A baby

Yoona x Lee Seunggi OS

SEVEN MONTS LATER~

RS PYONGYANG SEOUL

Seunggi sibuk mondar mandir dengan perasaan campur aduknya. Selama dua jam dia tidak bisa diam karena cemas memikirkan istrinya yang sedang melahirkan anaknya sekarang. Yuri, Boa dan suaminya yang juga hadir di sana sampai pusing melihatnya mondar mandir tanpa henti. 

"Duduklah Seunggi-ah tenangkan dirimu. Aku pusing melihatmu mondar mandir terus."

"Bagaimana bisa duduk tenang Yuria-ah, istriku sedang melahirkan dan aku sangat mengkhawatirkan keadaannya."

"Arasseyo, dokter pasti menanganinya dengan sangat baik jadi kau tidak usah terlalu khawatir."

"Yuri benar. Apa kau tidak pegal dari tadi terus berdiri mondar mandir?" Tanya Boa.

"Memang pegal." Seunggi akhirnya duduk sembari menggigit jemarinya. Selang beberapa menit dokter keluar dari ruang persalinan lalu Seunggi langsung menghampirinya.

"Bagaimana keadaan istriku dokter? Apa dia dan bayinya baik-baik saja?"

"Tenang proses persalinan berjalan dengan lancar. Anak dan istrimu baik-baik saja." Seunggi mendesah lega.

"Apa boleh aku masuk sekarang?"

"Mohon maaf, istri anda sedang mendapatkan perawatan. Anda bisa menunggu sekitar setengah jam lagi."

"Aish lagi?" Dokter hanya tersenyum dengan menepuk bahunya.

"Bersabarlah tuan. Selamat untuk kelahiran anakmu. Dia laki-laki dan sangat tampan."

"Aku jadi tidak sabar ingin melihat jagoan kecilku."

"Ne kalau begitu saya permisi sebentar." Dokter meninggalkan tempat dan Seunggi kembali duduk dengan perasaan tidak sabarnya. Setelah lewat setengah jam Seunggi dan yang lainnya akhirnya di persilahkan masuk. Dengan rasa ketidak sabarannya Seunggi langsung berlari menghampiri istrinya.

"Yoona gwenchana?" Yoona meresponnya dengan anggukan kemudian Seunggi mencium kening dan bibirnya.

"Di mana anak kita?"

"Dia sedang di mandikan suster." Seunggi sedikit berdecak kesal.

"Aku sangat tidak sabar ingin melihatnya. Apa kau kesulitan saat melahirkannya?"

"Tidak juga. Rasanya memang sakit tapi aku bahagia telah melahirkannya ke dunia ini." Seunggi meresponnya dengan senyuman manis kemudian mengecup bibirnya. Detik selanjutnya suster muncul dengan membawa anak mereka. 

"Ini anakmu tuan." Suster menyerahkan bayinya ke pangkuan Seunggi dan dia menitihkan air matanya saat menatap wajah anaknya.

"Akhirnya kau terlahir ke dunia ini nak. Daddy sampai lemas karena menghkhawatirkanmu dan juga ibumu." Seunggi pun mencium putranya dan dengan gemas Boa dan Yuri mencolek-colek pipi merahnya.

"Aigoo dia sangat lucu Seunggi-ah. Aku jadi ingin menikah dan melahirkan anak." Seru Yuri.

"Maka cepat mencari pendamping sebelum kau menjadi perawan tua." Yuri hanya cemberut.

"Sayang aku ingin memangkunya juga." Yoona mencoba bangkit lalu Yuri dan Boa membantunya untuk duduk. Seunggi menyerahkan bayinya ke pangkuan Yoona kemudian dia duduk di samping istrinya sembari membelai rambutnya.

"So cute!" Yoona tersenyum bahagia lalu menciumi anaknya. 

"Dia juga tampan seperti ayahnya." Seunggi merasa tersipu.

"Yoona apa kau sudah menyiapkan namanya?" Tanya Boa.

"Belum Eonnie, aku malah lupa dengan hal itu."

"Aish seharusnya kalian sudah menyiapkan nama sebelum dia lahir. Beri nama Ronaldo saja agar nanti dia tumbuh menjadi pesepak bola yang hebat."

"Messi lebih sempurna." Celetuk suaminya yang kemudian mendapat tatapan silau dari Boa.

"Ronaldo lebih bagus dari pada Messi!"

"Tapi Messi lebih bagus dari Ronaldo!"

"Yah nama itu tidak cocok sama sekali untuk bayi setampan dia."

"Aku tidak peduli Messi pokoknya lebih bagus. Seunggi, Yoona kalian jangan terpengaruh oleh istriku. Beri nama Messi saja itu lebih bagus."

"Beri nama Barcelona dan Real Madrid saja sekalian." Celetuk Yuri yang kemudian mendapat jitakan kecil dari Seunggi.

"Kalian semua ada-ada saja. Bagaimana denganmu Yoona, nama apa yang cocok untuk anak kita?"

"Aku rasa ayahnya lebih tau nama apa yang cocok untuknya." Seunggi berpikir sejenak.

"Bagaimana kalau kita ambil dari gabungan nama kita saja. Aku beri nama anak kita Lee Yoon Gi, bagus tidak?" 

"Nama yang bagus aku setuju sayang." Seunggi tersenyum senang lalu mencium pipi istrinya.

"Mulai sekarang mommy akan memanggilmu baby Yoongi muach!" 

"Nama saja harus gabungan, dasar keluarga yang romantis." Celetuk Boa yang membuat mereka terkekeh.

"Ngomong-ngomong di mana orang tua kita? Mengapa mereka belum tiba?" Tanya Yoona.

"Ayah dan ibumu menjemput orang tuaku dulu dan sekarang mereka dalam perjalanan kemari."

"Arasseyo." Bayinya kemudian menangis.

"Cup cup cup!"

"Sepertinya dia lapar Yoona." Boa kemudian mengusir suaminya ke luar. Setelah suami Boa keluar Yoona mengeluarkan payudaranya dan mulai menyusui anaknya. Seunggi yang menyaksikannya seketika menelan ludahnya dan Yuri yang menyadari tatapannya pun segera menutupi matanya dengan tangannya. 

"Kau akan mendapatkan jatahmu juga nanti." Seunggi menyingkirkan tangannya dengan cemberut.

"Melon itu milikku dan sekarang anakku sedang menghisapnya."

"Dan sekarang kedua melon itu sudah menjadi milik anakmu Seunggi. Tampang saja alim ternyata kau mesum!" Seunggi kembali cemberut dan Yoona hanya terkekeh mendengar ocehan suami dan kakanya itu.

***

 

TWO MONTH LATER~

 

7:00PM

 

"Siap daddy aku akan memberitahu suamiku dulu."

"Hmm daddy sangat merindukan Yoongi dan tidak sabar ingin cepat-cepat melihatnya. Sampaikan salamku untuk Seunggi, daddy tutup telephonenya sekarang."

"Okay Daddy, see you." Telephone terputus lalu Yoona menyimpan ponselnya. Sementara di dalam kamar baby Yoongi sibuk bermain dengan ayahnya.

"Ciluk baaa!" Baby Yoongi langsung tertawa riang sembari menggeretakan kaki dan tangannya. Seunggi yang merasa gemas kemudian menggelitiki tubuhnya sembari menciumnya.

"Jagoan daddy sangat menggemaskan sekali."

"Siapa dulu ibunya." Yoona muncul dan duduk di tepi ranjang.

"Ne Yoongi memang menggemaskan seperti dirimu. Tadi apa yang kau bicarakan dengan ayahmu?"

"Dia merindukan cucunya dan dia ingin kita menginap di rumahnya."

"Baiklah besok siang kita ke sana. Tolong hubungi orang tuaku juga agar kita semua bisa berkumpul bersama."

"Aku akan menghubungi mereka nanti." Yoona membungkuk kemudian mencium pipi anaknya.

"Ayahnya tidak di cium?" Yoona tertawa kecil kemudian mencium bibir suaminya.

"Sini aku ingin memangku Yoongi." Seunggi menyerahkan anaknya ke pangkuan Yoona. 

"Dia semakin terlihat tampan saja. Wajahnya juga lebih mirip denganmu di banding aku."

"Itu sudah pasti, aku kan ayahnya. Tapi dia memiliki mata yang indah seperti dirimu." Yoona merasa tersipu lalu mencium gemas pipi Seunggi. 

"Dengan hadirnya Yoongi sekarang kebahagiaan kita sudah lengkap Yoona."

"Na aku juga sangat bahagia."

"Hmm ini sudah malam, saatnya menidurkan anak kita."

"Ne." Yoona berdiri kemudian menyusui anaknya dengan mengayun-ngayunkan tubuhnya. Melihat Yoona menyusui anaknya Seunggi merasa tidak tahan lalu memutuskan untuk meninggalkan kamarnya. Setelah Yoongi tertidur Yoona membaringkan tubuhnya dan menyelimutinya setelah itu dia menghampiri suaminya di luar kamar.

"Seunggi-ah!" Mendengar suara lembut istrinya Seunggi langsung bangkit dari tempat duduknya. 

"Yoongi sudah tidur?"

"Ne." Seunggi kemudian mengangkat tubuh Yoona dan membiarkan kakinya menjepit sempurna di pinggangnya.

"Aku sangat merindukan sesi ranjang kita sayang." Yoona tertawa kecil lalu melilitkan kedua tangannya di leher Seunggi. 

"Kaja kita lakukan sekarang." Mereka langsung berciuman panas lalu Seunggi membawa Yoona masuk ke kamar pribadi mereka tanpa melepas ciuman panasnya.

 

END

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet