THE BITTER TRUTH

Description

Setiap manusia memiliki garis takdirnya sendiri. Garis kehidupan seseorang saling terhubung satu sama lain. Pada akhirnya pertemuan akan mengungkapkan kebenaran. Bagaimana jika kebenaran itu membuatmu ingin berbohong dan melarikan diri?
Hidup hani masih baik-baik saja sampai seseorang mulai mengusiknya. Potongan demi potongan puzzle masa lalu yang belum terungkap kini saling terkait satu sama lain. Kenyataan pahit yang hampir terlupakan kini muncul bagaikan bom waktu. Kebenaran yang selama ini terlelap mulai bangkit secara perlahan. Akan kah dia sanggup untuk menerima kenyataan bahwa dia adalah penyebab semua kekacauan itu?

Foreword

Truth or Dare…
Pernah dengar nama permainan ini?? Permainan dengan peraturan dimana si pemain harus memilih salah dari Truth atau Dare. Jika pemain memilih Truth maka dia harus menjawab pertanyaan yang diberikan pemain lain dengan sejujur-jujurnya. Namun jika pemain memilih Dare maka pemain harus menerima hukuman dari pemain lain. Pada dasarnya permainan ini adalah permainan yang menguji seberapa jujur diri seseorang. Pemain hanya harus menjawab dengan jujur setiap pertanyaan yang diajukan oleh pemain lain. Bukan kah ini simple? Kebanyakan orang biasanya memainkan ini hanya untuk seru-seruan. Tapi ada saat dimana permainan ini bisa mengubah hidup seseorang. Bisa dibilang mengubah segalanya menjadi lebih buruk atau lebih baik. Tergantung pada sudut pandang seseorang. “Truth or Dare? Ya..Ha Ni!!!” teriak seseorang. “ouch…”teriakku sambil memegangi kepala. “Ya! hongBin kau sudah gila? Mau mati?!!” kataku sambil memukul balik kepala laki-laki itu. “aak..sakit” “sakit katamu? Kau lemah sekali sih. Bagaimana bisa laki-laki teriak sakit hanya dengan pukulan seperti itu?”. “ ya ampun, gadis ini benar-benar” kata hongbin dengan wajah tidak percaya. “apa? Kau mau bilang apa?” kataku menantang. 
“heh! Kau sadar tidak dengan perkataanmu barusan? Yang kau bilang lemah itu laki-laki paling populer disekolah?” kata hongbin dengan percaya diri. “Ya ampun dia benar-benar sudah gila” gumamku. “kau bilang apa?” kata hongbin. “tidak lupakan saja. Sekarang sudah hampir jam makan malam. Ayo kita pulang” kataku sambil berdiri dan membersihkan kotoran yang menempel di seragamku. “Tapi kan permainannya belum selesai. Ini bahkan giliranku bertanya. Apa kau sengaja menghindari ku?” protes hongbin. “tsk…kau ini. Kita sudah memainkan permainan ini ratusan kali bahkan ribuan kali. Apa kau tidak bosan?” Kataku. “cheater”! gumam hongbin. “ya! Jangan mulai lagi” kata ku sambil memasang wajah kesal. “baiklah. Ayo kita pulang” kata hongbin sambil tersenyum manis padaku.
Senyum manis itu selalu membuatku merasa jauh lebih baik. Anak itu selalu bersikap manis padaku meski aku kadang melakukan sesuatu yang kasar padanya. Kadang aku khawatir suatu saat anak itu akan berubah. Senyum yang hampir tiap hari aku lihat akan menghilang atau bahkan aku mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi. Ada saat dimana aku sangat mengkhawatirkan hal tersebut dan akan menyesal dengan apa yang telah aku perbuat padanya. Jika seseorang memilih tiga orang yang penting dalam hidup, aku akan meletakkan anak itu di nomer 3 setelah orang tua dan keluargaku. Benar…saat ini dia adalah bagian penting dalam hidupku. Jujur saja, kami seperti anak kembar yang tidak terpisahkan. Kemana pun aku pergi hampir selalu ada dia dan sebaliknya. 
Kami sudah berteman sejak kecil. Bisa dibilang kami sangat tahu karakter masing-masing. Dan kami tahu apa yang disukai dan tidak disukai dari diri kami. Dan itu selalu membuatku bersyukur karena dia selalu ada disampingku baik suka maupun duka. Orang pertama yang aku cari saat aku memiliki berita bahagia adalah dia dan begitu juga berlaku saat aku merasa sedih. Bagiku anak itu sangat berharga dan aku harus berterima kasih pada Tuhan karena sudah mempertemukan kami. Bisa dibilang kami tidak memiliki rahasia apapun diantara kami. Atau paling tidak dia. Ya…Dia. Lee HongBin…

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet