa yang sedang dia hadapi saat ini tanpa ingin menghawatirkan tentang sesuatu yang belum terjadi. Akan sangat baik jika Amber merupakan kunci baginya untuk keluar dari belenggu hitam yang mengurungnya selama ini, dan dia memang berharap untuk itu.

"Aku tidak akan menghilang dari sisimu." jawab Jessica membuat Amber tersenyum senang.

"Noona, tanggung jawab."

"Hem? Untuk apa?"

"Minatku untuk belajar sudah hilang. Sekarang ajak aku main."

Amber langsung menutup buku fisikanya, sementara Jessica mengambil sebuah kartu blackjack dan tepung ke atas meja di ruang temgah itu.

Keduanya secara bergantian melempar

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE