Chapter 4 : A Confused Heart (and Mind)

The Story of a Very Confused Lee Daehwi

*deepbow* maafkan atas keterlambatan update. Saya bener-bener mentok buat nulis ini, tapi akhirnya bisa kelar juga chapter 4 nya. Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini update. (๑′ᴗ‵๑)I Lᵒᵛᵉᵧₒᵤ

***

Daehwi sedang menatap sarapannya sambil mengaduk-aduk supnya, saat seseorang menepuk pundaknya. Daehwi mendapati hyung-hyungnya berdiri di belakangnya. Daehwi bahkan dapat melihat tatapan kekhawatiran di mata Donghyun hyungnya. Daehwi mengedarkan pandangannya. Mencari anggota tim hyung-hyungnya yang lain.

"Kami mengkhawatirkanmu, Daehwi-ya," kata Youngmin hyung, menjawab pertanyaan tak terlontar Daehwi.

"Khawatir padaku bagaimana, hyung? Aku baik-baik saja, kok."

"Baik-baik saja bagaimana? Tidakkah kau melihat bagaimana tampangmu saat ini, Daehwi-ya? Beberapa hari ini kau tidak seperti biasanya, tahu. Aku, Youngmin hyung, dan Woojin mengkhawatirkanmu, Daehwi-ya. Ceritakanlah pada kami apa yang mengganggu pikiranmu."

Daehwi diam. Memandang wajah hyung-hyungnya dalam diam. Daehwi ingin menceritakan semuanya. Ingin sekali. Akan tetapi, semuanya pasti harus mengikutsertakan hubungan antara Hwang Minhyun dan Kim Jonghyun. Dan, Daehwi tidak ingin mengkhianati kepercayaan yang Kim Jonghyun beri padanya.

Daehwi hanya bisa menghela napas.

"Aku benar-benar baik-baik saja, Donghyunnie hyung. Serius."

"Kau tidak baik-baik saja, Daehwi-ya. Jika kau baik-baik saja, saat ini kau sudah mengoceh tentang Kang Dongho begini, Kang Dongho begitu," mendengar nama Kang Dongho disebut oleh Woojin hyung membuat Daehwi tersedak. Mengapa Woojin hyung harus mengungkit Kang Dongho, sih?

"Kau tidak dibully Dongho kan, Daehwi-ya? Katakan saja padaku kalau Dongho memang membullymu, nanti biar kulaporkan pada Jonghyun."

Daehwi bisa mendengar Woojin hyung mendengus mendengar perkataan Youngmin hyung.

"Kau mengatakannya seolah-olah Dongho hyung takut pada Jonghyun hyung, hyung. Badan Jonghyun hyung kan kecil, memangnya Jonghyun hyung bisa menahan badan kekar Dongho hyung?"

Ingatan Daehwi langsung tertuju pada kejadian di ruang latihan individu beberapa hari yang lalu. Badan Kim Jonghyun memang kecil, tidak sebesar badan Kang Dongho. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau Kang Dongho sangat menghormati Kim Jonghyun. Pasti bukan tanpa alasan Kim Jonghyun adalah leader NU'EST.

Youngmin hyung menatap Woojin hyung dengan pandangan tak percaya. Lalu menghela napas.

"Kau benar-benar tidak bisa melihat dinamika mereka jika kau mengatakan hal yang semacam itu, Woojin-ah. Mungkin memang benar jika badan Jonghyun tidak sebesar badan Dongho, mungkin memang benar jika mereka sering bercanda, saling melontarkan ejekan-ejekan, tapi tetap saja Jonghyun itu leader mereka, leader NU'EST. Mereka semua menghormati Jonghyun, Woojin-ah."

"Alasan yang sebenarnya, sih, Dongho tidak bisa melihat Jonghyun menangis. Ada seseorang yang langsung berubah mode menjadi singa kelaparan jika ada yang membuat Jonghyun menangis," Choi Minki tiba-tiba saja nimbrung, melemparkan pandangan ke arah Daehwi sambil mengedipkan matanya.

"Kau membuatku kaget, tahu!" Youngmin hyung memukul pelan lengan Choi Minki. "Bisa tidak, kau tidak bertingkah seperti hantu. Kau tadi benar-benar hampir membuat jantungku copot, tahu!"

Choi Minki hanya terkekeh pelan.

"Mungkin kau yang terlalu banyak bergaul dengan Taemin, Youngmin-ah," kata Choi Minki, kemudian tertawa lagi.

"Minki-ya," Choi Minki hanya menggumam, "katakan padaku, Dongho tidak membully anak kesayanganku ini, kan?"

"Hyung!"

"Dongho, membully Daehwi? Kau dapat kabar dari mana, Youngmin-ah?"

"Hanya menebak saja."

"Menebak?"

"Iya. Akhir-akhir ini Daehwi jarang sekali merengek padaku tentang Dongho."

"Hyung!"

Daehwi yakin mukanya sudah sangat merah sekarang.

Choi Minki kembali terkekeh. "Aku pikir, Dongholah yang sebenarnya terbully oleh Daehwi," kemudian tertawa, lalu berdiri, "Aku pergi dulu, anak-anak kurang kerjaan yang kusebut sebagai bandmateku itu sepertinya sedang menungguku. Daehwi-ya, habiskan sarapanmu lalu siap-siap latihan, oke."

Daehwi hanya bisa menghela napas melihat kepergian Choi Minki. Kemudian mengembalikan pandangannya pada hyung-hyungnya.

"Habiskan saja sarapanmu, Daehwi-ya. Jika memang ada yang ingin kau bicarakan ataupun ingin kau keluhkan, datang saja pada kami. Kau tahu, kan? Kami semua sayang padamu, Daehwi-ya, jangan sungkan menceritakan pada kami apa yang sedang mengganggu pikiranmu. Kau tahu kami pun sering menceritakan masalah kami padamu. Kita keluarga, Daehwi-ya. Jadi, jangan lupakan, oke?"

Daehwi hanya bisa menganggukkan kepalanya.

***

Daehwi bosan. Tangannya yang sedari tadi memainkan botol minumnya malah membuatnya semakin bosan. Menyadarkan dirinya bahwa orang yang ditunggunya belum juga menampakkan diri. Daehwi hanya bisa menghela napas. Tidak biasanya Youngmin hyung ngaret seperti ini.

Perkataan Youngmin hyung pagi tadi saat sarapan terus terngiang-ngiang. Daehwi tahu apa yang dikatakan oleh Youngmin hyung itu benar, tapi Daehwi ragu. Ragu untuk menceritakan apa yang menggangu pikirannya.

Tidak, Daehwi bukan ingin merengek tentang Kang Dongho. Umm, sebenarnya memang tentang Kang Dongho, sih. Tetapi, Daehwi yang sekarang bukanlah Daehwi yang beberapa minggu yang lalu, yang ketakutan hanya karena melihat bayangan Kang Dongho. Daehwi yang sekarang adalah Daehwi yang sedang kebingungan karena pengakuan Kang Dongho malam itu.

Suara ketukan pintu membuatnya tersadar. Youngmin hyung sudah datang.

"Kenapa lama sekali, sih, hyung?"

Youngmin hyung hanya nyengir mendengar rengekan Daehwi, menutup pintu, lalu duduk di depan Daehwi.

"Maaf, aku terlalu asyik ngobrol dengan Jonghyun hingga aku lupa aku punya janji denganmu, Daehwi-ya. Maafkan hyung, oke?"

Youngmin hyung berbicara dengan Kim Jonghyun? Apa yang mereka bicarakan?

"Ummm, kalian membicarakan apa, hyung?"

"Tidak ada yang penting. Hanya pembicaraan biasa. Kau tahu, antara sesama lelaki," Youngmin hyung tertawa pelan. "Ah! Jonghyun juga meminta izinku untuk membawamu pulang ke dorm NU'EST minggu depan. Seseorang sangat ingin bertemu denganmu kata Jonghyun."

Eh? Mereka benar-benar akan mengajak Daehwi pulang menuruti permintaan Aron? Apakah ini ada hubungannya dengan Kang Dongho?

"Kenapa diam? Katamu kau ingin menceritakan apa yang sedang mengganggumu padaku, Daehwi-ya?"

Daehwi memandang Youngmin hyung, mengeluarkan puppy eyes terbaiknya.

"Tapi janji padaku, hyung tidak akan menceritakannya pada Donghyunnie hyung atau Woojin hyung."

"Memangnya apa yang ingin kau ceritakan, sih, sampai kau ingin aku berjanji? Kau bukan ingin mengadukan Donghyun atau Woojin padaku, kan?" Youngmin hyung menatapnya penuh selidik. Daehwi tidak terbiasa mengadukan Donghyun hyung atau Woojin hyung pada Youngmin hyung. Daehwi lebih sering mengungkapkannya langsung kepada kedua hyungnya jika memang apa yang dilakukan kedua hyungnya itu mengganggunya.

"Janji dulu, hyung," Daehwi benar-benar merengek kali ini.

Youngmin hyung hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Baik, baik. Aku janji, Daehwi-ya. Sekarang ceritakan apa yang mengganggumu."

Daehwi mengumpulkan keberaniannya.

"Seandainya, ini hanya seandainya saja, ada seseorang yang tidak hyung sangka menyatakan perasaannya padamu, apa yang akan kau lakukan, hyung?"

Youngmin hyung terdiam.

"Seseorang yang tidak kusangka?" Daehwi menganggukkan kepalanya. "Yang seperti apa? Seseorang yang tidak kau kenal? Atau seseorang dengan jarak umur yang sangat jauh? Atau seseorang yang mempunyai cacat fisik? Atau... seorang laki-laki?"

Daehwi terkejut mendengar ucapan Youngmin hyung. Mengapa tepat sekali?

"Ada seorang pria yang menyatakan persaaannya padamu, Daehwi-ya? Siapa?"

Daehwi menggelengkan kepalanya, "Tidak ada, hyung." Lebih tepatnya belum.

"Lalu?"

"Hanya ingin tahu saja, hyung, apa yang akan kau lakukan jika hal itu terjadi."

Tangan Daehwi kembali memainkan botol minumnya. Kali ini karena gugup.

"Jujur saja, aku belum pernah mendapatkan pernyataan cinta dari seorang laki-laki sebelumnya. Jika kau memang benar-benar ingin tahu bagaimana harus bertindak, sepertinya kau harus bertanya pada Jonghyun, Daehwi-ya. Tanyakan padanya bagaimana reaksinya saat Minhyun menyatakan perasaannya pada Jonghyun."

Daehwi yang sedang minum langsung tersedak saat mendengar perkataan Youngmin hyung.

"Hyung, kau tahu?"

"Tahu kalau Jonghyun dan Minhyun sepasang kekasih?" Daehwi mengangguk. "Tentu saja. Lagipula aku tidak buta, Daehwi-ya. Aku bisa melihat bagaimana tatapan mata mereka. Kau sendiri tau dari mana, Daehwi-ya?"

Muka Daehwi memerah seketika ketika mengingat kejadian di mana dirinya tertangkap basah sedang menguping.

"Mereka yang memberitahuku, hyung. Sebenarnya aku secara tidak sengaja menguping pembicaraan mereka dan ketahuan. Jadi mereka memberitahuku," Daehwi tersenyum malu.

Youngmin hyung hanya bisa menggelengkan kepalanya. (Kelakuan adiknya ini memang kadang membuatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.)

"Jika kau sudah tahu tentang hubungan mereka, mengapa tidak bertanya pada mereka saja, Daehwi-ya?"

Daehwi jelas tidak bisa bertanya pada Kim Jonghyun atau Hwang Minhyun. Jika Daehwi bertanya pada salah satu dari mereka, mereka pasti langsung menarik kesimpulan jika Kang Dongho akhirnya menyatakan perasaannya pada Daehwi.

Pada kenyataannya, Kang Dongho bahkan sama sekali tidak memperlakukan Daehwi lebih istimewa jika dibandingkan dengan orang lain. Perlakuan istimewa Kang Dongho hanya berlaku pada trainee Pledis dan kumpulan anak ayam. Mengingat hal tersebut, membuat Daehwi bertanya-tanya apakah memang benar Kang Dongho menyukainya.

"Aku, kan, tidak sedekat itu dengan mereka berdua, hyung. Aku juga tidak mungkin bertanya hal yang semacam itu pada mereka."

Keduanya terdiam.

"Ah, ya, yang kau tanyakan ini hanya perumpamaan saja, ya," Youngmin hyung menahan senyum.

"Tapi kau belum menjawab pertanyaanku, hyung. Jika kau mengalaminya apa yang akan kau lakukan?"

Youngmin hyung terdiam kembali, memikirkan apa yang akan dilakukannya.

"Aku rasa, semuanya kembali padamu, Daehwi-ya. Saranku hanya satu. Dengarkan apa yang hatimu katakan. Jangan terlalu memikirkannya, rasakan dengan hatimu. Jika menyangkut urusan hati, hatilah yang lebih paham, Daehwi-ya."

Daehwi diam. Meresapi apa yang Youngmin hyung katakan.

"Ayo kembali, Daehwi-ya. Sudah larut. Aku mau kau bisa benar-benar beristirahat. Aku tidak ingin melihatmu berantakan lagi seperti beberapa hari ini, oke?"

Daehwi hanya bisa mengangguk.

***

Daehwi bersyukur suasana tim Playing with Fire mulai membaik. Walau harus didahului dengan perselisihan. Ingatan Daehwi samar saat Jung Sewoon dan Kang Dongho berselisih pendapat di tangga setelah sesi temu dengan trainer. Yang Daehwi ingat, setelah itu Choi Minki mengurung keduanya di dalam ruang latihan individu agar dapat menemukan titik temu perbedaan mereka.

Daehwi bersyukur mempunyai anggota tim seperti Choi Minki. He is such a godsend. Minki hyung, Daehwi benar-benar menghormatimu.

Daehwi terkejut. Seseorang sedang menepuk kepalanya dan mengacak rambutnya. Daehwi mendongak. Kang Dongho sedang berdiri di sebelahnya dengan tangan masih di kepala Daehwi.

"Melamunkan apa? Melamunkan aku?"

Daehwi memicingkan matanya.

Kang Dongho mengangkat kedua tangannya dan tertawa. Ya Tuhan, suara tertawa Kang Dongho benar-benar menyenangkan untuk di dengar. Merdu.

Daehwi merasakan pipinya memanas ketika menyadari apa yang dipikirkannya tentang suara tertawa Kang Dongho. Kenapa jantungnya juga ikut berdebar-debar seperti ini, sih?! Kang Dongho benar-benar tidak baik untuk kesehatan tubuhnya. Terutama untuk kesehatan jantung dan pikirannya.

Daehwi menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha menghilangkan pikiran anehnya tentang Kang Dongho.

"Kau kenapa, Daehwi-ya?" suara Jung Sewoon tiba-tiba muncul. "Kau tidak membully maknae kita, kan, hyung?"

Daehwi melihat Kang Dongho melemparkan tatapan tidak percaya pada Jung Sewoon. Lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi semenyedihkan mungkin.

"Kau menuduhku membully Daehwi, Sewoon-ah? Jadi, seperti itu anggapanmu tentangku selama ini? Tukang bully?" Dengan tangan di dada dengan gestur terluka, Kang Dongho mengalihkan pandangannya pada Choi Minki. "Minki-ya, Sewoon menuduhku melakukan sesuatu yang tidak aku lakukan."

Choi Minki mendengus.

"Pukul saja kepalanya, Sewoon-ah. Lama-lama aku bisa muntah jika terus-terusan mendengar Dongho merengek seperti itu."

Pandangan Kang Dongho beralih pada Jung Sewoon.

"Hentikan, hyung. Tingkahmu membuatku takut." Daehwi bisa melihat Jung Sewon bergidik. "Geli, tahu."

Jung Sewoon belum sempat menyingkir, saat tangan Kang Dongho menangkapnya dalam headlock dan mulai mengacak-acak rambutnya. Seperti yang tadi dilakukannya kepada Daehwi.

"Lebih menyenangkan mengganggumu daripada mengganggu Daehwi, Sewoon-ah. Reaksimu benar-benar menggemaskan! Aahhh, rasanya aku ingin terus mengganggumu, Sewoon-ah."

Deg! Apa-apaan itu? Begitukan cara seseorang yang mengaku menyukaimu tapi malah memperlakukan orang lain lebih istimewa dibandingkan orang yang disukainya?

Melihat Kang Dongho dan Jung Sewoon yang sedang bercanda, entah mengapa membuat hati Daehwi sakit. Sangat sakit.

つづく


***

Saya bener-bener minta maaf sama kalian yang nungguin cerita ini. Sama sekali gak ada niat buat nelantarin, saya terlalu cinta sama cerita ini.

Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini update. Terima kasih juga sudah mampir dan menyempatkan membaca.

(๑′ᴗ‵๑)I Lᵒᵛᵉᵧₒᵤ

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
server_room #1
Chapter 3: Woww ini cerita gado2 banget..friendship brothership nya dapet banget. Ditunggu selanjut nya ya.
ToxicVixen #2
Chapter 3: aduh baper berkepanjangan nihhhhh ngakak banget dan bener2 suka sma ceritanya soalnya ketakutan daehwi bikin mau ketawa. Continue the amazing job!!
emarginata
#3
Chapter 2: aaah inspirit juga yaa >< iya sedih bgt hoya pergi, tp y itu udh keputusan dia, kita cm bs support aja.. Anyway aku br sadar lho kalo Minki g dikasih clip on mic, emang beneran gt??
emarginata
#4
Chapter 1: ceritanya lucuu, sukaaak :) coba dongho masuk wanna one ya, pasti akan banyak momen sm daehwi. Ah, kok jd baper lg, sudah lupakan! Anyway, bikin yg pas mereka satu tim bbuljangnan dong, Thor-nim :)