MY BODYGUARD, I LOVE YOU

Description

Repost from my wattpad : https://www.wattpad.com/user/Dee14007

 

Author : Dee

Cast : * Anne Lee (OC visual Oh Hayoung Apink) * Yoon DooJoon (B2st) And other cast. * Song Hyukyung (oc visual Park Chorong Apink) * Lee Minhyuk (btob) * Kim Dongjun (ze:a) * Yoon Yue (oc visual Jung Eunji Apink)

 

Prolog :

 

Song Hyukyung bilang beda benci dan cinta hanya setipis benang jahit. Kurasa kekesalanku padanya sudah diambang batas. Mana mungkin aku jatuh cinta pada bodyguard menyebalkan sepertinya. Hei. Aku seorang Anne Lee. Sekali membenci tak akan ada perubahan lain. Dan dia salah satu target yang masuk daftar list kebencianku. Hidupku terasa dibayang-bayangi karna keberadaannya yang selalu mengawasiku. Aiggo. Adakah yang bisa menyelamatkan dan membebau darinya? Sungguh aku ingin hidup normal tanpa pengawal. Huh. Siapapun yang ingin membunuhku itu, datanglah terang-terangan. Jangan bersembunyi dan menjadikan keadaanku sulit sekarang,

 

"Oh God. Tolong aku. Hei Mr. Bodyguard kapan tugasmu berakhir? Aku harus siapkan pesta untuk merayakannya."

 

"Sampai Anda menikah Agassi."

 

"Ya! Neo bicaseo." "Ini titah Tuan Lee. Tugas saya akan selesai begitu Agassi menikah."

 

"Kapan aku akan menikah, eoh? Kau mau terus jadi benalu?" Dujun tersenyum.

 

"Selesai kuliah Anda segera menikah. Tidak lama bukan? Hanya tinggal beberapa bulan lagi. Bersabarlah Agassi."

 

"Siapa yang mengatakan? Aku bahkan tak punya namjachingu.'

 

Dujun terdiam menimang.

 

"Bukankah perjodohan Anda dengan Tuan Nam sudah ditentukan, Agassi."

 

"Mwo? Nam? Nugu? Nugu?"

 

==============================

Foreword

== PART.1 'WHO IS?' ==

 

"Anne-ya. Get up, please!"

Aku tau itu suara Song Hyukyung. Kenapa pagi ini dia berisik sekali. Bukankah ia tau semalaman aku begadang mengerjakan tugas kuliah. Harusnya ia membiarkanku terlelap tenang, setidaknya sampai mataku tak rewel lagi.

"Ya! Pali bangunlah. Haraboji menunggumu. Kau tak mau kita dapat pencerahan berjam-jam di pagi buta kan?"

Tubuhku melonjak cepat. Aigoo. Aku selalu ngeri saat harus ingat scane-scane kakek yang mengomel tak henti. Meski usianya sudah diatas enam puluh lima tahun. Entah dapat darimana ia energi semacam itu. Berbicara panjang lebar kesana-kemari tak peduli berapa jam yang tersita. Huh aku tak mau terjebak dalam situasi menyebalkan lagi. Lebih baik aku lari maraton berkilo-kilo saja.

"Ada apa? Aku sangat mengantuk."

Badanku masih enggan bangkit sebenarnya. Dua kelopak matapun masih setengah mengatup. Meski sudah kukucek berkali-kali. Lingkaran disekitar mata pasti sudah menghitam bak mata panda sekarang. Agh molla. Rencana akhir pekan menghabiskan waktu tidur panjang agaknya akan kacau balau. Oh God please, help me. Batinku memohon. Berharap kakek hanya mengajak sarapan bersama tak lebih. Baiklah aku tak bermaksut menjadi cucu durhaka. Hanya saja realitas hidupku sudah cukup menekan.

"Aku tak tau. Tapi kita harus cepat menemuinya. Pali. Cuci mukamu!"

Dengan gontai terpaksa kulangkahkan kaki menuju kamar mandi. Membasuh muka dan menggosok gigi dengan lemas. Agh sungguh rasanya oleng dan berat sekali kepala ini.

**********************

Ada apa? Kenapa semua orang tampak serius sekali. Seingatku setelah terakhir kali memukul orang dan membuat keributan di kampus, aku tak lagi membuat masalah. Itu saja sudah dua pekan lalu. Soal hukuman yang kuterimapun hanya skorsing satu minggu. Meski korban masuk rumah sakit. Berkat kakeklah aku tak di droup out. Hei aku Anne Lee. Cucu tunggal dari salah satu pengusaha kaya di Seoul. Bukan bermaksut sombong atau membanggakan harta keluarga. Hanya saja terkadang ini cukup menguntungkan meski banyak sulitnya. Bagaimana tidak. Aku harus benar-benar mengetahui teman macam apa yang berada disekelilingku. Letih rasanya selalu menjadi pusat perhatian hanya karna tingkat sosial yang kumiliki. Ralat, dimiliki keluargaku. Aku tetap masih bukan siapa-siapa.

Bersyukur aku masih memiliki teman seperti Song Hyukyung. Kami terlahir dari latar belakang keluarga yang sama. Tentunya membuat kami saling memahami kondisi dan posisi serta perasaan masing-masing. Hidup berlimpah fasilitas tak membuat kami nyaman menjalaninya. Sering kami berpikir ingin lari keujung dunia dimana orang tak mengenal kami dari apa yang kami miliki. Siapa tau, ketulusan mereka bisa membuat kami tenang dan damai.

"Anne Lee! Kau mendengar ucapan kakek?"

Ommo. Aku tersentak. Ya Tuhan apa yang kulakukan Melamun disaat seperti ini. Matilah kau Anne-ya! Umpatku.

"Nde Haraboji."

Sebenarnya aku tak dengar samasekali, tapi biarlah pura-pura saja. Lebih cepat selesai lebih baik. Hari ini sungguh aku rindu kasur empuk dan bantal guling pororoku.

"Baiklah. Mulai hari ini kau bisa melatih mereka. Ingat jangan sampai cucu-cucuku terluka. Kau tau tugas utamamu."

Apa maksut kakek bicara begitu? Tunggu. Siapa laki-laki di dekatnya. Pakaiannya formal sekali. Kemeja putih dibalut jas hitam yang di kancingkan. Dipadu celana formal hitam pula. Rapi. Namun  terkesan amat kaku. Apa dia asisten baru kakek? Tak mungkin.  Dongjun Oppa masih berdiri disana. Artinya asisten kakek masih dia.

"Haraboji. Siapa dia?" Celetukku tanpa pikir panjang. Rasa penasaranku sudah diubun-ubun. Daripada kupendam tak jelas lebih baik utarakan saja.

"Ya! Bukannya kau menyimak sejak tadi?"

Hyukyung menyenggol lenganku dengan sikunya, bicaranya berbisik pelan.

"Annyeong Agassi. Yoon Dujun imnida. Mulai hari ini saya adalah bodyguard anda."

"Mwo?"

*****************

Apa-apaan bodyguard. Ya. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lima kali juara karate dan tujuh kali juara boxing tingkat sekolah. Apa tidak cukup hanya untuk melindungi diri sendiri. Aigoo. Kakek sengaja menghabiskan uangnya dengan cara kekanakan. Dan aku yang harus menanggung resiko. Andwe! Oh God please, help me juseyo. Rintihku dalam hati.

"Anne-ya? Kau tak apa?"

"Mworagoya? Kau bilang aku tak apa? Ya! Lihatlah sekarang kita terjebak dengan si kaku. Apa tak cukup semua orang mengamati kita karna kita chaebol. Dan sekarang harus ditambah seorang namja berjas hitam berdiri disisi kita. Kau tau apa yang ada di otakku sekarang?"

"Tenanglah. Kurasa niat kakek baik. Kau harus menilai dari sudut lain juga. Apa kau lupa kejadian beberapa hari lalu?"

Aku menimang. Memikirkan arah pembicaraan Hyukyung. Kenapa tiba-tiba sampai membuat kakek, harus mendatangkan bodyguard untukku. Wait.

"Kau mulai sadar?"

Aku mengangguk mengerti.

"Nyawamu dalam bahaya, eoh. Tak cukup hanya dengan bela diri yang kau punya. Jadi kurasa kali ini aku mendukung tindakan kakek."

Ish. Aku mencibir.

"Permisi Agassi. Lima menit lagi kita mulai latihannya."

Spontan pandanganku beralih ke arah pintu kamar. Dia sudah mengganti pakaian dengan pakaian olahraga. Celana training biru muda dan t-shirt putih polos. Hmm. Kurasa dia terlihat baik dibandingkan saat memakai pakaian formal tadi.

"Latihan apa?"

Jujur saja aku tak mengerti.

"Ya. Kau ini. Kita latihan bela diri Nona Anne."
 

Hyukyung terdengar menekankan kata 'nona' benci sekali mendengarnya memanggilku begitu. Kita kan sama-sama nona. Huuh.

"Nde?"

"Aish. Sudahlah ayo cepat. Karna ulahmu. Aku jadi ikut menanggung beban begini. Aigoo. Aku benci bela diri. Konyol sekali, membuang tenaga hanya untuk berkelahi. Dasar manusia. Diberi hidup enak malah bertengkar."

Temanku tampak aneh ketika menggerutu. Aku tau dia tak suka hal-hal berbau kekerasan. Tapi untuk apa aku ikut latihan? Hei aku Anne Lee, sudah menguasai teknik-teknik bela diri dan boxing. Maksutku hanya otodidak saja. Tak perlu latihan lagi. Biarkan aku tidur hari ini. Kumohon.

"Dia saja yang latihan. Aku tak perlu."
 

Hyukyung mengguncang badanku. Kueratkan pelukan pada guling kuning kesayanganku. Menarik selimut hingga menutup seluruh tubuh.
 

"Ya! Kau ini pali bangunlah!"
 

"Mian Agassi. Jika anda tetap tak mau latihan, maka Tuan Lee akan mencari dosen untuk mengajar privat di rumah."

"Apa katamu!" Aku terlonjak.

"Anda dilarang keluar rumah."

"Ya!"

"Kajja Agassi. Waktu anda sudah habis. Kita harus segera latihan."

Kulempar bantal asal. Sangat kesal.

*****************

"Hei Mr. Bodyguard. Kapan latihannya selesai. Lututku sudah pegal sekali. Kau mau membunuhku?"

Anne mendengus sebal. Dua lengannya memegangi lutut. Setelah pemanasan dan lari ditempat selama empat puluh lima menit, ia harus melakukan sit up sebanyak seratus kali.

Disebelahnya Hyukyung masih sibuk mengatur nafas. Menekan dada, berharap ada celah di rongga paru-parunya. Jantungnya bahkan masih terpompa cepat, bagai bunyi kereta api melintas di stasiun. Jika bukan karna orang tuanya sibuk mengurus bisnis di luar neger,i dan dia dilarang tinggal sendirian di apartemen. Karna kediaman keluarga Song ada di Jepang. Mungkin ia tak akan terlibat latihan yang menurutnya konyol. Orang tuanya adalah rekan bisnis sekaligus teman dekat mendiang ayah Anne. Mereka hanya mengijinkan putri bungsunya tinggal di kediaman Lee, karna merasa Hyukyung tak akan kesepian.
 

"Bisakah kami istrirahat sejenak?" Suaranya tersengal.

"Baiklah. Hanya sepuluh menit."

"Sepuluh menit? Keterlaluan sekali. Apa kau seorang penjajah!"

"Baiklah hanya tujuh menit. Jika membantah lagi jadi lima menit. Deal."

"Kau gila!"

Anne mengumpat. Hampir saja sumpah serapah, yang ia tahan sejak tadi meledak bebas. Jika tangan Hyukyung tak menahan, dan menariknya untuk duduk meluruskan kaki. Seorang pelayan menyodorkan nampan berisi minuman dingin.
Keduanya langsung menyambar dan meneguknya, hingga tak bersisa setetespun. Kecuali gelas kaca bening.

Sementara Dujun melanjutkan lari berkeliling taman.

"Aku ingin tau bagaimana dia bisa punya stamina kuda?"

'Uhuk uhuk'

Kalimat Anne berhasil membuat Hyukyung tersedak. Lekas ia meraih air lagi, meletakkan roti sendwichnya.

"Kira-kira apa yang dimakan Ibunya saat hamil dia? Aigoo. Dia akan menyiksa kita mulai sekarang. Menyebalkan sekali."

"Tapi dia cukup tampan."

"Ish. Jangan tertipu parasnya. Dilihat dari bentuk tubuhnya dia pasti playboy."

"Aku tak begitu yakin. Dia tampak sangat keras dan kaku. Yeoja mana yang akan tahan dengannya?"

"Justru itu. Ia pasti bersembunyi dibalik topeng angkuhnya untuk merayu wanita. Para gadis pasti akan langsung terpikat hanya dengan perangai sok cuek dan manlynya."

"Manly? Wah kau mulai mengakui kalau dia manly?"

"Sedikit."

"Sudahlah jangan membicarakan dia lagi. Nanti kau malah menyukainya. Orang bilang benci dan cinta bedanya hanya setipis benang jahit. Berhati-hatilah Nona Anne."

"Ya. Berhenti menyebutku nona."

****************

Anne dan Hyukyung kembali berdiri, saat mendengar suara Dujun. Mereka mengikuti langkah ringan namja kharismatik ini dibelakangnya. Berlari kecil mengelilingi taman, yang terbilang cukup luas dan asri. Terdapat berbagai macam tanaman disepanjang sisi. Bunga-bunga kuning, merah, ungu, dan lainnya berpadu indah dengan dedaunan hijau muda, yang melekat pada tangkai. Disudut taman ada kolam ikan mas koki. Warna-warna cantik sang ikan, menjadikan jernih air terlihat mengagumkan. Gemericik tetesan air terjun mini pada bebatuan, menambah sejuk pemandangan. Membuat mereka tak jengah berolahraga, sambil menikmati pemandangan. Dibandingkan harus sit up maupun lari di tempat. Mata mereka akan jenuh, hanya menatap satu dua sudut saja.

Langkah Anne memelan. Ia merasa perutnya mulai mual. Kepalanya berputar hebat. Melihatnya sempoyongan, memaksa Dujun berlari mundur mendekat.

"Gwenchana, Agassi?"

"Eoh..."

'Bukkkkkkk'

'Happppp'

Dalam sekali tangkap, gadis cantik pemilik tinggi badan 167 cm itu telah masuk dalam dekapan Dujun. Ia pingsan.

 

== to be continued ==

 

link on wattpad : https://www.wattpad.com/story/63476077-my-bodyguard-i-love-you

 

thanks for reading. and don't  plagiarism . kkkkkkkkk

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet