Chapter 1

ENERMA

"Dua Americcano dan satu Latte." seorang laki-laki bermata sipit menyerahkan tiga buah cup kepada dua orang remaja perempuan yang telah menjadi pelanggan tetap di coffe shopnya. Senyum bulan sabit tak pernah pudar dari wajah tampannya.

 

"Terimakasih Junho-oppa." salah satu remaja yang berambut hitam panjang mengedipkan salah satu matanya pada Junho, membuat Junho terkekeh geli karenanya.

 

"Sama-sama Suzy-ah. Dan jangan mengedipkan matamu seperti itu, aku hampir saja mengira matamu kemasukan debu." Junho membalas dengan nada gurauan. Sedangkan Suzy hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

 

"Aku sedang merayumu Oppa. Tidak sadarkah kau?"

 

"Aku masih belum mau menjadi bulan-bulanan Wooyoung-hyung kalau aku sampai menjadikanmu kekasihku Suzy-ah." senyum geli terpatri di wajah tanpa cela Junho.

 

"Huh, ayo kita pergi saja Jieun. Merayu ahjushi kolot memang tidak ada gunanya." Suzy segera membalikkan badannya dan menyeret teman sekolahnya yang berparas imut untuk segera keluar dari coffe shop itu. Suzy bahkan sedikit menghentak-hentakkan kakinya kesal, karena lagi-lagi usahanya untuk merayu teman kakaknya gagal.

 

Junho yang melihat kepergian Suzy hanya bisa tersenyum geli. Sudah menjadi rutinitas Suzy untuk datang ke Coffe Shop miliknya setiap pulang sekolah. Suzy akan mencoba merayunya seperti tadi dan hanya akan berakhir dengan bibirnya yang mengerucut sebal sambil berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki keluar Coffe Shopnya. Bukannya Junho tak menyukai adik sahabatnya itu, hanya saja ia telah menganggap Suzy seperti adiknya sendiri. Ia sama sekali tak memiliki perasaan apapun pada gadis manis itu. Ia tumbuh bersama Wooyoung dan Suzy di satu kompleks perumahan yang sama sejak Junho berusia 6 tahun. Bahkan Junho dan Wooyoung selalu bersekolah di sekolah yang sama, walaupun berbeda satu tingkat. Dulu mereka bertiga sering bermain bersama-sama di halaman rumah Wooyoung hingga sore menjelang.

 

KLINING~

 
Bunyi lonceng segera menyadarkan Junho dari kenangan masa kecilnya. Seorang laki-laki bertopi dan berkaca-mata hitam memasuki Coffe Shop tersebut. Pakaiannya pun serba hitam dan sangat tertutup.
 
"Selamat da- ah! Khun-hyung? Kenapa datang disaat seperti ini? Orang-orang bisa mengenalimu, dan kau pasti akan mendapat kesulitan!" Junho segera keluar dari balik meja kasirnya dan berjalan kearah laki-laki berkaca mata itu. Ia segera menarik laki-laki yang ia panggil Khun-hyung itu ke dalam ruangan pribadinya yang ada di belakang Coffe Shop itu.
 
"Aku merindukanmu Nuneo~" laki-laki itu segera memeluk Junho dengan erat saat mereka telah sampai di ruangan pribadi Junho.
 
"Aku juga Hyung. Salahkan jadwalmu yang terlalu padat itu." Junho membalas pelukan Nichkhun dengan sama eratnya. Senyum pun mulai mengembang dibibirnya.
 
"Hey, kau tidak sedang menyerap energi dariku bukan?" Nichkhun tiba-tiba berbicara saat dirasanya Junho terus memeluk dan tak kunjung melepaskannya.
 
"Sedikit." Junho mengangkat wajahnya hanya untuk memperlihatkan cengirannya pada lelaki Thailand itu.
 
"Dasar kau." Nichkhun menyentil dahi Junho main main. "Bagaimana bisa kau menyerap energi dari manusia yang kekurangan energi sepertiku, hm?"
 
"Kau kekurangan energi karena pekerjaanmu yang terlalu padat itu Hyung. Dan salahkan energimu yang benar-benar nikmat, sehingga aku sulit menahan keinginanku untuk tidak menyerap energimu Hyung."
 
Nichkhun hanya terkekeh mendengar setiap ucapan yang meluncur dari bibir lelaki bermata sipit yang masih ada dalam pelukannya itu. Ucapan Junho memang benar, jadwal pekerjaannya yang sangat padat sebagai seorang aktor memang benar-benar menguras energinya. Ditambah lagi ia harus menghadiri beberapa variety show yang memintanya untuk menjadi bintang tamu. Sudah seminggu ini Nichkhun tidak bertemu dengan Junho karena ia harus pergi ke Busan untuk melakukan syuting drama terbarunya. Ia sangat merindukan adik tirinya itu. Ayah Junho adalah Enerma, ia menikah dengan ibu Nichkhun yang hanyalah seorang manusia biasa 10 tahun yang lalu. Tapi mereka meninggal saat mereka pergi liburan di pulau Jeju satu tahun yang lalu. Nichkhun dan Junho tak pernah tahu apa penyebab pasti kematian orangtua mereka, karena polisi setempat seperti menutup-nutupi peristiwa kematian orang tua mereka. Polisi hanya mengatakan mereka meninggal karena kecelakaan. Selebihnya sama sekali tak ada informasi.
 
"Apa kau sudah tidak ada pekerjaan lagi Hyung?" Junho melepaskan pelukannya dari Nichkhun dengan enggan. Ia menatap kedalam mata bulat Nichkhun, berharap Nichkhun menjawab pertanyaannya sesuai dengan keinginannya.
 
"Aku sudah tidak ada pekerjaan lagi Junho." senyum segera mengembang di bibir penuh Junho. "Setidaknya sampai nanti sore." senyum Junho segera lenyap, digantikan dengan bibirnya yang mengerucut.
 
"Kau memang tidak penah ada waktu untukku!" Junho menyilangkan lengannya didepan dada, pertanda ia benar-benar kesal pada kakak tirinya itu.
 
"Maaf Nuneo. Aku janji setelah proyek drama ini selesai, aku akan meminta libur pada CEO agencyku dan kita akan pergi ke pulau Jeju."
 
"Hyung..." Junho menggantung kalimatnya, membuat Nichkhun mengangkat sebelah alisnya melihat Junho yang ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu.
 
"Ada apa Junho?"
 
"Sebaiknya..." Junho menelan ludahnya gugup sebelum melanjutkan kalimatnya, "kita hentikan saja semua ini Hyung."
 
"Apa maksudmu Junho? Kita sudah sejauh ini, mana bisa kita berhenti begitu saja!" tanpa sadar Nichkhun sedikit meninggikan nada suaranya, membuat Junho tersentak karena selama ini Nichkhun tidak pernah berbicara padanya dengan nada seperti itu.
 
"A-aku hanya merasa... semua ini hanya sia-sia Hyung." Junho membalas ucapan Nichkhun dengan nada lemah saat ia telah sadar dari keterkejutannya.
 
"Tidak ada yang sia-sia Junho. Kau harus yakin akan hal itu. Cepat atau lambat kita akan mengetahui kebenarannya." Nichkhun berbicara dengan nada penuh keyakinan. Sorot matanya menatap lurus pada mata sipit Junho dengan penuh keyakinan pula.
 
'Kuharap juga begitu Hyung.' Junho hanya bisa mengatakannya dalam hati sambil kembali memeluk Nichkhun, tanpa berniat menyerap energi dari lelaki Thailand itu.
 
~2PM~
 
Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi besar tengah menyandarkan badannya pada sebuah mobil van hitam. Ia mengecek arlojinya dan kembali berdecak. Ia telah melakukan itu hampir 5 kali dalam setengah jam terakhir ini. Ia kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah ponsel berwarna putih, sebelum akhirnya menggeser layar ponsel tersebut untuk mencari sebuah nama di kontaknya. Setelah menemukan nama yang ia cari, ia segera mendial nomor itu tanpa basa-basi.
 
Setelah bunyi nada tunggu yang ketiga, akhirnya terdengar suara dari ujung sambungan telefon.
 
"Aku akan segera kesana Taec! Kau benar-benar tidak sabaran!" nada kesal segera terdengar dari ujung sambungan telefon, alih-alih ucapan salam atau hanya sekedar 'hallo'.
 
"Bagus. Aku memberimu satu menit untuk sampai disini." laki-laki bernama Taecyeon itu membalas dengan nada datar, kemudian memutus sambungan telefonnya. Taecyeon yakin orang yang ada diujung sambungan telefon sedang memutar bola matanya mendengar nada datar yang diucapkannya, dan kelakuannya yang langsung saja memutus sambungan telefon. Tapi ia sama sekali tak perduli.
 
Beberapa saat kemudian, seorang lelaki Thailand datang menghampirinya dengan senyum lebar yang terpatri di wajah tampannya.
 
"Kau terlambat 28 detik tuan aktor serba bisa Nichkhun Buck Horvejkul."
 
Nichkhun hanya memutar matanya menanggapi ucapan laki-laki di depannya. "Kau memang seorang manager yang kejam Ok Taecyeon-shi."
 
"Terimakasih atas pujiannya. Kita harus segera ke lokasi syuting sekarang."
 
"Itu bukan pujian! Dasar kucing besar bodoh!" Nichkhun ingin sekali mencakar wajah Taecyeon yang tengah tersenyum lebar padanya. Ia benar-benar tampak seperti orang bodoh dimata Nichkhun. Lima tahun menjadi managernya, Nichkhun telah hafal dengan tabiat Taecyeon yang sangat menyebalkan. Tapi ia bisa menjadi sahabat yang sangat baik dan pemberi nasehat yang sangat baik pula saat Nichkhun tengah berada dalam masalah.
 
Nichkhun segera memasuki mobil van itu, disusul Taecyeon yang segera menempati kursi untuk pengemudi. Taecyeon segera menjalankan mobil itu ketempat lokasi syuting Nichkhun. Ditengah perjalanan, ia membacakan jadwal Nichkhun untuk besok, membuat Nichkhun berdecak sebal dan memilih menyumbat telinganya dengan earphone. Taecyeon hanya bisa menghela nafas lelah menghadapi sifat artisnya itu. Ia tahu, Nichkhun pasti sangat lelah dan bosan dengan rutinitas pekerjaannya. Ia juga tahu Nichkhun pasti sangat ingin menghabiskan waktu dengan adik tercintanya. Selama ini ia telah berusaha untuk menekan jadwal Nichkhun agar ia masih punya waktu untuk menemui adiknya walau hanya sebentar, seperti tadi. Tapi ia tidak bisa berbuat lebih, seperti meminta libur selama beberapa hari untuk Nichkhun. Agensi tempat Nichkhun bekerja memang sangat ketat. Setiap artisnya harus mau bekerja keras dengan jadwal yang padat apabila mereka masih ingin eksis di dunia hiburan. Apabila mereka membantah sedikit saja, agensi itu tak akan segan-segan menghancurkan karir mereka.
 
"Aku akan meminta libur pada tuan Hwang setelah proyek drama ini berakhir." Nichkhun tiba-tiba berbicara, mengagetkan Taecyeon yang terlarut dalam lamunannya sendiri.
 
"Kau tahu bagaimana kerasnya agensi kita Khun. Ancaman seperti mogok kerja atau semacamnya tak akan berpengaruh walaupun kau adalah anak emas di HOT Ent."
 
"Ya. Aku tahu itu." senyum misterius menghiasi wajah tampan Nichkhun. Membuat Taecyeon berpikir apa yang sedang direncanakan oleh lelaki thailand itu.
 
~2PM~
 
Junho tengah mengelap salah satu meja di coffe shopnya saat lonceng yang diletakkan diatas pintu masuk kembali berbunyi nyaring. Ia mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa yang datang, dan senyuman bulan sabit segera terbit saat ia melihat sahabat baiknya melambaikan tangan padanya.
 
"Belum menemukan karyawan baru?" tanya  Wooyoung saat melihat Junho yang kembali pada aktivitas awalnya, yaitu mengelap meja.
 
"Seperti yang kau lihat." Junho menjawab tanpa menatap wajah Wooyoung karena ia kembali sibuk bergerak kesana-kemari untuk membersihkan meja-meja lainnya.
 
"Ah. Sebenarnya ada salah satu anak didikku yang ingin melakukan kerja paruh waktu. Walaupun orangnya sangat berisik dan tidak bisa diam, tapi ia cukup bertanggung jawab." Wooyoung memang bekerja di salah satu lembaga pendidikan yang cukup terkenal di Korea. Ia mulai bekerja disana setelah lulus kuliah satu tahun yang lalu.
 
"Kalau begitu suruh saja dia menemuiku besok. Aku akan mempertimbangkannya kalau dia memang benar-benar anak yang baik."
 
"Tentu."
 
~2PM~
 
Seorang pria paruh baya tengah menatap tajam pada laki-laki muda di hadapannya. Tatapannya menusuk langsung kedalam mata laki-laki muda itu, mencoba menerka apa yang ada diotak laki-laki muda itu.
 
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan Hwang Chansung! Aku telah menyuruhmu untuk tinggal di Italia bersama ibumu, tapi kau malah kembali ke Korea dan mengatakan ingin menjadi Presdir HOT Ent.?!" pria paruh baya itu sekuat mungkin menahan emosinya agar tidak meledak.
 
"Ya Ayah." laki-laki bernama Chansung itu menjawab pertanyaan ayahnya dengan nada dingin. Tatapannya tak kalah dingin dari nada bicaranya.
 
"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan menuruti apa maumu, tapi dengan satu syarat." Chansung menatap ayahnya dengan datar, mencoba menebak apa yang akan dikatakan oleh ayahnya. "Kim Minjun akan menjadi wakilmu.
 
~tbc
 
 
Chapter ini memang saya fokuskan untuk pengenalan karakter dulu. Dan saya sengaja ngga menjelaskan secara detail karakter Junho di chap 1 ini. Karena saya akan menjelaskannya sedikit sedikit dan secara perlahan lahan di chap-chap berikutnya.
 
Terimakasih sudah mau membaca ^^
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 5: Sambungannya..?
eyessmile14
#2
Chapter 5: Itu.. yg tepuk pundak Junho siapa? Aku yakin pasti Minjun hehe *sotak
Aku suka Enerma. Keren aing, suka sama yg scifi gini mystery dan ada bumbu2 romance nyaaa.
Chansung enerma juga kah? Jangan2 iya, karena ada energi kuat dalam tubuhnya (?)
Jackson sama Suzy pasti nanti cinlok haha
Dan jgn biarkan Nickhun jomblo di sini author (aku harus manggil apa ini._.) biarkan Nickhun has a relationship sama Wooyoung walopun backstreet XD
Update this fic juseyooooo T^T
sabrinanunneo #3
Chapter 5: Ohhoo akhirnya updateee.... itu yg neepuk pundak junho pasti limbat soalnya junho melotot horor. Lol.... iya teerlalu pendek nih thor nim... d chapter sebelumnya ku kira jack bakalan suka amaa junho. Eh ternyata... author berkata lain... lol apa next chap udah bisa liat chanho? Ini kayaknya banyak khunho ya.... brother complex ni..... thor uodate soon yaahh
dehana
#4
Chapter 4: Ohohoho minjun nyaa syeleemmm, dia jd antagonis gini makin lakik sosoknya di kepala aku haha, update soon!!!
Nunneo74
#5
Chapter 4: minjun ...!! , qm harus lbh jhat dr yg aku bayangin nak..!! harus ..!!
dhe_dorayaki
#6
Chapter 4: jngan bilang klo yg nabrak ortunya junho itu chan thor..!!

aaah~ ini krng pnjang thor-nim
dhe_dorayaki
#7
Chapter 3: ya'ampun bang jack ganggu ajh,, org lgi sirius in,,

cwo itu chansung kan thor,, aq bisa ngrasain itu,, *jngan" aku enerma juga sodara kembarnya junho??#plak ngawur*

next chap update kilat thor