Propose

Description

Ketika Kim So Eun sedang marah..

Foreword

Kim So Eun melipat kedua tangannya sambil memanyunkan bibirnya sebal. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika Song Jae Rim, 'mantan suami' virtualnya di WGM dan lawan mainnya di drama keluarga, Our Gabsoon itu muncul di hadapannya, di apartemen Jaerim yang sudah beberapa tahun ini ia tempati sendirian. Ia dengan mata bulatnya menatap Jaerim sebal, sesekali menggembungkan wajahnya. Jaerim, yang tidak tau menahu sama sekali mengenai kedatangannya hanya bisa menelan salivanya pelan dan merutuki dirinya dalam hati. 'Mati aku' batinnya.
''Darimana saja kau, Song Jae Rim Oppa?" Tanyanya.
''Err.. sayang, aku tadi latihan bersama anggota motor, lalu aku pergi makan.."
"Kenapa tidak angkat telponku?" 
Sayang? Tunggu dulu?
Mereka berkencan? 
Sejak kapan?
"Ini kan libur, aku ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku, lalu aku datang ke apartemennya, lalu kemudian dia pergi dengan teman-temannya lalu.."
"Tapi harusnya kau.."
"Jangan potong aku bicara!"
"Arraseo" 
"Lalu aku pergi jalan-jalan sendirian, berharap ketika kembali lagi kau ada dirumah. Lalu kata Surim eonnie kau belum pulang, lalu Surim eonnie bilang tunggu saja dirumah sekalian jaga leon, dan dia juga pergi. Dan aku dirumah bersama Leon hingga sekarang kau baru pulang. Oppa, michyeoseo? Lalu kalau aku tidak ada, leon makan apa? Kau membiarkan Surim Eonnie pulang malam – malam terus karena menjaga Leon padahal kau tau dia sedang hamil?"
Glek. Jaerim menelan lagi salivanya, dia mengerti, faktor pertama adalah dia tidak mengangkat ponsel, kedua karena dia membuat Tuan putrinya menunggu lama, dan ketiga dan paling utama adalah, Kim So Eun pasti sedang menstruasi, hari pertama. Ya, Pasti. Dia sangat yakin.
Tapi Soeun tidak pernah menjadi semarah ini kalau dia tidak kesal dengan sesuatu. Dia pasti ada masalah.
"Sayang, aku boleh bicara tidak?"
"Aku tidak mau bicara denganmu!oppa dan gabdool itu sama saja" ketusnya, membuat Jaerim ingin berlari memeluknya, Soeun terlihat sangat lucu ketika sedang ngambek.
"Baiklah.."
"Kau tidak berusaha membujukku?!"
"Aish.. yah! Tadi kan aku.."
"Oppa kau membentakku??"
"Anii.. aniyo sayang, tidak, ya, ya, aku salah aku salah baiklah.."
Jaerim segera meraih tangan soeun yang duduk bersila di sofa milik Jaerim. Jaerim duduk bersimpuh, di lantai apartemennya sambil menggenggam tangan Soeun.
"Aku minta maaf sayang.. yang pertama karena aku tidak memberi kabar hari ini dan tidak mengecek ponselku, kedua karena aku ke asyikan racing bersama teman-teman, ketiga karena aku membuat surim harus menjaga rumah dan tidak merawat leon baik-baik, keempat karena membuat kekasihku yang cantik menungguku terlalu lama..."
Jaerim mengecup telapak tangan Soeun berulang kali. Dia menempelkan tangan wanitanya ke pipinya, memejamkan matanya sejenak lalu menatap Soeun, dengan pandangan teduh.
"Kelima... karena aku tidak menyadari kau pasti sedang ada masalah.."
Mata Soeun membulat, betapa kagetnya ia mendengar pernyataan Jaerim barusan.
"Ke enam, karena aku bukanlah orang yang sempurna untuk mendampingi wanita Sesempurna dirimu.."
Mata Soeun kini mengkristal. Pria ini benar-benar mengambil separuh dari hatinya. Pria ini benar-benar, tanpa di ucapkanpun tau, apa yang sedang terjadi padanya.
"Sekarang, untukku yang hina ini, kau mau berbagi kesedihanmu? Agar aku bisa meletakkannya di pundakku, mengangkat keseluruhan beban milikmu menjadi milikku?kau pernah bilang, aku adalah sahabat baikmu, anggap saja seperti itu. Anggap saja saat ini aku bukan song jae rim kekasihmu yang mesum itu. Jauh sebelum hubungan ini, kita adalah sahabat baik. Nah, Soeun-ah, mau berbagi dengan sahabatmu ini?"'
"Oppa.." belum belum menjelaskan, So Eun yang biasanya jauh lebih kuat dari Jaerim menumpahkan air matanya. Kini dia menangis, terisak - isak, menarik Jaerim lebih dekat, melingkarkan kedua tangannya di leher Jaerim yang duduk lebih rendah darinya, memeluknya. 
"Geunyang.. akhir-akhir ini mood ku sedang tidak baik, syuting akan segera berakhir, berarti kita juga akan punya kesibukan masing-masing. Aku bahagia bisa bermain bersama OGS team, kalian semua sudah seperti keluargaku. Aku.. hiks.. aku hanya merasa sedih dan kesepian.. "
"Lalu?"
"Hiks.. lalu.. aku benci semua orang yang menghinamu.. oppa tidak jelek, oppaku sangat tampan.. hiks.. mereka menghinamu.."
"Hahaha, mereka menghina apa sayang?"
"Katanya kau tidak lebih dari seorang ahjusshi.. aku.. aku kesal, aku ingin marah, aku ingin memaki semua orang di instagramku, tapi aku tidak bisa melakukannya karena bisa bisa kita akan jadi bahan berita, tapi mereka tidak berhenti menghinamu.. kau tau aku tidak bisa berhenti membaca semua pesan penggemar, itu menyakiti hatiku oppa.. "
Jaerim melepas pelukan So Eun, dia tersenyum, kali ini senyuman seorang oppa kepada dongsaengnya yang sedang menangis. 
"Dan juga karena kau sedang menstruasi kan? Makanya jadi emosional begini?"
 Soeun mengangguk. Jaerim tertawa renyah, lalu menghapus air mata soeun dengan jarinya.
"Baiklah... pertama kau harus menarik nafasmu lalu hembuskan pelan - pelan.."
Soeun menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya.
"Sayang, kita bisa bertemu dengan OGS team kapan saja kau mau, karena kita semua sudah saling terbiasa, kau tentu saja bisa bertemu yang lainnya di luar syuting. Kapan saja kau mau. Semua orang tidak akan meninggalkanmu sayang, kau hanya perlu membuka diri dan mengajak mereka kapan saja.. kau orang yang baik, semuanya menyayangimu. "
Soeun mengangguk walau masih dalam tangisannya
"lalu.. kenapa harus marah,aku kan memang sudah ahjusshi hahahaha"
"Yaahh!"
"Mianhae mianhae.. soeun-ah, selama kau menganggapku pria paling tampan di dunia ini, aku akan menutup telingaku dari orang – orang yang bicara buruk tentangku, tentang kita. Jadi kau juga harus seperti itu, kau harus menutup telingamu dari orang-orang itu. Kita public figure, selain penggemar, pasti ada anti fans. Ya kan?"
So eun mengangguk. 
"Jadi kau harus mengabaikan mereka, aracchi? "
"Arraseo.."
Jaerim pindah duduk di samping soeun, lalu merentangkan tangannya, Soeun, masih dalam kondisi merajuk memeluknya, membenamkan wajahnya di dada bidang milik kekasih y nya.  
"Soeun-ah.. aku tidak bisa menjanjikan apapun saat ini tapi aku akan bekerja keras seperti sapi, lalu aku akan membuatmu wanita paling berbahagia di dunia. Aku bukan kaya raya tetapi aku tidak akan membiarkanmu kekurangan apapun, kita akan membangun keluarga kita sendiri, aku akan mengelola kafe yang ada banyak kucing, bukan di kota ini, di tempat yang tenang, yang bisa membuat kita jadi diri sendiri. Kita tidak akan meninggalkan pekerjaan kita,tapi kita akan punya tempat menenangkan diri, membiarkan anak  kita tumbuh jadi diri mereka sendiri. Karena itu aku akan memantaskan diri untuk memintamu dari orang tuamu. Jika Saat itu tiba, jika aku sudah sangat pantas menjadi yang kau inginkan, so eun, kau mau menikah dengan ku?"
Kim so eun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya  tidak pernah merasa se terharu saat ini. Dia menatap pria di hadapannya dengan linangan air mata bahagia. Dia merasakan ratusan kupu - kupu melayang di perutnya. Dia bahagia, perasaan kesalnya meluap entah kemana, di buang jauh oleh kehangatan orang yang bisa memiliki begitu banyak peran di hidupnya.
"I do.."
Jaerim mendekatkan wajahnya ke wajah soeun, memisahkan jarak diantara mereka, mengecup bibir soeun lembut, intens, menelusuri barisan indah gigi kekasihnya, Soeun menutup matanya, menikmati setiap detik ciuman manis yang di terimanya dari Jaerim. Malam ini, ditengah rintik hujan, jaerim menutup harinya dengan membiarkan Soeun tertidur pulas di pelukannya. 
Setelah menggendong Soeun kekamar dan membaringkannya jaerim menatap wajah tidur soeun dengan tersenyum.
''Saranghae.." bisiknya. 

 

Comments

You must be logged in to comment
Alien-Leader
#1
so sweet :)
lilinkecil #2
waaa...solim fanfic bahasa indonesia..^.^d..lanjutkan karyanya about solim authornim..^.^d..